BAB. 4 SIMBOL BUSINESS PROCESS MODEL AND NOTATION (BPMN)
Pendahuluan
Dalam era persaingan bisnis yang semakin ketat, organisasi dituntut untuk memiliki sistem kerja yang jelas, efisien, dan adaptif. Salah satu cara untuk mencapai hal tersebut adalah dengan memetakan dan memahami proses bisnis secara menyeluruh. Proses bisnis tidak hanya mencakup aktivitas yang dilakukan oleh individu atau unit kerja, tetapi juga bagaimana aktivitas tersebut saling terhubung, siapa yang bertanggung jawab, dan hasil apa yang diharapkan dari setiap langkah.
Permodelan proses bisnis hadir
sebagai alat bantu untuk menggambarkan alur kerja organisasi dalam bentuk
visual. Dengan adanya model, suatu organisasi dapat lebih mudah melakukan
analisis, menemukan titik lemah (bottleneck), serta merancang perbaikan yang
tepat. Di antara berbagai metode pemodelan yang ada, Business Process Model
and Notation (BPMN) telah menjadi standar internasional yang paling banyak
digunakan.
BPMN menawarkan notasi yang
sederhana, jelas, dan dapat dipahami oleh semua kalangan, baik manajer, staf
operasional, maupun pengembang sistem. Dengan pendekatan grafis, BPMN mampu
menyajikan gambaran alur kerja organisasi layaknya sebuah peta jalan:
memperlihatkan dari mana proses dimulai, siapa yang bertanggung jawab,
keputusan apa yang perlu diambil, hingga bagaimana proses berakhir.
Dalam bab ini, pembahasan akan
difokuskan pada simbol-simbol utama dalam BPMN beserta peranannya dalam
menggambarkan proses bisnis. Penjelasan ini penting agar mahasiswa dan praktisi
mampu memahami serta menggunakan BPMN secara tepat dalam konteks analisis dan
perbaikan proses organisasi.
Business Process Model
and Notation (BPMN) adalah
sebuah standar grafis yang digunakan untuk memodelkan proses bisnis dalam
bentuk diagram.
Tujuan utama BPMN adalah:
1. Menyediakan notasi
yang mudah dipahami oleh semua
pihak (bisnis maupun teknis).
2. Menyederhanakan proses komunikasi antar tim (manajer,
analis bisnis, dan pengembang sistem).
3. Menjadi jembatan antara perancangan bisnis dan implementasi teknologi
informasi.
Bayangkan BPMN
seperti peta jalan: sama seperti peta yang menunjukkan jalur, BPMN
membantu kita melihat alur kerja, siapa yang bertanggung jawab, apa yang harus
dilakukan, dan bagaimana interaksi antar bagian terjadi.
Mengapa BPMN
Penting?
1. Standarisasi internasional → digunakan di berbagai industri.
2. Visual yang intuitif
→ mudah dipahami bahkan oleh orang yang tidak berlatar belakang IT.
3. Mengurangi miskomunikasi antara pihak bisnis dan pihak teknis.
4. Membantu analisis efisiensi proses bisnis.
5. Mempermudah otomatisasi proses bisnis dengan sistem IT.
Komponen dan
Simbol Utama BPMN
BPMN terdiri dari empat kelompok simbol utama:
A. Flow Objects
(Objek Aliran) dalam
BPMN
Dalam pemodelan
proses bisnis menggunakan BPMN, Flow
Objects atau objek aliran adalah
elemen inti yang menggambarkan bagaimana suatu proses berjalan dari awal hingga
akhir. Flow Objects bisa dianggap sebagai “tokoh utama” dalam cerita proses
bisnis: mereka mewakili peristiwa yang terjadi, aktivitas yang dilakukan, dan
keputusan yang harus diambil.
Terdapat tiga
jenis utama Flow Objects: Events
(Peristiwa), Activities (Aktivitas/Tugas), dan Gateways (Penghubung/Keputusan). Mari kita bahas satu per satu dengan lebih mendalam.
1. Events
(Peristiwa)
Events adalah
sesuatu yang terjadi dalam suatu proses bisnis, bukan sesuatu yang dikerjakan. Events
biasanya menjadi pemicu atau penutup alur kerja. Simbolnya berupa lingkaran, dengan
variasi desain sesuai jenis peristiwa.
Bayangkan sebuah
event seperti “bunyi bel sekolah.” Bel tersebut tidak melakukan aktivitas,
tetapi memberi tanda bahwa proses tertentu dimulai (misalnya: masuk kelas),
sedang berlangsung (panggilan dari ruang tata usaha), atau berakhir (jam
pelajaran selesai).
Jenis-Jenis Events
1. Start Event (Peristiwa Awal)
o Menandai dimulainya suatu proses.
o Digambarkan dengan lingkaran kosong tipis.
o Contoh dalam bisnis: pelanggan melakukan klik “Beli”
di aplikasi e-commerce → ini menjadi titik awal dari proses pemesanan barang.
2. Intermediate Event (Peristiwa Antara)
o Terjadi di tengah proses, memengaruhi jalannya
aktivitas.
o Simbolnya lingkaran dengan garis tepi ganda.
o Contoh: setelah pelanggan membayar, sistem bank
mengirimkan notifikasi “Pembayaran berhasil.” Peristiwa ini tidak memulai
proses, tetapi muncul sebagai trigger di tengah alur.
3. End Event (Peristiwa Akhir)
o Menandai berakhirnya proses.
o Digambarkan dengan lingkaran tebal.
o Contoh: pesanan pelanggan sudah dikirim dan diterima →
proses pemesanan berakhir.
Contoh Konkret
Dalam proses pemesanan
makanan online:
1. Start Event: pelanggan
memesan menu di aplikasi.
2. Intermediate Event:
notifikasi dari restoran bahwa makanan sedang dimasak.
3. End Event:
pelanggan menerima makanan di rumah.
2. Activities
(Aktivitas/Tugas)
Activities
menggambarkan pekerjaan yang harus
dilakukan dalam suatu proses.
Simbolnya berupa persegi panjang dengan
sudut tumpul. Activities adalah
elemen paling “aktif” dalam BPMN, karena di sinilah aktor melakukan sesuatu
yang nyata.
Jika Events adalah “tanda,” maka Activities adalah “aksi nyata.”
Jenis Activities
1. Task (Tugas Tunggal)
o Aktivitas sederhana, dikerjakan dalam satu langkah.
o Contoh: “Memeriksa stok barang” atau “Mengirim email
konfirmasi.”
2. Sub-Process (Sub-Proses)
o Aktivitas kompleks yang terdiri dari beberapa langkah
kecil di dalamnya.
o Biasanya ditampilkan sebagai kotak dengan tanda “+” di
bawahnya.
o Contoh: proses “Pengiriman Barang” bisa mencakup
serangkaian aktivitas: mengemas produk, mencetak label, dan menyerahkan ke
kurir.
Contoh Konkret
Dalam proses
pengajuan kredit di bank:
1. Task: Petugas
bank memeriksa dokumen nasabah.
2. Sub-Process:
Proses “Analisis Kredit,” yang melibatkan pengecekan BI Checking, penilaian
agunan, hingga persetujuan manajemen.
3. Gateways
(Penghubung/Keputusan)
Gateways digunakan
untuk menggambarkan titik percabangan,
penggabungan, atau pengendalian aliran proses. Simbolnya berupa belah ketupat.
Bayangkan Anda
sedang berkendara dan tiba di persimpangan jalan. Anda harus memutuskan: lurus,
belok kiri, atau belok kanan. Itulah fungsi Gateway dalam BPMN: menentukan
jalur mana yang akan ditempuh.
Jenis Gateways
1. Exclusive Gateway (XOR)
o Hanya satu
jalur yang bisa dipilih.
o Simbol: belah ketupat dengan tanda “X” di dalamnya.
o Contoh: Jika pembayaran sukses → lanjut ke pengiriman.
Jika gagal → kembali ke pelanggan.
2. Parallel Gateway (AND)
o Semua jalur dijalankan secara bersamaan.
o Simbol: belah ketupat dengan tanda “+” di dalamnya.
o Contoh: Setelah menerima pesanan, sistem mengirim
notifikasi ke pelanggan dan memberi instruksi ke gudang untuk menyiapkan barang.
3. Inclusive Gateway (OR)
o Satu atau lebih jalur bisa dipilih.
o Simbol: belah ketupat dengan lingkaran di dalamnya.
o Contoh: Dalam promo belanja online, pelanggan bisa
memilih: pengiriman reguler, ekspres, atau gratis ongkir (jika syarat tertentu
terpenuhi). Bisa saja lebih dari satu jalur aktif, tergantung kondisi.
Contoh Konkret
Dalam proses
penerimaan mahasiswa baru:
1. Exclusive Gateway (XOR): Apakah calon mahasiswa lulus ujian? Jika ya → lanjut ke daftar ulang.
Jika tidak → proses berhenti.
2. Parallel Gateway (AND): Setelah daftar ulang, mahasiswa harus sekaligus mengurus pembayaran
UKT dan mengunggah berkas administrasi.
3. Inclusive Gateway (OR): Mahasiswa bisa memilih program beasiswa. Ada pilihan beasiswa
internal kampus, beasiswa pemerintah, atau beasiswa swasta. Bisa salah satu,
bisa juga lebih dari satu.
Flow Objects
adalah fondasi dari diagram BPMN. Dengan memahami Events, Activities, dan Gateways, kita dapat membangun model proses bisnis yang jelas,
runtut, dan mudah dipahami.
1. Events → penanda
“kapan sesuatu terjadi.”
2. Activities →
menunjukkan “apa yang dikerjakan.”
3. Gateways →
menentukan “arah mana yang dipilih.”
Ketiganya bekerja
sama seperti alur cerita: Event adalah bab pembuka dan penutup, Activity
adalah isi cerita, dan Gateway adalah persimpangan yang membuat cerita bercabang.
B. Connecting Objects (Objek Penghubung) dalam BPMN
Gambar : Connecting
Objects: Sequence Flow, Message Flow, Dan Associations Rumah
Sakit
Dalam pemodelan
proses bisnis menggunakan Business
Process Model and Notation (BPMN),
simbol-simbol yang digunakan tidak hanya berupa events (peristiwa), activities (aktivitas), dan gateways
(keputusan). Untuk membuat
diagram BPMN benar-benar jelas dan dapat “dibaca” alurnya, diperlukan pula
simbol-simbol penghubung yang dikenal sebagai Connecting Objects (Objek Penghubung).
Connecting Objects
berfungsi sebagai “jembatan” atau “jalan
penghubung” antara satu elemen
dengan elemen lainnya. Tanpa adanya penghubung, diagram BPMN akan terlihat
seperti kumpulan simbol yang terpisah tanpa alur cerita. Oleh karena itu, objek
penghubung merupakan bagian yang sangat penting karena menentukan urutan, hubungan, dan komunikasi dalam proses bisnis.
1. Sequence Flow
2. Message Flow
3. Association
Ketiga jenis
penghubung ini memiliki fungsi yang berbeda sesuai dengan konteks hubungan
antar elemen dalam suatu proses bisnis.
1. Sequence Flow
(Alur Urutan Aktivitas)
Sequence Flow adalah garis panah solid yang digunakan untuk
menunjukkan urutan aktivitas dalam suatu proses. Dengan kata lain, simbol ini
menjelaskan langkah-langkah yang harus dijalankan secara berurutan dari awal
hingga akhir proses.
Karakteristik
1. Dilambangkan dengan garis panah hitam solid.
2. Menghubungkan satu aktivitas atau peristiwa dengan
aktivitas berikutnya.
3. Tidak boleh digunakan untuk menghubungkan elemen dari
pool yang berbeda (hanya dalam satu pool).
Contoh
Bayangkan sebuah proses bisnis di toko online:
1. Pelanggan memesan
barang →
2. Sistem mencatat
pesanan →
3. Bagian keuangan memproses
pembayaran →
4. Gudang menyiapkan
barang →
5. Kurir mengirimkan
barang ke pelanggan.
Alur ini akan
ditunjukkan dengan sequence flow berupa panah solid dari satu aktivitas ke aktivitas
berikutnya. Tanpa sequence flow, kita tidak bisa tahu mana yang harus dilakukan
terlebih dahulu.
Analogi
Sequence flow
dapat dianalogikan seperti alur
resep masakan. Jika kita membuat
mie instan, urutannya adalah: merebus air → memasukkan mie → menambahkan bumbu
→ menyajikan mie. Jika urutannya tidak jelas, hasilnya bisa gagal. Begitu pula
dalam bisnis, sequence flow memastikan urutan kerja tidak tertukar.
2. Message Flow
(Alur Pertukaran Pesan)
Message Flow adalah garis putus-putus dengan lingkaran kecil di
salah satu ujungnya dan panah di ujung lainnya. Simbol ini digunakan untuk
menunjukkan adanya pertukaran pesan atau
informasi antar pihak yang berbeda,
biasanya antara dua pool (entitas berbeda).
Karakteristik
·
Digambarkan
dengan garis putus-putus.
·
Di satu ujung ada
lingkaran kecil, dan di ujung lainnya ada panah.
·
Menunjukkan
komunikasi atau transfer informasi antar organisasi, divisi, atau sistem yang
berbeda.
Contoh
Dalam proses pengiriman barang:
1. Pelanggan (pool
1) mengirimkan pesan pemesanan kepada perusahaan
e-commerce (pool 2).
2. Setelah barang dikirim, perusahaan e-commerce mengirimkan notifikasi pengiriman kepada pelanggan.
Alur komunikasi
dua arah ini ditunjukkan dengan message
flow.
Analogi
Message flow
ibarat percakapan via WhatsApp. Walaupun kita berbicara tentang hal yang sama
(proses transaksi), pesan tetap harus dikirim dan diterima agar komunikasi
berjalan. Dalam BPMN, message flow adalah simbol komunikasi lintas pihak.
3. Association
(Asosiasi)
Association adalah garis putus-putus biasa (tanpa panah solid
atau simbol lingkaran) yang digunakan untuk menghubungkan informasi tambahan dengan elemen utama dalam
proses.
Association
biasanya dipakai untuk menghubungkan:
1. Data object
(objek data) dengan aktivitas yang menggunakannya.
2. Artifact (artefak
tambahan) seperti catatan atau anotasi.
3. Informasi non-inti yang tetap penting untuk dipahami.
Karakteristik
1. Digambarkan dengan garis putus-putus
sederhana.
2. Bisa dengan panah (jika menunjukkan arah hubungan)
atau tanpa panah.
3. Tidak memengaruhi urutan alur proses, hanya
menambahkan informasi.
Contoh
Dalam proses pembayaran online:
·
Aktivitas
“Memproses Pembayaran” mungkin memiliki association dengan “Data Kartu Kredit” sebagai objek data.
·
Atau, aktivitas
“Mengirimkan Barang” bisa memiliki catatan tambahan berupa “Pengiriman
dilakukan maksimal 3 hari kerja”.
Association
membantu memperjelas proses tanpa mengubah jalur utamanya.
Analogi
Association bisa
dianalogikan seperti catatan kaki dalam buku. Catatan kaki bukan bagian utama isi buku, tetapi
memberi tambahan informasi yang memperkaya pemahaman pembaca.
Perbandingan Ketiga Connecting Objects
Untuk lebih mudah
memahami perbedaan ketiga objek penghubung, perhatikan tabel berikut:
|
Jenis Connecting Object |
Simbol |
Fungsi Utama |
Contoh dalam Bisnis |
|
Sequence Flow |
Panah
solid |
Menunjukkan
urutan aktivitas dalam satu proses |
Dari
“Pesan Barang” → “Bayar Pesanan” → “Kirim Barang” |
|
Message Flow |
Garis
putus-putus dengan lingkaran kecil |
Menunjukkan
komunikasi antar pool (pihak berbeda) |
Pelanggan
mengirim pesanan ke perusahaan |
|
Association |
Garis
putus-putus biasa |
Menghubungkan
aktivitas dengan data/artifak tambahan |
Aktivitas
“Proses Pembayaran” dikaitkan dengan data “Nomor Kartu Kredit” |
Dari bahasan diatas kita dapat simpulkan bahwa :
·
Connecting
Objects dalam BPMN adalah
penghubung penting yang memastikan diagram proses bisnis memiliki alur yang
jelas, terstruktur, dan mudah dipahami.
·
Sequence
Flow menekankan urutan
aktivitas, Message Flow menekankan komunikasi antar pihak, dan Association
menekankan keterkaitan dengan informasi tambahan.
·
Dengan memahami
dan menggunakan ketiga simbol ini secara tepat, sebuah organisasi dapat membuat
model proses bisnis yang lebih
informatif, akurat, dan komunikatif
bagi semua pemangku kepentingan.
C. Swimlanes (Lajur Kerja) dalam BPMN
Ketika kita
berbicara tentang pemodelan proses bisnis, salah satu hal yang paling penting adalah mengetahui
siapa yang bertanggung jawab terhadap
suatu aktivitas tertentu. Sebuah
proses bisnis biasanya tidak hanya melibatkan satu orang atau satu unit kerja,
tetapi melibatkan banyak aktor yang saling bekerja sama.
Sebagai contoh
sederhana, dalam proses pemesanan
online, pelanggan mengisi data
pesanan, bagian penjualan mencatat order, bagian keuangan memverifikasi
pembayaran, dan bagian gudang menyiapkan barang. Jika hanya digambarkan dengan
alur aktivitas tanpa menunjukkan siapa yang melakukannya, diagram akan
kehilangan makna penting: siapa mengerjakan apa.
Untuk menjawab
kebutuhan ini, BPMN menggunakan konsep Swimlanes
(lajur kerja). Swimlanes
membantu memisahkan dan menjelaskan peran masing-masing aktor dalam sebuah proses, sehingga
diagram menjadi lebih jelas, terstruktur, dan mudah dipahami.
Swimlanes secara harfiah berarti "jalur renang" —
istilah ini diambil dari dunia olahraga renang di mana setiap perenang memiliki
jalur (lane) masing-masing di kolam. Analogi ini sangat tepat karena dalam
proses bisnis, setiap aktor atau unit kerja juga memiliki "jalur"
atau "lajur" sendiri untuk melakukan aktivitasnya.
Dalam BPMN,
swimlanes berfungsi untuk:
1. Menunjukkan tanggung jawab → siapa melakukan aktivitas tertentu.
2. Membedakan peran
→ memisahkan tugas antar departemen atau organisasi.
3. Memudahkan komunikasi → membuat diagram lebih mudah dipahami berbagai pihak.
Komponen
Swimlanes dalam BPMN
Swimlanes terdiri
dari dua elemen utama, yaitu Pool dan Lane.
1.
Pool
·
Definisi:
Pool menggambarkan satu entitas besar, bisa berupa organisasi, perusahaan,
mitra bisnis, atau bahkan sistem eksternal.
·
Fungsi:
Digunakan untuk membedakan aktor yang berbeda secara organisasi. Misalnya,
perusahaan dan pelanggan bisa digambarkan dalam dua pool yang berbeda.
·
Karakteristik:
o Biasanya memuat satu atau beberapa lane.
o Aktivitas dalam satu pool umumnya berada dalam kendali
organisasi tersebut.
o Komunikasi antar pool digambarkan dengan message flow (aliran pesan).
Contoh:
Dalam proses pembelian online, kita bisa memiliki dua pool:
1. Pool Pelanggan → mewakili pihak pembeli.
2. Pool Perusahaan → mewakili organisasi penjual yang meliputi bagian
penjualan, keuangan, dan gudang.
2. Lane
·
Definisi:
Lane adalah sub-bagian dalam pool yang digunakan untuk membedakan peran,
fungsi, atau departemen di dalam satu organisasi.
·
Fungsi:
Menunjukkan unit kerja, jabatan, atau peran tertentu yang bertanggung jawab
terhadap aktivitas.
·
Karakteristik:
o Digambarkan sebagai pembagian horizontal atau vertikal
dalam pool.
o Setiap lane memuat aktivitas yang dikerjakan oleh
unit/peran tersebut.
Contoh:
Dalam pool Perusahaan, kita bisa membaginya menjadi beberapa lane:
1. Bagian Penjualan
→ menerima dan mencatat pesanan.
2. Bagian Keuangan →
memverifikasi dan memproses pembayaran.
3. Bagian Gudang →
menyiapkan barang dan melakukan pengiriman.
Contoh Naratif Swimlanes dalam Proses Bisnis
Mari kita lihat contoh sederhana untuk memahami
penerapan swimlanes.
Kasus: Proses Pemesanan Barang Online
1. Pool 1: Pelanggan
o Lane: Individu Pembeli.
o Aktivitas: Mengisi data pesanan dan mengirimkannya ke
perusahaan.
2. Pool 2: Perusahaan
o Lane 1: Bagian Penjualan → menerima order dari
pelanggan dan mencatat ke sistem.
o Lane 2: Bagian Keuangan → memeriksa pembayaran, apakah
berhasil atau gagal.
o Lane 3: Bagian Gudang → jika pembayaran berhasil,
menyiapkan barang dan mengatur pengiriman.
Dengan pembagian
ini, diagram BPMN tidak hanya menampilkan urutan aktivitas, tetapi juga
memperlihatkan siapa yang melakukan
aktivitas tersebut. Hal ini
sangat membantu dalam:
1. Analisis tanggung jawab kerja.
2. Identifikasi hambatan (bottle-neck).
3. Penyusunan perbaikan proses bisnis.
Pentingnya
Swimlanes dalam BPMN
Mengapa swimlanes
dianggap penting dalam pemodelan proses bisnis?
Beberapa alasannya antara lain:
1. Kejelasan peran:
tanpa swimlanes, kita tidak tahu siapa yang bertanggung jawab atas suatu
aktivitas.
2. Mengurangi ambiguitas: swimlanes meminimalisir salah tafsir antara tim bisnis dan teknis.
3. Meningkatkan komunikasi lintas fungsi: setiap departemen dapat melihat bagaimana mereka
berinteraksi dengan departemen lain.
4. Alat analisis organisasi: swimlanes memungkinkan manajer untuk melihat distribusi kerja antar
unit, sehingga bisa menilai apakah ada beban kerja yang tidak seimbang.
5. Mendukung dokumentasi formal: diagram BPMN dengan swimlanes sering dijadikan
dokumen resmi dalam audit proses bisnis atau sertifikasi kualitas (misalnya
ISO).
Analogi
Bayangkan sebuah restoran cepat saji.
·
Pool
1: Pelanggan → melakukan
pemesanan.
·
Pool
2: Restoran → dibagi menjadi
beberapa lane:
o Lane 1: Kasir (menerima order dan pembayaran).
o Lane 2: Dapur (menyiapkan makanan).
o Lane 3: Staf Pengantar (menyerahkan pesanan ke
pelanggan).
Jika kita hanya
menggambar urutan aktivitas tanpa swimlanes, kita tahu apa yang terjadi tetapi
tidak tahu siapa yang melakukannya. Dengan swimlanes, kita bisa melihat jelas bahwa kasir hanya fokus
pada transaksi, dapur hanya fokus pada makanan, dan staf pengantar
hanya fokus mengantarkan pesanan.
Dari bahasan diatas kita dapat simpulkan bahwa :
1. Swimlanes dalam
BPMN adalah elemen penting untuk memetakan tanggung jawab dalam proses bisnis.
2. Terdiri dari pool (entitas besar seperti organisasi) dan lane (peran atau
unit kerja yang lebih spesifik).
3. Swimlanes membuat diagram BPMN lebih informatif, mudah
dipahami, serta membantu dalam analisis dan perbaikan proses bisnis.
4. Dengan swimlanes, organisasi bisa lebih mudah
mengidentifikasi peran, menghindari miskomunikasi, dan meningkatkan koordinasi
lintas unit kerja.
D. Artifacts
(Artefak) dalam BPMN
Ketika kita
menggambarkan sebuah proses bisnis dengan BPMN, sering kali diagram yang
dihasilkan hanya menampilkan alur
utama berupa peristiwa (events),
aktivitas (activities), dan keputusan (gateways). Namun, pada kenyataannya,
suatu proses bisnis tidak hanya terdiri dari aliran kegiatan saja, melainkan
juga melibatkan berbagai informasi
pendukung yang penting untuk
dipahami.
1. Dokumen apa yang digunakan dalam suatu aktivitas?
2. Data apa yang dihasilkan dari aktivitas tersebut?
3. Apakah ada catatan khusus yang perlu diperhatikan oleh
pelaksana aktivitas?
Untuk menjawab
kebutuhan inilah BPMN menyediakan Artifacts
(Artefak). Artefak berfungsi
sebagai pelengkap dalam pemodelan proses bisnis agar informasi yang
ditampilkan lebih lengkap, kontekstual, dan jelas.
Menurut standar Object Management Group (OMG), artefak dalam BPMN adalah elemen tambahan yang digunakan untuk memperkaya pemodelan proses
bisnis. Artifacts tidak
memengaruhi urutan aktivitas (sequence) dalam alur, tetapi memberikan informasi tambahan
agar proses lebih mudah dipahami oleh semua pihak.
Dengan kata lain,
artefak adalah "penjelasan samping" atau "catatan kaki
visual" yang membantu orang memahami apa yang terjadi dalam suatu
aktivitas bisnis, tanpa harus mengubah logika utama alurnya.
Fungsi Artifacts
dalam BPMN
Fungsi utama
artefak antara lain:
1. Memberikan konteks informasi → menjelaskan data atau dokumen yang
digunakan/dihasilkan.
2. Meningkatkan keterbacaan diagram → membuat diagram lebih informatif tanpa mengacaukan
alur utama.
3. Mempermudah komunikasi antar pihak → artefak berfungsi sebagai penjelasan tambahan yang
bisa dimengerti baik oleh orang teknis maupun non-teknis.
4. Mendukung analisis proses bisnis → dengan melihat data atau catatan tambahan, analis
bisnis dapat lebih mudah mengidentifikasi potensi masalah atau kebutuhan
perbaikan.
Jenis-Jenis
Artifacts
Ada tiga artefak
utama dalam BPMN yang sering digunakan, yaitu:
a. Data Object
Data Object menggambarkan
data atau informasi yang digunakan atau dihasilkan oleh suatu aktivitas dalam proses bisnis.
·
Simbol:
Ikon berbentuk lembaran kertas kecil dengan sudut terlipat.
·
Fungsi:
Menunjukkan input (data yang dipakai) maupun output (data yang dihasilkan).
Contoh Kasus: Dalam proses pemesanan barang online:
o Saat pelanggan melakukan pemesanan, sistem
menghasilkan Data Object berupa
“Formulir Pesanan”.
o Ketika gudang menyiapkan barang, aktivitas tersebut
menggunakan Data Object “Daftar
Barang Dipesan” sebagai
referensi.
Relevansi Praktis: Bagi tim IT, simbol ini membantu memahami jenis data yang perlu
disimpan di database. Bagi bagian bisnis, ini membantu melacak dokumen mana
saja yang terlibat dalam alur kerja.
b. Group
Group digunakan
untuk mengelompokkan beberapa
aktivitas dalam diagram agar
terlihat memiliki keterkaitan, meskipun tidak secara langsung berhubungan dalam
alur urutan.
·
Simbol:
Kotak besar berupa garis putus-putus yang “mengelilingi” sejumlah aktivitas.
·
Fungsi:
Memberikan gambaran bahwa aktivitas-aktivitas tersebut termasuk dalam satu
kategori tertentu.
Contoh Kasus: Dalam proses rekrutmen karyawan:
o Aktivitas "Wawancara HRD", "Tes
Psikologi", dan "Tes Teknis" dapat digabung dalam satu Group bernama “Seleksi Kandidat”.
Relevansi Praktis: Membantu manajemen memahami bahwa sekumpulan aktivitas sebenarnya
merupakan bagian dari satu tahapan besar dalam proses.
c. Annotation
Annotation adalah
catatan tambahan yang berfungsi sebagai komentar
atau penjelasan untuk
memperjelas suatu aktivitas atau keputusan dalam diagram.
·
Simbol:
Kotak teks sederhana yang dihubungkan dengan garis putus-putus ke elemen BPMN
tertentu.
·
Fungsi:
Menyediakan keterangan tambahan yang mungkin sulit dijelaskan hanya dengan
simbol standar.
Contoh Kasus: Dalam proses pembayaran:
·
Aktivitas
“Verifikasi Pembayaran” diberi annotation: “Verifikasi
dilakukan maksimal 1 x 24 jam sejak transaksi diterima.”
Relevansi Praktis: Sangat berguna untuk menghindari salah tafsir antar departemen,
terutama ketika diagram digunakan untuk diskusi lintas divisi.
Contoh Penerapan
Artefak dalam Proses Bisnis
Bayangkan sebuah proses klaim asuransi kesehatan:
1. Nasabah mengajukan klaim (Start Event).
2. Bagian administrasi menerima dokumen klaim (Activity).
o Di sini, muncul Data
Object: “Formulir Klaim dan Bukti Medis”.
3. Dokumen diperiksa kelengkapan (Activity).
o Jika dokumen lengkap → proses dilanjutkan.
o Jika dokumen tidak lengkap → diberikan annotation: “Klaim ditolak jika dokumen tidak lengkap.”
4. Aktivitas “Verifikasi Dokumen Medis” dan “Verifikasi
Tagihan Rumah Sakit” dikelompokkan dalam satu Group bernama “Tahap Verifikasi”.
5. Setelah lolos verifikasi, klaim diproses keuangan (Activity) dan
ditutup dengan End Event: Dana Klaim
Dicairkan.
Dengan penggunaan
artefak tersebut, diagram BPMN menjadi lebih
kaya informasi. Manajemen bisa
langsung melihat dokumen apa saja yang dipakai, tahapan apa yang termasuk dalam
kelompok tertentu, dan aturan tambahan apa yang berlaku.
Dari bahasan diatas kita dapat simpulkan bahwa :
1.
Artifacts
(Artefak) adalah elemen tambahan
dalam BPMN yang berfungsi memberikan informasi kontekstual dalam pemodelan
proses bisnis.
2.
Tiga artefak
utama yaitu:
3.
Data
Object → menjelaskan data yang
digunakan atau dihasilkan.
4.
Group → mengelompokkan aktivitas yang saling terkait.
5.
Annotation → memberi catatan atau penjelasan tambahan.
6.
Artefak tidak
memengaruhi alur utama proses, tetapi membuat diagram lebih jelas, informatif,
dan mudah dipahami oleh semua pihak.
7.
Dalam praktik
bisnis, artefak membantu organisasi menghindari salah tafsir, memperkaya
dokumentasi proses, dan meningkatkan efektivitas komunikasi lintas divisi.
Kesimpulan
Business Process Model and Notation
(BPMN) merupakan bahasa visual standar yang digunakan untuk memodelkan proses
bisnis secara sistematis dan terstruktur. Melalui penggunaan simbol-simbol
khusus seperti events, activities,
gateways, connecting objects, swimlanes, dan artifacts BPMN mampu menyajikan gambaran alur
kerja yang mudah dipahami oleh berbagai pihak dalam organisasi.
Keberadaan BPMN memberikan manfaat
besar, antara lain:
- Memperjelas tanggung jawab
setiap aktor atau unit kerja.
- Mengurangi risiko miskomunikasi
antar tim.
- Menyediakan dasar yang kuat
untuk analisis efisiensi proses.
- Mendukung dokumentasi formal
serta pengembangan sistem berbasis teknologi informasi.
Dengan pemahaman yang baik terhadap
BPMN, organisasi dapat mengoptimalkan proses bisnisnya, meningkatkan koordinasi
antar bagian, serta lebih adaptif dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis.
Bagi mahasiswa, penguasaan BPMN bukan hanya bekal teoritis, tetapi juga
keterampilan praktis yang relevan di dunia kerja.
Daftar Pustaka
1. Harmon, P. (2020). Business Process Change: A
Business Process Management Guide for Managers and Process Professionals.
4th Edition. Morgan Kaufmann.
2. Dumas, M., La Rosa, M., Mendling, J., & Reijers,
H. A. (2018). Fundamentals of Business Process Management. Springer.
3. vom Brocke, J., & Rosemann, M. (Eds.). (2021). Handbook
on Business Process Management. Springer.
4. Weske, M. (2019). Business Process Management:
Concepts, Languages, Architectures. Springer.
5. Modul Analisis Proses Bisnis. (2023). Tim Pengajar
Universitas.
6. Hammer, M., & Champy, J. (2001). Reengineering
the Corporation: A Manifesto for Business Revolution. Harper Business.
7. Porter, M. E. (1985). Competitive Advantage:
Creating and Sustaining Superior Performance. Free Press.
8. Rummler, G. A., & Brache, A. P. (2012). Improving
Performance: How to Manage the White Space on the Organization Chart.
Jossey-Bass.
9. ISO 9001:2015. Quality management systems —
Requirements.
10. Wibowo, A. (2020). Manajemen Proses Bisnis.
Jakarta: Rajawali Pers.
VERSI PDF.

0 Response to "BAB. 4 SIMBOL BUSINESS PROCESS MODEL AND NOTATION (BPMN)"
Posting Komentar