Penentuan Harga Pokok Produk Bersama
Pendahuluan
Penentuan harga pokok produk bersama
merupakan salah satu aspek penting dalam akuntansi biaya. Hal ini terjadi
karena dalam proses produksi tertentu, sebuah perusahaan seringkali
menghasilkan lebih dari satu produk secara bersamaan. Dalam situasi ini,
diperlukan metode yang tepat untuk mengalokasikan biaya produksi sehingga
perhitungan harga pokok setiap produk dapat dilakukan dengan akurat. Artikel
ini akan membahas secara komprehensif mengenai konsep produk bersama, biaya
bersama, metode alokasi biaya bersama, serta produk sampingan dan akuntansinya.
Pembahasan ini dilengkapi dengan contoh kasus untuk memberikan pemahaman yang
lebih praktis.
Produk
Bersama
Produk bersama adalah dua atau lebih
produk yang dihasilkan secara bersamaan dari penggunaan bahan baku, tenaga
kerja, dan fasilitas pabrik yang sama. Produk-produk tersebut memiliki nilai
jual yang relatif seimbang. Contoh produk bersama adalah bensin, minyak tanah,
dan minyak kerosin yang dihasilkan dari pengolahan minyak bumi.
Karakteristik
Produk Bersama
Produk bersama memiliki beberapa
karakteristik utama:
- Hubungan Fisik:
Produk bersama memiliki keterkaitan dalam proses produksi. Jika satu produk
selesai diproses, produk lainnya pun selesai secara bersamaan.
- Titik Pisah (Split-off Point): Dalam produksi produk bersama, terdapat titik tertentu
di mana produk dapat dipisahkan.
- Nilai Relatif Sama:
Produk bersama memiliki nilai jual yang relatif sama, meskipun ada
perbedaan fungsi atau bentuk.
Contoh kasus: Dalam industri
pengolahan minyak bumi, satu unit bahan baku diolah secara bersamaan menjadi
bensin, minyak tanah, dan minyak kerosin. Seluruh produk tersebut diproses
secara simultan hingga titik pisah, di mana masing-masing dapat dipasarkan atau
diproses lebih lanjut.
Biaya
Bersama dan Titik Pisah
Biaya bersama adalah biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan
produk bersama. Biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik. Masalah utama yang dihadapi dalam biaya bersama
adalah bagaimana mengalokasikan biaya tersebut ke masing-masing produk.
Titik pisah (split-off point) adalah titik dalam proses produksi di
mana produk bersama dapat dipisahkan untuk dipasarkan atau diproses lebih
lanjut. Setelah titik pisah, biaya tambahan yang muncul umumnya dapat
diidentifikasi secara spesifik terhadap produk tertentu.
Biaya
Setelah Titik Pisah
Setelah titik pisah, biaya yang
dikeluarkan untuk memproses produk lebih lanjut menjadi lebih mudah
diidentifikasi. Biaya tersebut meliputi:
- Biaya bahan baku tambahan
- Biaya tenaga kerja langsung
- Biaya overhead pabrik
Contoh kasus: Dalam industri susu,
produksi susu mentah dapat dipisahkan menjadi beberapa produk seperti krim,
keju, dan yogurt. Pada titik pisah, biaya produksi awal dianggap sebagai biaya
bersama. Jika perusahaan memutuskan untuk mengolah krim menjadi mentega, maka biaya
tambahan seperti tenaga kerja dan pengemasan mentega merupakan biaya setelah
titik pisah.
Akuntansi
Produk Bersama
Alokasi biaya bersama ke produk
bersama sangat penting untuk menentukan harga pokok setiap produk. Terdapat
tiga metode utama untuk melakukan alokasi biaya bersama:
Metode
Satuan Fisik (Physical Output Method)
Metode ini mengalokasikan biaya
bersama berdasarkan kuantitas fisik produk yang dihasilkan. Kuantitas harus
diukur dalam satuan yang sama, misalnya kilogram, liter, atau ton.
Kelemahan metode ini adalah mengabaikan kemampuan produk untuk menghasilkan
pendapatan.
Metode
Nilai Pasar (Market Value at Split-off Point)
Metode ini mengalokasikan biaya
bersama berdasarkan nilai jual produk pada titik pisah. Pendapatan potensial
produk menjadi dasar pertimbangan dalam metode ini.
Contoh kasus: Sebuah perusahaan
mengolah bahan baku menjadi tiga produk: A, B, dan C. Harga jual produk A pada
titik pisah adalah Rp10.000, produk B Rp15.000, dan produk C Rp5.000. Biaya
bersama akan dialokasikan proporsional berdasarkan total nilai jual ketiga
produk tersebut.
Metode
Nilai Realisasi Neto (Net Realizable Value Method)
Metode ini digunakan jika harga jual
pada titik pisah tidak tersedia. Alokasi biaya didasarkan pada harga jual
produk setelah diproses lebih lanjut, dikurangi biaya tambahan yang
dikeluarkan.
Produk
Sampingan
Produk sampingan adalah produk
tambahan yang dihasilkan dari proses produksi yang sama, tetapi memiliki nilai
jual yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan produk utama. Produk sampingan
umumnya tidak menjadi tujuan utama produksi.
Contoh kasus: Dalam produksi tepung,
dedak sering kali dianggap sebagai produk sampingan. Meskipun nilai jual dedak
lebih rendah dibandingkan tepung, dedak masih dapat dijual untuk pakan ternak.
Akuntansi
Produk Sampingan
Terdapat dua pendekatan utama untuk
mengakui produk sampingan:
Pada
Saat Dijual
Produk sampingan diakui sebagai
pendapatan ketika produk tersebut berhasil dijual. Pendapatan ini dapat dicatat
sebagai penjualan lain-lain atau sebagai pengurang harga pokok penjualan.
Pada
Saat Selesai Diproduksi
Jika nilai produk sampingan dianggap
material, produk tersebut diakui sebagai persediaan pada saat selesai
diproduksi. Pendekatan ini mengurangi harga pokok produk utama.
Metode
Penentuan Harga Pokok Produk Sampingan
- Metode Nilai Realisasi Neto: Harga pokok dihitung berdasarkan taksiran harga jual
dikurangi biaya tambahan dan biaya pemasaran.
- Metode Biaya Reversal: Harga pokok dihitung dengan mengurangkan taksiran laba
kotor dari taksiran harga jual.
Kesimpulan
Penentuan harga pokok produk bersama
merupakan proses yang kompleks namun penting dalam akuntansi biaya. Dengan
menggunakan metode alokasi yang tepat, perusahaan dapat menghitung harga pokok
setiap produk secara akurat. Selain itu, akuntansi untuk produk sampingan juga
perlu diperhatikan untuk memastikan laporan keuangan yang transparan dan
akurat.
Daftar
Pustaka
- Carter, W. K., & Usry, M. F. (2002). Akuntansi
Biaya. Jakarta: Salemba Empat.
- Hansen, D. R., & Mowen, M. M. (2009). Akuntansi
Manajerial. Jakarta: Salemba Empat.
- Mulyadi. (2005). Akuntansi Biaya. Yogyakarta:
STIE YKPN.
- Supriyono. (2000). Akuntansi Biaya: Pengumpulan
Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Jakarta: BPFE.
- Horngren, C. T., Foster, G., & Datar, S. M. (2006).
Cost Accounting: A Managerial Emphasis. New Jersey: Prentice Hall.
0 Response to "Penentuan Harga Pokok Produk Bersama"
Posting Komentar