BAB. 3 KOMPONEN DAN JENIS-JENIS PROSES BISNIS
PENGANTAR
Proses bisnis merupakan fondasi utama dalam operasional sebuah organisasi. Melalui proses bisnis, berbagai aktivitas yang melibatkan manusia, teknologi, sumber daya, dan informasi disusun secara sistematis agar dapat menghasilkan output berupa produk atau layanan yang memiliki nilai tambah. Dalam konteks manajemen modern, keberadaan proses bisnis yang terstruktur bukan hanya sekadar rutinitas administratif, melainkan sebuah sistem kerja yang menentukan efisiensi, efektivitas, serta daya saing organisasi di pasar.
Seiring
meningkatnya kompleksitas lingkungan bisnis, organisasi dituntut untuk tidak
hanya memahami bagaimana sebuah proses berlangsung, tetapi juga mampu
mengidentifikasi komponen-komponen penting yang menyusunnya. Tanpa pemahaman
tersebut, perusahaan akan kesulitan untuk melakukan evaluasi, inovasi, maupun
perbaikan berkelanjutan (continuous improvement).
Lebih lanjut,
proses bisnis juga dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis utama. Ada
proses yang secara langsung menghasilkan nilai bagi pelanggan (proses
utama/core processes), ada yang berfungsi sebagai penopang kelancaran
kegiatan utama (proses pendukung/supporting processes), serta
ada pula yang bersifat mengarahkan dan mengendalikan agar organisasi tetap
berada pada jalur yang benar (proses manajemen/management processes).
Ketiga jenis ini tidak berdiri sendiri, melainkan saling terkait dan membentuk
suatu kesatuan yang utuh.
Dengan memahami
komponen dan jenis-jenis proses bisnis, mahasiswa manajemen diharapkan mampu
melihat bagaimana organisasi bekerja secara menyeluruh. Pemahaman ini tidak
hanya bermanfaat dalam konteks akademik, tetapi juga menjadi bekal praktis saat
mereka terjun ke dunia kerja atau menjalankan usaha.
KOMPONEN
PROSES BISNIS
Sebuah proses
bisnis ibarat “mesin” yang terus bergerak agar organisasi dapat
berjalan dengan baik. Agar mesin itu dapat bekerja, tentu saja ada
bagian-bagian penting yang saling melengkapi. Bagian-bagian inilah yang disebut
sebagai komponen proses bisnis.
Memahami komponen
ini sangat penting karena tanpa mengenali apa saja yang menyusun sebuah proses,
kita akan kesulitan memperbaiki atau mengoptimalkannya. Bayangkan seperti
sebuah puzzle: jika ada satu kepingan yang hilang, gambar besar tidak akan
sempurna. Begitu pula proses bisnis, jika salah satu komponennya tidak berjalan
optimal, maka hasil akhir (output) tidak akan maksimal.
Komponen-Komponen
Utama Proses Bisnis
a. Input (Masukan)
Input adalah
segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memulai dan menjalankan suatu proses.
Tanpa input, proses tidak akan berjalan.
Bentuk
Input:
·
Bahan
baku: Misalnya kayu untuk
perusahaan mebel, atau kain untuk perusahaan garmen.
·
Data dan
informasi: Data pelanggan dalam
bisnis e-commerce, atau laporan keuangan untuk proses akuntansi.
·
Tenaga
kerja: Karyawan, staf produksi,
teknisi, maupun manajer.
·
Teknologi: Perangkat lunak, aplikasi, atau mesin produksi.
Contoh:
·
Pada perusahaan
garmen, input mencakup kain, benang, pola desain, serta tenaga kerja penjahit.
·
Pada bank, input
bisa berupa data calon nasabah, dokumen administrasi, dan sistem teknologi
perbankan.
Catatan
penting: Input yang berkualitas
akan sangat menentukan kualitas output. Bahan baku yang buruk, misalnya, akan
menghasilkan produk yang sulit bersaing di pasar.
b. Aktivitas atau Tugas (Activities/Tasks)
Aktivitas adalah
langkah-langkah nyata yang dilakukan untuk mengubah input menjadi output.
Aktivitas ini merupakan jantung dari proses bisnis.
Jenis
Aktivitas:
1. Manual:
Dilakukan oleh manusia, misalnya menjahit, mengetik laporan, melayani
pelanggan.
2. Otomatis:
Menggunakan bantuan teknologi atau mesin, misalnya mesin fotokopi, software
akuntansi, sistem ERP.
Contoh:
·
Dalam perusahaan
logistik, aktivitas meliputi pengemasan barang, pengecekan alamat, dan
distribusi.
·
Dalam restoran
cepat saji, aktivitasnya mulai dari menerima pesanan, memasak, hingga
menyajikan makanan.
Catatan
penting: Efisiensi aktivitas
menentukan seberapa cepat dan hemat biaya sebuah organisasi dapat beroperasi.
c. Output (Keluaran)
Output adalah
hasil akhir dari sebuah proses, yang diharapkan memberi nilai tambah
bagi pelanggan atau organisasi.
Bentuk
Output:
·
Produk
fisik: seperti pakaian, mobil,
atau makanan.
·
Jasa: seperti layanan konsultasi, transportasi, atau
pendidikan.
·
Informasi: laporan keuangan, data riset, hasil analisis pasar.
Contoh:
·
Perusahaan garmen
menghasilkan pakaian jadi sebagai output.
·
Universitas
menghasilkan lulusan yang berkualitas.
·
Bank menghasilkan
layanan pinjaman dan investasi yang aman.
Catatan
penting: Output yang dihasilkan
harus sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan, karena kepuasan
pelanggan adalah tujuan utama proses bisnis.
d. Pelaku Proses (Actors/Stakeholders)
Pelaku proses
adalah orang atau pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam
pelaksanaan proses bisnis.
Jenis
Pelaku:
·
Internal: karyawan, manajer, pimpinan perusahaan.
·
Eksternal: pemasok, distributor, mitra bisnis, bahkan pelanggan.
Contoh:
·
Dalam industri
ritel: kasir, staf gudang, pemasok produk, serta pelanggan.
·
Dalam perusahaan
konstruksi: arsitek, mandor, tenaga kerja, kontraktor, dan klien.
Catatan
penting: Pelaku proses memiliki
peran berbeda, tetapi saling berkaitan. Keberhasilan proses sangat tergantung
pada koordinasi di antara mereka.
e. Sumber Daya Pendukung (Resources)
Sumber daya
pendukung adalah sarana atau fasilitas yang membantu pelaksanaan aktivitas agar
lebih cepat, efisien, dan efektif.
Bentuk
Sumber Daya:
·
Fisik: mesin, gedung, kendaraan operasional.
·
Finansial: dana, anggaran operasional.
·
Teknologi: sistem ERP, software CRM, komputer, internet.
Contoh:
·
Dalam perbankan,
resources berupa sistem keamanan data, jaringan komputer, dan aplikasi mobile
banking.
·
Dalam industri
penerbangan, resources meliputi pesawat, sistem reservasi tiket, dan bandara.
Catatan
penting: Sumber daya ini ibarat
“bahan bakar” yang menggerakkan aktivitas. Tanpa resources yang memadai, proses
bisnis bisa tersendat.
f. Kontrol dan Mekanisme Pengendalian
Kontrol adalah
sistem atau mekanisme yang digunakan untuk memastikan proses berjalan sesuai
dengan standar, aturan, dan tujuan yang telah ditetapkan.
Bentuk
Kontrol:
·
Prosedur Operasi
Standar (SOP).
·
Sistem audit
internal.
·
Pengawasan
kualitas (quality control).
·
Laporan kinerja
berkala.
Contoh:
·
Perusahaan
manufaktur menggunakan quality control untuk memastikan barang tidak cacat
sebelum dikirim ke pasar.
·
Perusahaan jasa
keuangan menerapkan audit internal untuk mencegah penyimpangan dana.
Catatan penting: Tanpa kontrol, proses bisnis berisiko menghasilkan
output yang tidak sesuai harapan, bahkan menimbulkan kerugian.
g. Tujuan (Objectives/Goals)
Tujuan adalah arah
atau target yang hendak dicapai dari setiap proses bisnis. Tujuan ini menjadi
“kompas” yang mengarahkan seluruh komponen proses.
Bentuk
Tujuan:
·
Efisiensi: mengurangi biaya, mempercepat proses.
·
Kualitas: menghasilkan produk/layanan yang lebih baik.
·
Kepuasan
pelanggan: memberikan pengalaman
terbaik bagi pengguna.
·
Keuntungan
finansial: meningkatkan
pendapatan dan laba.
Contoh:
·
Pada layanan
transportasi online, tujuan utama adalah menghadirkan layanan cepat, aman, dan
nyaman bagi pengguna.
·
Pada perusahaan
manufaktur, tujuan proses produksi adalah menghasilkan barang berkualitas
tinggi dengan biaya rendah.
Catatan
penting: Tujuan harus jelas dan
terukur. Tanpa tujuan, proses bisnis ibarat perjalanan tanpa arah.
Jika kita rangkum,
komponen proses bisnis terdiri dari input → aktivitas → output,
yang digerakkan oleh pelaku dengan bantuan sumber daya, dijaga dengan kontrol,
dan diarahkan oleh tujuan. Semua ini membentuk sebuah rantai nilai
(value chain) yang menentukan keberhasilan organisasi.
Dengan pemahaman
mendalam tentang komponen ini, mahasiswa diharapkan mampu menganalisis
bagaimana suatu organisasi bekerja, mengidentifikasi titik lemah, serta
menyusun strategi perbaikan agar proses bisnis berjalan lebih efektif, efisien,
dan menghasilkan nilai tambah yang berkelanjutan.
JENIS-JENIS
PROSES BISNIS
Tidak semua proses
bisnis memiliki fungsi yang sama. Ada proses yang langsung berhubungan dengan
pelanggan, menghasilkan produk atau layanan, dan ada pula proses yang bekerja
di balik layar untuk memastikan jalannya organisasi tetap lancar. Selain itu,
ada juga proses yang berfungsi sebagai pengendali, perencana, serta pengambil
keputusan agar keseluruhan organisasi tetap terarah.
Untuk itu, secara
umum, para ahli manajemen membagi proses bisnis menjadi tiga kategori besar,
yaitu:
1. Proses Utama (Core Processes)
2. Proses Pendukung (Supporting Processes)
3. Proses Manajemen (Management Processes)
Pembagian ini
sangat penting karena membantu kita memahami bahwa keberhasilan suatu
organisasi bukan hanya bergantung pada produk atau layanan yang ditawarkan,
tetapi juga pada seluruh sistem kerja yang mendukung dan mengelolanya.
Proses Utama (Core Processes)
Proses utama
adalah proses inti yang secara langsung menghasilkan produk atau layanan untuk
pelanggan. Proses ini memberikan nilai tambah (value added),
sehingga pelanggan mau membeli, menggunakan, atau memanfaatkan hasil dari
proses tersebut.
Karakteristik
Proses Utama:
1. Langsung terlihat oleh pelanggan (customer-facing).
2. Menjadi alasan utama keberadaan sebuah perusahaan atau
organisasi.
3. Berpengaruh besar terhadap daya saing perusahaan.
Contoh
Proses Utama:
1. Perusahaan Manufaktur
o Produksi barang, seperti pembuatan mobil, pakaian,
atau alat elektronik.
o Jika proses produksi tidak efisien, maka produk
menjadi mahal atau kualitasnya rendah.
2. Universitas
o Proses belajar mengajar, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat.
o Inilah “jantung” sebuah perguruan tinggi karena
menentukan reputasi akademiknya.
3. Bank
o Penyimpanan uang, layanan pinjaman, dan transaksi
keuangan.
o Proses ini yang menjadi nilai utama mengapa pelanggan
mempercayakan uangnya pada bank.
Ilustrasi
Sederhana: Bayangkan sebuah restoran
cepat saji. Proses utama mereka adalah menerima pesanan, menyiapkan makanan,
dan menyajikannya ke pelanggan. Jika proses ini lambat atau kualitas makanan
buruk, pelanggan akan kecewa, meskipun dekorasi restoran menarik.
Proses Pendukung (Supporting Processes)
Proses pendukung adalah proses yang tidak langsung menghasilkan produk atau
layanan bagi pelanggan, tetapi berperan penting dalam menjaga kelancaran proses
utama.
Karakteristik
Proses Pendukung:
1. Tidak terlihat langsung oleh pelanggan, tetapi
dampaknya terasa.
2. Memberikan fondasi yang kuat bagi proses utama.
3. Tanpa proses pendukung, proses utama akan terganggu.
Contoh
Proses Pendukung:
1. Rekrutmen dan Pelatihan Karyawan
o Jika perusahaan tidak merekrut atau melatih karyawan
dengan baik, maka kualitas proses utama (misalnya produksi atau layanan) akan
menurun.
2. Teknologi Informasi (IT Support)
o Sistem IT membantu mempercepat komunikasi, mencatat
transaksi, dan melacak pesanan. Bayangkan jika sistem e-commerce error, maka
pelanggan tidak bisa berbelanja.
3. Pengelolaan Keuangan Internal
o Mengatur arus kas, pembayaran gaji, dan perhitungan
biaya. Tanpa ini, perusahaan bisa kehabisan dana untuk menjalankan operasi.
Ilustrasi
Sederhana: Ambil contoh rumah sakit.
Proses utamanya adalah memberikan layanan medis kepada pasien. Namun, tanpa
bagian pendukung seperti administrasi, pengadaan obat, dan sistem informasi
pasien, dokter akan kesulitan memberikan layanan yang maksimal.
Proses Manajemen (Management Processes)
Proses manajemen adalah proses yang berhubungan dengan perencanaan,
pengendalian, pengawasan, dan pengambilan keputusan agar seluruh
proses—baik utama maupun pendukung dapat berjalan dengan
efektif dan efisien.
Karakteristik
Proses Manajemen:
1. Bersifat strategis dan menyeluruh.
2. Tidak langsung berhubungan dengan pelanggan, tetapi
menentukan arah organisasi.
3. Melibatkan level pimpinan dan manajerial.
Contoh
Proses Manajemen:
1. Perencanaan Strategi Perusahaan
o Misalnya, menentukan target penjualan 5 tahun ke depan
atau strategi ekspansi ke pasar internasional.
2. Monitoring Kinerja
o Mengevaluasi apakah target penjualan tercapai, apakah
produksi berjalan sesuai standar, dan bagaimana kepuasan pelanggan.
3. Evaluasi dan Pengambilan Keputusan
o Menentukan apakah perusahaan perlu memperbaiki sistem,
melakukan inovasi produk, atau memangkas biaya operasional.
Ilustrasi
Sederhana: Ambil contoh sebuah
universitas. Proses manajemennya adalah ketika rektor bersama dekan merumuskan
strategi peningkatan akreditasi, mengevaluasi kualitas kurikulum, atau memutuskan
program beasiswa. Tanpa proses manajemen yang baik, proses belajar mengajar
bisa kehilangan arah.
Pentingnya Memahami Jenis-Jenis Proses Bisnis
Mengapa mahasiswa
manajemen perlu memahami pembagian proses bisnis ini?
1. Efisiensi dan Produktivitas
o Dengan mengetahui jenis-jenis proses, kita bisa
melihat di mana titik kelemahan organisasi: apakah di proses utama, pendukung,
atau manajemen.
2. Kualitas Layanan
o Pemahaman ini membantu organisasi menjaga konsistensi
output dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
3. Daya Saing
o Perusahaan dengan proses yang terstruktur lebih mudah
bersaing karena mampu beradaptasi dengan perubahan pasar.
4. Inovasi
o Dengan memahami alur proses, organisasi bisa lebih
cepat menemukan peluang untuk perbaikan (business process improvement).
Contoh Ilustrasi Nyata: Perusahaan E-Commerce
Mari kita
bayangkan perusahaan e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, atau Lazada.
1. Proses Utama: Penerimaan pesanan → verifikasi pembayaran →
pengepakan barang → pengiriman → konfirmasi penerimaan pelanggan.
2. Proses Pendukung: layanan customer service, sistem IT untuk melacak
status pesanan, manajemen gudang, pengelolaan pemasok.
3. Proses Manajemen: Perencanaan strategi pemasaran, analisis data
penjualan, evaluasi kinerja penjual dan mitra logistik, serta kebijakan diskon
atau promosi.
Dari contoh ini,
kita bisa melihat bahwa meskipun pelanggan hanya berinteraksi dengan proses
utama (memesan barang dan menerima kiriman), keberhasilan layanan
e-commerce justru ditentukan oleh kesinambungan proses pendukung
(IT, gudang) dan kebijakan manajemen (strategi promosi,
evaluasi penjualan).
Jenis-jenis proses bisnis dapat dipahami melalui tiga
kategori utama:
1. Proses Utama – yang langsung menghasilkan nilai bagi pelanggan.
2. Proses Pendukung – yang memastikan proses utama berjalan lancar.
3. Proses Manajemen – yang mengendalikan, merencanakan, dan mengevaluasi
keseluruhan sistem.
Pemahaman ini
penting agar calon manajer atau pengelola bisnis mampu melihat organisasi
secara menyeluruh, bukan hanya fokus pada produk, tetapi juga memperhatikan
sistem pendukung dan kebijakan manajerial yang menjadi fondasinya.
Kesimpulan
Dari pembahasan
mengenai komponen dan jenis-jenis proses bisnis, dapat disimpulkan bahwa
keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh bagaimana proses-proses di
dalamnya dikelola. Setiap proses bisnis memiliki komponen inti
berupa input, aktivitas, output, pelaku, sumber daya, mekanisme kontrol, serta
tujuan yang jelas. Komponen-komponen ini bekerja layaknya sebuah mesin yang
saling melengkapi untuk menghasilkan nilai tambah bagi pelanggan maupun
organisasi.
Di sisi lain, berdasarkan fungsinya, proses bisnis
terbagi menjadi tiga kategori utama:
1. Proses Utama (Core Processes) – proses inti yang memberikan nilai langsung kepada
pelanggan.
2. Proses Pendukung (Supporting Processes) – proses yang menjamin kelancaran proses utama.
3. Proses Manajemen (Management Processes) – proses yang berfungsi mengendalikan, merencanakan,
dan mengevaluasi keseluruhan aktivitas organisasi.
Ketiganya saling
terhubung dan membentuk satu kesatuan sistem yang tidak dapat dipisahkan.
Proses utama tanpa dukungan yang memadai akan terhambat, sementara proses
pendukung dan manajemen tanpa keterkaitan dengan proses utama akan kehilangan
relevansinya.
Dengan demikian,
pemahaman yang mendalam mengenai komponen serta jenis-jenis proses bisnis
menjadi kunci untuk menciptakan organisasi yang efisien, produktif, inovatif,
serta mampu menghadapi tantangan persaingan global. Bagi mahasiswa manajemen,
pengetahuan ini akan memperkaya perspektif mereka dalam menganalisis masalah
organisasi sekaligus memberikan bekal praktis untuk menjadi pemimpin yang
adaptif dan visioner di masa depan.
Daftar Pustaka
1. Harmon, P. (2020). Business Process Change: A
Business Process Management Guide for Managers and Process Professionals.
4th Edition. Morgan Kaufmann.
2. Dumas, M., La Rosa, M., Mendling, J., & Reijers,
H. A. (2018). Fundamentals of Business Process Management. Springer.
3. vom Brocke, J., & Rosemann, M. (Eds.). (2021). Handbook
on Business Process Management. Springer.
4. Weske, M. (2019). Business Process Management:
Concepts, Languages, Architectures. Springer.
5. Modul Analisis Proses Bisnis. (2023). Tim Pengajar
Universitas.
6. Hammer, M., & Champy, J. (2001). Reengineering
the Corporation: A Manifesto for Business Revolution. Harper Business.
7. Porter, M. E. (1985). Competitive Advantage:
Creating and Sustaining Superior Performance. Free Press.
8. Rummler, G. A., & Brache, A. P. (2012). Improving
Performance: How to Manage the White Space on the Organization Chart.
Jossey-Bass.
9. ISO 9001:2015. Quality management systems —
Requirements.
10. Wibowo, A. (2020). Manajemen Proses Bisnis.
Jakarta: Rajawali Pers.
VERSI PDF.

0 Response to "BAB. 3 KOMPONEN DAN JENIS-JENIS PROSES BISNIS"
Posting Komentar