Kreativitas Sebagai Sumber Inovasi
Pendahuluan
Kreativitas adalah salah satu elemen mendasar dalam membangun inovasi yang berkelanjutan. Di era globalisasi dan persaingan ketat seperti sekarang, kreativitas tidak lagi menjadi sekadar aset pribadi, tetapi telah menjadi kebutuhan strategis dalam organisasi. Kreativitas memungkinkan individu dan tim untuk menemukan solusi baru terhadap masalah yang kompleks, menciptakan produk dan layanan baru, serta memberikan nilai tambah yang signifikan kepada konsumen.
Dalam konteks organisasi, kreativitas tidak hanya terbatas pada individu,
tetapi juga dapat dikembangkan melalui kolaborasi tim. Hal ini disebabkan oleh
fakta bahwa perspektif yang berbeda dapat menghasilkan ide-ide yang lebih kaya
dan solusi yang lebih inovatif. Organisasi yang berhasil mendorong kreativitas
cenderung lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan dan lebih mampu
menghadapi tantangan bisnis yang dinamis.
Selain itu, kreativitas juga memainkan peran penting dalam inovasi
teknologi, pengembangan produk, dan pengelolaan proses bisnis. Dalam dunia
bisnis, perusahaan yang mampu mengintegrasikan kreativitas ke dalam strategi
operasionalnya memiliki keunggulan kompetitif yang lebih besar dibandingkan
dengan yang tidak melakukannya. Sebagai contoh, perusahaan seperti Google dan
Apple telah menunjukkan bahwa kreativitas adalah inti dari strategi inovasi
mereka.
Namun, kreativitas tidak selalu muncul secara spontan. Diperlukan lingkungan
yang mendukung, teknik yang tepat, dan pemahaman yang mendalam untuk memupuk
kreativitas, baik pada tingkat individu maupun organisasi. Oleh karena itu,
memahami bagaimana meningkatkan kreativitas individu dan tim menjadi sangat
penting dalam konteks ini.
Dalam topik ini, kita akan membahas teknik-teknik untuk meningkatkan
kreativitas individu dan tim, metode populer seperti brainstorming, design
thinking, dan TRIZ, serta hubungan erat antara kreativitas dan inovasi.
Pembahasan ini juga akan disertai dengan contoh-contoh nyata dari perusahaan
dalam negeri maupun luar negeri yang berhasil memanfaatkan kreativitas sebagai
sumber inovasi.
Teknik Meningkatkan Kreativitas
Individu dan Tim
Di era persaingan global yang semakin intensif, kemampuan untuk berpikir
kreatif tidak lagi menjadi opsi, melainkan kebutuhan. Kreativitas mendukung
terciptanya inovasi, yang pada akhirnya memungkinkan perusahaan untuk bertahan
dan berkembang di tengah perubahan yang cepat. Kemampuan ini dapat membantu
individu dan tim dalam menghadapi tantangan baru, menemukan solusi yang unik,
dan menciptakan nilai tambah yang signifikan.
Pada tingkat individu, kreativitas mendorong kemampuan untuk berpikir di
luar kebiasaan dan menghasilkan ide-ide segar yang relevan. Sementara itu, di
tingkat tim, kolaborasi dan sinergi antarpersonal menjadi kunci untuk
menghasilkan solusi yang lebih kompleks dan inovatif. Oleh karena itu,
organisasi modern harus memberikan perhatian besar pada cara meningkatkan
kreativitas, baik untuk individu maupun tim kerja mereka.
Banyak teknik yang telah dikembangkan untuk mendukung upaya ini, mulai dari
menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, hingga pelatihan khusus untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Teknik-teknik ini memberikan kerangka
kerja yang terstruktur untuk membangun budaya inovasi di tempat kerja. Namun,
penerapannya memerlukan komitmen dari seluruh elemen organisasi, termasuk
manajemen dan karyawan.
Dalam materi ini, kita akan membahas teknik-teknik utama untuk meningkatkan
kreativitas individu dan tim. Setiap teknik akan dijelaskan secara rinci,
dilengkapi dengan contoh penerapannya di perusahaan dalam negeri maupun luar
negeri. Pembahasan ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang mendalam
tentang pentingnya kreativitas dalam mendorong inovasi di lingkungan kerja
modern.
1. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung Kreativitas
Salah satu langkah awal untuk meningkatkan kreativitas adalah menciptakan
lingkungan kerja yang mendukung. Lingkungan ini mencakup aspek fisik dan budaya
organisasi yang memberikan kebebasan bagi individu untuk bereksperimen dengan
ide-ide baru tanpa rasa takut akan kegagalan.
Lingkungan fisik yang nyaman dan inspiratif menjadi faktor penting dalam
mendukung kreativitas. Perusahaan seperti Google, misalnya, dikenal dengan
desain ruang kerjanya yang penuh warna, fleksibel, dan dilengkapi dengan
fasilitas-fasilitas unik seperti ruang istirahat kreatif, area bermain, dan
taman. Di Indonesia, Gojek menciptakan budaya kerja yang terbuka dengan
menyediakan ruang kerja yang fleksibel serta mendorong karyawan untuk
berinovasi melalui program-program eksperimental.
Di sisi lain, budaya organisasi juga memainkan peran penting. Budaya yang
terbuka terhadap ide-ide baru dan menghargai keberagaman pandangan memberikan
motivasi kepada karyawan untuk terus berkontribusi secara kreatif. Organisasi
harus memastikan bahwa setiap individu merasa dihargai, didukung, dan bebas
dari kritik destruktif ketika mengajukan ide-ide mereka. Budaya ini dapat
dibangun melalui program seperti penghargaan untuk ide inovatif atau diskusi
terbuka yang melibatkan semua tingkat karyawan.
2. Menerapkan Teknik Pemecahan Masalah Secara Sistematis
Pemecahan masalah secara sistematis merupakan langkah krusial dalam
mendorong kreativitas. Teknik seperti mind mapping memungkinkan individu dan
tim untuk mengorganisasikan ide secara visual, sehingga membantu dalam
identifikasi masalah dan solusi dengan cara yang lebih terstruktur.
Mind mapping tidak hanya membantu mengurai masalah yang kompleks, tetapi
juga memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hubungan antar ide. Contoh
penerapannya dapat dilihat pada perusahaan Apple, yang menggunakan teknik ini
untuk merancang strategi produk baru. Di dalam negeri, Tokopedia menerapkan
mind mapping dalam diskusi tim untuk memecahkan masalah logistik yang kompleks.
Teknik lain yang dapat digunakan adalah SCAMPER (Substitute, Combine, Adapt,
Modify, Put to another use, Eliminate, Rearrange). SCAMPER membantu individu
dan tim dalam mengevaluasi dan memodifikasi ide-ide yang sudah ada untuk
menciptakan solusi yang lebih inovatif. Dengan mengadopsi teknik ini,
perusahaan dapat mengidentifikasi peluang baru berdasarkan pendekatan yang
sudah ada.
3. Pelatihan dan Pengembangan Kreativitas
Pelatihan khusus untuk meningkatkan kreativitas menjadi salah satu
pendekatan yang efektif dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Pelatihan
seperti lateral thinking atau simulasi inovasi memberikan peserta keterampilan
untuk berpikir di luar kebiasaan dan melihat masalah dari berbagai perspektif.
Di Jepang, Toyota memiliki program pelatihan kreatif yang dirancang untuk
mendorong karyawannya berpikir secara inovatif dalam proses produksi. Sementara
di Indonesia, Unilever telah mengadopsi berbagai workshop untuk meningkatkan
kemampuan inovasi tim mereka. Pelatihan ini sering kali mencakup sesi
brainstorming, simulasi, dan pembelajaran interaktif yang menantang pola pikir
konvensional.
Pelatihan tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga pada penerapan praktis.
Misalnya, pelatihan simulasi yang melibatkan pengambilan keputusan dalam
situasi bisnis yang kompleks dapat membantu peserta untuk memahami pentingnya
berpikir kreatif dalam menghasilkan solusi.
Secara keseluruhan, meningkatkan kreativitas individu dan tim merupakan
langkah strategis dalam mendorong inovasi organisasi. Teknik-teknik seperti
menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, menerapkan pemecahan masalah
secara sistematis, dan memberikan pelatihan khusus menjadi pilar utama dalam
upaya ini. Namun, keberhasilan penerapannya memerlukan dukungan penuh dari
seluruh elemen organisasi.
Perusahaan yang mampu menciptakan budaya kerja yang mendukung kreativitas
akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan. Mereka tidak hanya mampu
menghasilkan ide-ide segar, tetapi juga mengubah ide-ide tersebut menjadi
inovasi yang berdampak besar. Dengan komitmen yang kuat, kreativitas dapat
menjadi sumber daya yang tak ternilai bagi kesuksesan jangka panjang.
Metode Brainstorming, Design
Thinking, dan TRIZ
Dalam era globalisasi yang semakin
kompetitif, kemampuan untuk menciptakan ide-ide baru dan menerapkan solusi
inovatif menjadi salah satu keunggulan utama bagi individu maupun organisasi.
Kreativitas dan inovasi tidak hanya dibutuhkan untuk menciptakan produk baru
tetapi juga untuk menyelesaikan masalah yang kompleks dan meningkatkan
efisiensi dalam proses kerja. Tiga metode yang sering digunakan dalam dunia
profesional untuk mendukung proses ini adalah brainstorming, design thinking,
dan TRIZ (Theory of Inventive Problem Solving).
Metode brainstorming dikenal luas
sebagai teknik pengumpulan ide yang melibatkan eksplorasi bebas dari berbagai
solusi. Metode ini mendorong partisipasi aktif tanpa takut akan kritik, yang
membuatnya menjadi pilihan utama dalam berbagai sesi kreatif. Di sisi lain,
design thinking menawarkan pendekatan yang lebih terstruktur dengan fokus pada
kebutuhan pengguna, memungkinkan pengembangan solusi yang relevan dan berdampak
besar. Sedangkan TRIZ, yang berasal dari analisis pola inovasi teknis, menjadi
pilihan yang sangat berguna untuk menyelesaikan masalah teknis yang kompleks
dengan solusi yang teruji.
Ketiga metode ini memiliki
karakteristik unik yang saling melengkapi dalam konteks kreativitas dan
inovasi. Dengan memahami dan menerapkan metode ini, individu maupun organisasi
dapat memperkuat kemampuan mereka untuk bersaing di pasar yang dinamis. Dalam
topik ini, kita akan membahas masing-masing metode secara rinci, termasuk
penerapannya dalam konteks lokal dan global.
Berbagai contoh kasus akan diberikan
untuk memberikan pemahaman yang lebih konkret tentang bagaimana metode-metode
ini diterapkan di perusahaan dalam negeri dan luar negeri. Dari startup
teknologi hingga perusahaan manufaktur, ketiga metode ini telah terbukti
menjadi alat yang efektif dalam mendukung pengembangan ide dan solusi inovatif.
Selain itu, kita juga akan membahas bagaimana kombinasi dari ketiga metode ini
dapat menciptakan sinergi yang kuat dalam proses inovasi.
Pada akhirnya, pembahasan ini
diharapkan memberikan wawasan yang komprehensif tentang bagaimana
brainstorming, design thinking, dan TRIZ dapat diintegrasikan dalam berbagai
konteks untuk menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan. Dengan pemahaman
yang mendalam, setiap individu dan organisasi dapat memanfaatkan kekuatan
ketiga metode ini untuk mencapai tujuan kreatif dan inovatif mereka.
1.Brainstorming
Brainstorming adalah salah satu
metode paling populer untuk menggali ide-ide kreatif. Metode ini melibatkan
sesi diskusi terbuka di mana setiap anggota tim diajak untuk memberikan ide
sebanyak mungkin tanpa takut dikritik. Prinsip utama dari brainstorming adalah
bahwa kuantitas ide sering kali dapat mengarah pada kualitas, karena ide-ide awal
dapat menjadi dasar untuk ide yang lebih matang dan inovatif.
Sesi brainstorming biasanya diawali
dengan pengaturan suasana yang mendukung kreativitas, seperti ruangan yang
nyaman dan bebas gangguan. Fasilitator akan memberikan masalah atau tantangan
tertentu untuk didiskusikan, dan anggota tim akan menyampaikan ide-ide mereka
secara bebas. Semua ide dicatat tanpa pengecualian, dan tidak ada evaluasi yang
dilakukan selama sesi berlangsung. Setelah sesi selesai, ide-ide yang dihasilkan
dievaluasi untuk menemukan solusi terbaik.
Contoh Kasus
- Dalam Negeri:
Perusahaan startup Indonesia seperti Ruangguru menggunakan brainstorming
untuk mengembangkan fitur-fitur baru pada platform mereka. Misalnya, ide
untuk menambahkan kelas interaktif berbasis video berasal dari sesi
brainstorming yang melibatkan tim pengembang dan pendidik.
- Luar Negeri:
IDEO, perusahaan desain terkemuka, menggunakan brainstorming dalam hampir
semua proyeknya. Dalam salah satu proyek, mereka menciptakan desain ulang
sebuah alat medis dengan melibatkan berbagai ide dari tim lintas disiplin.
2.Design
Thinking
Definisi dan Konsep Design thinking adalah metode pemecahan masalah yang
berpusat pada manusia dan menggunakan pendekatan iteratif untuk menciptakan
solusi inovatif. Metode ini terdiri dari lima tahapan utama: empati, definisi
masalah, ideasi, prototipe, dan pengujian. Fokus utama dari design thinking
adalah memahami kebutuhan pengguna dan mengembangkan solusi yang relevan serta
berdampak.
Proses Pelaksanaan
- Empati:
Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pengguna melalui observasi dan
wawancara.
- Definisi Masalah:
Mendefinisikan permasalahan utama berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
- Ideasi:
Menghasilkan ide-ide kreatif untuk memecahkan masalah.
- Prototipe:
Membuat model awal dari solusi untuk diuji.
- Pengujian:
Menguji prototipe dan mengumpulkan umpan balik untuk perbaikan.
Contoh Kasus
- Dalam Negeri:
Tokopedia menggunakan design thinking untuk meningkatkan pengalaman
pengguna dalam berbelanja online. Salah satu hasilnya adalah fitur
"Wishlist" yang membantu pengguna menyimpan produk yang ingin
dibeli di masa depan.
- Luar Negeri:
Apple menggunakan design thinking dalam pengembangan produk mereka,
seperti iPhone. Pendekatan ini membantu mereka menciptakan produk yang
tidak hanya inovatif tetapi juga user-friendly.
3.TRIZ
(Theory of Inventive Problem Solving)
TRIZ adalah metode berbasis teori
yang dikembangkan oleh Genrich Altshuller untuk mengidentifikasi pola inovasi
dari berbagai masalah teknis. TRIZ menawarkan solusi berdasarkan basis data
dari berbagai inovasi yang telah terbukti berhasil. Metode ini sangat berguna
dalam menyelesaikan masalah teknis yang kompleks.
TRIZ melibatkan beberapa langkah
utama, termasuk analisis masalah, identifikasi prinsip-prinsip inovasi yang
relevan, dan penerapan solusi yang sesuai. Metode ini juga mencakup penggunaan
alat seperti matriks kontradiksi dan analisis fungsi.
Contoh Kasus
- Dalam Negeri:
Astra International menggunakan TRIZ untuk meningkatkan efisiensi produksi
di sektor manufaktur mereka, seperti dalam pengembangan mesin yang lebih
hemat energi.
- Luar Negeri:
Samsung menggunakan TRIZ dalam pengembangan teknologi layar fleksibel
mereka, yang memungkinkan terciptanya produk seperti Galaxy Fold.
Secara keseluruhan, brainstorming,
design thinking, dan TRIZ adalah metode yang sangat efektif dalam mendukung
kreativitas dan inovasi. Meskipun masing-masing memiliki pendekatan yang
berbeda, ketiganya saling melengkapi dalam menciptakan solusi yang relevan,
inovatif, dan berdampak.
Dalam penerapannya, organisasi harus
memilih metode yang paling sesuai dengan konteks dan kebutuhan mereka.
Brainstorming dapat digunakan untuk eksplorasi ide awal, design thinking cocok
untuk pengembangan solusi yang berpusat pada pengguna, dan TRIZ sangat berguna
untuk menyelesaikan masalah teknis yang kompleks. Dengan memahami dan
menerapkan metode-metode ini, individu dan organisasi dapat memaksimalkan
potensi mereka dalam menciptakan inovasi.
Hubungan Antara Kreativitas dan Inovasi
Di era digital ini, dinamika pasar yang cepat berubah memaksa perusahaan untuk terus berinovasi. Tanpa kreativitas sebagai pijakan awal, proses inovasi sering kali mengalami stagnasi. Kreativitas tidak hanya berperan dalam tahap konseptual, tetapi juga menjadi dasar dalam pengambilan keputusan strategis dan operasional yang lebih inovatif. Dengan kata lain, kreativitas adalah elemen utama yang mendorong inovasi untuk menciptakan solusi yang relevan dan efektif.
Namun, banyak organisasi yang
menghadapi tantangan dalam mengelola kreativitas dan mengubahnya menjadi
inovasi. Hambatan struktural, budaya organisasi yang tidak mendukung, hingga
kurangnya sumber daya adalah beberapa faktor yang sering kali menghalangi
proses ini. Oleh karena itu, memahami hubungan antara kreativitas dan inovasi
menjadi langkah awal yang krusial bagi setiap organisasi untuk menciptakan
ekosistem yang mendorong pertumbuhan.
Pentingnya kreativitas dan inovasi
juga tercermin dalam berbagai sektor industri, dari manufaktur hingga layanan
digital. Di setiap sektor, kreativitas menjadi kunci untuk menciptakan diferensiasi
produk, sementara inovasi memberikan cara untuk merealisasikan ide-ide kreatif
menjadi produk atau layanan yang dapat bersaing di pasar global. Contoh nyata
dapat dilihat pada perusahaan-perusahaan seperti Tesla dan Unilever, yang telah
berhasil mengintegrasikan kreativitas ke dalam strategi inovasi mereka.
Kita akan membahas lebih lanjut
hubungan antara kreativitas dan inovasi, termasuk proses transisi dari ide ke
implementasi, serta bagaimana kreativitas dan inovasi dapat mendorong keunggulan
kompetitif. Dengan contoh kasus dari perusahaan dalam negeri dan luar negeri,
pembahasan ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai
pentingnya sinergi antara kreativitas dan inovasi dalam dunia bisnis.
1.Proses Transisi dari Ide ke Implementasi
Kreativitas sering kali menjadi
tahap awal dalam proses inovasi. Ide-ide kreatif yang dihasilkan oleh individu
atau tim di dalam organisasi menjadi bahan bakar utama untuk inovasi. Proses
ini melibatkan eksplorasi ide-ide baru, evaluasi potensi mereka, hingga
pengembangan menjadi solusi nyata yang dapat memberikan nilai tambah. Tanpa
kreativitas, inovasi akan kehilangan pijakan yang kuat.
Dalam praktiknya, proses transisi
dari ide ke implementasi memerlukan kerangka kerja yang jelas. Perusahaan harus
menyediakan alat dan metode yang mendukung pengembangan ide. Misalnya,
brainstorming, design thinking, dan TRIZ sering kali digunakan untuk
mengidentifikasi solusi inovatif dari ide-ide yang muncul. Selain itu,
kolaborasi antar departemen juga menjadi kunci dalam mengintegrasikan berbagai
perspektif untuk menghasilkan inovasi yang komprehensif.
Contoh Kasus:
- Unilever:
Perusahaan ini mengembangkan kemasan ramah lingkungan sebagai bagian dari
inisiatif keberlanjutan mereka. Proses ini dimulai dengan ide kreatif dari
tim R&D yang berfokus pada penggunaan bahan daur ulang. Ide tersebut
kemudian diimplementasikan melalui inovasi teknologi dan desain yang
memungkinkan pengurangan limbah plastik secara signifikan.
- Tesla:
Tesla dikenal sebagai pelopor dalam pengembangan mobil listrik.
Kreativitas mereka terlihat dari desain futuristik dan penggunaan
teknologi baterai canggih. Proses transisi dari ide kreatif ke produk
inovatif ini melibatkan uji coba yang intensif dan iterasi desain untuk
memastikan keandalan dan efisiensi produk.
2.Mendorong Keunggulan Kompetitif
Inovasi yang didasarkan pada
kreativitas memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Dengan
menciptakan solusi yang unik dan relevan, organisasi dapat membedakan diri
mereka dari pesaing dan membangun posisi yang kuat di pasar. Kreativitas
menjadi elemen penting dalam menemukan cara baru untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan, sementara inovasi memastikan bahwa solusi tersebut dapat
diimplementasikan secara efektif.
Perusahaan yang mampu
mengintegrasikan kreativitas dan inovasi ke dalam strategi bisnis mereka
cenderung lebih adaptif terhadap perubahan pasar. Mereka tidak hanya mampu
menghadapi tantangan, tetapi juga menciptakan peluang baru. Keunggulan
kompetitif ini tidak hanya berasal dari produk atau layanan, tetapi juga dari
proses internal yang lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan pelanggan.
Contoh Kasus:
- Tokopedia (Indonesia):
Sebagai salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia, Tokopedia
menggunakan kreativitas untuk mengembangkan fitur-fitur inovatif seperti
layanan pembayaran digital dan logistik terpadu. Inovasi ini memungkinkan
mereka untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik, sekaligus
memperkuat posisi mereka di pasar.
- Apple:
Apple adalah contoh klasik dari perusahaan yang berhasil memanfaatkan
kreativitas untuk menciptakan produk inovatif seperti iPhone. Dengan
pendekatan design thinking, mereka tidak hanya menciptakan produk yang
estetis, tetapi juga fungsional dan user-friendly, yang memberikan mereka
keunggulan kompetitif di pasar global.
Secara keseluruhan, kreativitas dan
inovasi memiliki hubungan yang saling melengkapi. Kreativitas memberikan
landasan untuk menghasilkan ide-ide baru, sementara inovasi memastikan ide-ide
tersebut dapat diimplementasikan menjadi solusi yang memberikan nilai tambah.
Dalam konteks organisasi, sinergi antara keduanya menjadi kunci untuk
menciptakan keunggulan kompetitif dan memastikan keberlanjutan bisnis di tengah
dinamika pasar yang terus berubah.
Organisasi yang berhasil mengelola
kreativitas dan inovasi cenderung lebih adaptif terhadap perubahan. Dengan
menciptakan lingkungan yang mendukung, menyediakan alat dan metode yang tepat,
serta mendorong kolaborasi, perusahaan dapat memaksimalkan potensi kreativitas
dan inovasi. Contoh kasus dari perusahaan seperti Unilever, Tesla, Tokopedia,
dan Apple menunjukkan bagaimana kreativitas dan inovasi dapat diintegrasikan
untuk mencapai keberhasilan yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, kreativitas adalah elemen kunci yang mendasari inovasi
dalam berbagai aspek bisnis dan organisasi. Dengan menciptakan lingkungan yang
mendukung, menggunakan metode yang tepat seperti brainstorming, design
thinking, dan TRIZ, serta memahami hubungan antara kreativitas dan inovasi,
organisasi dapat mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Penting bagi organisasi untuk terus mendorong kreativitas, baik pada tingkat
individu maupun tim. Dengan demikian, inovasi dapat menjadi bagian integral
dari strategi bisnis yang mampu menghadapi tantangan dan perubahan pasar
global.
Daftar Pustaka
- Amabile, T. M. (2018). Creativity in Context. Harvard Business Review Press.
- Brown, T. (2019). Change by Design: How Design Thinking Creates New Alternatives for Business and Society. Harper Business.
- Gino, F. (2020). Rebel Talent: Why It Pays to Break the Rules at Work and in Life. Dey Street Books.
- Kelley, T., & Littman, J. (2018). Creative Confidence: Unleashing the Creative Potential Within Us All. Crown Business.
- Martin, R. L. (2020). The Design of Business: Why Design Thinking is the Next Competitive Advantage. Harvard Business Review Press.
- Robinson, K. (2019). Out of Our Minds: Learning to Be Creative. Capstone.
- Sloane, P. (2018). The Leader’s Guide to Lateral Thinking Skills. Kogan Page.
- Von Stamm, B. (2021). Managing Innovation, Design and Creativity. John Wiley & Sons.
0 Response to "Kreativitas Sebagai Sumber Inovasi"
Posting Komentar