Sarana belajar yang memadukan teori akademis dengan pendekatan praktis dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara pemahaman konseptual dan penerapannya di dunia nyata. Serta memberikan kerangka berpikir yang kuat melalui teori-teori dasar, sementara praktiknya memberikan wawasan tentang bagaimana konsep tersebut digunakan dalam konteks nyata.

BAB. VI STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN


PENDAHULUAN

Setiap organisasi adalah denyut kehidupan kolektif yang terjalin dari beragam individu, ide, dan harapan. Ia ibarat sebuah orkestra besar yang mengharmonikan nada dari setiap alat musik, sehingga melahirkan simfoni yang indah dan bermakna. Dalam dunia bisnis dan manajemen, organisasi bukan sekadar bangunan fisik atau sekumpulan aturan kaku; ia adalah wadah hidup yang menyalurkan energi manusia, sumber daya, dan strategi menuju pencapaian tujuan bersama.

Struktur organisasi hadir sebagai kerangka yang menata arah, membagi peran, dan menegakkan keseimbangan antara kewenangan serta tanggung jawab. Tanpanya, organisasi bagaikan kapal yang berlayar tanpa peta dan kompas mudah goyah diterpa gelombang perubahan dan kebingungan internal. Namun dengan struktur yang jelas, setiap individu tahu di mana ia berdiri, kepada siapa ia bertanggung jawab, serta bagaimana langkah-langkahnya menyatu dalam tarian besar menuju keberhasilan.

Lebih dari sekadar susunan formal, struktur organisasi adalah wajah dari strategi, cerminan dari budaya, dan pengikat dari nilai-nilai yang dianut perusahaan. Ia memastikan visi tidak berhenti pada mimpi, melainkan bertransformasi menjadi tindakan nyata, berbuah pada keberhasilan yang berkelanjutan.

KONSEP ORGANISASI

Dalam setiap denyut aktivitas manusia, di balik setiap produk, layanan, atau inovasi, terdapat organisasi rumah bagi strategi dan operasi. Organisasi bukan sekadar gedung tinggi atau nama di papan nama; ia adalah jaringan manusia, sumber daya, dan aktivitas yang saling terkait untuk mencapai tujuan bersama. Seperti orchestra yang harmonis, organisasi menyatukan berbagai individu dengan peran dan tanggung jawab berbeda agar tujuan kolektif tercapai.

Pengertian Organisasi

Menurut Robbins & Coulter (2023), organisasi adalah “susunan orang yang bekerja sama secara sadar untuk mencapai tujuan bersama.” Definisi ini menekankan bahwa inti organisasi adalah kolaborasi manusia dan koordinasi sumber daya, bukan sekadar simbol formal atau fisik. Organisasi dapat dipandang sebagai sistem terbuka (open system): ia menerima input dari lingkungan, mengolahnya, dan menghasilkan output sambil terus menyesuaikan diri berdasarkan umpan balik dari lingkungannya. Dengan demikian, organisasi selalu hidup, berkembang, dan berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.

Tujuan Organisasi

Tujuan organisasi adalah arah yang menuntun setiap keputusan dan tindakan. Tujuan ini bisa beragam:

1.      Tujuan Ekonomi/Profit: Mencapai keuntungan, efisiensi, dan pertumbuhan.

2.      Tujuan Sosial: Memberikan manfaat dan layanan bagi masyarakat.

3.      Tujuan Inovasi: Menghasilkan produk, jasa, atau proses baru.

4.      Tujuan Gabungan: Menyeimbangkan keuntungan dan dampak sosial secara bersamaan.

Fungsi Organisasi

Agar tujuan tercapai, organisasi memiliki fungsi-fungsi utama:

1.      Koordinasi: Menyatukan aktivitas individu agar selaras dengan tujuan bersama.

2.      Pengendalian: Memastikan setiap kegiatan berjalan sesuai rencana dan standar.

3.      Pembagian Kerja: Menetapkan peran dan tanggung jawab masing-masing anggota.

4.      Komunikasi: Mengalirkan informasi dengan jelas dan efektif antar bagian.

5.      Motivasi dan Pengembangan: Memberi semangat dan kesempatan bagi anggota untuk berkembang.

Bentuk Organisasi

Organisasi dapat dibedakan berdasarkan struktur dan pola hubungannya:

1.      Formal: Struktur resmi yang tertulis, misalnya bagan organisasi perusahaan.

2.      Informal: Jaringan hubungan sosial yang muncul secara alami di dalam organisasi.

3.      Fungsional: Berdasarkan fungsi atau departemen, misalnya pemasaran, produksi, keuangan.

4.      Divisional: Berdasarkan produk, wilayah, atau pasar tertentu.

Jenis Organisasi

Berdasarkan karakteristik dan tujuan, organisasi dibedakan menjadi:

1.      Organisasi Bisnis/Profit: Fokus pada pencapaian keuntungan, misalnya perusahaan dan startup.

2.      Organisasi Nonprofit/Sosial: Fokus pada pelayanan masyarakat, misalnya yayasan atau rumah sakit.

3.      Organisasi Pemerintah: Memberikan layanan publik dan regulasi, misalnya kementerian dan dinas.

4.      Organisasi Internasional: Melibatkan banyak negara atau pihak global, misalnya PBB atau WHO.

Organisasi adalah ekosistem manusia, sumber daya, dan proses yang berpadu untuk mewujudkan tujuan bersama. Dengan tujuan yang jelas, fungsi yang efektif, bentuk yang sesuai, dan jenis yang tepat, organisasi menjadi arena di mana strategi dan operasi bersinergi, ide menjadi produk, dan kolaborasi menjadi kenyataan. Organisasi adalah “rumah di mana impian menjadi tindakan, sumber daya menjadi nilai, dan tujuan kolektif menjadi kenyataan yang hidup.”

STRUKTUR ORGANISASI

Jika organisasi adalah rumah, maka struktur organisasi adalah denah dan rangkanya. Ia menata bagaimana pekerjaan dibagi, siapa melapor kepada siapa, dan bagaimana koordinasi berlangsung. Tanpa denah yang jelas, rumah bisa menjadi labirin; tanpa struktur organisasi yang baik, perusahaan atau lembaga akan tersesat dalam kebingungan tugas, tumpang tindih tanggung jawab, dan komunikasi yang tersendat.

Definisi Struktur Organisasi

Menurut Griffin (2023), struktur organisasi adalah “kerangka formal yang menunjukkan pembagian tugas, tanggung jawab, dan hubungan wewenang di dalam organisasi.” Struktur organisasi menjawab tiga pertanyaan pokok:

1.      Siapa melakukan apa? – Pembagian kerja yang jelas memastikan setiap anggota tahu peran dan tanggung jawabnya.

2.      Siapa bertanggung jawab kepada siapa? – Rantai komando yang terdefinisi menjaga alur pengambilan keputusan dan akuntabilitas.

3.      Bagaimana bagian-bagian berkoordinasi? – Mekanisme koordinasi memastikan seluruh unit bergerak selaras dengan tujuan organisasi.

Struktur organisasi yang baik mempercepat pengambilan keputusan, meningkatkan fleksibilitas, membentuk budaya kerja yang sehat, dan meningkatkan kepuasan karyawan. Sebaliknya, struktur yang buruk menimbulkan kebingungan, konflik, dan inefisiensi.

 

 

 

Komponen Utama Struktur Organisasi

1.      Spesialisasi Kerja

Pembagian tugas yang jelas memungkinkan setiap individu menjadi ahli dalam bidangnya sehingga efisiensi dan produktivitas meningkat.

2.      Departementalisasi
Pengelompokan pekerjaan ke dalam departemen atau unit berdasarkan:

a.      Fungsi (misal: pemasaran, produksi, keuangan)

b.      Produk (misal: divisi smartphone vs divisi laptop)

c.       Wilayah (misal: regional Jawa vs regional Sumatra)

d.      Pelanggan (misal: pelanggan korporat vs pelanggan retail)

3.      Rantai Komando

Jalur wewenang dari pimpinan puncak hingga tingkat operasional. Rantai ini menentukan siapa bertanggung jawab atas apa dan memastikan akuntabilitas terjaga.

4.      Rentang Kendali (Span of Control)

Jumlah bawahan yang dapat diawasi langsung oleh seorang manajer. Rentang kendali yang tepat memastikan pengawasan efektif tanpa membebani pimpinan.

5.      Sentralisasi vs Desentralisasi

Menunjukkan sejauh mana pengambilan keputusan terpusat di manajemen puncak atau dilimpahkan ke level bawah. Desentralisasi meningkatkan fleksibilitas dan responsif terhadap perubahan, sedangkan sentralisasi menjaga konsistensi keputusan strategis.

6.      Formalisasi
Seberapa banyak aturan, prosedur, dan kebijakan yang membatasi perilaku anggota organisasi. Formalisasi tinggi memberikan kepastian tetapi bisa mengurangi kreativitas, sedangkan formalitas rendah mendorong fleksibilitas namun berisiko inkonsistensi.

Struktur organisasi adalah kerangka yang memberi arah, mengatur jalannya aktivitas, dan menjaga koordinasi di antara anggota organisasi. Struktur yang baik ibarat rangka rumah yang kuat namun fleksibel menopang semua aktivitas, memandu komunikasi, meminimalkan konflik, sekaligus mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Dengan struktur yang jelas, organisasi dapat bergerak harmonis, mengubah strategi menjadi tindakan, dan mewujudkan tujuan bersama dengan efektif.

FUNGSI STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi bukan sekadar bagan di atas kertas, melainkan kerangka hidup yang menata aliran aktivitas, wewenang, dan komunikasi di dalam organisasi. Ia memberikan arah, menjaga keteraturan, dan memastikan setiap elemen organisasi bergerak selaras untuk mencapai tujuan bersama. Tanpa struktur yang jelas, organisasi bisa bagaikan kapal tanpa kemudi anggotanya berlayar sendiri-sendiri, sumber daya terbuang, dan tujuan sulit tercapai.

Fungsi utama struktur organisasi meliputi:

1.      Menyediakan kerangka koordinasi yang jelas antar individu dan departemen

Struktur menentukan bagaimana setiap unit atau individu bekerja sama, memastikan aktivitas terkoordinasi, dan mengurangi konflik serta tumpang tindih tugas. Dengan koordinasi yang baik, setiap bagian memahami perannya dan kontribusinya terhadap tujuan organisasi.

2.      Menentukan jalur pengambilan keputusan dan akuntabilitas

Rantai komando dan garis wewenang yang terdefinisi memudahkan siapa yang berwenang membuat keputusan dan siapa yang bertanggung jawab atas hasilnya. Fungsi ini penting agar keputusan diambil dengan cepat, tepat, dan transparan.

3.      Membantu penyebaran informasi yang efektif

Struktur organisasi memfasilitasi aliran informasi dari atas ke bawah, antar departemen, dan sebaliknya. Informasi yang tersampaikan dengan lancar membantu koordinasi, pengambilan keputusan, dan respons cepat terhadap masalah atau peluang.

 

 

 

4.      Meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional

Dengan pembagian kerja yang jelas dan peran yang terdefinisi, organisasi dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya manusia dan material. Hal ini mengurangi duplikasi kerja, meminimalkan pemborosan, dan meningkatkan produktivitas.

5.      Memfasilitasi adaptasi terhadap perubahan lingkungan

Struktur yang fleksibel memungkinkan organisasi menyesuaikan diri dengan dinamika pasar, teknologi, regulasi, dan tuntutan sosial. Adaptabilitas ini membuat organisasi tetap relevan, inovatif, dan kompetitif.

Fungsi struktur organisasi adalah menjembatani visi dan operasi nyata, memastikan setiap individu dan unit bergerak selaras, keputusan diambil tepat waktu, informasi mengalir lancar, serta sumber daya dimanfaatkan optimal. Dengan fungsi yang dijalankan dengan baik, struktur organisasi bukan hanya kerangka formal, tetapi fondasi bagi ketertiban, efisiensi, dan adaptabilitas, menjadikan organisasi mampu menghadapi tantangan dan meraih tujuan kolektifnya.

TUJUAN STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi ibarat rangka yang menata rumah bagi setiap aktivitas dan peran di dalam organisasi. Tanpa struktur, setiap anggota akan bergerak sendiri-sendiri, tugas tumpang tindih, dan keputusan menjadi lambat serta tidak efektif. Struktur organisasi memberikan kerangka bagi seluruh anggota untuk bekerja secara selaras, harmonis, dan terarah.

Tujuan utama struktur organisasi meliputi:

1.      Memastikan setiap anggota memahami peran dan tanggung jawabnya

Struktur yang jelas menunjukkan siapa melakukan apa, sehingga setiap individu tahu tugas, batasan, dan kontribusinya terhadap tujuan bersama. Dengan pemahaman ini, produktivitas meningkat dan kebingungan berkurang.

2.      Mengatur alur wewenang sehingga keputusan bisa diambil dengan cepat dan tepat

Rantai komando yang terdefinisi membantu anggota organisasi mengetahui kepada siapa mereka melapor dan siapa yang berwenang membuat keputusan. Dengan demikian, proses pengambilan keputusan menjadi efisien, responsif, dan akurat.

3.      Mengoptimalkan penggunaan sumber daya manusia dan material

Struktur yang baik memanfaatkan bakat, keterampilan, dan sumber daya secara maksimal. Pembagian kerja yang tepat memastikan setiap anggota berkontribusi secara optimal, dan sumber daya tidak terbuang sia-sia.

4.      Membantu organisasi beradaptasi terhadap perubahan dan tantangan baru

Struktur yang fleksibel memungkinkan organisasi menyesuaikan diri dengan dinamika lingkungan, teknologi, pasar, dan regulasi. Adaptabilitas ini penting agar organisasi tetap relevan, inovatif, dan kompetitif.

Tujuan struktur organisasi lebih dari sekadar aturan formal; ia adalah peta yang memandu perjalanan organisasi. Dengan struktur yang jelas, organisasi mampu bergerak harmonis, memaksimalkan potensi setiap anggota, mengambil keputusan tepat waktu, dan tetap adaptif menghadapi perubahan. Struktur yang efektif adalah fondasi bagi produktivitas, efisiensi, dan keberhasilan organisasi dalam mewujudkan visi dan misinya.

Jenis Struktur Organisasi

Tidak ada satu bentuk struktur yang cocok untuk semua organisasi. Pilihan struktur sangat dipengaruhi oleh ukuran, kompleksitas, strategi, dan lingkungan perusahaan. Struktur yang tepat memungkinkan organisasi bergerak efisien, responsif, dan selaras dengan tujuannya.

Berikut adalah jenis-jenis struktur organisasi yang umum digunakan:

a. Struktur Fungsional

Struktur ini mengelompokkan aktivitas berdasarkan fungsi utama, misalnya produksi, pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia. Struktur ini cocok untuk organisasi yang relatif homogen dan lingkungan yang stabil.

 

·         Kelebihan:

o    Spesialisasi tinggi, anggota menjadi ahli di bidangnya.

o    Efisiensi operasional meningkat karena fungsi terfokus.

o    Jalur karier dan tanggung jawab jelas.

·         Kekurangan:

o    Koordinasi antar fungsi bisa lemah.

o    Sering muncul silo antar departemen yang menghambat kolaborasi.

b. Struktur Divisional (Produk/Wilayah/Pelanggan)

Struktur ini mengelompokkan organisasi berdasarkan produk, wilayah geografis, atau segmen pelanggan. Umumnya digunakan oleh perusahaan besar dengan beragam lini bisnis.

·         Kelebihan:

o    Fokus pada hasil per unit atau divisi.

o    Lebih responsif terhadap kebutuhan pasar spesifik.

·         Kekurangan:

o    Duplikasi sumber daya antar divisi, misal tim keuangan atau SDM per divisi.

o    Biaya operasional cenderung lebih tinggi.

c. Struktur Matriks

Struktur matriks menggabungkan struktur fungsional dan divisional. Karyawan memiliki dua atasan: manajer fungsi dan manajer proyek/produk.

·         Kelebihan:

o    Fleksibilitas tinggi, mendorong kolaborasi lintas fungsi.

o    Memungkinkan pemanfaatan sumber daya lebih optimal untuk proyek.

·         Kekurangan:

o    Bisa menimbulkan kebingungan wewenang.

o    Potensi konflik kepentingan antara manajer fungsi dan manajer proyek.

d. Struktur Tim atau Jaringan

Struktur ini menekankan tim lintas fungsi dan kemitraan eksternal. Cocok untuk organisasi yang bergerak cepat dan berorientasi inovasi.

·         Kelebihan:

o    Respons cepat terhadap perubahan lingkungan.

o    Kreativitas dan kolaborasi tinggi.

·         Kekurangan:

o    Sulit dikendalikan jika budaya organisasi belum siap.

o    Perlu disiplin tinggi agar tujuan tercapai.

e. Struktur Hibrida

Bentuk ini menggabungkan berbagai model struktur untuk menyesuaikan kebutuhan spesifik organisasi. Banyak perusahaan modern menggunakan model hibrida:

·         Struktur fungsional untuk operasi inti yang stabil.

·         Struktur berbasis tim atau proyek untuk inovasi dan pengembangan produk baru.

Jenis struktur organisasi bukan sekadar formalitas; ia adalah alat strategis yang menyesuaikan bentuk organisasi dengan ukuran, kompleksitas, strategi, dan dinamika lingkungan. Struktur yang tepat memungkinkan organisasi bergerak efisien, kolaboratif, dan adaptif. Struktur adalah “kerangka hidup yang menata aliran aktivitas, mengarahkan energi kolektif, dan menjembatani visi menjadi tindakan nyata.”

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN STRUKTUR

Struktur organisasi tidak muncul secara kebetulan; ia adalah refleksi dari strategi, kebutuhan operasional, lingkungan, dan karakter organisasi itu sendiri. Seperti pakaian yang harus pas dengan tubuh pemakainya, struktur harus sesuai dengan tujuan, kondisi, dan tantangan yang dihadapi organisasi agar fungsinya optimal.

Beberapa faktor utama yang mempengaruhi pemilihan struktur organisasi antara lain:

1.      Strategi Perusahaan

Seperti yang diungkapkan Chandler, “struktur mengikuti strategi.” Artinya, pola organisasi dirancang untuk mendukung pencapaian strategi perusahaan. Perusahaan yang berorientasi inovasi cenderung memilih struktur fleksibel, misalnya datar (flat) dan berbasis tim lintas fungsi, agar ide-ide segar cepat diuji dan diimplementasikan. Sebaliknya, organisasi yang fokus pada efisiensi operasional biasanya mengadopsi struktur fungsional atau divisional.

2.      Ukuran dan Kompleksitas Organisasi

Semakin besar dan kompleks organisasi, semakin dibutuhkan formalitas dan departementalisasi. Organisasi kecil mungkin cukup dengan struktur sederhana, sementara perusahaan multinasional dengan ratusan ribu karyawan memerlukan rantai komando, departemen, dan prosedur yang jelas agar operasi tetap terkendali.

3.      Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal mempengaruhi fleksibilitas struktur. Organisasi yang beroperasi dalam lingkungan stabil dapat menggunakan struktur mekanistis formal, terstandarisasi, dan hierarkis. Sementara organisasi yang menghadapi perubahan cepat, ketidakpastian pasar, atau persaingan dinamis membutuhkan struktur organik yang adaptif, memungkinkan respons cepat dan inovasi.

4.      Teknologi
Jenis dan kecepatan perubahan teknologi juga menentukan struktur yang tepat. Teknologi tinggi dan cepat berubah menuntut organisasi yang responsif, dengan tim lintas fungsi dan jalur komunikasi yang pendek. Contohnya, perusahaan rintisan digital sering menggunakan struktur datar untuk mendorong kolaborasi dan inovasi, sementara perusahaan manufaktur besar lebih memilih struktur fungsional atau divisional untuk mengoptimalkan efisiensi produksi.

 

Contoh Nyata

1.      Perusahaan Rintisan Teknologi Digital: Menggunakan struktur datar dan tim lintas fungsi. Hal ini memungkinkan pengambilan keputusan cepat, kolaborasi antar spesialis, dan inovasi yang berkelanjutan.

2.      Perusahaan Manufaktur Besar: Menggunakan struktur fungsional atau divisional untuk memastikan proses produksi efisien, koordinasi antar departemen lancar, dan pengawasan mudah.

Pemilihan struktur organisasi bukan sekadar formalitas; ia merupakan keputusan strategis yang mencerminkan visi, strategi, ukuran, teknologi, dan lingkungan organisasi. Struktur yang tepat memungkinkan organisasi bergerak selaras, responsif terhadap perubahan, dan memaksimalkan penggunaan sumber daya. Struktur adalah “baju organisasi” harus pas, kuat, namun lentur untuk mendukung setiap gerak, setiap inovasi, dan setiap keputusan yang membawa organisasi menuju tujuannya.

INTEGRASI STRUKTUR DENGAN BUDAYA DAN STRATEGI

Struktur organisasi tidak berdiri sendiri seperti tiang yang hanya menopang atap. Ia hidup, berinteraksi, dan harus selaras dengan budaya organisasi nilai, norma, dan kebiasaan yang membentuk cara kerja serta strategi bisnis yang menentukan arah dan tujuan jangka panjang organisasi.

Integrasi ini penting karena struktur yang tepat dapat:

1.      Memperkuat budaya positif, menumbuhkan disiplin, kolaborasi, dan inovasi.

2.      Mempermudah eksekusi strategi, menjadikan visi dan misi organisasi menjadi tindakan nyata.

Sebaliknya, ketidaksesuaian antara struktur, budaya, dan strategi dapat menghambat kinerja. Misalnya:

1.      Strategi inovasi agresif dengan struktur hierarkis kaku: Keputusan lambat, komunikasi tersendat, kreativitas terhambat, sehingga inovasi sulit diwujudkan.

2.      Strategi efisiensi biaya dengan struktur mekanistis dan prosedural: Proses terstandarisasi, wewenang jelas, dan efisiensi tercapai karena struktur mendukung tujuan biaya rendah.

Dengan kata lain, struktur adalah jembatan antara budaya dan strategi. Ia menyalurkan nilai-nilai organisasi ke dalam praktik operasional sehari-hari, sekaligus memastikan strategi diterjemahkan menjadi keputusan dan tindakan yang efektif. Integrasi ini membuat organisasi bergerak selaras, adaptif, dan mampu bersaing di lingkungan yang dinamis.

Struktur organisasi bukan elemen statis; ia adalah pengikat dan pengarah yang harus selaras dengan budaya dan strategi organisasi. Struktur yang terintegrasi dengan budaya dan strategi memperkuat nilai-nilai positif, mempermudah eksekusi rencana, dan meningkatkan kinerja.Struktur adalah “jembatan antara hati organisasi dan arah tujuannya,” memastikan setiap langkah organisasi membawa visi dan nilai-nilainya menjadi kenyataan yang hidup.

KESIMPULAN

Struktur organisasi bukanlah sekadar garis dan kotak pada bagan; ia adalah denyut nadi yang menjaga keteraturan, mengarahkan energi kolektif, dan menjembatani visi menjadi aksi nyata. Melalui pembagian kerja yang jelas, rantai komando yang tertata, serta koordinasi yang terarah, organisasi mampu bergerak harmonis, efisien, dan adaptif menghadapi perubahan zaman.

Struktur yang tepat tidak hanya menjadi fondasi administratif, melainkan juga pilar strategis yang menopang budaya positif serta memperkuat daya saing. Di dalamnya, setiap individu menemukan makna perannya, setiap unit memahami kontribusinya, dan setiap keputusan terjalin dalam satu tujuan besar: mewujudkan keberhasilan bersama.

Dengan demikian, struktur organisasi adalah rumah bagi pertumbuhan, jembatan bagi inovasi, sekaligus mercusuar yang menuntun langkah organisasi menuju cakrawala masa depan. Ia adalah bahasa sunyi yang berbicara tentang keteraturan, arah, dan harapan membentuk organisasi bukan hanya sebagai mesin ekonomi, melainkan juga sebagai ruang hidup yang bermakna bagi manusia dan masyarakat.

berwibawa?

DAFTAR PUSTAKA

1.      Sattar. (2017). Pengantar Bisnis. Deepublish.

2.      Alexander Thian. (2021). Pengantar Bisnis. Penerbit Andi.

3.      B. Siswanto. (2021). Pengantar Manajemen. Bumi Aksara.

4.      Griffin, R. W. (2023). Business Essentials. Pearson.

5.      Robbins, S. P., & Coulter, M. (2023). Management. Pearson.

6.      Kotler, P., & Keller, K. (2022). Marketing Management. Pearson.

7.      Pearce, J. A., & Robinson, R. B. (2022). Strategic Management. McGraw-Hill.

8.      Porter, M. E. (1998). Competitive Advantage. Free Press.

VERSI PDF.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "BAB. VI STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN"

Posting Komentar