Sikap Konsumen dan Perubahannya
Pendahuluan
Sikap konsumen adalah kecenderungan
mental atau kesiapan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu terhadap
objek tertentu, seperti produk, merek, atau perusahaan. Sikap ini berperan
penting dalam menentukan bagaimana konsumen merespon terhadap berbagai jenis
pemasaran dan komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan. Pada umumnya, sikap
konsumen terbentuk melalui berbagai pengalaman yang terkait dengan produk atau
jasa yang digunakan. Dengan memahami sikap konsumen, perusahaan dapat merancang
strategi pemasaran yang lebih efektif untuk mempengaruhi keputusan pembelian.
Dalam dunia pemasaran, perubahan sikap
konsumen menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini berkaitan
dengan bagaimana perusahaan dapat mempengaruhi persepsi dan penilaian konsumen
terhadap produk atau jasa mereka. Melalui pemahaman tentang komponen-komponen
sikap konsumen, strategi untuk mengubah sikap, serta hubungan antara sikap dan
perilaku konsumen, perusahaan dapat menciptakan hubungan yang lebih baik dengan
konsumen dan meningkatkan penjualannya.
Sikap konsumen dapat dibagi menjadi
tiga komponen utama, yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif. Ketiga
komponen ini saling terkait dan bersama-sama membentuk sikap konsumen terhadap
suatu produk atau jasa. Mengubah sikap konsumen membutuhkan pemahaman yang
mendalam tentang bagaimana ketiga komponen ini berfungsi. Selain itu, penting
juga untuk memahami hubungan antara sikap dan perilaku konsumen, karena sikap
yang positif terhadap suatu produk atau merek biasanya akan mempengaruhi
perilaku pembelian konsumen.
Komponen
Sikap Konsumen (Kognitif, Afektif, dan Konatif)
Sikap
konsumen adalah kecenderungan untuk bereaksi secara konsisten terhadap objek
tertentu, baik itu produk, merek, atau perusahaan. Sikap ini terbentuk melalui
pengalaman, pengetahuan, dan perasaan yang dimiliki konsumen terhadap objek
tersebut. Dalam teori perilaku konsumen, sikap terbagi menjadi tiga komponen
utama yang saling berkaitan, yaitu komponen
kognitif, komponen
afektif, dan komponen
konatif. Ketiga komponen ini bekerja bersama untuk membentuk
persepsi dan tindakan konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan. Berikut ini adalah penjelasan lebih rinci mengenai masing-masing
komponen sikap konsumen:
1.
Komponen Kognitif
Komponen
kognitif
berkaitan dengan pengetahuan dan keyakinan yang dimiliki konsumen terhadap
suatu objek, seperti produk atau merek. Komponen ini melibatkan bagaimana
konsumen memperoleh dan memproses informasi mengenai produk, serta bagaimana
mereka memahami fitur, manfaat, dan karakteristik produk tersebut.
·
Aspek
Pengetahuan dan Keyakinan:
Konsumen mengumpulkan informasi tentang produk melalui berbagai saluran,
seperti iklan, promosi, ulasan pengguna, atau pengalaman pribadi. Pengetahuan
ini mencakup pemahaman mengenai kualitas, harga, kemudahan penggunaan, atau
inovasi produk. Semakin banyak informasi yang diperoleh, semakin kuat keyakinan
yang terbentuk dalam pikiran konsumen tentang produk tersebut.
·
Proses
Pembentukan Sikap Kognitif:
Proses ini terjadi ketika konsumen membandingkan produk yang satu dengan yang
lain berdasarkan fitur atau kualitas yang dimiliki. Sebagai contoh, seorang
konsumen yang mencari smartphone akan membandingkan berbagai merek berdasarkan
spesifikasi teknis, seperti kamera, kapasitas penyimpanan, atau daya tahan
baterai. Semakin positif informasi yang diterima, semakin besar kemungkinan
konsumen untuk memiliki sikap positif terhadap produk tersebut.
Contoh
Komponen Kognitif:
Misalkan konsumen mengetahui bahwa sepatu olahraga merek X
menggunakan teknologi anti-air yang membuat sepatu tersebut lebih tahan lama
dan nyaman untuk digunakan saat hujan. Informasi ini akan membentuk sikap
kognitif positif terhadap merek sepatu tersebut. Konsumen percaya bahwa sepatu
tersebut memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan sepatu merek
lainnya yang tidak menawarkan teknologi serupa.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Komponen Kognitif:
- Sumber
Informasi: Iklan, promosi, media sosial, dan
rekomendasi dari teman atau ahli mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki
konsumen.
- Pengalaman
Pribadi: Pengalaman langsung dengan
produk, misalnya setelah menggunakan produk dan merasakan manfaatnya,
memperkuat sikap kognitif.
- Kualitas
Informasi: Kejelasan, ketepatan, dan
keterpercayaan informasi sangat penting dalam membentuk keyakinan yang
positif atau negatif terhadap suatu produk.
Implikasi
Pemasaran:
- Untuk mempengaruhi sikap kognitif
konsumen, perusahaan harus fokus pada penyampaian informasi yang jelas, tepat,
dan menarik. Ini dapat dilakukan melalui iklan yang menyoroti keunggulan
produk atau memberikan informasi yang dapat membantu konsumen dalam proses
pengambilan keputusan.
2.
Komponen Afektif
Komponen
afektif
berhubungan dengan perasaan atau emosi yang dimiliki konsumen terhadap objek
tertentu. Komponen ini menggambarkan bagaimana konsumen merasakan pengalaman
emosional ketika berinteraksi dengan produk, merek, atau perusahaan. Sikap
afektif ini dapat berupa perasaan suka atau tidak suka, senang atau kecewa,
yang terbentuk berdasarkan pengalaman yang dialami.
·
Perasaan
atau Emosi Konsumen:
Komponen afektif ini mencakup perasaan positif atau negatif yang muncul ketika
konsumen berhubungan dengan produk atau merek tertentu. Misalnya, konsumen
mungkin merasa senang atau puas setelah menggunakan produk yang sesuai dengan
harapan mereka atau memberikan manfaat yang diinginkan.
·
Pengalaman
Penggunaan Produk:
Banyak konsumen memilih produk berdasarkan perasaan mereka terhadap merek atau
pengalaman emosional yang telah terbentuk. Konsumen yang merasa puas dengan
kualitas produk dan mendapatkan manfaat yang diinginkan lebih cenderung untuk
setia pada merek tersebut dan bahkan merekomendasikannya kepada orang lain.
Contoh
Komponen Afektif:
Misalnya, seorang konsumen merasa sangat puas setelah menggunakan produk
perawatan kulit dari merek Y,
karena produk tersebut memberikan hasil yang baik pada kulitnya, membuatnya
merasa lebih percaya diri. Perasaan positif ini akan memperkuat hubungan
emosional konsumen terhadap merek Y,
sehingga mereka cenderung menjadi pelanggan yang loyal.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Komponen Afektif:
- Kualitas
Pengalaman: Pengalaman langsung yang positif
akan membangun perasaan afektif yang mendalam. Pengalaman yang tidak
menyenangkan, sebaliknya, dapat menghasilkan perasaan negatif terhadap
produk.
- Pencitraan
Merek: Merek yang dapat menciptakan
koneksi emosional dengan konsumen melalui cerita merek yang kuat, desain
yang menarik, atau kampanye yang inspiratif cenderung membangun sikap
afektif yang positif.
- Pencapaian
Keinginan Konsumen:
Perasaan afektif sangat dipengaruhi oleh apakah produk dapat memenuhi atau
bahkan melampaui harapan konsumen.
Implikasi
Pemasaran:
- Strategi pemasaran yang efektif
harus mampu menciptakan pengalaman emosional yang positif bagi konsumen.
Ini dapat dicapai dengan memberikan layanan pelanggan yang memuaskan,
mengembangkan kampanye pemasaran yang menyentuh emosi konsumen, dan
menciptakan produk yang memiliki kualitas tinggi yang dapat memenuhi
harapan mereka.
3.
Komponen Konatif
Komponen
konatif
berhubungan dengan kecenderungan untuk bertindak atau melakukan perilaku
tertentu berdasarkan sikap yang dimiliki konsumen. Komponen ini mencerminkan
bagaimana sikap yang terbentuk (baik itu kognitif atau afektif) mengarah pada
tindakan nyata, seperti pembelian produk atau rekomendasi kepada orang lain.
Komponen konatif adalah komponen yang berfokus pada perilaku konsumen yang
dapat diamati.
·
Tindakan
atau Perilaku Konsumen:
Komponen konatif berhubungan langsung dengan keputusan yang diambil konsumen
untuk membeli atau tidak membeli produk. Selain itu, sikap konatif juga
mencakup keputusan untuk merekomendasikan produk kepada orang lain, yang bisa
berupa pembicaraan positif tentang produk di media sosial atau melalui
word-of-mouth.
·
Kecenderungan
untuk Bertindak:
Komponen ini menunjukkan bahwa konsumen yang memiliki sikap positif terhadap produk
(baik karena pemahaman mereka atau perasaan mereka) lebih cenderung untuk
membeli produk tersebut. Perilaku konatif ini juga mencerminkan seberapa besar
konsumen terlibat dalam aktivitas seperti pembelian berulang, merekomendasikan
produk, atau bahkan memilih produk baru dari merek yang sama.
Contoh
Komponen Konatif:
Jika seorang konsumen merasa puas (afektif) dan yakin (kognitif) bahwa produk Z memberikan
manfaat yang luar biasa, maka ia lebih cenderung untuk membeli produk tersebut
lagi di masa depan. Selain itu, konsumen tersebut mungkin juga akan
merekomendasikan produk Z
kepada teman-temannya atau menulis ulasan positif di platform e-commerce.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Komponen Konatif:
- Kepuasan
dan Kepercayaan:
Konsumen yang merasa puas dan percaya terhadap suatu merek cenderung
memiliki niat untuk membeli produk tersebut kembali. Hal ini terkait
dengan kepuasan emosional yang tercipta sebelumnya (komponen afektif) dan
keyakinan yang diperoleh melalui pengetahuan tentang produk (komponen
kognitif).
- Faktor
Eksternal: Penawaran harga, diskon, atau
promosi dapat mempengaruhi keputusan pembelian yang bersifat konatif,
bahkan jika sikap konsumen terhadap produk tersebut sudah positif.
Implikasi
Pemasaran:
- Untuk mengubah sikap konsumen
menjadi perilaku pembelian, perusahaan perlu memfasilitasi langkah-langkah
yang memudahkan konsumen dalam mengambil keputusan, seperti memberikan
penawaran khusus atau diskon, menyederhanakan proses pembelian, dan
memastikan produk mudah diakses oleh konsumen.
Ketiga
komponen sikap konsumen – kognitif,
afektif,
dan konatif
– berfungsi secara terintegrasi untuk membentuk sikap yang kuat dan dapat
mempengaruhi perilaku konsumen. Komponen kognitif berfokus pada pengetahuan dan
keyakinan konsumen terhadap produk, komponen afektif berhubungan dengan
perasaan atau emosi yang dimiliki konsumen terhadap produk, dan komponen konatif
mencakup tindakan nyata atau keputusan untuk membeli produk.
Untuk
menciptakan strategi pemasaran yang efektif, perusahaan perlu memahami
bagaimana ketiga komponen ini bekerja secara bersamaan dan mempengaruhi
keputusan konsumen. Dengan memperkuat ketiga komponen sikap ini, perusahaan
dapat meningkatkan kepuasan konsumen, menciptakan loyalitas merek, dan
meningkatkan penjualan.
Strategi Mengubah
Sikap Konsumen Terhadap Produk/Jasa
Mengubah
sikap konsumen terhadap suatu produk atau jasa memang bukan hal yang mudah,
karena sikap adalah hasil dari pengalaman dan persepsi yang telah terbentuk
dalam jangka waktu yang lama. Sikap konsumen terbentuk melalui interaksi dengan
produk, merek, dan pengalaman yang dimiliki oleh konsumen dalam menggunakan
produk atau jasa tersebut. Oleh karena itu, untuk mengubah sikap konsumen,
perusahaan harus merancang dan melaksanakan strategi yang efektif, dengan
memperhatikan komponen sikap konsumen (kognitif, afektif, dan konatif) dan
mempengaruhi mereka melalui berbagai pendekatan yang tepat.
Strategi
untuk mengubah sikap konsumen dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang
berfokus pada penciptaan pengalaman positif, pemberian informasi yang jelas,
serta memanfaatkan bukti sosial dan testimoni yang dapat meningkatkan
kepercayaan konsumen terhadap produk.
Berikut
adalah penjelasan yang lebih rinci mengenai strategi-strategi untuk mengubah
sikap konsumen terhadap produk atau jasa:
Penggunaan
Iklan yang Menarik
Iklan
merupakan alat komunikasi yang sangat efektif dalam mempengaruhi sikap
konsumen. Melalui iklan, perusahaan dapat menyampaikan pesan yang jelas
mengenai produk atau jasa, yang bertujuan untuk memengaruhi ketiga komponen
sikap konsumen, yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Iklan yang dirancang
dengan cermat akan dapat mengubah atau memperkuat sikap konsumen terhadap produk
yang ditawarkan.
1
Komponen Kognitif dalam Iklan
Komponen kognitif berhubungan dengan pengetahuan dan informasi yang diterima
oleh konsumen tentang produk. Oleh karena itu, iklan yang baik harus memberikan
informasi yang jelas, benar, dan lengkap mengenai produk atau jasa yang
ditawarkan. Informasi tersebut dapat berupa fitur produk, manfaat yang
diberikan, serta cara kerja produk.
Sebagai
contoh, sebuah iklan sabun cuci piring dapat menyoroti keunggulan produknya,
seperti menghilangkan minyak dengan cepat dan mudah, serta keamanannya bagi
kulit. Iklan ini akan meningkatkan pemahaman konsumen tentang produk tersebut
(komponen kognitif), dan membantu mereka mengambil keputusan pembelian yang
lebih informasional.
2
Komponen Afektif dalam Iklan
Komponen afektif berkaitan dengan emosi dan perasaan konsumen. Iklan yang
memanfaatkan elemen emosional dapat menciptakan hubungan yang lebih mendalam
antara konsumen dan produk. Sebagai contoh, sebuah iklan pembersih rumah tangga
dapat menunjukkan keluarga yang bahagia dan nyaman di rumah yang bersih dan
rapi, sehingga konsumen merasa terdorong untuk membeli produk tersebut untuk
merasakan kebahagiaan dan kenyamanan yang sama.
3
Komponen Konatif dalam Iklan
Komponen konatif terkait dengan dorongan untuk bertindak. Dalam hal ini, iklan
yang efektif tidak hanya memberi informasi dan membangkitkan perasaan positif,
tetapi juga mengajak konsumen untuk melakukan tindakan nyata, seperti membeli
produk. Oleh karena itu, iklan yang mengajak konsumen untuk membeli segera dengan
menawarkan promosi atau diskon terbatas dapat meningkatkan konversi penjualan.
Contoh
yang baik adalah iklan yang menawarkan diskon 20% untuk pembelian dalam waktu
24 jam. Ini akan memberikan dorongan bagi konsumen untuk segera membeli produk
tersebut karena adanya iming-iming harga lebih murah.
Pengalaman
Positif dengan Produk
Pengalaman
langsung dengan produk memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk dan
mengubah sikap konsumen. Konsumen cenderung membentuk sikap yang lebih positif
terhadap produk yang memberikan pengalaman yang memuaskan dan memenuhi
ekspektasi mereka.
1
Meningkatkan Pengalaman Penggunaan Produk Untuk mengubah sikap
konsumen, perusahaan perlu menciptakan pengalaman yang positif bagi konsumen
saat mereka menggunakan produk. Pengalaman yang positif akan memperkuat sikap
positif terhadap produk dan meningkatkan kemungkinan konsumen untuk membeli
produk tersebut lagi di masa depan.
Sebagai
contoh, produsen smartphone yang menawarkan jaminan kualitas dan layanan purna
jual yang memadai, seperti garansi resmi, dukungan teknis, dan perbaikan produk
gratis, dapat menciptakan pengalaman yang positif bagi konsumen. Hal ini akan
meningkatkan kepuasan konsumen dan memperkuat sikap positif terhadap merek
tersebut, sehingga konsumen lebih cenderung untuk terus menggunakan produk
tersebut dan merekomendasikannya kepada orang lain.
2
Memenuhi Ekspektasi Konsumen
Sikap konsumen juga sangat dipengaruhi oleh seberapa baik produk memenuhi
harapan mereka. Jika produk sesuai dengan atau bahkan melebihi ekspektasi
konsumen, maka sikap positif mereka akan semakin kuat. Sebaliknya, jika produk
gagal memenuhi ekspektasi, konsumen cenderung merasa kecewa dan berpotensi
mengembangkan sikap negatif.
Sebagai
contoh, sebuah produk kosmetik yang menjanjikan hasil yang cepat dan terlihat
nyata dalam waktu singkat akan menciptakan harapan yang tinggi. Jika produk
tersebut dapat memenuhi harapan konsumen, maka sikap positif akan terbentuk.
Namun, jika produk gagal memberikan hasil yang dijanjikan, konsumen mungkin
akan beralih ke merek lain dan mengembangkan sikap negatif terhadap produk
tersebut.
Sosial
Proof dan Testimoni
Sosial
proof atau bukti sosial adalah konsep psikologis yang menunjukkan bahwa orang
cenderung mengikuti tindakan atau keputusan orang lain, terutama jika mereka
merasa orang tersebut memiliki pengalaman yang relevan atau otoritas dalam
bidang tersebut. Konsep ini sangat penting dalam pemasaran, karena dapat mempengaruhi
sikap konsumen terhadap produk atau jasa.
1
Pengaruh Testimoni Konsumen
Testimoni dari konsumen yang puas dapat membantu mempengaruhi sikap konsumen
lain yang ragu-ragu untuk mencoba produk tersebut. Konsumen yang mendengar atau
melihat pengalaman positif orang lain, terutama yang memiliki masalah yang
serupa, cenderung merasa lebih percaya diri untuk mencoba produk tersebut.
Testimoni ini memberikan bukti bahwa produk tersebut benar-benar efektif dan
bermanfaat.
Contohnya,
produk suplemen kesehatan yang menampilkan testimoni dari konsumen yang telah
merasakan manfaatnya, seperti peningkatan energi atau penurunan berat badan,
dapat membantu membentuk sikap positif di kalangan konsumen yang ingin mencoba
produk tersebut.
2
Pengaruh Influencer dan Ahli
Rekomendasi dari influencer atau ahli yang dipercaya juga dapat memengaruhi sikap
konsumen terhadap suatu produk. Influencer atau figur publik yang memiliki
kredibilitas di bidang tertentu, seperti ahli kecantikan atau fitness, dapat
memberikan pengaruh besar terhadap pengikut mereka. Jika mereka
merekomendasikan suatu produk, pengikut cenderung mempercayai rekomendasi
tersebut dan mengubah sikap mereka terhadap produk.
Misalnya,
seorang influencer kecantikan yang dikenal di media sosial dapat
merekomendasikan produk perawatan kulit tertentu, dan ini dapat mengubah sikap
para pengikutnya yang sebelumnya ragu untuk mencoba produk tersebut.
Mengubah
sikap konsumen terhadap produk atau jasa memerlukan pendekatan yang menyeluruh
dan berkesinambungan. Strategi pemasaran yang efektif dapat mengubah sikap
konsumen melalui berbagai pendekatan, seperti menggunakan iklan yang menarik
yang mempengaruhi ketiga komponen sikap (kognitif, afektif, dan konatif),
menciptakan pengalaman positif yang meningkatkan kepuasan dan loyalitas
konsumen, serta memanfaatkan bukti sosial dan testimoni dari konsumen lain atau
influencer untuk memperkuat kepercayaan terhadap produk.
Perusahaan
yang mampu mengubah sikap konsumen dengan cara yang efektif akan lebih mudah
meningkatkan penjualannya, memperkuat hubungan dengan konsumen, dan menciptakan
loyalitas yang berkelanjutan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk
merancang strategi pemasaran yang tepat dan terus beradaptasi dengan perubahan
perilaku konsumen.
Hubungan Antara Sikap
dan Perilaku Konsumen
Sikap
konsumen adalah faktor psikologis yang mencerminkan pandangan, perasaan, dan
kecenderungan konsumen terhadap produk atau merek tertentu. Meskipun sikap
sering kali menjadi indikator yang kuat mengenai perilaku konsumen, tidak
selalu sikap yang terbentuk akan langsung tercermin dalam tindakan pembelian
mereka. Sikap konsumen dipengaruhi oleh berbagai faktor internal (seperti
pengalaman dan kepribadian) serta faktor eksternal (seperti kondisi pasar dan
pengaruh sosial), yang semuanya berinteraksi untuk membentuk perilaku konsumen.
Pada
dasarnya, hubungan antara sikap dan perilaku konsumen bukanlah hubungan yang
selalu langsung dan konsisten. Ada banyak variabel yang dapat memengaruhi
seberapa besar sikap konsumen akan tercermin dalam perilaku mereka. Beberapa
faktor utama yang mempengaruhi hubungan ini adalah pengaruh internal konsumen,
situasi eksternal, dan interaksi antara keduanya.
Pengaruh
Sikap Terhadap Perilaku Pembelian
Sikap
konsumen terhadap produk atau merek sering kali menjadi prediktor yang kuat
dari perilaku pembelian mereka. Sikap yang positif terhadap suatu produk atau
merek dapat mendorong konsumen untuk lebih cenderung memilih dan membeli produk
tersebut. Namun, hubungan antara sikap dan perilaku pembelian tidak selalu
bersifat otomatis dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya.
1
Komponen Sikap yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian
Sikap
konsumen terdiri dari tiga komponen utama, yaitu kognitif, afektif, dan
konatif. Masing-masing komponen ini dapat berperan dalam mempengaruhi perilaku
pembelian konsumen.
·
Komponen
Kognitif (Pengetahuan):
Konsumen yang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai produk atau merek
tertentu lebih cenderung untuk mempercayainya dan membeli produk tersebut.
Pengetahuan yang dimiliki konsumen mengenai manfaat produk, kualitas, serta
fitur-fitur unggulannya dapat memperkuat sikap positif mereka dan meningkatkan
keinginan untuk membeli produk tersebut.
·
Komponen
Afektif (Perasaan):
Emosi dan perasaan yang dimiliki konsumen terhadap suatu produk atau merek juga
sangat berpengaruh pada perilaku mereka. Konsumen yang merasa senang atau
nyaman dengan suatu merek atau produk, misalnya melalui pengalaman sebelumnya
atau asosiasi positif, lebih cenderung untuk membeli produk tersebut lagi.
·
Komponen
Konatif (Tindakan):
Sikap konatif berkaitan dengan dorongan untuk bertindak. Konsumen yang memiliki
sikap konatif yang kuat terhadap suatu produk (seperti keinginan untuk membeli
atau mencoba) lebih cenderung untuk mengubah sikap mereka menjadi perilaku
pembelian yang nyata.
2
Contoh Sikap Positif terhadap Produk Organik
Salah
satu contoh nyata yang menggambarkan hubungan antara sikap dan perilaku
pembelian adalah konsumen yang memiliki sikap positif terhadap produk organik.
Banyak konsumen yang merasa bahwa produk organik lebih sehat, ramah lingkungan,
dan lebih baik bagi tubuh. Sikap ini menciptakan perasaan positif (afektif) dan
pengetahuan (kognitif) mengenai manfaat produk organik. Meskipun harga produk
organik sering kali lebih mahal dibandingkan produk konvensional, konsumen
dengan sikap positif terhadap produk organik cenderung akan memilih produk
tersebut ketika berbelanja, karena mereka percaya bahwa manfaat yang diperoleh
sebanding dengan harga yang dibayar.
Pengaruh
Lingkungan Terhadap Perilaku Konsumen
Meskipun
sikap konsumen sering kali memengaruhi perilaku pembelian mereka, faktor-faktor
eksternal yang terkait dengan lingkungan konsumen juga memegang peranan penting
dalam menentukan apakah sikap tersebut benar-benar tercermin dalam tindakan
pembelian.
1
Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Beberapa
faktor lingkungan yang dapat memengaruhi perilaku konsumen, meskipun mereka
memiliki sikap positif terhadap suatu produk, antara lain:
·
Harga: Harga adalah salah satu
faktor eksternal yang paling kuat yang memengaruhi perilaku pembelian. Meskipun
konsumen memiliki sikap positif terhadap suatu produk, mereka mungkin akan
memilih untuk tidak membelinya jika harga produk tersebut dianggap terlalu
tinggi atau tidak sesuai dengan anggaran mereka. Misalnya, konsumen yang ingin
membeli produk organik mungkin terhalang oleh harga yang lebih mahal
dibandingkan produk konvensional, meskipun mereka yakin bahwa produk organik
lebih baik bagi kesehatan mereka.
·
Promosi
dan Diskon:
Promosi atau diskon yang diberikan oleh perusahaan dapat mendorong konsumen
untuk membeli produk meskipun mereka mungkin belum sepenuhnya yakin dengan
produk tersebut. Misalnya, sebuah merek pakaian yang menawarkan diskon besar
atau hadiah tambahan dapat membuat konsumen yang awalnya hanya tertarik dengan
produk tersebut menjadi lebih termotivasi untuk melakukan pembelian.
·
Ketersediaan
Produk:
Faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen adalah ketersediaan
produk di pasar. Meskipun konsumen memiliki sikap positif terhadap suatu
produk, jika produk tersebut tidak tersedia di toko atau saluran distribusi
yang mereka pilih, mereka mungkin akan beralih ke produk lain yang lebih mudah
ditemukan.
·
Kondisi
Ekonomi dan Sosial:
Faktor-faktor ekonomi dan sosial juga mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen. Misalnya, dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil atau krisis,
meskipun konsumen memiliki sikap positif terhadap produk tertentu, mereka
mungkin akan menunda atau bahkan membatalkan pembelian mereka karena
kekhawatiran tentang pengeluaran.
2
Pengaruh Sosial Terhadap Perilaku Pembelian
Lingkungan
sosial konsumen, termasuk pengaruh keluarga, teman, dan kelompok sosial
lainnya, juga dapat memengaruhi perilaku pembelian mereka. Meskipun konsumen
memiliki sikap positif terhadap suatu produk, jika mereka merasa bahwa kelompok
sosial mereka tidak mendukung atau tidak menyetujui pembelian tersebut, mereka
mungkin akan ragu untuk melanjutkan pembelian. Sebaliknya, jika teman atau
keluarga mereka mendukung pilihan produk tersebut, mereka lebih cenderung untuk
membeli produk tersebut.
Faktor
Pembentuk Hubungan Antara Sikap dan Perilaku
Ada
beberapa faktor yang dapat memperkuat atau mengurangi hubungan antara sikap dan
perilaku konsumen:
1
Kekonsistenan Sikap dan Perilaku
Kekonsistenan
antara sikap dan perilaku konsumen cenderung lebih tinggi ketika sikap konsumen
terhadap produk atau merek tersebut sangat kuat. Konsumen dengan sikap yang
kuat dan stabil terhadap produk atau merek cenderung lebih konsisten dalam
tindakannya, seperti melakukan pembelian ulang atau merekomendasikan produk
kepada orang lain.
2
Pengaruh Sikap yang Berubah
Sikap
konsumen tidak selalu tetap dan dapat berubah dari waktu ke waktu.
Faktor-faktor seperti pengalaman negatif dengan produk, perubahan dalam
informasi yang tersedia, atau perubahan dalam kondisi pasar dapat menyebabkan
sikap konsumen terhadap suatu produk menjadi lebih positif atau negatif.
Perubahan sikap ini dapat berdampak langsung pada perilaku pembelian mereka.
3
Tingkat Keterlibatan Konsumen
Tingkat
keterlibatan konsumen terhadap produk atau merek juga memainkan peranan
penting. Semakin tinggi keterlibatan konsumen dalam suatu produk atau merek
(misalnya, produk yang dianggap sangat penting atau berharga bagi mereka),
semakin besar kemungkinan sikap mereka tercermin dalam perilaku pembelian yang
nyata. Konsumen dengan tingkat keterlibatan tinggi cenderung lebih cermat dalam
memilih dan membeli produk yang sesuai dengan sikap mereka.
Sikap
konsumen terhadap suatu produk atau merek dapat menjadi indikator yang sangat
penting dalam memprediksi perilaku pembelian mereka, namun pengaruh sikap ini
tidak selalu langsung dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal
seperti harga, promosi, ketersediaan produk, dan pengaruh sosial. Untuk dapat
merancang strategi pemasaran yang efektif, perusahaan perlu memahami bahwa
perubahan sikap konsumen seringkali diikuti oleh perubahan perilaku, tetapi
faktor-faktor lain yang memengaruhi keputusan pembelian juga perlu
diperhatikan.
Penting
bagi perusahaan untuk tidak hanya fokus pada membentuk sikap konsumen yang
positif, tetapi juga menciptakan kondisi eksternal yang mendukung sikap
tersebut untuk tercermin dalam perilaku pembelian. Dengan pendekatan yang
menyeluruh, perusahaan dapat meningkatkan efektivitas pemasaran dan menciptakan
loyalitas konsumen yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Sikap konsumen terdiri dari tiga
komponen utama: kognitif, afektif, dan konatif. Ketiga komponen ini berfungsi
secara terintegrasi untuk membentuk persepsi konsumen terhadap produk atau
jasa. Mengubah sikap konsumen memerlukan strategi yang tepat, seperti iklan
yang menarik, pengalaman positif dengan produk, dan testimoni dari orang lain.
Sikap konsumen juga memiliki pengaruh besar terhadap perilaku pembelian mereka,
meskipun faktor eksternal seperti harga dan ketersediaan juga mempengaruhi
keputusan konsumen. Dengan memahami komponen sikap dan hubungan antara sikap
dan perilaku konsumen, perusahaan dapat merancang strategi pemasaran yang lebih
efektif dan meningkatkan loyalitas konsumen.
Daftar Pustaka
- Kotler,
P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15th ed.).
Pearson.
- Schiffman,
L. G., & Kanuk, L. L. (2019). Consumer Behavior (12th ed.).
Pearson.
- Assael,
H. (2017). Consumer Behavior and Marketing Action (9th ed.).
Cengage Learning.
- Engel,
J. F., Blackwell, R. D., & Miniard, P. W. (2020). Consumer Behavior
(12th ed.). Cengage Learning.
- Solomon,
M. R. (2017). *Consumer Behavior: Buying, Having, and Being* (12th ed.).
Pearson.
- Firdaus,
M. (2019). Psikologi Konsumen dalam Pemasaran. Andi Offset.
- Hidayat,
I. (2018). Perilaku Konsumen dalam Pemasaran (1st ed.). Rajawali
Pers
- Junaedi,
E. (2020). Perilaku Konsumen dan Pengaruhnya terhadap Strategi
Pemasaran. UPP STIM YKPN.
0 Response to "Sikap Konsumen dan Perubahannya"
Posting Komentar