Diam
Ada saat dalam hidup ketika
kata-kata bukan lagi alat untuk memahami,
melainkan senjata yang saling beradu tanpa tujuan yang jelas.
Di tengah bisingnya perdebatan yang tak berujung,
seringkali diam adalah pilihan yang paling anggun.
Diam bukan berarti kalah.
Diam adalah keberanian untuk tidak membuang energi pada sesuatu yang sia-sia.
Seperti angin yang memilih berbisik lembut meski mampu menjadi badai,
diam adalah seni menjaga ketenangan di tengah hiruk pikuk dunia.
Saat berhadapan dengan mereka yang
hatinya dipenuhi kebencian,
ingatlah bahwa kebenaran tidak selalu perlu diteriakkan.
Tersenyumlah, bukan untuk menyetujui mereka,
tetapi untuk menunjukkan bahwa hatimu tidak tergores oleh racun kata-kata.
Biarkan mereka merasa benar dalam
dunianya yang sempit.
Sebab kebencian ibarat api kecil yang akan padam
jika tidak lagi diberi kayu untuk menyala.
Dan diammu adalah hujan yang meredakan semua bara.
Waktu adalah saksi yang tidak pernah
berdusta.
Ia akan membawa terang pada kebenaran yang tersembunyi,
tanpa perlu perdebatan sengit atau perlawanan tanpa ujung.
Kemenangan sejati bukanlah mengalahkan pembenci,
tetapi menjaga hatimu tetap utuh dalam cinta dan ketenangan.
Maka ketika mereka berteriak,
kau cukup berjalan dengan kepala tegak dan senyum yang lembut.
Sebab kebijaksanaan sejati adalah memahami kapan harus berbicara
dan kapan harus diam seperti malam yang menjaga rahasia bintang.
Copyrigh Nono Sugiono
0 Response to "Diam"
Posting Komentar