Sentuhan Lembut
Teguran yang sejati tidak pernah
lahir dari lidah yang tajam,
Ia bukan badai yang memporak-porandakan, bukan petir yang menyambar dalam
amarah.
Sebaliknya, ia hadir bagai angin sepoi, menyentuh dedaunan dengan kelembutan,
Membisikkan perubahan tanpa melukai, membimbing tanpa menghancurkan.
Dalam mendidik, jadilah seperti
matahari yang menghangatkan pagi,
Sinar kasihnya menyentuh hati yang beku tanpa perlu membakar.
Jadilah seperti embun yang turun dengan kesabaran,
Menyejukkan tanah kering yang haus akan pemahaman,
Hadirnya mendamaikan, bukan menyakitkan.
Jika meminta, mintalah dengan
kelembutan,
Karena cinta sejati tak pernah menghunus paksaan,
Ia memahami bahwa hati yang memberi haruslah bebas,
Bagai sungai yang mengalir tanpa dipaksa,
Seperti daun yang jatuh tanpa penyesalan.
Dan ketika memberi, berikanlah
seperti pohon yang penuh buah,
Tak pernah menghitung apa yang telah jatuh ke tanah,
Karena tangan yang memberi dengan ketulusan,
Adalah tangan yang tak akan pernah kehilangan.
Di dunia yang penuh gemuruh kata dan
ketajaman lidah,
Jadilah suara yang meneduhkan, bukan yang melukai,
Jadilah cahaya yang menuntun, bukan nyala yang membakar,
Sebab yang tertanam dari kasih dan kebijaksanaan,
Akan bersemi dalam hati yang abadi.
0 Response to "Sentuhan Lembut "
Posting Komentar