Penilaian Kinerja dalam Organisasi
Pendahuluan
Penilaian kinerja adalah proses
sistematis yang dilakukan oleh organisasi untuk mengevaluasi efektivitas dan
efisiensi kinerja individu, tim, atau unit kerja dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Proses ini sangat penting karena hasil penilaian kinerja
dapat digunakan untuk pengambilan keputusan manajerial, seperti pemberian
kompensasi, promosi, pelatihan, dan pengembangan karier. Dalam organisasi
modern, penilaian kinerja tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga
mencakup proses kerja, perilaku, serta efisiensi dalam penggunaan sumber daya.
Topik ini akan membahas secara
mendalam tahapan penilaian kinerja, kriteria pengukuran, serta berbagai
perilaku yang muncul dalam implementasi pengukuran kinerja. Pemahaman yang baik
tentang penilaian kinerja akan membantu organisasi dalam menciptakan sistem
pengendalian yang adil dan efektif.
Tahapan
Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dalam organisasi
dilakukan melalui dua tahap utama, yaitu tahap persiapan dan tahap penilaian.
Setiap tahap memiliki elemen dan rincian kegiatan yang harus dilakukan agar
proses penilaian kinerja berjalan efektif dan adil.
Tahap
Persiapan
Tahap persiapan merupakan fondasi
utama dalam penilaian kinerja. Persiapan yang matang akan membantu organisasi
menghindari konflik, kesalahan pengukuran, dan perilaku negatif yang mungkin
timbul.
- Konsisten dengan wewenang yang dimiliki manajer
- Teliti dan adil agar tidak ada tumpang tindih tanggung
jawab
- Dapat diukur efisiensi dan efektivitasnya
- Pusat Biaya:
Fokus pada pengendalian biaya.
- Pusat Pendapatan:
Fokus pada pencapaian target pendapatan.
- Pusat Laba:
Kombinasi pengelolaan biaya dan pendapatan.
- Pusat Investasi:
Mengukur laba terhadap modal yang diinvestasikan.
Penetapan
Kriteria Pengukuran Kinerja
Kriteria pengukuran kinerja harus
mempertimbangkan beberapa faktor penting agar adil dan objektif.
Tahap
Penilaian
Tahap ini melibatkan pembandingan
hasil kinerja sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan. Berikut adalah
tahapan dalam proses penilaian kinerja:
Perilaku
yang Tidak Semestinya dalam Pengukuran Kinerja
Proses penilaian kinerja sering kali
memicu perilaku yang tidak semestinya, seperti:
- Perataan (Smoothing):
Menunda atau mempercepat laporan kinerja demi keuntungan pribadi.
- Pencondongan (Biasing): Memilih metode pelaporan yang paling menguntungkan
bagi manajer.
- Permainan (Gaming):
Memanfaatkan aturan penilaian untuk memaksimalkan hasil yang
menguntungkan.
- Penonjolan dan Pelanggaran Aturan: Menonjolkan data positif sambil menyembunyikan data
negatif.
Kesimpulan
Penilaian kinerja adalah proses
penting dalam manajemen organisasi untuk mengevaluasi kontribusi individu atau
tim dalam mencapai tujuan perusahaan. Proses ini harus dilakukan secara
sistematis, adil, dan transparan agar dapat memotivasi karyawan serta
menciptakan lingkungan kerja yang produktif. Penentuan kriteria pengukuran,
pemahaman tentang pusat pertanggungjawaban, dan penghindaran perilaku negatif
akan menjadikan penilaian kinerja lebih efektif.
Daftar
Pustaka
- Anthony, R. N., & Govindarajan, V. (2007). Management
Control Systems. McGraw-Hill Education.
- Kaplan, R. S., & Norton, D. P. (1996). The
Balanced Scorecard: Translating Strategy into Action. Harvard Business
School Press.
- Mulyadi. (2016). Sistem Perencanaan dan Pengendalian
Manajemen. Salemba Empat.
- Simons, R. (2000). Performance Measurement &
Control Systems for Implementing Strategy. Prentice Hall.
- Robbins, S. P., & Coulter, M. (2016). Management.
Pearson Education.
0 Response to "Penilaian Kinerja dalam Organisasi"
Posting Komentar