Pengantar Total Quality Management (TQM)
Pengantar Total Quality Management (TQM)
Pendahuluan
Dalam era globalisasi dan persaingan pasar yang semakin ketat, organisasi dituntut tidak hanya menghasilkan produk berkualitas tinggi tetapi juga mempertahankan konsistensi dan efisiensi. Total Quality Management (TQM) lahir sebagai pendekatan komprehensif yang menempatkan kualitas sebagai tanggung jawab bersama seluruh anggota organisasi.
1. Pengertian dan Konsep Dasar TQM
TQM merupakan sistem manajemen terpadu yang menekankan keterlibatan semua pihak dalam organisasi untuk terus meningkatkan mutu demi kepuasan pelanggan. Menurut Goetsch dan Davis (2014), TQM adalah “an integrated organizational effort designed to improve quality at every level.”
- Total: mencakup seluruh aspek organisasi.
- Quality: mutu yang menyeluruh, mencakup hasil dan proses.
- Management: pengelolaan yang sistematis untuk mencapai tujuan mutu.
2. Sejarah dan Perkembangan TQM
2.1 Perkembangan Dunia
Setelah Perang Dunia II, tokoh seperti W. Edwards Deming dan Joseph M. Juran memperkenalkan pendekatan pengendalian kualitas modern di Jepang. Praktik seperti PDCA, quality circles, dan sistem Kaizen kemudian menyebar ke seluruh dunia, membentuk dasar filosofi TQM.
2.2 Perkembangan di Indonesia
Di Indonesia, TQM mulai diadopsi pada akhir 1980-an terutama di sektor manufaktur dan layanan publik. Perusahaan seperti PT Astra International dan PT Unilever Indonesia menjadi contoh sukses implementasi prinsip TQM melalui sistem Kaizen dan Astra Management System (AMS).
3. Prinsip-Prinsip Dasar TQM
3.1 Fokus pada Pelanggan
Pelanggan merupakan pusat dari seluruh kegiatan organisasi. Kepuasan pelanggan, baik internal maupun eksternal, menjadi tolok ukur keberhasilan mutu.
3.2 Perbaikan Berkelanjutan (Continuous Improvement)
Filosofi Kaizen mengajarkan bahwa tidak ada proses yang sempurna; selalu ada ruang perbaikan. Siklus PDCA (Plan–Do–Check–Act) menjadi kerangka utama penerapan prinsip ini.
3.3 Teamwork (Kerja Tim)
TQM menekankan pentingnya kerja tim dan keterlibatan karyawan. Program seperti Quality Circles dan Employee Empowerment memperkuat kolaborasi dan inovasi di tempat kerja.
4. Perbandingan TQM dan Manajemen Tradisional
- Fokus: TQM berorientasi pada pelanggan dan kualitas, bukan hanya biaya.
- Orientasi: TQM bersifat jangka panjang dengan tujuan keberlanjutan.
- Peran Karyawan: Partisipatif, bukan hierarkis.
- Pendekatan: Preventif, bukan korektif.
- Evaluasi: Berdasarkan kualitas dan kepuasan pelanggan, bukan kuantitas output.
5. Pentingnya Kualitas di Era Globalisasi
Kualitas menjadi prasyarat utama untuk daya saing global. TQM membantu organisasi menjaga konsistensi mutu, memperkuat reputasi, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Kesimpulan
TQM bukan sekadar metode manajerial, tetapi budaya organisasi yang menanamkan nilai kualitas dalam setiap proses. Dengan kepemimpinan visioner, keterlibatan seluruh karyawan, dan perbaikan berkelanjutan, TQM menjadi fondasi penting menuju keunggulan kompetitif berkelanjutan.
Daftar Pustaka
- Deming, W. E. (1986). Out of the Crisis. MIT Press.
- Goetsch, D. L. & Davis, S. B. (2014). Quality Management for Organizational Excellence. Pearson.
- Nasution, M. N. (2015). Manajemen Mutu Terpadu. Ghalia Indonesia.
- Gaspersz, V. (2011). Total Quality Management. Gramedia Pustaka Utama.
- Liker, J. K. (2004). The Toyota Way. McGraw-Hill.

0 Response to "Pengantar Total Quality Management (TQM)"
Posting Komentar