Merasa Baik dan Sulit Diperbaiki
Seperti angin yang enggan bergeser dari tempatnya, demikian pula hati yang merasa telah baik dan tak lagi membutuhkan perubahan. Kesempurnaan yang kita kira miliki hanyalah bayangan semu, menutup mata terhadap keindahan pertumbuhan yang sejati.
Bukankah hidup ini adalah perjalanan yang tak pernah selesai? Di setiap
persimpangan, selalu ada pelajaran yang menunggu untuk dipahami. Namun, ketika
kesombongan mulai bertunas, telinga kita tuli terhadap nasihat, dan hati kita
beku dari kasih sayang.
Seseorang yang merasa telah baik laksana pohon yang enggan menyerap air
karena merasa sudah cukup rindang. Padahal tanpa air, perlahan dedaunan akan
layu dan akarnya rapuh. Kita semua hanyalah manusia yang rapuh di hadapan Sang
Pemilik Hidup, yang terus membutuhkan rahmat dan petunjuk-Nya.
Kerendahan hati adalah akar yang kuat yang membuat kita tetap berdiri teguh
meski badai datang menerpa. Sebaliknya, merasa sempurna adalah tembok tinggi
yang mengurung kita dalam kebutaan akan kelemahan diri sendiri.
Mari belajar merunduk seperti padi yang berisi, bukan karena ingin terlihat
rendah tetapi karena sadar bahwa kebijaksanaan lahir dari kerendahan hati.
Sebab sejatinya, mereka yang bersedia diperbaiki adalah mereka yang sedang
mendekati kemuliaan sejati.
Jangan pernah berhenti untuk belajar, mendengar, dan berubah. Karena dunia
ini luas, dan masih banyak pelajaran indah yang menunggu hati yang terbuka.
Copyrigh Nono Sugiono
0 Response to "Merasa Baik dan Sulit Diperbaiki"
Posting Komentar