Lisan
Lisan adalah cermin hati, sebuah pantulan dari dunia batin yang tak selalu terlihat. Ia menggambarkan kebeningan atau keruhnya jiwa seseorang, sebagaimana danau memantulkan langit yang cerah atau terdistorsi oleh badai. Lisan tak pernah berdusta, sebab ia hanyalah perpanjangan dari apa yang tersembunyi di kedalaman hati. Seperti sungai yang setia membawa pesan dari mata airnya, lisan pun mengalirkan isi hati tanpa henti. Bila mata air itu jernih, maka beninglah aliran kata—menyejukkan, menghidupkan, dan menyemai kedamaian. Namun jika keruh dasarnya, kotorlah alirannya, mencemari segala yang disentuhnya dengan racun kebencian dan prasangka.
Kata-kata tidak pernah lahir dengan sendirinya; mereka tumbuh dari benih yang ditanam dalam kebun hati. Bila hati dipenuhi duri dendam, maka setiap ucapan menjadi pedang yang tajam, menggores luka yang sulit terobati. Sebaliknya, bila hati subur dengan cinta, maka lisan berubah menjadi angin lembut yang membawa kesejukan bagi dunia. Setiap tutur kata yang lahir dari kasih ibarat embun pagi yang menenangkan—meresap dalam tanah hati yang tandus dan menyuburkannya dengan harapan.
Jagalah hatimu seperti penjaga kebun menjaga bunga-bunganya. Sirami setiap tunas perasaan dengan ikhlas, pupuklah dengan kebijaksanaan yang murni. Bila kebun hatimu tumbuh dengan cinta dan kebajikan, maka bunga-bunga tutur akan bermekaran, menebarkan aroma kedamaian yang menyentuh setiap jiwa yang mendengarnya. Namun jika kau biarkan hatimu diserang gulma kebencian, maka yang tumbuh hanyalah duri yang melukai siapa saja yang mendekat.
Setiap kata yang terucap adalah jejak yang tak pernah hilang. Ia melintasi ruang dan waktu, menyisakan bekas yang tertanam dalam hati mereka yang mendengarnya. Kata-kata yang baik adalah warisan yang tak lekang oleh zaman. Ia tidak hanya singgah di telinga, tetapi tertanam di hati, menjadi kenangan yang abadi, harum sepanjang masa. Seperti angin yang membawa aroma bunga di musim semi, begitu pula kata-kata yang lahir dari cinta—meninggalkan jejak keindahan yang tak akan terlupakan.
Maka bicaralah dengan cinta, sebab cinta adalah bahasa yang dipahami oleh semua makhluk, melampaui batas bahasa dan budaya. Kata-kata yang penuh kasih memiliki kekuatan untuk meredakan kemarahan, menyembuhkan luka, dan menyatukan hati yang terpisah. Jangan pernah meremehkan kekuatan sebuah kata yang baik, sebab di dalamnya terdapat benih kebaikan yang dapat tumbuh menjadi pohon kebahagiaan.
Seperti matahari yang tak pernah memilih siapa yang ingin diterangi, begitu pula lisan yang penuh cinta akan menerangi siapa saja yang mendengarnya. Sebab cinta yang ditanamkan dalam kata-kata adalah warisan yang tidak hanya membawa kebahagiaan bagi orang lain, tetapi juga menjadi cahaya yang menuntun perjalanan hidupmu sendiri.
0 Response to "Lisan "
Posting Komentar