MATERI KULIAH TOPIK SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DALAM E-BISNIS
Deskripsi Singkat
Supply Chain Management (SCM) dalam konteks e-bisnis adalah serangkaian kegiatan yang terintegrasi yang mengelola aliran barang, informasi, dan uang dari produsen hingga konsumen akhir dengan memanfaatkan teknologi digital. Transformasi digital dalam rantai pasok memungkinkan perusahaan untuk mengelola pasokan, produksi, distribusi, dan permintaan secara lebih efisien dan efektif. Teknologi canggih seperti Enterprise Resource Planning (ERP), Internet of Things (IoT), dan sistem manajemen logistik berbasis cloud memegang peranan penting dalam digitalisasi rantai pasok untuk meningkatkan transparansi dan ketepatan waktu pengiriman barang.
Capaian Pembelajaran
Setelah
mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat:
- Memahami konsep dan pentingnya
digitalisasi dalam rantai pasok.
- Menganalisis peran teknologi
dalam optimasi proses supply chain pada e-bisnis.
- Menyusun dan
mengimplementasikan peran ERP dalam integrasi rantai pasok digital.
- Mengidentifikasi tantangan dan
manfaat dalam mengintegrasikan rantai pasok digital.
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa dapat menjelaskan dan
menganalisis proses digitalisasi dalam rantai pasok dalam konteks
e-bisnis.
- Mahasiswa mampu menjelaskan
berbagai teknologi yang digunakan dalam optimasi supply chain.
- Mahasiswa dapat memahami dan
mengimplementasikan peran ERP dalam digitalisasi rantai pasok.
- Mahasiswa dapat mengevaluasi
dan merancang integrasi sistem rantai pasok digital yang efektif.
Pendahuluan
Rantai
pasok merupakan salah satu komponen penting dalam operasi bisnis, termasuk
dalam e-bisnis. Seiring dengan berkembangnya teknologi, digitalisasi rantai
pasok menjadi hal yang sangat penting untuk mengoptimalkan aliran barang dan
informasi yang lebih cepat dan lebih efisien.
Dalam
dunia e-bisnis, digitalisasi rantai pasok tidak hanya mengoptimalkan proses
distribusi barang tetapi juga memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih
baik berdasarkan data yang real-time. Hal ini menjadi kunci untuk meningkatkan
layanan kepada pelanggan, yang pada gilirannya akan memperkuat posisi
kompetitif perusahaan.
Sistem
rantai pasok yang efisien membutuhkan penggunaan teknologi informasi yang
tepat, seperti penggunaan software manajemen rantai pasok dan sistem ERP yang
dapat mengintegrasikan semua bagian dari rantai pasok mulai dari pemasok,
produsen, hingga distributor dan pengecer. Teknologi ini memungkinkan data
dapat bergerak secara bebas di seluruh sistem, meningkatkan kolaborasi antara
berbagai pihak yang terlibat dalam proses supply chain. Tanpa adanya teknologi
yang memadai, perusahaan akan kesulitan untuk tetap kompetitif di pasar yang
semakin cepat dan berubah ini.
Peran
teknologi dalam supply chain tidak hanya terbatas pada penyediaan alat dan
platform yang mempercepat transaksi, tetapi juga mencakup penggunaan teknologi
analitik untuk memantau dan menganalisis kinerja rantai pasok. Ini akan
membantu perusahaan untuk meminimalisir biaya, meningkatkan kepuasan pelanggan,
dan mengurangi risiko yang terkait dengan gangguan pasokan. Oleh karena itu,
penting bagi pelaku e-bisnis untuk memahami dan mengimplementasikan teknologi
dan sistem yang efektif untuk mendigitalisasi rantai pasok mereka.
Digitalisasi
Rantai Pasok
Digitalisasi rantai pasok mengacu pada penerapan
teknologi digital untuk mengelola dan mengoptimalkan seluruh aliran barang,
informasi, dan uang di dalam rantai pasokan suatu perusahaan. Seiring dengan
kemajuan teknologi seperti Internet of Things (IoT), Big Data, dan Kecerdasan
Buatan (AI), digitalisasi memungkinkan perusahaan untuk mengelola rantai pasok
dengan lebih transparan, efisien, dan responsif terhadap perubahan pasar.
Proses digitalisasi ini memanfaatkan berbagai alat dan platform untuk mengotomatisasi
dan mengoptimalkan setiap bagian dari proses supply chain, mulai dari pemasok
bahan baku hingga pengiriman produk jadi ke konsumen.
Melalui digitalisasi, perusahaan dapat memantau
aliran barang secara real-time, mengidentifikasi potensi gangguan dalam rantai
pasok lebih awal, serta memperkirakan permintaan pasar dengan lebih akurat.
Selain itu, teknologi juga memungkinkan perusahaan untuk mengintegrasikan
berbagai bagian dalam rantai pasok, mengurangi duplikasi usaha, dan
meningkatkan kolaborasi antara mitra bisnis.
Manfaat
Digitalisasi dalam Supply Chain
1.
Peningkatan Efisiensi Operasional:
Digitalisasi rantai pasok membantu perusahaan dalam mengotomatisasi banyak
aspek dalam operasional supply chain, mulai dari pemesanan bahan baku hingga
pengiriman produk akhir kepada pelanggan. Dengan otomatisasi, proses manual
yang rawan kesalahan dapat diminimalkan. Misalnya, sistem pemantauan berbasis
digital dapat secara otomatis memperbarui status pesanan, memproses pembayaran,
serta mengelola jadwal pengiriman tanpa memerlukan intervensi manusia yang
memakan waktu. Selain itu, digitalisasi juga mempercepat proses produksi dan
distribusi barang, yang pada akhirnya meningkatkan waktu respons dan
produktivitas.
2.
Peningkatan Visibilitas dan Transparansi:
Dengan pemanfaatan teknologi digital, perusahaan dapat mendapatkan informasi
yang lebih akurat dan terkini mengenai status pengiriman, kondisi stok, serta
pemetaan jaringan pemasok dan distribusi. Misalnya, dengan menggunakan platform
berbasis cloud atau sistem ERP (Enterprise Resource Planning), manajer dapat
memantau data dalam waktu nyata dan membuat keputusan yang lebih cepat serta
berbasis data yang valid. Transparansi ini membantu perusahaan untuk lebih
proaktif dalam mengidentifikasi potensi masalah seperti keterlambatan
pengiriman atau kekurangan persediaan, dan mengambil tindakan sebelum masalah
tersebut menjadi lebih besar.
3.
Pengurangan Biaya Operasional:
Digitalisasi memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber
daya yang ada. Dalam konteks supply chain, hal ini berarti pengelolaan yang
lebih baik terhadap persediaan, tenaga kerja, dan transportasi. Teknologi
digital, seperti perangkat lunak manajemen rantai pasok, dapat menghitung
kebutuhan persediaan yang lebih tepat, mengurangi pemborosan stok, dan
mengoptimalkan rute distribusi untuk mengurangi biaya transportasi. Selain itu,
proses pengiriman yang lebih efisien mengurangi biaya operasional, baik dari
sisi biaya tenaga kerja maupun pengeluaran terkait lainnya. Dengan demikian,
perusahaan dapat mengurangi biaya yang tidak perlu dan meningkatkan margin
laba.
Penerapan
Teknologi dalam Supply Chain
Penerapan teknologi dalam digitalisasi rantai
pasok memberikan keuntungan kompetitif yang signifikan bagi perusahaan.
Beberapa teknologi yang biasa digunakan dalam digitalisasi rantai pasok adalah:
1. Internet of Things (IoT) dalam Supply Chain
Internet of Things (IoT) merujuk pada jaringan
perangkat fisik yang terhubung dan dapat saling berkomunikasi melalui internet.
Dalam konteks rantai pasok, IoT memungkinkan perangkat untuk mengirimkan data
secara real-time mengenai lokasi, kondisi barang, atau bahkan status kendaraan
pengiriman. Beberapa manfaat utama IoT dalam supply chain antara lain:
- Pemantauan Real-time: Dengan
perangkat IoT yang terpasang pada produk atau kendaraan, perusahaan dapat
memantau barang-barang dalam perjalanan secara real-time. Ini memungkinkan
pengelolaan aliran barang yang lebih efisien dan responsif terhadap
perubahan situasi di lapangan.
- Peningkatan Keamanan: Teknologi
IoT memberikan kemampuan untuk melacak barang-barang berharga atau
sensitif sepanjang rantai pasok. Misalnya, dengan menggunakan sensor IoT,
perusahaan dapat memantau kondisi suhu dan kelembapan barang yang mudah
rusak, serta mendeteksi potensi kerusakan atau kehilangan barang lebih
awal.
- Optimasi Penggunaan
Sumber Daya: IoT juga dapat digunakan untuk memantau
penggunaan sumber daya seperti kendaraan pengiriman dan gudang
penyimpanan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk merencanakan rute
pengiriman yang lebih efisien, mengurangi konsumsi bahan bakar, dan
meminimalkan waktu yang terbuang.
2. Big Data Analytics dalam Supply Chain
Big data analytics mengacu pada pengumpulan,
analisis, dan pengolahan data dalam jumlah besar untuk mendapatkan wawasan yang
lebih mendalam dan membuat keputusan yang lebih tepat. Dalam konteks rantai
pasok, teknologi ini digunakan untuk:
- Prediksi Permintaan: Dengan
menganalisis data historis dan tren pasar, perusahaan dapat memperkirakan
permintaan produk dengan lebih akurat. Hal ini memungkinkan mereka untuk
merencanakan produksi dan persediaan dengan lebih baik, mengurangi risiko
kekurangan atau kelebihan stok.
- Optimalisasi Rantai
Pasok:
Big data analytics dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi
area-area yang dapat ditingkatkan dalam rantai pasok, seperti mengurangi
waktu pengiriman atau menemukan pemasok alternatif yang lebih efisien.
- Peningkatan Pengalaman
Pelanggan:
Dengan memantau data pelanggan dan perilaku pembelian, perusahaan dapat
menyesuaikan strategi pengiriman dan distribusi untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan.
3. Cloud Computing dalam Supply Chain
Cloud computing memungkinkan perusahaan untuk
mengakses sistem dan data secara online melalui internet, tanpa harus
mengandalkan perangkat keras fisik di lokasi. Teknologi ini mempermudah
perusahaan untuk berbagi informasi antara berbagai pihak dalam rantai pasok,
seperti pemasok, distributor, dan pengecer. Manfaat cloud computing dalam
rantai pasok meliputi:
- Keterhubungan yang
Lebih Baik:
Semua pihak yang terlibat dalam rantai pasok dapat mengakses data yang
sama secara real-time, memungkinkan kolaborasi yang lebih efisien dan
pengambilan keputusan yang lebih cepat.
- Peningkatan
Skalabilitas: Dengan cloud computing, perusahaan dapat
dengan mudah menyesuaikan kapasitas penyimpanan dan pemrosesan data sesuai
dengan kebutuhan mereka, tanpa harus berinvestasi besar dalam
infrastruktur IT.
- Keamanan dan
Keandalan:
Layanan cloud yang dikelola oleh penyedia layanan terkemuka seringkali
menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi dan lebih andal dibandingkan
dengan sistem lokal yang dikelola sendiri.
Digitalisasi rantai pasok merupakan sebuah
keharusan dalam dunia bisnis modern, bukan hanya sebuah tren. Dengan
memanfaatkan teknologi digital seperti IoT, Big Data, dan Cloud Computing,
perusahaan dapat mengoptimalkan rantai pasok mereka dengan cara yang lebih
efisien, transparan, dan responsif.
Keuntungan yang dihasilkan, seperti peningkatan
efisiensi operasional, pengurangan biaya, dan peningkatan visibilitas,
memberikan perusahaan keunggulan kompetitif yang diperlukan untuk bertahan
dalam pasar yang semakin dinamis. Oleh karena itu, penerapan teknologi dalam
rantai pasok tidak hanya membantu perusahaan untuk mengelola risiko dengan
lebih baik, tetapi juga mempercepat inovasi dan meningkatkan kepuasan
pelanggan.
Teknologi dalam
Supply Chain
Teknologi memainkan peran yang sangat penting
dalam setiap tahap rantai pasok, mulai dari perencanaan, pemantauan, hingga
pengiriman barang ke konsumen. Seiring dengan perkembangan pesat dalam dunia
teknologi, berbagai inovasi seperti Internet of Things
(IoT), big data analytics, dan cloud
computing kini digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan
transparansi dalam rantai pasok.
Teknologi-teknologi ini memberikan kemampuan bagi
perusahaan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai titik dalam
rantai pasok secara lebih efisien dan akurat, memungkinkan pengambilan
keputusan yang lebih cepat, serta mengoptimalkan operasi.
Digitalisasi supply chain memungkinkan perusahaan
untuk mengatasi tantangan yang muncul di dalam proses rantai pasok tradisional,
seperti keterlambatan pengiriman, ketidakakuratan persediaan, serta kesulitan
dalam mengelola banyak pihak yang terlibat dalam proses distribusi. Teknologi
ini tidak hanya memungkinkan perusahaan untuk bekerja lebih efisien tetapi juga
untuk beradaptasi dengan perubahan pasar yang sangat cepat dan dinamis.
Beberapa
Teknologi yang Umum Digunakan dalam Supply Chain Digital
1.
Internet of Things (IoT)
Internet of Things (IoT)
merujuk pada jaringan perangkat fisik yang dapat saling terhubung dan
berkomunikasi melalui internet. Dalam konteks rantai pasok, IoT digunakan untuk
memonitor dan mengelola aliran barang secara real-time dengan memasang sensor
pada berbagai titik dalam proses supply chain. Hal ini memungkinkan perusahaan
untuk memperoleh data yang diperlukan tanpa harus mengandalkan input manual, yang
rentan terhadap kesalahan.
Manfaat
IoT dalam Supply Chain:
o Pemantauan
Real-time: IoT memungkinkan perusahaan untuk memantau lokasi
dan kondisi barang selama proses pengiriman. Misalnya, sensor IoT pada
kendaraan pengiriman dapat memberikan informasi tentang lokasi kendaraan secara
real-time, sedangkan sensor pada produk dapat menginformasikan kondisi barang
(seperti suhu atau kelembapan) yang sangat bergantung pada produk tersebut
(misalnya barang yang mudah rusak). Ini memungkinkan perusahaan untuk mengetahui
dengan tepat di mana barang berada dan apakah ada masalah dalam pengiriman.
o Peningkatan
Keamanan: Dengan teknologi IoT, perusahaan dapat memantau
barang berharga atau sensitif selama perjalanan. Sensor IoT dapat
mengidentifikasi dan melaporkan jika ada pencurian atau kerusakan pada barang.
Misalnya, barang-barang dengan nilai tinggi, seperti elektronik atau
obat-obatan, dapat dilacak sepanjang perjalanan distribusinya, sehingga
mengurangi risiko kehilangan atau kerusakan barang. Sistem ini juga dapat memberikan
notifikasi langsung kepada pihak yang bertanggung jawab jika ada masalah yang
terdeteksi.
o Optimasi
Penggunaan Sumber Daya: Teknologi IoT juga dapat digunakan
untuk memonitor dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya lainnya dalam supply
chain, seperti kendaraan pengiriman, gudang, dan alat transportasi lainnya.
Dengan data yang diperoleh dari perangkat IoT, perusahaan dapat menganalisis
efisiensi rute pengiriman, menghindari kemacetan, mengurangi penggunaan bahan
bakar, dan memastikan pengiriman tepat waktu. Selain itu, IoT dapat digunakan
untuk melacak ketersediaan dan kondisi sumber daya yang ada, mempermudah
pengelolaan persediaan dan pemeliharaan aset.
2.
Big Data Analytics
Big Data Analytics adalah
proses pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data dalam jumlah besar yang
dapat diperoleh dari berbagai sumber. Dalam supply chain, big data analytics
digunakan untuk mengidentifikasi tren, pola permintaan, dan potensi masalah
yang mungkin tidak terdeteksi dengan metode tradisional. Teknologi ini juga
membantu perusahaan dalam memprediksi permintaan masa depan, serta merencanakan
dan mengelola persediaan dengan lebih efisien.
Manfaat
Big Data Analytics dalam Supply Chain:
o Prediksi
Permintaan dan Perencanaan Persediaan: Salah satu manfaat utama
dari big data dalam supply chain adalah kemampuan untuk menganalisis data
historis dan tren pasar untuk memprediksi permintaan di masa mendatang. Dengan
prediksi yang lebih akurat, perusahaan dapat menyesuaikan produksi,
memperkirakan kebutuhan persediaan dengan lebih tepat, serta mengurangi risiko
kekurangan atau kelebihan stok yang dapat menyebabkan pemborosan.
o Peningkatan
Pengambilan Keputusan: Big data memberikan wawasan yang lebih
dalam tentang kinerja supply chain, termasuk analisis tentang kinerja pemasok,
jalur distribusi, serta efisiensi transportasi. Dengan menganalisis data yang
besar, manajer supply chain dapat membuat keputusan berbasis data yang lebih
tepat dan terinformasi. Misalnya, mereka dapat mengetahui pemasok mana yang
paling handal dan mengurangi risiko keterlambatan pengiriman.
o Optimasi
Rantai Pasok dan Pengurangan Pemborosan: Analisis big data
memungkinkan perusahaan untuk menemukan potensi efisiensi dalam rantai pasok
mereka. Misalnya, perusahaan dapat memanfaatkan data untuk mengevaluasi rute
distribusi terbaik, mengoptimalkan jadwal produksi, serta mengidentifikasi dan
mengurangi pemborosan dalam proses produksi atau distribusi.
3.
Cloud Computing
Cloud computing memungkinkan
perusahaan untuk mengakses dan menyimpan data secara online, tanpa harus
bergantung pada perangkat keras atau infrastruktur IT di tempat. Teknologi ini
memungkinkan kolaborasi yang lebih baik di antara berbagai pihak yang terlibat
dalam rantai pasok, seperti pemasok, pengecer, dan pelanggan, karena semua data
dan aplikasi dapat diakses melalui internet.
Manfaat
Cloud Computing dalam Supply Chain:
o Akses
Real-time dan Kolaborasi Global: Cloud computing memungkinkan
berbagai pihak dalam rantai pasok untuk mengakses informasi yang sama dalam
waktu nyata. Hal ini memungkinkan pemasok, produsen, dan distributor untuk
berkolaborasi lebih baik, meminimalkan kesalahan komunikasi, dan memastikan
bahwa semua pihak memiliki informasi yang sama mengenai status persediaan,
pengiriman, dan permintaan. Sebagai contoh, semua pihak dapat mengakses data
persediaan secara langsung dan membuat keputusan lebih cepat mengenai
pengiriman atau restocking barang.
o Skalabilitas
dan Fleksibilitas: Salah satu keuntungan besar cloud computing
adalah kemampuannya untuk menyesuaikan kapasitas penyimpanan dan pemrosesan
data sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Ketika permintaan tinggi atau ketika
perusahaan berkembang, kapasitas cloud dapat dengan mudah diperbesar tanpa
perlu berinvestasi dalam infrastruktur fisik yang mahal.
o Keamanan
dan Keandalan Data: Layanan cloud yang dikelola oleh penyedia
terkemuka sering menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi daripada sistem
yang dikelola secara lokal. Hal ini memastikan bahwa data rantai pasok
perusahaan tetap aman dan dapat diakses dengan andal tanpa khawatir tentang
kerusakan perangkat keras atau masalah pemeliharaan.
Teknologi dalam supply chain, seperti IoT,
big data analytics, dan cloud
computing, memiliki potensi besar dalam mengoptimalkan
efisiensi, transparansi, dan fleksibilitas rantai pasok. Penerapan teknologi
ini memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya operasional, mempercepat
waktu pengiriman, meningkatkan akurasi perencanaan persediaan, serta mengelola
aliran barang dan informasi secara lebih efektif.
Dengan menggunakan teknologi digital, perusahaan
dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar dan mencapai keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan. Implementasi teknologi-teknologi ini
memungkinkan perusahaan untuk memantau, menganalisis, dan mengelola rantai
pasok secara real-time, sehingga menciptakan proses yang lebih responsif, aman,
dan efisien.
Peran ERP
(Enterprise Resource Planning) dalam Supply Chain
Enterprise Resource
Planning (ERP) adalah sistem perangkat lunak yang
mengintegrasikan berbagai fungsi bisnis dalam satu platform tunggal,
memungkinkan perusahaan untuk memanage berbagai operasi yang saling terkait
dengan lebih efisien dan efektif.
Dalam konteks supply chain, ERP memainkan peran
yang sangat penting dalam mempermudah proses pengelolaan aliran barang,
informasi, dan keuangan di seluruh jaringan supply chain, dari pemasok hingga
pelanggan akhir. ERP memungkinkan integrasi data antara berbagai departemen,
seperti pemasaran, pembelian, produksi, dan distribusi, sehingga memudahkan
koordinasi dan pengambilan keputusan berbasis data yang akurat.
Keunggulan utama ERP dalam supply chain adalah
kemampuannya untuk menghubungkan berbagai bagian dari rantai pasok dalam satu
sistem yang terintegrasi. Ini tidak hanya mempercepat aliran informasi, tetapi
juga meningkatkan visibilitas dan transparansi di seluruh jaringan supply
chain. Dengan ERP, perusahaan dapat mengelola persediaan dengan lebih baik,
merencanakan kebutuhan bahan baku secara lebih efisien, serta memastikan bahwa
produk dikirim tepat waktu dan sesuai dengan permintaan pelanggan.
Fungsi ERP dalam
Supply Chain
1. Integrasi Data
Salah satu fungsi utama dari ERP adalah integrasi
data, yang memungkinkan perusahaan untuk menghubungkan
informasi dari berbagai departemen yang terlibat dalam supply chain. Misalnya,
data yang ada di departemen pembelian, produksi, persediaan, dan pengiriman
dapat diakses dan diperbarui secara real-time dalam satu platform. Ini sangat
penting untuk memastikan bahwa semua bagian perusahaan memiliki informasi yang
sama, yang mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan komunikasi atau
duplikasi data.
·
Peningkatan Akurasi dan
Konsistensi Data: Dengan integrasi data, perusahaan dapat
menghindari kesalahan yang sering terjadi ketika data dikelola secara terpisah
oleh setiap departemen. Misalnya, ketika satu departemen tidak mendapatkan
informasi terkini tentang status persediaan, mereka bisa saja memesan bahan
baku yang tidak diperlukan atau terlewatkan. ERP memastikan bahwa semua
departemen bekerja dengan data yang konsisten dan terkini.
·
Keterhubungan yang
Lebih Baik Antar Departemen: Integrasi data melalui ERP
memudahkan koordinasi antara berbagai bagian perusahaan. Misalnya, jika
permintaan pasar meningkat, departemen pemasaran dapat segera memberitahu
departemen produksi dan pengadaan untuk menyesuaikan rencana produksi dan
pengadaan bahan baku. Semua data yang dibutuhkan sudah terhubung dan dapat
diakses dengan mudah dalam satu platform.
·
Transparansi dan
Visibilitas: Karena data terintegrasi dan dapat diakses secara
real-time, manajer supply chain dapat memantau aliran barang, status
pengiriman, dan kondisi persediaan dengan lebih transparan. Ini memungkinkan
mereka untuk membuat keputusan yang lebih cepat dan tepat waktu terkait dengan
perencanaan produksi dan distribusi.
2. Otomatisasi Proses
ERP berfungsi untuk mengotomatiskan berbagai
proses yang berulang dalam supply chain, yang pada gilirannya dapat mengurangi
biaya operasional dan meningkatkan efisiensi. Beberapa contoh proses yang bisa
diotomatisasi menggunakan ERP antara lain:
·
Pemesanan Bahan Baku:
Dengan ERP, proses pemesanan bahan baku bisa dilakukan secara otomatis
berdasarkan tingkat persediaan yang ada. Sistem dapat diprogram untuk melakukan
pemesanan bahan baku ketika stok mencapai level minimum yang ditentukan, tanpa
perlu intervensi manual. Ini mengurangi kemungkinan kehabisan bahan baku yang
dapat mengganggu produksi.
·
Pengelolaan Persediaan:
ERP memungkinkan perusahaan untuk melacak persediaan secara real-time. Sistem
ini dapat memberikan informasi mengenai jumlah barang yang tersedia, barang
yang hampir habis, dan lokasi persediaan. Dengan otomatisasi pengelolaan
persediaan, perusahaan dapat mengurangi pemborosan akibat stok yang berlebihan
atau kekurangan barang.
·
Pengiriman Barang:
ERP juga dapat digunakan untuk mengotomatiskan proses pengiriman barang,
seperti pembuatan surat jalan atau penjadwalan pengiriman. Dengan data yang
terintegrasi, perusahaan dapat memastikan bahwa pengiriman dilakukan tepat
waktu dan sesuai dengan permintaan pelanggan, serta mengurangi risiko
keterlambatan.
·
Pembayaran dan
Pengelolaan Keuangan: ERP dapat mengotomatiskan proses
pembayaran kepada pemasok dan penagihan kepada pelanggan. Dengan sistem ini,
transaksi keuangan terkait dengan supply chain bisa dikelola secara lebih
efisien, memungkinkan perusahaan untuk memantau arus kas dengan lebih baik.
Otomatisasi ini tidak hanya menghemat waktu,
tetapi juga mengurangi kemungkinan kesalahan manusia dalam menjalankan
proses-proses tersebut. Selain itu, ERP membantu perusahaan mengurangi
ketergantungan pada tenaga kerja manual, yang sering kali menjadi sumber
kesalahan dalam pengelolaan rantai pasok.
3. Analisis Kinerja
ERP juga memiliki kemampuan untuk menganalisis
kinerja supply chain, yang memberikan wawasan yang lebih dalam
bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan mengidentifikasi area yang
perlu diperbaiki. Dengan data yang terkumpul dari berbagai fungsi bisnis, ERP
dapat memberikan laporan yang lengkap mengenai kinerja rantai pasok secara
keseluruhan.
·
Pemantauan Kinerja
Pemasok: ERP dapat membantu perusahaan untuk memantau kinerja
pemasok berdasarkan faktor-faktor seperti kualitas barang, ketepatan waktu
pengiriman, dan harga. Data ini memungkinkan perusahaan untuk memilih pemasok
yang paling efisien dan dapat diandalkan, serta membuat keputusan yang lebih
baik dalam hal pengadaan bahan baku.
·
Evaluasi Proses
Produksi: ERP memungkinkan perusahaan untuk menganalisis proses
produksi dan mengidentifikasi bottleneck atau titik-titik lemah yang dapat
menghambat kelancaran produksi. Dengan data analisis ini, perusahaan dapat
melakukan perbaikan yang diperlukan untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi
produksi.
·
Manajemen Persediaan:
Dengan ERP, perusahaan dapat melakukan analisis yang mendalam mengenai tingkat
persediaan, siklus perputaran persediaan, serta biaya penyimpanan barang. Ini
memungkinkan perusahaan untuk merencanakan persediaan secara lebih efisien,
mengurangi biaya penyimpanan yang tidak perlu, serta menghindari kelebihan atau
kekurangan stok.
·
Prediksi Permintaan:
ERP dapat membantu dalam menganalisis data permintaan historis dan tren pasar
untuk memperkirakan permintaan di masa depan. Dengan informasi ini, perusahaan
dapat merencanakan kapasitas produksi dan pengadaan bahan baku secara lebih
akurat.
Enterprise Resource Planning (ERP) memiliki peran
yang sangat penting dalam mengelola supply chain dengan lebih efisien dan
terintegrasi. Dengan integrasi data, ERP
memungkinkan seluruh departemen dalam perusahaan untuk berbagi informasi secara
real-time, mengurangi kesalahan komunikasi, dan meningkatkan transparansi.
Melalui otomatisasi proses, ERP
membantu mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi dengan
mengotomatiskan berbagai tugas yang berulang.
Selain itu, dengan kemampuan untuk menganalisis
kinerja supply chain, ERP memberikan wawasan yang berguna bagi
perusahaan untuk meningkatkan kinerja operasional dan merencanakan aktivitas
supply chain secara lebih baik. Implementasi ERP dalam supply chain membantu
perusahaan untuk merespons permintaan pasar dengan lebih cepat, mengurangi
risiko kesalahan, serta meningkatkan kepuasan pelanggan dan daya saing
perusahaan di pasar global.
Integrasi Rantai
Pasok Digital
Integrasi rantai pasok
digital adalah suatu pendekatan strategis yang melibatkan
penggabungan dan pengkoordinasian berbagai sistem teknologi informasi dan
platform digital yang digunakan oleh perusahaan untuk mengelola rantai pasok
mereka secara lebih efisien dan efektif. Dengan menggunakan teknologi digital
yang saling terhubung, perusahaan dapat menciptakan aliran informasi yang lebih
cepat, lebih transparan, dan lebih efisien di seluruh sistem, mulai dari
pemasok hingga distributor dan pelanggan akhir. Integrasi ini memungkinkan
perusahaan untuk mengelola aliran barang, informasi, dan keuangan dalam seluruh
rantai pasok dengan cara yang lebih terstruktur dan terkontrol.
Penerapan integrasi digital dalam rantai pasok
mencakup penggunaan berbagai teknologi seperti Enterprise Resource
Planning (ERP), Cloud Computing,
Internet of Things (IoT), dan Big
Data Analytics, yang semuanya mendukung pengambilan keputusan
berbasis data yang lebih akurat dan transparan. Dengan integrasi yang tepat,
perusahaan dapat meminimalkan ketergantungan pada proses manual, mengurangi
risiko kesalahan, dan meningkatkan visibilitas di seluruh proses supply chain,
yang pada gilirannya meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya.
Manfaat Integrasi
Rantai Pasok Digital
1.
Visibilitas dan Transparansi yang Lebih
Baik: Dengan integrasi digital, perusahaan dapat memantau
status pengiriman barang, persediaan, dan permintaan pasar secara real-time.
Hal ini memberikan visibilitas yang lebih baik di seluruh proses rantai pasok,
dari pemasok hingga pelanggan akhir, dan memungkinkan manajer untuk membuat
keputusan yang lebih cepat dan tepat. Selain itu, transparansi yang lebih besar
memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi potensi masalah sejak dini dan
mengambil langkah-langkah korektif.
2.
Peningkatan Kolaborasi Antar Mitra:
Dengan sistem yang terintegrasi, perusahaan dapat bekerja lebih dekat dengan
mitra rantai pasok seperti pemasok dan distributor. Teknologi memungkinkan
mereka untuk berbagi data secara langsung, seperti data stok, jadwal
pengiriman, dan informasi permintaan pasar, yang membantu meningkatkan
koordinasi dan kolaborasi. Hal ini dapat mengurangi lead time dan meningkatkan
responsivitas terhadap perubahan permintaan pasar.
3.
Efisiensi Operasional:
Integrasi digital memungkinkan otomatisasi proses-proses tertentu dalam rantai
pasok, seperti pemesanan bahan baku, perencanaan produksi, dan pengiriman
barang. Dengan otomatisasi ini, perusahaan dapat mengurangi kesalahan manusia,
mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan meningkatkan kecepatan operasional.
Misalnya, sistem ERP yang terintegrasi dapat mengotomatiskan pemesanan bahan
baku berdasarkan level stok yang tersedia, menghindari kekurangan atau
kelebihan persediaan.
4.
Pengelolaan Risiko yang Lebih Baik:
Dengan data yang lebih transparan dan akurat, perusahaan dapat mengidentifikasi
risiko lebih cepat, seperti gangguan pasokan atau perubahan permintaan pasar.
Integrasi digital memungkinkan perusahaan untuk melakukan analisis risiko
secara lebih efektif, serta mengembangkan rencana mitigasi yang lebih tepat.
Hal ini sangat penting untuk mengurangi ketidakpastian dalam operasi rantai
pasok dan untuk memastikan kontinuitas bisnis.
Tantangan dalam
Integrasi Rantai Pasok Digital
Meskipun memiliki manfaat yang signifikan, integrasi
rantai pasok digital juga dihadapkan pada sejumlah tantangan
yang perlu diatasi oleh perusahaan untuk dapat mengimplementasikan teknologi
ini dengan sukses.
1. Kompleksitas Sistem
Salah satu tantangan terbesar dalam integrasi
rantai pasok digital adalah kompleksitas sistem.
Setiap perusahaan dan mitra dalam rantai pasok mungkin menggunakan berbagai
sistem dan platform yang berbeda untuk mengelola operasional mereka. Sebagai
contoh, pemasok mungkin menggunakan sistem manajemen persediaan yang berbeda
dari sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk perencanaan produksi, atau
distributor mungkin menggunakan sistem pengiriman yang terpisah. Untuk
mengintegrasikan seluruh sistem ini, perusahaan harus menghubungkan berbagai
perangkat lunak yang tidak selalu kompatibel satu sama lain.
- Solusi: Untuk
mengatasi tantangan ini, perusahaan dapat berinvestasi dalam solusi middleware
yang dapat menjembatani dan menyatukan berbagai platform dan sistem yang
ada, sehingga menciptakan koneksi yang mulus di seluruh rantai pasok.
Selain itu, penggunaan platform cloud-based yang
mendukung interoperabilitas antara sistem yang berbeda juga dapat menjadi
solusi yang efektif.
2. Masalah Keamanan Data
Keamanan data
menjadi salah satu tantangan yang sangat penting dalam implementasi integrasi
digital dalam rantai pasok. Seiring dengan meningkatnya penggunaan teknologi
digital, volume data yang dikumpulkan, disimpan, dan dipertukarkan antara
berbagai pihak dalam rantai pasok juga semakin besar. Hal ini membuka potensi
risiko terkait serangan siber, kebocoran
data, atau peretasan yang dapat
merugikan perusahaan dan merusak reputasi mereka di mata pelanggan.
- Solusi: Perusahaan
perlu mengimplementasikan sistem keamanan siber yang
kuat, termasuk enkripsi data, firewall,
dan autentikasi dua faktor untuk melindungi data yang
dikirimkan dan disimpan. Selain itu, perusahaan juga harus memastikan
bahwa mitra dan pemasok mereka mematuhi standar keamanan yang sama untuk
menjaga integritas dan kerahasiaan data yang beredar dalam rantai pasok.
3. Adopsi Teknologi oleh Mitra
Tidak semua mitra dalam rantai pasok mungkin siap
untuk mengadopsi teknologi digital baru,
yang bisa menjadi kendala dalam proses integrasi. Beberapa mitra, terutama yang
lebih kecil atau yang berada di negara dengan infrastruktur teknologi yang
kurang maju, mungkin tidak memiliki kapasitas atau sumber daya untuk
mengimplementasikan sistem digital yang diperlukan. Ketidaksesuaian dalam
penggunaan teknologi dapat menyebabkan ketidakharmonisan dalam aliran informasi
dan merugikan efektivitas sistem integrasi digital.
- Solusi: Untuk
mengatasi masalah ini, perusahaan perlu melakukan pendekatan
kolaboratif dengan mitra mereka dan memberikan pelatihan
serta dukungan teknis untuk memastikan bahwa mereka dapat
mengadopsi dan menggunakan teknologi digital secara efektif. Selain itu,
perusahaan dapat bekerja sama dengan mitra untuk mengembangkan standar
teknologi yang seragam yang dapat diterima dan diimplementasikan
oleh semua pihak dalam rantai pasok.
Langkah-langkah
untuk Mencapai Integrasi Rantai Pasok Digital yang Sukses
1.
Investasi dalam Infrastruktur Teknologi
yang Tepat: Perusahaan harus berinvestasi dalam infrastruktur
teknologi yang mendukung integrasi digital, seperti cloud
computing, big data, dan IoT.
Teknologi-teknologi ini dapat membantu menciptakan aliran informasi yang lebih
lancar dan memungkinkan perusahaan untuk memantau setiap langkah dalam rantai
pasok secara real-time.
2.
Standarisasi Sistem dan Proses:
Penting untuk menetapkan standar yang jelas untuk sistem dan proses yang
digunakan oleh semua mitra dalam rantai pasok. Standar ini akan memastikan
kompatibilitas antara berbagai platform dan perangkat lunak yang digunakan,
meminimalkan masalah integrasi, dan mempercepat adopsi teknologi.
3.
Peningkatan Kolaborasi dengan Mitra:
Integrasi rantai pasok digital memerlukan kolaborasi yang erat dengan mitra,
pemasok, dan distributor. Perusahaan harus bekerja sama untuk memastikan bahwa
teknologi digital diterapkan dengan cara yang harmonis di seluruh rantai pasok.
Ini bisa mencakup penyediaan pelatihan, dukungan teknis, dan pengembangan
solusi bersama.
4.
Pengelolaan Perubahan yang Efektif:
Mengimplementasikan sistem digital baru dalam rantai pasok bisa menjadi tantangan
besar, terutama dalam hal mengelola perubahan di dalam organisasi dan di
kalangan mitra. Oleh karena itu, perusahaan perlu merencanakan manajemen
perubahan yang efektif untuk memastikan bahwa seluruh
stakeholder siap untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Integrasi rantai pasok digital memberikan banyak
manfaat, termasuk peningkatan efisiensi operasional, transparansi yang lebih
baik, dan pengelolaan risiko yang lebih efektif. Namun, untuk mencapai
integrasi yang sukses, perusahaan perlu menghadapi sejumlah tantangan, seperti
kompleksitas sistem, masalah keamanan data, dan adopsi teknologi oleh mitra.
Dengan strategi yang tepat, investasi dalam teknologi yang sesuai, dan
kolaborasi yang erat dengan mitra, perusahaan dapat mengatasi tantangan ini dan
memanfaatkan potensi penuh dari integrasi rantai pasok digital untuk
meningkatkan daya saing dan kesuksesan jangka panjang mereka.
Studi Kasus:
Tokopedia dan Digitalisasi Rantai Pasok
Tokopedia, salah satu e-commerce terbesar di
Indonesia, memulai perjalanan digitalisasi rantai pasoknya pada tahun 2020.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di industri e-commerce,
Tokopedia menyadari pentingnya digitalisasi rantai
pasok untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengoptimalkan
distribusi barang, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Untuk itu, Tokopedia
memilih untuk mengimplementasikan teknologi Enterprise Resource
Planning (ERP) dan integrasi sistem
dalam operasional rantai pasok mereka. Namun, meskipun menghadapi sejumlah
tantangan, perusahaan ini berhasil mencapai sejumlah pencapaian yang
signifikan.
Tantangan yang
Dihadapi Tokopedia dalam Digitalisasi Rantai Pasok
Tokopedia mengidentifikasi beberapa tantangan
besar yang harus diatasi selama proses digitalisasi rantai pasok. Berikut
adalah tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan ini:
1. Integrasi Sistem Pihak Ketiga dengan Sistem
Internal
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi
Tokopedia adalah integrasi sistem pihak ketiga
dengan sistem internal mereka. Tokopedia mengandalkan banyak mitra logistik dan
penyedia layanan pihak ketiga untuk mendukung operasional distribusi barang,
termasuk pengiriman, manajemen persediaan, dan pemrosesan pembayaran. Sistem
yang digunakan oleh mitra ini sangat bervariasi, dengan beberapa menggunakan teknologi
yang lebih tradisional dan lainnya menggunakan platform yang lebih modern.
Mengintegrasikan berbagai sistem ini dengan sistem internal Tokopedia yang
berbasis teknologi canggih seperti ERP memerlukan pengembangan
solusi teknis yang rumit dan investasi yang tidak sedikit.
- Masalah yang
timbul:
Perbedaan dalam format data, kecepatan pemrosesan, dan keamanan sistem
membuat penghubungan antar sistem menjadi sangat kompleks. Perusahaan
perlu memastikan bahwa aliran data antar sistem tersebut tetap lancar dan
konsisten agar informasi yang dibutuhkan untuk keputusan strategis
tersedia secara tepat waktu.
2. Perubahan dalam Infrastruktur Teknologi
Untuk mendukung digitalisasi rantai pasok yang
efisien, Tokopedia perlu melakukan upgrade besar terhadap infrastruktur
teknologi yang mereka miliki. Tidak hanya itu, sistem ERP yang
diimplementasikan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik bisnis
Tokopedia, yang sangat bergantung pada volume transaksi yang sangat besar dan
fluktuasi permintaan yang cepat.
- Masalah yang
timbul:
Membangun infrastruktur yang mendukung skala dan kompleksitas yang
dimiliki Tokopedia memerlukan waktu yang tidak sebentar, serta pelatihan
bagi seluruh karyawan untuk memahami dan memanfaatkan teknologi baru.
3. Adopsi Teknologi oleh Mitra dan Vendor
Selain tantangan internal, Tokopedia juga
menghadapi kesulitan dalam mengadopsi teknologi
oleh mitra dan vendor mereka. Banyak mitra, terutama yang lebih kecil, tidak
memiliki sumber daya atau kapasitas untuk mengimplementasikan sistem digital
canggih, yang menghambat kelancaran proses integrasi.
- Masalah yang
timbul:
Ketidaksesuaian dalam sistem dan kemampuan teknologi antara Tokopedia dan
beberapa mitra membuat kolaborasi dalam rantai pasok menjadi kurang
efisien. Oleh karena itu, Tokopedia harus bekerja lebih keras untuk
memastikan bahwa seluruh mitra mereka dapat beradaptasi dengan teknologi
baru ini.
Solusi yang
Diterapkan Tokopedia
Tokopedia mengambil berbagai langkah untuk
mengatasi tantangan yang dihadapinya dan memastikan keberhasilan implementasi
digitalisasi rantai pasok. Berikut adalah beberapa solusi yang diterapkan oleh
Tokopedia:
1. Implementasi Sistem ERP yang Terintegrasi
Salah satu langkah utama yang diambil Tokopedia
adalah mengimplementasikan sistem Enterprise Resource Planning
(ERP) yang dapat mengintegrasikan seluruh fungsi bisnisnya,
mulai dari manajemen inventaris, produksi, pengiriman barang, hingga keuangan.
Sistem ERP ini memungkinkan Tokopedia untuk memiliki data
yang terintegrasi dan real-time,
yang memudahkan pemantauan aliran barang dari gudang hingga sampai ke tangan
pelanggan.
- Manfaat yang diperoleh: ERP
memfasilitasi pengelolaan persediaan barang secara lebih efisien dan
mengurangi kesalahan dalam proses pemesanan dan pengiriman. Selain itu,
sistem ini memungkinkan Tokopedia untuk merespons permintaan pasar lebih
cepat dan lebih akurat.
2. Penggunaan Platform Cloud untuk Meningkatkan
Kolaborasi
Untuk memastikan sistem dapat berfungsi secara
efektif, Tokopedia memanfaatkan platform cloud
yang mendukung interoperabilitas antar sistem
dan memungkinkan kolaborasi lebih mudah dengan mitra dan
penyedia logistik. Platform cloud ini memungkinkan semua pihak
yang terlibat dalam rantai pasok untuk mengakses dan berbagi informasi secara
langsung dalam waktu nyata.
- Manfaat yang diperoleh: Platform
cloud memungkinkan Tokopedia untuk lebih mudah mengelola data, melacak
pengiriman barang, dan memantau status pesanan pelanggan tanpa batasan
geografi. Selain itu, penyimpanan data berbasis cloud memungkinkan
Tokopedia untuk menghemat biaya infrastruktur IT.
3. Kolaborasi dengan
Mitra untuk Penyuluhan Teknologi
Untuk mengatasi masalah adopsi teknologi oleh
mitra, Tokopedia mengadakan program pelatihan dan bimbingan
teknis untuk membantu mitra dan vendor mereka mengadopsi sistem
digital. Tokopedia juga menyusun standar proses teknis dan data
yang seragam, sehingga semua pihak dapat bekerja dengan menggunakan sistem yang
sama, memudahkan pengolahan dan aliran informasi.
- Manfaat yang diperoleh:
Kolaborasi ini memungkinkan mitra dan vendor Tokopedia untuk lebih cepat
beradaptasi dengan sistem digital yang diterapkan, mengurangi hambatan
dalam integrasi teknologi, dan meningkatkan efisiensi operasional rantai
pasok secara keseluruhan.
4. Optimasi Proses
Logistik dengan IoT dan Big Data
Selain ERP dan platform cloud, Tokopedia juga
memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT)
dan Big Data Analytics untuk mengoptimalkan proses
logistik dan pengiriman barang. Dengan IoT, Tokopedia dapat melacak posisi dan
kondisi barang dalam perjalanan secara real-time, sementara Big Data
memungkinkan perusahaan untuk menganalisis pola permintaan pasar dan mengatur
distribusi barang lebih efisien.
- Manfaat yang
diperoleh:
Implementasi IoT dan Big Data meningkatkan kemampuan Tokopedia untuk
memantau distribusi barang secara lebih tepat waktu, mengurangi
keterlambatan pengiriman, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Hasil dan
Keberhasilan Digitalisasi Rantai Pasok Tokopedia
Setelah mengimplementasikan teknologi ERP dan
sistem integrasi digital, Tokopedia berhasil mengatasi berbagai tantangan yang
dihadapi dan meraih beberapa pencapaian penting dalam
operasional rantai pasok mereka:
1.
Pengurangan Waktu Pengiriman Barang:
Digitalisasi rantai pasok memungkinkan Tokopedia untuk mempercepat proses
pengiriman barang. Dengan visibilitas yang lebih baik terhadap persediaan
barang dan rute pengiriman yang lebih optimal, Tokopedia berhasil mengurangi
waktu pengiriman dari gudang ke pelanggan.
2.
Peningkatan Kepuasan Pelanggan:
Sebagai hasil dari pengurangan waktu pengiriman dan pengelolaan stok yang lebih
efisien, Tokopedia melihat peningkatan yang signifikan dalam kepuasan
pelanggan. Waktu pengiriman yang lebih cepat dan akurat
meningkatkan pengalaman belanja pelanggan dan membantu Tokopedia mempertahankan
loyalitas pelanggan mereka.
3.
Efisiensi Operasional:
Dengan adanya sistem ERP yang terintegrasi dan otomatisasi proses, Tokopedia
dapat mengurangi biaya operasional, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan
meminimalkan kesalahan manusia yang sering terjadi dalam pengelolaan manual.
4.
Peningkatan Kemampuan Analisis dan
Pengambilan Keputusan: Dengan adanya data yang lebih
terstruktur dan analisis yang lebih dalam, Tokopedia mampu membuat keputusan
yang lebih cepat dan tepat terkait pengelolaan persediaan dan strategi
distribusi.
Implementasi digitalisasi rantai
pasok di Tokopedia menunjukkan bahwa meskipun tantangan
integrasi sistem dan adopsi teknologi oleh mitra cukup besar, teknologi seperti
ERP, cloud computing, IoT, dan Big Data dapat memberikan hasil yang signifikan
dalam hal efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan. Keberhasilan Tokopedia
dalam mengatasi tantangan ini dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain dalam
mengimplementasikan teknologi digital dalam rantai pasok mereka, serta
menekankan pentingnya kolaborasi yang erat antara perusahaan dan mitra untuk
menciptakan ekosistem yang saling mendukung dan berkembang.
Kesimpulan
Digitalisasi
rantai pasok memberikan keuntungan kompetitif yang sangat penting dalam dunia e-bisnis.
Teknologi seperti ERP dan IoT tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional,
tetapi juga mengurangi biaya dan meningkatkan transparansi dalam seluruh proses
supply chain. Meskipun ada tantangan besar dalam mengimplementasikan sistem
digital, manfaat yang didapatkan dari pengelolaan rantai pasok yang lebih baik akan
memberikan perusahaan keunggulan yang signifikan di pasar.
Daftar Pustaka
- Alvarado, U. Y., & Kotzab,
H. (2016). Supply Chain
Management in the Digital Era. Springer.
- Choi, T. Y., & Linton, J.
D. (2018). Digital Transformation
and Supply Chain Resilience. Journal of Business Research, 15(3).
- Harland, C. M., & Zheng, J.
(2019). E-business and Supply
Chain Management. Palgrave Macmillan.
- Kumar, S., & Soni, S.
(2020). The Role of Technology in
Supply Chain Management. Journal of Supply Chain Management, 24(2).
- Lee, H. L., & Billington,
C. (2017). The Integration of
Technology in Modern Supply Chains. Wiley.
- Ngai, E. W., & Wat, F. K.
(2018). The Impact of
Digitalization on Supply Chain. Springer.
- Wang, J., & Zhang, S.
(2021). Enterprise Resource
Planning and Digital Supply Chain. Elsevier.
- Zhou, X., & Wang, X.
(2020). Supply Chain Optimization
Using ERP Systems. Taylor & Francis.
0 Response to "MATERI KULIAH TOPIK SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DALAM E-BISNIS"
Posting Komentar