Akuntansi Pertanggungjawaban
Pendahuluan
Dalam sebuah organisasi,
pengelolaan aktivitas operasional memerlukan sistem yang mampu memastikan
setiap unit kerja berfungsi secara optimal dan efisien. Salah satu sistem yang
mendukung pengelolaan tersebut adalah akuntansi pertanggungjawaban.
Akuntansi pertanggungjawaban menjadi sarana untuk membagi wewenang dan tanggung
jawab ke berbagai pusat pertanggungjawaban yang dipimpin oleh para manajer. Hal
ini membantu organisasi dalam memonitor kinerja setiap unit serta mengevaluasi
pengambilan keputusan oleh pihak yang berwenang.
Dalam akuntansi pertanggungjawaban,
setiap unit di dalam organisasi diberi kebebasan untuk mengelola sumber dayanya
dengan tetap mempertanggungjawabkan setiap pengeluaran dan pendapatan. Hal ini
menciptakan struktur hierarki yang jelas di mana informasi mengenai kinerja
dapat dilaporkan dengan terperinci sesuai dengan jenjang manajemen. Dengan
demikian, sistem ini memberikan manfaat besar bagi efisiensi dan efektivitas
pengelolaan organisasi.
Pengertian Akuntansi
Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban
merupakan sistem akuntansi yang dirancang untuk menyusun, mengontrol, dan
melaporkan pendapatan serta biaya yang menjadi tanggung jawab setiap pusat
pertanggungjawaban dalam organisasi. Sistem ini memungkinkan organisasi untuk
mengidentifikasi kinerja setiap unit secara terperinci sehingga dapat
dievaluasi sesuai tanggung jawab masing-masing manajer.
Beberapa ahli akuntansi memberikan
definisi yang lebih spesifik terkait akuntansi pertanggungjawaban:
- Charles T. Horngren (1993, hlm. 307) menyatakan bahwa: “Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang mengakui berbagai pusat pertanggungjawaban dalam keseluruhan organisasi dan mencerminkan rencana serta tindakan setiap pusat itu dengan menetapkan penghasilan dan biaya tertentu bagi pusat yang memiliki tanggung jawab yang bersangkutan.”
- H.S. Hadibroto (1991, hlm. 6) mendefinisikan: “Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem akuntansi yang disesuaikan agar manajemen dapat melakukan pengawasan efisiensi untuk suatu bagian tertentu ataupun untuk petugas-petugas yang bertanggung jawab terhadap efisiensi biaya yang menjadi tanggung jawab.”
Dari definisi tersebut, akuntansi
pertanggungjawaban dapat dipahami sebagai sistem yang berfungsi sebagai alat
pengawasan manajemen dalam mengendalikan pendapatan dan biaya melalui
penyusunan serta pelaporan kinerja pada setiap pusat pertanggungjawaban.
Struktur dan Fungsi
Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban
memiliki struktur hierarki yang mencerminkan tanggung jawab dan wewenang di
berbagai unit dalam organisasi. Hierarki ini terdiri dari unit-unit terkecil
seperti seksi, bagian, atau unit kerja lainnya hingga unit yang lebih besar
seperti departemen atau divisi.
Dalam struktur ini, setiap manajer
unit diberikan wewenang untuk mengambil keputusan terkait sumber daya yang
mereka kelola. Di sisi lain, mereka juga memiliki kewajiban untuk melaporkan
kinerja unitnya kepada pihak manajemen di tingkat yang lebih tinggi.
Akuntansi pertanggungjawaban
memiliki beberapa fungsi utama, di antaranya:
·
Sebagai alat pengawasan manajemen untuk
memastikan efisiensi dan efektivitas operasional.
·
Sebagai sarana evaluasi kinerja manajer melalui
laporan pertanggungjawaban.
·
Sebagai dasar pengambilan keputusan di setiap
tingkat manajemen.
Pusat-Pusat
Pertanggungjawaban
Dalam sistem akuntansi
pertanggungjawaban, organisasi dibagi menjadi beberapa pusat pertanggungjawaban
yang memiliki fungsi dan tanggung jawab masing-masing. Berikut ini adalah
uraian mengenai jenis-jenis pusat pertanggungjawaban:
Pusat Biaya Pusat
biaya adalah unit dalam organisasi yang hanya bertanggung jawab atas
pengendalian biaya. Pusat biaya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
·
Pusat Biaya Terkendali Pusat
ini bertanggung jawab atas biaya-biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer.
Contoh biaya terkendali adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead variabel.
Contoh Kasus: Di sebuah
perusahaan manufaktur, manajer produksi memiliki tanggung jawab untuk
mengontrol biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Jika terjadi
pemborosan bahan baku, manajer produksi akan diminta pertanggungjawaban atas
penyimpangan tersebut.
·
Pusat Biaya Kebijakan Pusat
biaya kebijakan adalah pusat di mana hubungan antara input dan output sulit
ditentukan secara langsung. Biaya yang timbul bersifat tetap berdasarkan
kebijakan manajemen, seperti biaya penelitian dan pengembangan.
Contoh Kasus: Bagian
R&D di perusahaan teknologi menghabiskan biaya besar untuk pengembangan
produk baru, namun hasilnya tidak selalu dapat diprediksi dengan akurat.
Anggaran biaya kebijakan ini ditetapkan sebagai batas maksimum pengeluaran yang
diperbolehkan.
- Pusat Pendapatan Pusat pendapatan adalah unit yang bertanggung jawab atas perolehan pendapatan dari penjualan barang atau jasa. Evaluasi kinerja pusat ini dilakukan dengan membandingkan pendapatan yang dianggarkan dengan pendapatan aktual.
Contoh Kasus: Tim
penjualan di sebuah perusahaan target pendapatannya ditetapkan sebesar Rp 1
miliar per kuartal. Jika pendapatan aktual hanya mencapai Rp 800 juta,
manajemen akan melakukan evaluasi untuk mengetahui penyebab selisih tersebut.
Akuntansi Pertanggungjawaban
sebagai Alat Evaluasi
Akuntansi pertanggungjawaban
memainkan peran penting dalam mengevaluasi kinerja manajer di setiap unit
kerja. Sistem ini memberikan informasi yang relevan untuk menilai efisiensi dan
efektivitas pengelolaan sumber daya. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan
anggaran yang telah ditetapkan dengan hasil aktual yang dicapai selama periode
tertentu.
Hasil evaluasi ini dapat digunakan
untuk:
·
Mengidentifikasi penyimpangan antara anggaran
dan realisasi.
·
Menentukan langkah perbaikan untuk meningkatkan
kinerja.
·
Memberikan insentif atau sanksi berdasarkan
kinerja manajer.
Kesimpulan
Akuntansi pertanggungjawaban
merupakan sistem penting dalam pengelolaan organisasi yang kompleks. Dengan
membagi tanggung jawab ke berbagai pusat pertanggungjawaban, manajemen dapat
lebih mudah memonitor kinerja setiap unit kerja dan mengevaluasi efektivitas
pengambilan keputusan. Pusat biaya, pusat pendapatan, dan jenis-jenis pusat
pertanggungjawaban lainnya berperan dalam menciptakan sistem kontrol yang lebih
terstruktur dan akurat.
Melalui laporan akuntansi
pertanggungjawaban, manajemen memperoleh informasi yang diperlukan untuk
memastikan efisiensi dan efektivitas operasional di seluruh organisasi. Selain
itu, sistem ini juga menjadi dasar dalam pemberian apresiasi atau koreksi
terhadap kinerja setiap manajer.
Daftar Pustaka
- Hadibroto, H.S. (1991). Akuntansi Pertanggungjawaban. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.
- Horngren, C.T. (1993). Cost Accounting: A Managerial Emphasis. New Jersey: Prentice Hall.
- Mulyadi. (2014). Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
- Hansen, D.R., & Mowen, M.M. (2006). Akuntansi Manajerial. Jakarta: Penerbit Erlangga.
- Supriyono. (2000). Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: BPFE UGM.
0 Response to "Akuntansi Pertanggungjawaban"
Posting Komentar