Ukuran Kinerja
Pendahuluan
Dalam dunia bisnis yang semakin
kompetitif, pengukuran kinerja merupakan aspek fundamental dalam menentukan
efektivitas strategi perusahaan. Sistem pengukuran kinerja membantu manajemen
untuk mengevaluasi sejauh mana tujuan organisasi tercapai serta mengarahkan
pengambilan keputusan di masa depan. Namun, mengandalkan pengukuran kinerja
keuangan semata sering kali tidak mencukupi. Oleh karena itu, pengukuran
kinerja yang komprehensif, seperti penggunaan balanced scorecard, menjadi solusi
dalam menciptakan keseimbangan antara pengukuran keuangan dan nonkeuangan.
Artikel ini akan menguraikan berbagai aspek terkait sistem pengukuran kinerja,
mulai dari keterbatasan pengendalian keuangan, implementasi balanced scorecard,
hingga tantangan dalam penerapannya.
Sistem Ukuran Kinerja
Cita-cita utama dari sistem ukuran
kinerja adalah mengimplementasikan strategi perusahaan. Strategi yang dirancang
manajemen senior mendefinisikan faktor-faktor kunci keberhasilan yang kemudian
dijadikan ukuran kinerja. Dengan menetapkan ukuran yang relevan, organisasi
dapat memotivasi individu dan tim untuk mencapai target yang sejalan dengan
visi perusahaan.
- Contoh Kasus: Sebuah perusahaan ritel menerapkan pengukuran kinerja
berbasis pelanggan seperti tingkat kepuasan pelanggan dan pengiriman tepat
waktu. Hal ini membantu meningkatkan loyalitas pelanggan dan pada akhirnya
mendorong pertumbuhan pendapatan.
Keterbatasan Sistem Pengendalian
Keuangan
Sistem pengendalian yang hanya
berfokus pada ukuran-ukuran keuangan memiliki beberapa keterbatasan yang dapat
berdampak negatif pada organisasi.
- Tindakan Jangka Pendek: Tekanan untuk mencapai laba jangka pendek dapat
mendorong manajer mengambil keputusan yang merugikan kepentingan jangka
panjang perusahaan.
- Pengabaian Investasi Jangka Panjang: Manajer cenderung menghindari investasi strategis
demi menjaga hasil keuangan saat ini.
- Distorsi Komunikasi:
Fokus berlebihan pada laba jangka pendek dapat merusak komunikasi antara
manajer unit bisnis dengan manajemen senior.
- Manipulasi Data:
Pengendalian keuangan yang ketat dapat memotivasi manajer untuk memilih
metode akuntansi yang manipulatif guna mencapai target laba.
Contoh Kasus: Sebuah perusahaan manufaktur memilih untuk memangkas biaya
pemeliharaan mesin demi mencapai target laba tahunan. Akibatnya, mesin
mengalami kerusakan jangka panjang yang menurunkan produktivitas.
Balanced Scorecard
Balanced scorecard adalah sistem
pengukuran kinerja yang mencakup empat perspektif utama:
- Keuangan:
Mengukur kinerja finansial perusahaan seperti margin laba dan arus kas.
- Pelanggan:
Fokus pada kepuasan pelanggan dan pangsa pasar.
- Bisnis Internal:
Melibatkan efisiensi proses internal seperti waktu siklus dan retensi
karyawan.
- Inovasi dan Pembelajaran: Menilai kemampuan perusahaan dalam menciptakan
inovasi seperti persentase penjualan dari produk baru.
Dalam menerapkan balanced scorecard,
eksekutif harus memilih ukuran yang mencerminkan faktor kunci keberhasilan
strategi serta menunjukkan hubungan sebab-akibat antara ukuran keuangan dan
nonkeuangan.
- Contoh Kasus: Perusahaan teknologi yang menerapkan balanced scorecard
berhasil mengidentifikasi bahwa kepuasan pelanggan memiliki dampak signifikan
pada peningkatan pendapatan jangka panjang.
Sistem Penilaian Kinerja:
Pertimbangan Tambahan
- Contoh Kasus: Sebuah maskapai penerbangan yang hanya fokus pada
efisiensi biaya internal mengabaikan kualitas layanan pelanggan, yang akhirnya
menyebabkan penurunan loyalitas pelanggan.
Faktor Kunci Keberhasilan
Faktor kunci keberhasilan mencakup
variabel yang berfokus pada pelanggan dan proses bisnis internal. Beberapa di
antaranya meliputi:
- Kepuasan pelanggan
- Loyalitas pelanggan
- Utilisasi kapasitas
- Waktu siklus
- Kualitas produk
Implementasi Sistem Pengukuran
Kinerja
- Mendefinisikan StrategiOrganisasi perlu menetapkan target dan cita-cita yang jelas. Dalam perusahaan multibisnis, scorecard sebaiknya dikembangkan di tingkat unit bisnis.
- Mendefinisikan Ukuran dari StrategiFokus pada ukuran yang memiliki hubungan sebab-akibat untuk menghindari kelebihan informasi yang tidak relevan.
- Mengintegrasikan Ukuran ke Dalam Sistem ManajemenScorecard harus diintegrasikan ke dalam struktur organisasi, budaya, dan praktik sumber daya manusia.
- Meninjau Ukuran dan Hasilnya Secara BerkalaManajemen perlu meninjau scorecard secara berkala untuk memastikan relevansi ukuran kinerja dengan strategi yang terus berkembang.
- Contoh Kasus: Perusahaan farmasi yang rutin meninjau ukuran kinerja
menemukan bahwa peningkatan waktu siklus produksi dapat mempercepat peluncuran
produk baru ke pasar.
Kesulitan dalam Mengimplementasikan
Sistem Pengukuran Kinerja
Beberapa tantangan yang sering
dihadapi dalam implementasi sistem pengukuran kinerja antara lain:
- Korelasi yang buruk antara ukuran nonkeuangan dan
hasil.
- Fokus berlebihan pada hasil keuangan.
- Ukuran kinerja yang tidak diperbarui secara berkala.
- Terlalu banyak pengukuran yang membingungkan manajemen.
- Kesulitan dalam menetapkan trade-off antar ukuran.
Pengendalian Interaktif
Dalam lingkungan bisnis yang
dinamis, pengendalian interaktif membantu perusahaan menciptakan organisasi
pembelajaran yang adaptif. Pengendalian ini berfokus pada informasi mengenai
ketidakpastian strategis dan mendorong diskusi terbuka di semua tingkatan
manajemen untuk mengembangkan strategi baru.
- Contoh Kasus: Sebuah perusahaan teknologi yang menghadapi perubahan
cepat dalam pasar menciptakan forum diskusi rutin untuk mengevaluasi perubahan
lingkungan dan merumuskan strategi baru.
Kesimpulan
Pengukuran kinerja yang efektif
memerlukan keseimbangan antara ukuran keuangan dan nonkeuangan serta internal
dan eksternal. Penggunaan balanced scorecard menjadi solusi komprehensif dalam
menyelaraskan strategi dengan pengukuran kinerja. Meskipun demikian, tantangan
dalam implementasinya tetap memerlukan perhatian khusus agar sistem pengukuran
dapat berjalan optimal dan mendukung keberhasilan jangka panjang organisasi.
Daftar Pustaka
- Anthony, R. N., & Govindarajan, V. (2005). Sistem
Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
- Kaplan, R. S., & Norton, D. P. (1996). The
Balanced Scorecard: Translating Strategy into Action. Boston: Harvard
Business Review Press.
- Neely, A., Adams, C., & Kennerley, M. (2002). The
Performance Prism. London: Financial Times Prentice Hall.
- Otley, D. (1999). Performance Management: A Framework
for Management Control Systems Research. Management Accounting Research,
10(4), 363-382.
- Lingle, J. H., & Schiemann, W. A. (1996). From
Balanced Scorecard to Strategic Gauges: Is Measurement Worth It? Management
Review, 85(3), 56-62.
0 Response to "Ukuran Kinerja"
Posting Komentar