Sarana belajar yang memadukan teori akademis dengan pendekatan praktis dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara pemahaman konseptual dan penerapannya di dunia nyata. Serta memberikan kerangka berpikir yang kuat melalui teori-teori dasar, sementara praktiknya memberikan wawasan tentang bagaimana konsep tersebut digunakan dalam konteks nyata.

Perlahan, Kita Terbiasa


Perlahan, kita mulai memahami bahwa tidak semua yang indah diciptakan untuk bertahan.
Ada pertemuan yang hanya ditakdirkan sebagai persinggahan,
ada kebersamaan yang lambat laun luruh dalam kesunyian.

Kita terbiasa tanpa kabar, seperti senja yang tak lagi menunggu matahari tenggelam.
Terbiasa membiarkan rindu menumpuk, hingga akhirnya ia lelah dan memilih diam.
Kita mengira hati akan selalu menanti, tetapi waktu, dengan caranya sendiri, mengajari kita untuk melepaskan.

Ada hari-hari di mana nama itu masih menggema di kepala,
namun semakin lama, suara itu makin lirih, makin samar, hingga hampir tak terdengar.
Ruang-ruang yang dulu penuh dengan tawa kini hanya diisi gema kenangan yang tak lagi bersuara.

Dan tanpa kita sadari, kita telah belajar melangkah tanpa menoleh ke belakang.
Bukan karena tidak peduli, bukan pula karena tak lagi berarti,
tetapi karena semesta telah mengajarkan bahwa beberapa cerita memang dituliskan untuk selesai.

Pada akhirnya, bukan kebencian yang menjauhkan, melainkan kenyataan yang perlahan memisahkan.
Bukan kehilangan yang menyakitkan, melainkan kebiasaan yang mengikis rasa hingga segalanya menjadi biasa.
Dan kita pun saling melepaskan, bukan dengan air mata, tapi dengan keheningan yang paling dalam.

Copyrigh Nono Sugiono


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Perlahan, Kita Terbiasa"

Posting Komentar