KEBIJAKAN HARGA
PENGANTAR
Kebijakan harga merupakan salah satu elemen kunci dalam strategi pemasaran yang menentukan keberhasilan suatu produk di pasar. Harga yang ditetapkan akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, daya saing perusahaan, serta profitabilitas bisnis. Oleh karena itu, memahami pendekatan dan strategi dalam penetapan harga sangat penting bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Bab ini akan membahas berbagai aspek kebijakan harga, mulai dari pendekatan dalam penetapan harga, strategi harga untuk produk baru, strategi harga psikologis, hingga strategi harga diskon.
PENDEKATAN PENETAPAN
HARGA
Penetapan
harga merupakan salah satu elemen kunci dalam strategi pemasaran suatu
perusahaan. Harga yang ditetapkan akan mempengaruhi daya saing produk, tingkat
keuntungan, serta persepsi konsumen terhadap nilai produk. Oleh karena itu,
dalam menetapkan harga, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor
seperti biaya produksi, nilai yang diberikan kepada pelanggan, kondisi pasar,
dan permintaan konsumen.
Dalam
praktiknya, terdapat beberapa pendekatan yang umum digunakan dalam penetapan
harga, yaitu:
- Pendekatan
Berbasis Biaya (Cost-Based Pricing)
- Pendekatan
Berbasis Nilai (Value-Based Pricing)
- Pendekatan
Berbasis Pasar (Market-Based Pricing)
- Pendekatan
Berbasis Permintaan (Demand-Based Pricing)
Masing-masing
pendekatan memiliki keunggulan dan keterbatasannya sendiri, yang akan
dijelaskan secara rinci berikut ini.
1. Pendekatan Berbasis
Biaya (Cost-Based Pricing)
Pendekatan
ini menetapkan harga berdasarkan total biaya produksi ditambah dengan margin
keuntungan yang diinginkan. Dalam metode ini, perusahaan memastikan bahwa harga
yang ditetapkan mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan agar tidak mengalami
kerugian.
Metode dalam Cost-Based Pricing:
- Cost-Plus
Pricing (Penetapan Harga Markup): Perusahaan menghitung
total biaya produksi per unit dan menambahkan persentase tertentu sebagai
keuntungan.
- Contoh:
Jika biaya produksi per unit suatu produk adalah Rp10.000 dan perusahaan
ingin mendapatkan margin keuntungan sebesar 30%, maka harga jualnya
adalah: Hargajual=Biayaproduksi+(MarkupxBiayaproduksi)Harga
jual = Biaya produksi + (Markup x Biaya produksi) Hargajual=Rp10.000+(30Harga jual = Rp10.000 + (30% x
Rp10.000) = Rp13.000
- Break-Even
Pricing:
Harga ditetapkan agar perusahaan mencapai titik impas (break-even), yaitu
ketika total pendapatan sama dengan total biaya produksi.
- Contoh:
Jika biaya tetap suatu perusahaan adalah Rp100 juta dan biaya variabel
per unit adalah Rp5.000, maka harga jual harus ditetapkan agar jumlah
unit yang terjual cukup untuk menutup biaya tetap tersebut.
Kelebihan:
- Memastikan
bahwa perusahaan tidak mengalami kerugian.
- Mudah
diterapkan karena berdasarkan data biaya yang tersedia.
Kekurangan:
- Tidak
mempertimbangkan faktor persaingan dan nilai yang dirasakan oleh
pelanggan.
- Berisiko
jika biaya produksi meningkat secara tiba-tiba.
2. Pendekatan Berbasis
Nilai (Value-Based Pricing)
Pendekatan
ini menetapkan harga berdasarkan persepsi nilai yang diberikan kepada
pelanggan. Harga tidak hanya bergantung pada biaya produksi, tetapi juga pada
manfaat yang dirasakan oleh pelanggan.
Langkah-langkah dalam Value-Based Pricing:
- Mengidentifikasi
manfaat utama produk bagi pelanggan.
- Menentukan
harga berdasarkan nilai yang diberikan dibandingkan dengan pesaing.
- Mengkomunikasikan
nilai tersebut kepada pelanggan untuk membenarkan harga yang lebih tinggi.
Contoh:
- Produk
Apple seperti iPhone dijual dengan harga tinggi karena pelanggan melihat
nilai lebih dalam hal desain, inovasi, dan ekosistem produknya.
- Air
minum kemasan premium memiliki harga lebih tinggi dibandingkan produk
sejenis karena mereknya memberikan kesan eksklusivitas.
Kelebihan:
- Memungkinkan
perusahaan mendapatkan keuntungan lebih besar jika pelanggan bersedia
membayar harga premium.
- Meningkatkan
loyalitas pelanggan jika produk memiliki nilai yang sesuai dengan
ekspektasi.
Kekurangan:
- Sulit
mengukur nilai subjektif dari pelanggan.
- Memerlukan
investasi dalam riset pasar untuk memahami preferensi pelanggan.
3. Pendekatan Berbasis
Pasar (Market-Based Pricing)
Dalam
pendekatan ini, harga ditentukan berdasarkan harga yang berlaku di pasar dan
strategi pesaing. Perusahaan harus menyesuaikan harga dengan kondisi kompetitif
agar tetap relevan dalam pasar.
Strategi dalam Market-Based Pricing:
- Penetapan
Harga Kompetitif: Menyesuaikan harga agar sejajar atau lebih
baik dari pesaing.
- Penetapan
Harga Pemimpin Pasar: Perusahaan dengan dominasi
pasar menetapkan harga, dan pesaing mengikuti harga tersebut.
- Penetapan
Harga Agresif: Menurunkan harga untuk menarik pelanggan
dari pesaing.
Contoh:
- Perusahaan
e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia sering menerapkan harga yang
kompetitif dibandingkan pesaing untuk menarik pelanggan.
- Maskapai
penerbangan sering menyesuaikan harga tiketnya dengan harga pesaing untuk
tetap kompetitif.
Kelebihan:
- Meningkatkan
daya saing perusahaan di pasar.
- Mudah
diterapkan karena didasarkan pada harga pesaing.
Kekurangan:
- Berisiko
jika pesaing menurunkan harga secara drastis.
- Tidak
mempertimbangkan faktor biaya dan nilai yang dirasakan oleh pelanggan.
4. Pendekatan Berbasis
Permintaan (Demand-Based Pricing)
Pendekatan
ini menetapkan harga berdasarkan elastisitas permintaan terhadap harga. Jika
permintaan tinggi, harga bisa dinaikkan; sebaliknya, jika permintaan rendah,
harga bisa diturunkan.
Strategi dalam Demand-Based Pricing:
- Harga Fleksibel:
Menyesuaikan harga dengan tingkat permintaan.
- Harga Berdasarkan Musim: Harga
lebih tinggi saat permintaan puncak dan lebih rendah saat permintaan
turun.
- Diskon Dinamis: Harga
berubah sesuai waktu atau perilaku pembeli.
Contoh:
- Tiket
pesawat dan hotel lebih mahal saat musim liburan.
- Transportasi
online seperti Gojek dan Grab menggunakan surge pricing ketika permintaan
tinggi.
Kelebihan:
- Memaksimalkan
pendapatan berdasarkan permintaan.
- Fleksibel
dalam menghadapi perubahan pasar.
Kekurangan:
- Dapat
menimbulkan ketidakpuasan pelanggan jika harga berubah drastis.
- Sulit
diprediksi dan memerlukan data analitik yang akurat.
Setiap
pendekatan dalam penetapan harga memiliki keunggulan dan tantangan
masing-masing. Pemilihan pendekatan yang tepat bergantung pada karakteristik
produk, pasar sasaran, dan tujuan perusahaan. Dalam banyak kasus, perusahaan
dapat menggabungkan beberapa pendekatan agar strategi harga lebih efektif dan
kompetitif.
Dengan
memahami berbagai pendekatan ini, perusahaan dapat menetapkan harga yang tidak
hanya menarik pelanggan tetapi juga memberikan keuntungan optimal. Oleh karena
itu, pemilihan strategi harga yang tepat merupakan salah satu faktor kunci
dalam keberhasilan bisnis jangka panjang.
STRATEGI PENETAPAN
HARGA PRODUK BARU
Dalam
memperkenalkan produk baru ke pasar, perusahaan harus memiliki strategi
penetapan harga yang efektif. Harga bukan sekadar angka, tetapi merupakan
elemen strategi yang memengaruhi daya saing, citra merek, dan keputusan
pembelian konsumen. Strategi penetapan harga yang tepat dapat membantu
perusahaan menarik pelanggan, membangun loyalitas, serta mencapai tujuan
keuangan dan pangsa pasar yang optimal.
Secara
umum, ada beberapa strategi utama yang digunakan dalam menetapkan harga produk
baru, yaitu Skimming
Pricing, Penetration Pricing, dan Prestige Pricing. Masing-masing strategi ini
memiliki kelebihan dan kekurangan serta disesuaikan dengan kondisi pasar,
target konsumen, dan tujuan perusahaan.
1. Skimming Pricing (Strategi Harga Mengikis)
Skimming
pricing adalah strategi di mana perusahaan menetapkan harga yang tinggi saat
awal peluncuran produk, kemudian secara bertahap menurunkannya seiring dengan
meningkatnya persaingan atau munculnya produk substitusi. Strategi ini biasanya
diterapkan pada produk inovatif, teknologi canggih, atau barang dengan nilai
tambah tinggi yang memiliki permintaan inelastis (tidak terlalu sensitif
terhadap perubahan harga).
Tujuan dan
Manfaat Skimming Pricing:
- Memaksimalkan keuntungan awal dari
pelanggan yang bersedia membayar harga premium.
- Menciptakan citra eksklusif dan premium untuk
produk.
- Menutup biaya riset dan pengembangan
(R&D) lebih cepat, terutama untuk produk
teknologi tinggi.
- Mengurangi risiko kerugian akibat
perubahan teknologi atau tren pasar.
Contoh
Penerapan Skimming Pricing:
- Apple dengan iPhone: Setiap
kali Apple merilis model iPhone terbaru, harganya dipatok tinggi untuk
menarik pelanggan yang loyal dan bersedia membayar harga premium. Setelah
beberapa bulan atau saat model baru keluar, harga iPhone lama diturunkan
untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
- Sony dengan PlayStation: Konsol
game PlayStation baru biasanya dijual dengan harga tinggi pada awal
peluncuran, lalu diturunkan seiring berjalannya waktu.
Kelemahan
Skimming Pricing:
- Bisa
menarik perhatian pesaing untuk masuk ke pasar dengan produk alternatif
yang lebih murah.
- Bisa
memperlambat adopsi produk oleh pasar massal karena harga awal yang
tinggi.
- Berisiko
membuat pelanggan awal kecewa jika harga turun terlalu cepat.
2. Penetration Pricing (Strategi Harga Penetrasi)
Penetration
pricing adalah strategi di mana perusahaan menetapkan harga rendah pada tahap
awal peluncuran produk dengan tujuan untuk menarik banyak pelanggan dan
membangun pangsa pasar dengan cepat. Setelah produk memiliki basis pelanggan
yang kuat, harga dapat dinaikkan secara bertahap.
Tujuan dan
Manfaat Penetration Pricing:
- Membangun pangsa pasar dengan cepat dengan
menarik banyak pelanggan.
- Menghalangi pesaing baru masuk ke pasar karena
harga yang rendah membuat mereka sulit bersaing.
- Menciptakan loyalitas pelanggan sejak
awal, terutama jika produk memiliki kualitas baik.
- Memanfaatkan efek skala ekonomi, di
mana semakin tinggi volume produksi, semakin rendah biaya produksi per
unit.
Contoh
Penerapan Penetration Pricing:
- Spotify
dan Netflix:
Saat pertama kali diluncurkan, Spotify dan Netflix menawarkan harga
berlangganan rendah atau bahkan layanan gratis untuk menarik pengguna.
Setelah memperoleh basis pelanggan yang besar, mereka mulai menerapkan
model berbayar.
- Xiaomi
dalam industri smartphone: Xiaomi memasuki pasar dengan
smartphone berharga rendah namun berkualitas tinggi. Strategi ini
memungkinkan mereka bersaing dengan merek-merek besar seperti Samsung dan
Apple.
Kelemahan
Penetration Pricing:
- Profitabilitas
awal cenderung rendah atau bahkan rugi karena harga rendah.
- Konsumen
bisa sulit menerima kenaikan harga di masa depan setelah terbiasa dengan
harga murah.
- Berisiko
menciptakan persepsi bahwa produk memiliki kualitas rendah.
3. Prestige Pricing (Strategi Harga Prestise)
Prestige
pricing adalah strategi penetapan harga tinggi untuk menciptakan persepsi
eksklusivitas, kemewahan, dan kualitas tinggi terhadap produk. Strategi ini
sering digunakan oleh merek-merek premium yang ingin menargetkan segmen pasar
atas.
Tujuan dan
Manfaat Prestige Pricing:
- Meningkatkan citra merek sebagai
produk mewah dan berkualitas tinggi.
- Menargetkan pelanggan yang tidak terlalu
sensitif terhadap harga dan lebih mementingkan status
sosial.
- Meningkatkan margin keuntungan karena
produk dijual dengan harga lebih tinggi daripada biaya produksinya.
- Membuat produk lebih diinginkan karena
adanya persepsi eksklusivitas.
Contoh
Penerapan Prestige Pricing:
- Rolex dan Patek Philippe dalam
industri jam tangan: Merek ini menetapkan harga tinggi untuk menargetkan
pelanggan premium yang mengutamakan status sosial.
- Gucci dan Louis Vuitton dalam
industri fashion: Barang-barang mereka dihargai tinggi untuk menciptakan
eksklusivitas dan daya tarik bagi konsumen kelas atas.
- Tesla Model S: Tesla
menggunakan strategi ini dengan menetapkan harga tinggi pada kendaraan
listriknya untuk menargetkan segmen premium dan menciptakan kesan inovasi
dan kemewahan.
Kelemahan
Prestige Pricing:
- Pasar
yang terbatas, karena hanya menarik pelanggan dari segmen tertentu.
- Risiko
jika harga tidak sebanding dengan kualitas yang dirasakan pelanggan.
- Bisa
gagal jika pesaing menawarkan produk serupa dengan harga lebih terjangkau.
Strategi
penetapan harga produk baru merupakan langkah krusial dalam strategi pemasaran
dan keberhasilan suatu produk di pasar. Pemilihan strategi harga harus
mempertimbangkan faktor seperti karakteristik produk, target pasar, daya beli
konsumen, tingkat persaingan, serta tujuan jangka panjang perusahaan.
Strategi
Harga |
Karakteristik |
Keuntungan |
Kelemahan |
Skimming Pricing |
Harga tinggi di
awal, turun bertahap |
Maksimalkan
keuntungan awal, citra eksklusif |
Konsumen awal bisa
kecewa, menarik pesaing |
Penetration Pricing |
Harga rendah di
awal, naik bertahap |
Cepat membangun
pangsa pasar, menghalangi pesaing |
Profitabilitas
rendah awalnya, sulit menaikkan harga di masa depan |
Prestige Pricing |
Harga tinggi untuk
menciptakan eksklusivitas |
Merek mewah,
margin keuntungan tinggi |
Pasar terbatas,
risiko citra tidak sesuai harga |
Tidak
ada strategi yang benar atau salah, semua bergantung pada situasi dan tujuan
bisnis. Perusahaan harus mampu menyesuaikan strategi harga sesuai dengan
dinamika pasar dan preferensi konsumen agar dapat mencapai keberhasilan jangka
panjang.
STRATEGI HARGA
PSIKOLOGIS
Strategi
harga psikologis merupakan pendekatan dalam penetapan harga yang dirancang
untuk mempengaruhi persepsi konsumen terhadap nilai suatu produk atau jasa.
Strategi ini memanfaatkan cara manusia memproses informasi harga untuk
meningkatkan daya tarik produk tanpa harus melakukan perubahan signifikan pada
nilai ekonomisnya.
Dalam
dunia bisnis yang sangat kompetitif, harga bukan hanya sekadar angka yang
merepresentasikan biaya atau nilai produk, tetapi juga memiliki dampak
psikologis yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Oleh karena itu,
memahami bagaimana konsumen merespons berbagai teknik harga psikologis menjadi
kunci bagi perusahaan dalam meningkatkan penjualan dan keuntungan.
Beberapa
teknik utama dalam strategi harga psikologis meliputi:
1. Charm Pricing (Harga dengan Angka Ganjil)
Charm
pricing adalah teknik yang menggunakan angka ganjil, seperti Rp 99.900
dibandingkan Rp 100.000. Pendekatan ini didasarkan pada prinsip bahwa konsumen
sering kali membaca angka dari kiri ke kanan dan lebih fokus pada angka
pertama. Oleh karena itu, Rp 99.900 akan lebih terlihat seperti "Rp 99
ribu" daripada "Rp 100 ribu," meskipun selisihnya hanya Rp 100.
Mengapa
Charm Pricing Efektif?
- Efek Digit Kiri (Left-Digit Effect): Konsumen
cenderung lebih terpengaruh oleh angka pertama dalam harga dan kurang
memperhatikan digit terakhir.
- Kesan Harga Lebih Murah: Angka
ganjil memberikan ilusi harga yang lebih terjangkau dibandingkan angka
genap.
- Meningkatkan Keputusan Pembelian:
Konsumen lebih cenderung membeli produk dengan harga Rp 99.900
dibandingkan Rp 100.000 karena terasa lebih murah.
Contoh
Penerapan Charm Pricing:
- Supermarket
sering menggunakan harga seperti Rp 9.999 atau Rp 99.900 pada produk
mereka.
- Produk
elektronik, seperti smartphone atau laptop, sering kali dipasarkan dengan
harga Rp 4.999.000 daripada Rp 5.000.000.
2. Price Anchoring (Penetapan Harga Acuan)
Price
anchoring adalah teknik menetapkan harga referensi yang lebih tinggi sebelum
menunjukkan harga yang lebih rendah, sehingga harga yang lebih rendah tampak
lebih menarik. Teknik ini didasarkan pada konsep kognitif bahwa manusia
cenderung mengambil keputusan berdasarkan referensi awal yang diberikan kepada
mereka.
Mengapa
Price Anchoring Efektif?
- Menciptakan Kesan Diskon yang Lebih Besar:
Konsumen merasa mendapatkan penawaran lebih baik jika mereka melihat harga
yang lebih tinggi terlebih dahulu sebelum harga aktual.
- Meningkatkan Nilai Persepsi Produk: Jika
produk terlihat lebih mahal sebelumnya, harga diskon akan terasa sebagai
peluang besar bagi konsumen.
- Mengurangi Resistensi terhadap Harga
Tinggi:
Dengan menunjukkan harga awal yang lebih tinggi, harga akhir terasa lebih
wajar dan menarik.
Contoh
Penerapan Price Anchoring:
- Toko pakaian sering
menampilkan harga awal (Rp 500.000) yang kemudian dicoret dan menunjukkan
harga diskon baru (Rp 350.000).
- Restoran yang
memiliki menu dengan berbagai tingkat harga akan menampilkan item yang
paling mahal di bagian atas untuk membuat item lain tampak lebih
terjangkau.
- Produk elektronik sering
kali menawarkan model yang lebih mahal di samping model dengan harga lebih
rendah untuk membuat pilihan yang lebih murah tampak sebagai "deal
terbaik."
3. Bundling Pricing (Harga Paket)
Bundling
pricing adalah strategi di mana beberapa produk atau layanan digabungkan dalam
satu paket dengan harga yang lebih murah dibandingkan jika produk tersebut
dibeli secara terpisah. Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan nilai persepsi
terhadap produk dan mendorong pembelian dalam jumlah lebih besar.
Mengapa
Bundling Pricing Efektif?
- Meningkatkan
Volume Penjualan: Konsumen lebih cenderung membeli dalam
jumlah lebih banyak jika mereka merasa mendapatkan penawaran yang lebih
baik.
- Memaksimalkan
Nilai Transaksi: Pelanggan merasa mendapatkan lebih banyak manfaat
dengan membayar harga paket dibandingkan membeli satu per satu.
- Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan: Jika pelanggan merasa
mendapatkan nilai lebih dari paket bundling, mereka lebih cenderung
kembali membeli dari merek tersebut.
Contoh
Penerapan Bundling Pricing:
- Industri Makanan:
Restoran cepat saji menawarkan paket combo (burger, kentang, dan minuman)
dengan harga lebih rendah dibandingkan membeli masing-masing item secara
terpisah.
- Industri Teknologi:
Perusahaan perangkat lunak sering menawarkan paket langganan yang mencakup
beberapa layanan dengan harga lebih murah dibandingkan jika pelanggan
berlangganan satu per satu.
- Produk Kecantikan: Brand
kosmetik sering menjual bundling produk perawatan kulit yang mencakup
pembersih wajah, toner, dan pelembap dengan harga lebih terjangkau
dibandingkan membeli masing-masing produk secara terpisah.
Strategi
harga psikologis adalah teknik yang sangat efektif untuk memengaruhi keputusan
pembelian konsumen. Charm pricing dapat menciptakan kesan harga lebih murah,
price anchoring membantu meningkatkan daya tarik harga melalui referensi awal
yang lebih tinggi, dan bundling pricing memberikan nilai lebih bagi konsumen
serta mendorong pembelian dalam jumlah lebih besar.
Dalam
dunia bisnis yang kompetitif, pemahaman terhadap strategi ini menjadi sangat
penting bagi perusahaan untuk menarik perhatian konsumen, meningkatkan volume
penjualan, dan mengoptimalkan keuntungan. Namun, strategi ini perlu diterapkan
dengan hati-hati agar tetap etis dan tidak menyesatkan konsumen.
STRATEGI HARGA DISKON
Strategi
harga merupakan salah satu elemen kunci dalam bauran pemasaran yang menentukan
keberhasilan suatu produk atau layanan di pasar. Salah satu strategi yang
sering digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan penjualan, menarik pelanggan
baru, dan mengelola persediaan adalah strategi harga diskon. Diskon adalah
pengurangan harga yang diberikan kepada pelanggan dalam kondisi tertentu,
dengan tujuan meningkatkan daya tarik produk serta mempengaruhi keputusan
pembelian.
Strategi
harga diskon dapat diterapkan dalam berbagai bentuk tergantung pada tujuan
bisnis dan segmen pasar yang ditargetkan. Beberapa perusahaan menggunakan
diskon untuk mendorong penjualan produk baru, sementara yang lain
menggunakannya sebagai insentif bagi pelanggan setia. Pemilihan strategi harga
diskon yang tepat dapat memberikan manfaat besar bagi perusahaan, termasuk
peningkatan loyalitas pelanggan, optimalisasi persediaan, dan peningkatan
volume penjualan.
Jenis-Jenis Strategi Harga Diskon
Berikut
adalah beberapa jenis strategi harga diskon yang umum digunakan dalam dunia
bisnis:
1. Diskon
Musiman
Diskon
musiman adalah strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk menarik pelanggan
selama periode tertentu, seperti liburan, akhir tahun, atau hari raya. Tujuan
utama dari diskon musiman adalah untuk meningkatkan permintaan selama musim
tertentu atau menghabiskan stok produk yang terkait dengan musim tertentu.
Contoh:
- Toko
pakaian menawarkan diskon besar pada akhir musim untuk menghabiskan stok
produk sebelum koleksi baru masuk.
- Pusat
perbelanjaan memberikan potongan harga saat Hari Raya Idul Fitri atau
Natal untuk menarik pelanggan.
2. Diskon
Kuantitas
Diskon
kuantitas diberikan kepada pelanggan yang membeli produk dalam jumlah besar.
Strategi ini mendorong pembelian dalam volume tinggi, yang dapat membantu
perusahaan mengurangi biaya distribusi dan meningkatkan efisiensi operasional.
Contoh:
- Produsen
bahan makanan memberikan harga lebih murah untuk pembelian dalam jumlah
besar.
- Perusahaan
grosir memberikan diskon tambahan kepada pengecer yang membeli dalam
jumlah besar.
3. Diskon
Promosi
Diskon
promosi diberikan dalam jangka waktu terbatas untuk menarik perhatian pelanggan
terhadap produk baru atau meningkatkan daya saing di pasar. Strategi ini sering
digunakan dalam peluncuran produk baru atau untuk meningkatkan pangsa pasar.
Contoh:
- Perusahaan
elektronik memberikan diskon 20% untuk produk terbaru selama satu minggu
pertama setelah peluncuran.
- Toko
ritel memberikan kupon diskon kepada pelanggan baru untuk mendorong mereka
mencoba produk.
4. Diskon
Loyalitas
Diskon
loyalitas diberikan kepada pelanggan tetap sebagai bentuk apresiasi atas
kesetiaan mereka. Strategi ini bertujuan untuk mempertahankan pelanggan dan
meningkatkan hubungan jangka panjang antara perusahaan dan konsumen.
Contoh:
- Program
keanggotaan yang memberikan diskon khusus bagi pelanggan yang sering
berbelanja.
- Hotel
memberikan tarif khusus kepada pelanggan yang sering menginap.
Keuntungan dan Tantangan Strategi Harga Diskon
Keuntungan
- Meningkatkan Penjualan: Diskon
dapat mendorong pelanggan untuk melakukan pembelian lebih banyak dalam
waktu singkat.
- Mengurangi Persediaan:
Perusahaan dapat menghabiskan stok lama dengan cepat sebelum produk baru
masuk.
- Meningkatkan Loyalitas Pelanggan:
Memberikan diskon kepada pelanggan setia dapat meningkatkan hubungan
jangka panjang.
- Meningkatkan Daya Saing: Harga
yang lebih rendah dapat membantu perusahaan bersaing dengan pesaing di
pasar.
Tantangan
- Penurunan Laba: Jika
diskon diberikan terlalu sering, margin keuntungan perusahaan bisa
menurun.
- Efek Jangka Panjang Terhadap Persepsi
Harga:
Pelanggan dapat terbiasa dengan harga diskon dan enggan membeli dengan
harga normal.
- Kemungkinan Penyalahgunaan:
Beberapa pelanggan hanya akan berbelanja saat ada diskon, tanpa menjadi
pelanggan setia.
Strategi
harga diskon adalah alat yang efektif dalam pemasaran jika digunakan dengan
tepat. Berbagai jenis diskon seperti diskon musiman, kuantitas, promosi, dan
loyalitas memiliki keunggulan masing-masing dan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan. Namun, perusahaan harus berhati-hati dalam menerapkan
strategi ini agar tidak merugikan profitabilitas jangka panjang dan tetap
menjaga persepsi nilai produk di mata pelanggan. Dengan perencanaan yang baik,
strategi harga diskon dapat menjadi pendorong pertumbuhan bisnis yang efektif.
KESIMPULAN
Kebijakan harga merupakan faktor kunci
dalam strategi pemasaran yang tidak hanya mempengaruhi penjualan, tetapi juga
citra merek dan daya saing perusahaan. Berbagai pendekatan dan strategi penetapan
harga harus dipertimbangkan dengan matang agar selaras dengan tujuan bisnis dan
kondisi pasar. Dengan memahami berbagai metode dan strategi dalam penetapan
harga, perusahaan dapat menciptakan nilai bagi pelanggan sekaligus meningkatkan
keuntungan secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kotler, P., &
Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15th ed.). Pearson.
2. Nagle, T. T., &
Müller, G. (2017). The Strategy and Tactics of Pricing: A Guide to Growing
More Profitably. Routledge.
3. Mankiw, N. G. (2020).
Principles of Economics. Cengage Learning.
4.
More Profitably. Routledge.
5.
Monroe,
K. B. (2018). Pricing:
Making Profitable Decisions. McGraw-Hill Education.
6.
Schiffman,
L. G., & Wisenblit, J. (2019). Consumer
Behavior (12th ed.). Pearson.
7.
Lovelock,
C., & Wirtz, J. (2021). Services
Marketing: People, Technology, Strategy (9th ed.). Pearson.
8.
Zeithaml,
V. A., Bitner, M. J., & Gremler, D. D. (2020). Services Marketing: Integrating Customer Focus Across the Firm
(7th ed.). McGraw-Hill Education.
0 Response to "KEBIJAKAN HARGA"
Posting Komentar