Sarana belajar yang memadukan teori akademis dengan pendekatan praktis dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara pemahaman konseptual dan penerapannya di dunia nyata. Serta memberikan kerangka berpikir yang kuat melalui teori-teori dasar, sementara praktiknya memberikan wawasan tentang bagaimana konsep tersebut digunakan dalam konteks nyata.

Kreativitas Sebagai Sumber Inovasi

 

Pendahuluan

Kreativitas adalah salah satu elemen mendasar dalam membangun inovasi yang berkelanjutan. Di era globalisasi dan persaingan ketat seperti sekarang, kreativitas tidak lagi menjadi sekadar aset pribadi, tetapi telah menjadi kebutuhan strategis dalam organisasi. Kreativitas memungkinkan individu dan tim untuk menemukan solusi baru terhadap masalah yang kompleks, menciptakan produk dan layanan baru, serta memberikan nilai tambah yang signifikan kepada konsumen.

Dalam konteks organisasi, kreativitas tidak hanya terbatas pada individu, tetapi juga dapat dikembangkan melalui kolaborasi tim. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa perspektif yang berbeda dapat menghasilkan ide-ide yang lebih kaya dan solusi yang lebih inovatif. Organisasi yang berhasil mendorong kreativitas cenderung lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan dan lebih mampu menghadapi tantangan bisnis yang dinamis.

Selain itu, kreativitas juga memainkan peran penting dalam inovasi teknologi, pengembangan produk, dan pengelolaan proses bisnis. Dalam dunia bisnis, perusahaan yang mampu mengintegrasikan kreativitas ke dalam strategi operasionalnya memiliki keunggulan kompetitif yang lebih besar dibandingkan dengan yang tidak melakukannya. Sebagai contoh, perusahaan seperti Google dan Apple telah menunjukkan bahwa kreativitas adalah inti dari strategi inovasi mereka.

Namun, kreativitas tidak selalu muncul secara spontan. Diperlukan lingkungan yang mendukung, teknik yang tepat, dan pemahaman yang mendalam untuk memupuk kreativitas, baik pada tingkat individu maupun organisasi. Oleh karena itu, memahami bagaimana meningkatkan kreativitas individu dan tim menjadi sangat penting dalam konteks ini.

Dalam topik ini, kita akan membahas teknik-teknik untuk meningkatkan kreativitas individu dan tim, metode populer seperti brainstorming, design thinking, dan TRIZ, serta hubungan erat antara kreativitas dan inovasi. Pembahasan ini juga akan disertai dengan contoh-contoh nyata dari perusahaan dalam negeri maupun luar negeri yang berhasil memanfaatkan kreativitas sebagai sumber inovasi.


Teknik Meningkatkan Kreativitas Individu dan Tim

Di era persaingan global yang semakin intensif, kemampuan untuk berpikir kreatif tidak lagi menjadi opsi, melainkan kebutuhan. Kreativitas mendukung terciptanya inovasi, yang pada akhirnya memungkinkan perusahaan untuk bertahan dan berkembang di tengah perubahan yang cepat. Kemampuan ini dapat membantu individu dan tim dalam menghadapi tantangan baru, menemukan solusi yang unik, dan menciptakan nilai tambah yang signifikan.

Pada tingkat individu, kreativitas mendorong kemampuan untuk berpikir di luar kebiasaan dan menghasilkan ide-ide segar yang relevan. Sementara itu, di tingkat tim, kolaborasi dan sinergi antarpersonal menjadi kunci untuk menghasilkan solusi yang lebih kompleks dan inovatif. Oleh karena itu, organisasi modern harus memberikan perhatian besar pada cara meningkatkan kreativitas, baik untuk individu maupun tim kerja mereka.

Banyak teknik yang telah dikembangkan untuk mendukung upaya ini, mulai dari menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, hingga pelatihan khusus untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Teknik-teknik ini memberikan kerangka kerja yang terstruktur untuk membangun budaya inovasi di tempat kerja. Namun, penerapannya memerlukan komitmen dari seluruh elemen organisasi, termasuk manajemen dan karyawan.

Dalam materi ini, kita akan membahas teknik-teknik utama untuk meningkatkan kreativitas individu dan tim. Setiap teknik akan dijelaskan secara rinci, dilengkapi dengan contoh penerapannya di perusahaan dalam negeri maupun luar negeri. Pembahasan ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang pentingnya kreativitas dalam mendorong inovasi di lingkungan kerja modern.

1. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung Kreativitas

Salah satu langkah awal untuk meningkatkan kreativitas adalah menciptakan lingkungan kerja yang mendukung. Lingkungan ini mencakup aspek fisik dan budaya organisasi yang memberikan kebebasan bagi individu untuk bereksperimen dengan ide-ide baru tanpa rasa takut akan kegagalan.

Lingkungan fisik yang nyaman dan inspiratif menjadi faktor penting dalam mendukung kreativitas. Perusahaan seperti Google, misalnya, dikenal dengan desain ruang kerjanya yang penuh warna, fleksibel, dan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas unik seperti ruang istirahat kreatif, area bermain, dan taman. Di Indonesia, Gojek menciptakan budaya kerja yang terbuka dengan menyediakan ruang kerja yang fleksibel serta mendorong karyawan untuk berinovasi melalui program-program eksperimental.

Di sisi lain, budaya organisasi juga memainkan peran penting. Budaya yang terbuka terhadap ide-ide baru dan menghargai keberagaman pandangan memberikan motivasi kepada karyawan untuk terus berkontribusi secara kreatif. Organisasi harus memastikan bahwa setiap individu merasa dihargai, didukung, dan bebas dari kritik destruktif ketika mengajukan ide-ide mereka. Budaya ini dapat dibangun melalui program seperti penghargaan untuk ide inovatif atau diskusi terbuka yang melibatkan semua tingkat karyawan.

2. Menerapkan Teknik Pemecahan Masalah Secara Sistematis

Pemecahan masalah secara sistematis merupakan langkah krusial dalam mendorong kreativitas. Teknik seperti mind mapping memungkinkan individu dan tim untuk mengorganisasikan ide secara visual, sehingga membantu dalam identifikasi masalah dan solusi dengan cara yang lebih terstruktur.

Mind mapping tidak hanya membantu mengurai masalah yang kompleks, tetapi juga memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hubungan antar ide. Contoh penerapannya dapat dilihat pada perusahaan Apple, yang menggunakan teknik ini untuk merancang strategi produk baru. Di dalam negeri, Tokopedia menerapkan mind mapping dalam diskusi tim untuk memecahkan masalah logistik yang kompleks.

Teknik lain yang dapat digunakan adalah SCAMPER (Substitute, Combine, Adapt, Modify, Put to another use, Eliminate, Rearrange). SCAMPER membantu individu dan tim dalam mengevaluasi dan memodifikasi ide-ide yang sudah ada untuk menciptakan solusi yang lebih inovatif. Dengan mengadopsi teknik ini, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang baru berdasarkan pendekatan yang sudah ada.

3. Pelatihan dan Pengembangan Kreativitas

Pelatihan khusus untuk meningkatkan kreativitas menjadi salah satu pendekatan yang efektif dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Pelatihan seperti lateral thinking atau simulasi inovasi memberikan peserta keterampilan untuk berpikir di luar kebiasaan dan melihat masalah dari berbagai perspektif.

Di Jepang, Toyota memiliki program pelatihan kreatif yang dirancang untuk mendorong karyawannya berpikir secara inovatif dalam proses produksi. Sementara di Indonesia, Unilever telah mengadopsi berbagai workshop untuk meningkatkan kemampuan inovasi tim mereka. Pelatihan ini sering kali mencakup sesi brainstorming, simulasi, dan pembelajaran interaktif yang menantang pola pikir konvensional.

Pelatihan tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga pada penerapan praktis. Misalnya, pelatihan simulasi yang melibatkan pengambilan keputusan dalam situasi bisnis yang kompleks dapat membantu peserta untuk memahami pentingnya berpikir kreatif dalam menghasilkan solusi.

Secara keseluruhan, meningkatkan kreativitas individu dan tim merupakan langkah strategis dalam mendorong inovasi organisasi. Teknik-teknik seperti menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, menerapkan pemecahan masalah secara sistematis, dan memberikan pelatihan khusus menjadi pilar utama dalam upaya ini. Namun, keberhasilan penerapannya memerlukan dukungan penuh dari seluruh elemen organisasi.

Perusahaan yang mampu menciptakan budaya kerja yang mendukung kreativitas akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan. Mereka tidak hanya mampu menghasilkan ide-ide segar, tetapi juga mengubah ide-ide tersebut menjadi inovasi yang berdampak besar. Dengan komitmen yang kuat, kreativitas dapat menjadi sumber daya yang tak ternilai bagi kesuksesan jangka panjang.


Metode Brainstorming, Design Thinking, dan TRIZ

Dalam era globalisasi yang semakin kompetitif, kemampuan untuk menciptakan ide-ide baru dan menerapkan solusi inovatif menjadi salah satu keunggulan utama bagi individu maupun organisasi. Kreativitas dan inovasi tidak hanya dibutuhkan untuk menciptakan produk baru tetapi juga untuk menyelesaikan masalah yang kompleks dan meningkatkan efisiensi dalam proses kerja. Tiga metode yang sering digunakan dalam dunia profesional untuk mendukung proses ini adalah brainstorming, design thinking, dan TRIZ (Theory of Inventive Problem Solving).

Metode brainstorming dikenal luas sebagai teknik pengumpulan ide yang melibatkan eksplorasi bebas dari berbagai solusi. Metode ini mendorong partisipasi aktif tanpa takut akan kritik, yang membuatnya menjadi pilihan utama dalam berbagai sesi kreatif. Di sisi lain, design thinking menawarkan pendekatan yang lebih terstruktur dengan fokus pada kebutuhan pengguna, memungkinkan pengembangan solusi yang relevan dan berdampak besar. Sedangkan TRIZ, yang berasal dari analisis pola inovasi teknis, menjadi pilihan yang sangat berguna untuk menyelesaikan masalah teknis yang kompleks dengan solusi yang teruji.

Ketiga metode ini memiliki karakteristik unik yang saling melengkapi dalam konteks kreativitas dan inovasi. Dengan memahami dan menerapkan metode ini, individu maupun organisasi dapat memperkuat kemampuan mereka untuk bersaing di pasar yang dinamis. Dalam topik ini, kita akan membahas masing-masing metode secara rinci, termasuk penerapannya dalam konteks lokal dan global.

Berbagai contoh kasus akan diberikan untuk memberikan pemahaman yang lebih konkret tentang bagaimana metode-metode ini diterapkan di perusahaan dalam negeri dan luar negeri. Dari startup teknologi hingga perusahaan manufaktur, ketiga metode ini telah terbukti menjadi alat yang efektif dalam mendukung pengembangan ide dan solusi inovatif. Selain itu, kita juga akan membahas bagaimana kombinasi dari ketiga metode ini dapat menciptakan sinergi yang kuat dalam proses inovasi.

Pada akhirnya, pembahasan ini diharapkan memberikan wawasan yang komprehensif tentang bagaimana brainstorming, design thinking, dan TRIZ dapat diintegrasikan dalam berbagai konteks untuk menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan. Dengan pemahaman yang mendalam, setiap individu dan organisasi dapat memanfaatkan kekuatan ketiga metode ini untuk mencapai tujuan kreatif dan inovatif mereka.

1.Brainstorming

Brainstorming adalah salah satu metode paling populer untuk menggali ide-ide kreatif. Metode ini melibatkan sesi diskusi terbuka di mana setiap anggota tim diajak untuk memberikan ide sebanyak mungkin tanpa takut dikritik. Prinsip utama dari brainstorming adalah bahwa kuantitas ide sering kali dapat mengarah pada kualitas, karena ide-ide awal dapat menjadi dasar untuk ide yang lebih matang dan inovatif.

Sesi brainstorming biasanya diawali dengan pengaturan suasana yang mendukung kreativitas, seperti ruangan yang nyaman dan bebas gangguan. Fasilitator akan memberikan masalah atau tantangan tertentu untuk didiskusikan, dan anggota tim akan menyampaikan ide-ide mereka secara bebas. Semua ide dicatat tanpa pengecualian, dan tidak ada evaluasi yang dilakukan selama sesi berlangsung. Setelah sesi selesai, ide-ide yang dihasilkan dievaluasi untuk menemukan solusi terbaik.

Contoh Kasus

  • Dalam Negeri: Perusahaan startup Indonesia seperti Ruangguru menggunakan brainstorming untuk mengembangkan fitur-fitur baru pada platform mereka. Misalnya, ide untuk menambahkan kelas interaktif berbasis video berasal dari sesi brainstorming yang melibatkan tim pengembang dan pendidik.
  • Luar Negeri: IDEO, perusahaan desain terkemuka, menggunakan brainstorming dalam hampir semua proyeknya. Dalam salah satu proyek, mereka menciptakan desain ulang sebuah alat medis dengan melibatkan berbagai ide dari tim lintas disiplin.

2.Design Thinking

Definisi dan Konsep Design thinking adalah metode pemecahan masalah yang berpusat pada manusia dan menggunakan pendekatan iteratif untuk menciptakan solusi inovatif. Metode ini terdiri dari lima tahapan utama: empati, definisi masalah, ideasi, prototipe, dan pengujian. Fokus utama dari design thinking adalah memahami kebutuhan pengguna dan mengembangkan solusi yang relevan serta berdampak.

Proses Pelaksanaan

  1. Empati: Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pengguna melalui observasi dan wawancara.
  2. Definisi Masalah: Mendefinisikan permasalahan utama berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
  3. Ideasi: Menghasilkan ide-ide kreatif untuk memecahkan masalah.
  4. Prototipe: Membuat model awal dari solusi untuk diuji.
  5. Pengujian: Menguji prototipe dan mengumpulkan umpan balik untuk perbaikan.

Contoh Kasus

  • Dalam Negeri: Tokopedia menggunakan design thinking untuk meningkatkan pengalaman pengguna dalam berbelanja online. Salah satu hasilnya adalah fitur "Wishlist" yang membantu pengguna menyimpan produk yang ingin dibeli di masa depan.
  • Luar Negeri: Apple menggunakan design thinking dalam pengembangan produk mereka, seperti iPhone. Pendekatan ini membantu mereka menciptakan produk yang tidak hanya inovatif tetapi juga user-friendly.

3.TRIZ (Theory of Inventive Problem Solving)

TRIZ adalah metode berbasis teori yang dikembangkan oleh Genrich Altshuller untuk mengidentifikasi pola inovasi dari berbagai masalah teknis. TRIZ menawarkan solusi berdasarkan basis data dari berbagai inovasi yang telah terbukti berhasil. Metode ini sangat berguna dalam menyelesaikan masalah teknis yang kompleks.

TRIZ melibatkan beberapa langkah utama, termasuk analisis masalah, identifikasi prinsip-prinsip inovasi yang relevan, dan penerapan solusi yang sesuai. Metode ini juga mencakup penggunaan alat seperti matriks kontradiksi dan analisis fungsi.

Contoh Kasus

  • Dalam Negeri: Astra International menggunakan TRIZ untuk meningkatkan efisiensi produksi di sektor manufaktur mereka, seperti dalam pengembangan mesin yang lebih hemat energi.
  • Luar Negeri: Samsung menggunakan TRIZ dalam pengembangan teknologi layar fleksibel mereka, yang memungkinkan terciptanya produk seperti Galaxy Fold.

Secara keseluruhan, brainstorming, design thinking, dan TRIZ adalah metode yang sangat efektif dalam mendukung kreativitas dan inovasi. Meskipun masing-masing memiliki pendekatan yang berbeda, ketiganya saling melengkapi dalam menciptakan solusi yang relevan, inovatif, dan berdampak.

Dalam penerapannya, organisasi harus memilih metode yang paling sesuai dengan konteks dan kebutuhan mereka. Brainstorming dapat digunakan untuk eksplorasi ide awal, design thinking cocok untuk pengembangan solusi yang berpusat pada pengguna, dan TRIZ sangat berguna untuk menyelesaikan masalah teknis yang kompleks. Dengan memahami dan menerapkan metode-metode ini, individu dan organisasi dapat memaksimalkan potensi mereka dalam menciptakan inovasi.


Hubungan Antara Kreativitas dan Inovasi

Di era digital ini, dinamika pasar yang cepat berubah memaksa perusahaan untuk terus berinovasi. Tanpa kreativitas sebagai pijakan awal, proses inovasi sering kali mengalami stagnasi. Kreativitas tidak hanya berperan dalam tahap konseptual, tetapi juga menjadi dasar dalam pengambilan keputusan strategis dan operasional yang lebih inovatif. Dengan kata lain, kreativitas adalah elemen utama yang mendorong inovasi untuk menciptakan solusi yang relevan dan efektif.

Namun, banyak organisasi yang menghadapi tantangan dalam mengelola kreativitas dan mengubahnya menjadi inovasi. Hambatan struktural, budaya organisasi yang tidak mendukung, hingga kurangnya sumber daya adalah beberapa faktor yang sering kali menghalangi proses ini. Oleh karena itu, memahami hubungan antara kreativitas dan inovasi menjadi langkah awal yang krusial bagi setiap organisasi untuk menciptakan ekosistem yang mendorong pertumbuhan.

Pentingnya kreativitas dan inovasi juga tercermin dalam berbagai sektor industri, dari manufaktur hingga layanan digital. Di setiap sektor, kreativitas menjadi kunci untuk menciptakan diferensiasi produk, sementara inovasi memberikan cara untuk merealisasikan ide-ide kreatif menjadi produk atau layanan yang dapat bersaing di pasar global. Contoh nyata dapat dilihat pada perusahaan-perusahaan seperti Tesla dan Unilever, yang telah berhasil mengintegrasikan kreativitas ke dalam strategi inovasi mereka.

Kita akan membahas lebih lanjut hubungan antara kreativitas dan inovasi, termasuk proses transisi dari ide ke implementasi, serta bagaimana kreativitas dan inovasi dapat mendorong keunggulan kompetitif. Dengan contoh kasus dari perusahaan dalam negeri dan luar negeri, pembahasan ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai pentingnya sinergi antara kreativitas dan inovasi dalam dunia bisnis.

1.Proses Transisi dari Ide ke Implementasi

Kreativitas sering kali menjadi tahap awal dalam proses inovasi. Ide-ide kreatif yang dihasilkan oleh individu atau tim di dalam organisasi menjadi bahan bakar utama untuk inovasi. Proses ini melibatkan eksplorasi ide-ide baru, evaluasi potensi mereka, hingga pengembangan menjadi solusi nyata yang dapat memberikan nilai tambah. Tanpa kreativitas, inovasi akan kehilangan pijakan yang kuat.

Dalam praktiknya, proses transisi dari ide ke implementasi memerlukan kerangka kerja yang jelas. Perusahaan harus menyediakan alat dan metode yang mendukung pengembangan ide. Misalnya, brainstorming, design thinking, dan TRIZ sering kali digunakan untuk mengidentifikasi solusi inovatif dari ide-ide yang muncul. Selain itu, kolaborasi antar departemen juga menjadi kunci dalam mengintegrasikan berbagai perspektif untuk menghasilkan inovasi yang komprehensif.

Contoh Kasus:

  • Unilever: Perusahaan ini mengembangkan kemasan ramah lingkungan sebagai bagian dari inisiatif keberlanjutan mereka. Proses ini dimulai dengan ide kreatif dari tim R&D yang berfokus pada penggunaan bahan daur ulang. Ide tersebut kemudian diimplementasikan melalui inovasi teknologi dan desain yang memungkinkan pengurangan limbah plastik secara signifikan.
  • Tesla: Tesla dikenal sebagai pelopor dalam pengembangan mobil listrik. Kreativitas mereka terlihat dari desain futuristik dan penggunaan teknologi baterai canggih. Proses transisi dari ide kreatif ke produk inovatif ini melibatkan uji coba yang intensif dan iterasi desain untuk memastikan keandalan dan efisiensi produk.

2.Mendorong Keunggulan Kompetitif

Inovasi yang didasarkan pada kreativitas memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Dengan menciptakan solusi yang unik dan relevan, organisasi dapat membedakan diri mereka dari pesaing dan membangun posisi yang kuat di pasar. Kreativitas menjadi elemen penting dalam menemukan cara baru untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, sementara inovasi memastikan bahwa solusi tersebut dapat diimplementasikan secara efektif.

Perusahaan yang mampu mengintegrasikan kreativitas dan inovasi ke dalam strategi bisnis mereka cenderung lebih adaptif terhadap perubahan pasar. Mereka tidak hanya mampu menghadapi tantangan, tetapi juga menciptakan peluang baru. Keunggulan kompetitif ini tidak hanya berasal dari produk atau layanan, tetapi juga dari proses internal yang lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan pelanggan.

Contoh Kasus:

  • Tokopedia (Indonesia): Sebagai salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia, Tokopedia menggunakan kreativitas untuk mengembangkan fitur-fitur inovatif seperti layanan pembayaran digital dan logistik terpadu. Inovasi ini memungkinkan mereka untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik, sekaligus memperkuat posisi mereka di pasar.
  • Apple: Apple adalah contoh klasik dari perusahaan yang berhasil memanfaatkan kreativitas untuk menciptakan produk inovatif seperti iPhone. Dengan pendekatan design thinking, mereka tidak hanya menciptakan produk yang estetis, tetapi juga fungsional dan user-friendly, yang memberikan mereka keunggulan kompetitif di pasar global.

Secara keseluruhan, kreativitas dan inovasi memiliki hubungan yang saling melengkapi. Kreativitas memberikan landasan untuk menghasilkan ide-ide baru, sementara inovasi memastikan ide-ide tersebut dapat diimplementasikan menjadi solusi yang memberikan nilai tambah. Dalam konteks organisasi, sinergi antara keduanya menjadi kunci untuk menciptakan keunggulan kompetitif dan memastikan keberlanjutan bisnis di tengah dinamika pasar yang terus berubah.

Organisasi yang berhasil mengelola kreativitas dan inovasi cenderung lebih adaptif terhadap perubahan. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung, menyediakan alat dan metode yang tepat, serta mendorong kolaborasi, perusahaan dapat memaksimalkan potensi kreativitas dan inovasi. Contoh kasus dari perusahaan seperti Unilever, Tesla, Tokopedia, dan Apple menunjukkan bagaimana kreativitas dan inovasi dapat diintegrasikan untuk mencapai keberhasilan yang berkelanjutan.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, kreativitas adalah elemen kunci yang mendasari inovasi dalam berbagai aspek bisnis dan organisasi. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung, menggunakan metode yang tepat seperti brainstorming, design thinking, dan TRIZ, serta memahami hubungan antara kreativitas dan inovasi, organisasi dapat mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

Penting bagi organisasi untuk terus mendorong kreativitas, baik pada tingkat individu maupun tim. Dengan demikian, inovasi dapat menjadi bagian integral dari strategi bisnis yang mampu menghadapi tantangan dan perubahan pasar global.

Daftar Pustaka

  1. Amabile, T. M. (2018). Creativity in Context. Harvard Business Review Press.
  2. Brown, T. (2019). Change by Design: How Design Thinking Creates New Alternatives for Business and Society. Harper Business.
  3. Gino, F. (2020). Rebel Talent: Why It Pays to Break the Rules at Work and in Life. Dey Street Books.
  4. Kelley, T., & Littman, J. (2018). Creative Confidence: Unleashing the Creative Potential Within Us All. Crown Business.
  5. Martin, R. L. (2020). The Design of Business: Why Design Thinking is the Next Competitive Advantage. Harvard Business Review Press.
  6. Robinson, K. (2019). Out of Our Minds: Learning to Be Creative. Capstone.
  7. Sloane, P. (2018). The Leader’s Guide to Lateral Thinking Skills. Kogan Page.
  8. Von Stamm, B. (2021). Managing Innovation, Design and Creativity. John Wiley & Sons.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kreativitas Sebagai Sumber Inovasi"

Posting Komentar