Sarana belajar yang memadukan teori akademis dengan pendekatan praktis dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara pemahaman konseptual dan penerapannya di dunia nyata. Serta memberikan kerangka berpikir yang kuat melalui teori-teori dasar, sementara praktiknya memberikan wawasan tentang bagaimana konsep tersebut digunakan dalam konteks nyata.

MODEL BISNIS DIGITAL

 


PENDAHULUAN

Dalam era digital yang terus berkembang, teknologi telah mengubah cara bisnis beroperasi dan menciptakan nilai. Model bisnis digital menjadi pendekatan utama bagi perusahaan dalam menawarkan produk dan layanan yang lebih efisien, inovatif, dan mudah diakses oleh pelanggan. Dengan memanfaatkan teknologi seperti internet, kecerdasan buatan (AI), big data, cloud computing, dan Internet of Things (IoT), perusahaan dapat menjangkau pasar yang lebih luas, meningkatkan efisiensi operasional, dan memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik.

Model bisnis digital hadir dalam berbagai bentuk, seperti model bisnis platform, sharing economy, dan freemium. Model bisnis platform memanfaatkan ekosistem digital untuk menghubungkan berbagai kelompok pengguna, sedangkan sharing economy mendorong pemanfaatan aset bersama untuk menciptakan nilai ekonomi yang lebih efisien. Sementara itu, model freemium menawarkan layanan gratis dengan opsi premium untuk memberikan fleksibilitas kepada pengguna dalam mengakses layanan yang lebih eksklusif.

Studi mengenai model bisnis digital menjadi semakin penting karena perkembangan teknologi yang pesat dan perubahan perilaku konsumen yang semakin terdigitalisasi. Oleh karena itu, pemahaman tentang berbagai model bisnis digital serta keunggulan dan tantangannya akan membantu perusahaan dalam mengadopsi strategi yang tepat agar tetap kompetitif di era digital.

PENGERTIAN MODEL BISNIS DIGITAL

Model bisnis digital adalah pendekatan strategis yang digunakan oleh perusahaan untuk menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai menggunakan teknologi digital. Model bisnis ini memanfaatkan internet, perangkat lunak, serta teknologi lainnya untuk menawarkan produk dan layanan kepada pelanggan dengan cara yang lebih efisien dan inovatif dibandingkan model bisnis konvensional.

Model bisnis digital berkembang pesat seiring dengan revolusi digital dan meningkatnya penggunaan teknologi seperti cloud computing, kecerdasan buatan (AI), big data, dan Internet of Things (IoT). Dengan adanya transformasi digital, perusahaan dapat memperluas jangkauan pasar, menurunkan biaya operasional, serta meningkatkan kepuasan pelanggan.

MODEL BISNIS PLATFORM

1. Pengertian Model Bisnis Platform

Model bisnis platform adalah strategi bisnis digital yang memungkinkan interaksi antara dua atau lebih kelompok pengguna dengan memanfaatkan teknologi sebagai perantara utama. Model ini berperan sebagai fasilitator yang menghubungkan berbagai pihak tanpa perlu memiliki aset fisik yang besar.

Dalam ekosistem platform, perusahaan bertindak sebagai perantara yang memungkinkan transaksi, komunikasi, atau pertukaran nilai antara pengguna. Berbeda dengan model bisnis tradisional yang berfokus pada produksi dan distribusi barang atau jasa, model platform lebih menitikberatkan pada penciptaan infrastruktur digital yang memungkinkan pihak ketiga untuk memberikan nilai kepada pengguna lain.

Contohnya, platform e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee tidak memiliki stok barang sendiri, tetapi menyediakan ruang digital bagi penjual untuk menawarkan produk mereka kepada konsumen. Begitu juga dengan platform ride-hailing seperti Gojek dan Grab, yang menghubungkan pengemudi dengan pelanggan tanpa harus memiliki kendaraan sendiri.

2. Karakteristik Model Bisnis Platform

Model bisnis platform memiliki beberapa karakteristik utama yang membedakannya dari model bisnis tradisional, yaitu:

1. Multi-Sided Market (Pasar Multi-Sisi)

Platform tidak hanya melayani satu kelompok pengguna, tetapi menghubungkan dua atau lebih kelompok yang saling membutuhkan. Misalnya:

  • Marketplace e-commerce (seperti Amazon, Tokopedia, Shopee) mempertemukan penjual dan pembeli dalam satu ekosistem digital.
  • Ride-hailing (seperti Gojek, Grab, Uber) menjembatani kebutuhan pengemudi dengan penumpang.
  • Media sosial (seperti Facebook, Instagram, TikTok) memungkinkan interaksi antara pengguna individu, pengiklan, dan pembuat konten.

Dalam model ini, platform memperoleh pendapatan dengan mengenakan biaya transaksi, iklan, atau layanan premium kepada pengguna tertentu.

2. Efek Jaringan (Network Effect)

Efek jaringan adalah fenomena di mana semakin banyak pengguna yang bergabung dalam platform, semakin besar nilai yang diciptakan bagi seluruh ekosistem.

Contohnya:

  • WhatsApp menjadi lebih bermanfaat karena semakin banyak orang yang menggunakannya untuk komunikasi.
  • Instagram semakin menarik bagi pengguna dan pengiklan karena jumlah penggunanya terus bertambah.
  • Grab dan Gojek semakin diminati karena lebih banyak pengemudi dan pelanggan yang tersedia di platform mereka.

Efek jaringan menciptakan keunggulan kompetitif yang membuat platform semakin kuat seiring pertumbuhan pengguna.

3. Penggunaan Data dan Algoritma

Platform mengumpulkan dan menganalisis data dari aktivitas pengguna untuk meningkatkan pengalaman dan efisiensi layanan. Teknologi seperti machine learning dan big data analytics digunakan untuk:

  • Personalisasi rekomendasi (contoh: algoritma rekomendasi di Tokopedia dan Shopee yang menampilkan produk sesuai minat pengguna).
  • Optimasi harga dan layanan (contoh: penyesuaian tarif dinamis di Grab dan Uber berdasarkan permintaan pasar).
  • Keamanan dan deteksi fraud (contoh: PayPal menggunakan AI untuk mencegah transaksi yang mencurigakan).

4. Skalabilitas Tinggi

Bisnis berbasis platform lebih mudah berkembang dibandingkan model bisnis tradisional karena tidak bergantung pada aset fisik. Dengan infrastruktur digital yang kuat, platform dapat memperluas jangkauannya ke berbagai wilayah tanpa harus melakukan investasi besar pada aset seperti gudang atau kendaraan.

Misalnya, Netflix dapat memperluas layanan ke berbagai negara hanya dengan meningkatkan kapasitas server dan menyesuaikan katalog film berdasarkan pasar lokal, tanpa harus membuka bioskop fisik di setiap negara.

3. Contoh Model Bisnis Platform

Model bisnis platform dapat ditemukan dalam berbagai industri, dengan beberapa contoh utama sebagai berikut:

1. Marketplace E-Commerce

Platform: Amazon, Tokopedia, Shopee

  • Menghubungkan penjual dengan pembeli dalam satu ekosistem digital.
  • Menyediakan layanan pembayaran digital, logistik, dan pemasaran bagi penjual.

2. Ride-Hailing

Platform: Gojek, Grab, Uber

  • Memfasilitasi koneksi antara pengemudi dan pelanggan yang membutuhkan transportasi.
  • Model bisnis berbasis komisi dari setiap perjalanan yang dilakukan.

3. Media Sosial

Platform: Facebook, Instagram, TikTok

  • Menyediakan ruang bagi pengguna untuk berinteraksi dan berbagi konten.
  • Sumber pendapatan utama berasal dari iklan yang ditargetkan berdasarkan data pengguna.

4. Fintech

Platform: PayPal, GoPay, OVO

  • Memfasilitasi pembayaran digital dan transaksi keuangan.
  • Menyediakan layanan tambahan seperti kredit digital, investasi, dan dompet digital.

4. Keunggulan dan Tantangan Model Bisnis Platform

Keunggulan Model Bisnis Platform

1.      Biaya Operasional Rendah

    • Tidak perlu memiliki stok produk atau aset fisik seperti bisnis tradisional.
    • Contoh: Airbnb tidak memiliki properti sendiri tetapi menjadi salah satu perusahaan akomodasi terbesar di dunia.

2.      Efek Jaringan yang Kuat

    • Semakin banyak pengguna, semakin besar manfaat yang diberikan platform.
    • Contoh: TikTok semakin menarik bagi kreator konten dan pengiklan karena jumlah pengguna yang terus bertambah.

3.      Fleksibilitas Tinggi dalam Inovasi

    • Platform dapat dengan mudah menambahkan layanan baru sesuai kebutuhan pasar.
    • Contoh: Gojek awalnya hanya layanan transportasi, tetapi kini memiliki layanan seperti GoFood, GoSend, dan GoPay.

Tantangan Model Bisnis Platform

1.      Persaingan yang Ketat

    • Banyak platform yang menawarkan layanan serupa, sehingga harus terus berinovasi agar tetap relevan.
    • Contoh: Persaingan antara Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak di industri e-commerce.

2.      Regulasi dan Keamanan Data

    • Platform harus mematuhi regulasi ketat terkait perlindungan data pengguna dan pajak digital.
    • Contoh: Facebook dan Google menghadapi berbagai peraturan ketat terkait privasi data di Uni Eropa (GDPR).

3.      Ketergantungan pada Efek Jaringan

    • Jika jumlah pengguna menurun, daya saing platform bisa melemah.
    • Contoh: Twitter (X) mengalami tantangan dalam mempertahankan pengguna aktif setelah perubahan kebijakan yang kontroversial.

Model bisnis platform telah merevolusi berbagai industri dengan menghubungkan pengguna dalam ekosistem digital yang efisien. Dengan karakteristik seperti pasar multi-sisi, efek jaringan, pemanfaatan data, dan skalabilitas tinggi, platform dapat tumbuh dengan cepat tanpa perlu aset fisik besar.

Namun, untuk sukses dalam bisnis platform, perusahaan harus mampu menghadapi tantangan seperti persaingan ketat, regulasi ketat, dan ketergantungan pada efek jaringan. Oleh karena itu, inovasi yang berkelanjutan dan strategi diferensiasi menjadi kunci utama dalam mempertahankan keunggulan kompetitif di era digital ini.

MODEL BISNIS SHARING ECONOMY

Sharing economy (ekonomi berbagi) adalah model bisnis yang mengandalkan teknologi digital untuk memungkinkan individu atau kelompok berbagi, menyewakan, atau memanfaatkan kembali aset yang dimiliki untuk memperoleh keuntungan atau manfaat tertentu. Model ini berfokus pada akses terhadap sumber daya dibandingkan kepemilikan penuh, sehingga memungkinkan penggunaan yang lebih efisien terhadap aset yang ada.

Konsep sharing economy berakar dari prinsip kolaborasi dan pemanfaatan sumber daya secara optimal. Dengan memanfaatkan platform digital, individu dapat bertindak sebagai penyedia layanan maupun konsumen, menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih inklusif dan fleksibel. Model ini telah berkembang pesat di berbagai sektor, mulai dari transportasi, akomodasi, hingga layanan keuangan.

Karakteristik Sharing Economy

Model bisnis sharing economy memiliki beberapa karakteristik utama yang membedakannya dari model bisnis konvensional:

  1. Berbasis Akses, Bukan Kepemilikan
    • Sharing economy memungkinkan individu untuk mendapatkan manfaat dari suatu barang atau jasa tanpa harus memilikinya secara langsung. Misalnya, seseorang dapat menggunakan layanan kendaraan melalui aplikasi transportasi online tanpa harus memiliki kendaraan sendiri.
  2. Menggunakan Teknologi Digital
    • Platform digital, baik berupa situs web maupun aplikasi seluler, menjadi perantara utama dalam ekosistem sharing economy. Teknologi ini memungkinkan transaksi terjadi secara efisien, mudah, dan transparan antara penyedia layanan dan pengguna.
  3. Partisipasi Individu
    • Sharing economy memberikan kesempatan bagi individu untuk menjadi penyedia layanan atau penyewa aset. Misalnya, seseorang dapat menyewakan kamar kosong di rumahnya melalui platform seperti Airbnb, atau menjadi pengemudi transportasi online seperti Uber dan Gojek.
  4. Fleksibilitas dan Skalabilitas
    • Model bisnis ini memungkinkan penyedia layanan untuk bekerja secara fleksibel tanpa keterikatan kontrak jangka panjang. Selain itu, dengan biaya operasional yang relatif rendah, sharing economy dapat berkembang dengan cepat dan mencapai pasar yang lebih luas tanpa harus memiliki aset secara langsung.

Contoh Sharing Economy di Berbagai Sektor

Sharing economy telah berkembang di berbagai sektor industri. Berikut adalah beberapa contoh utama:

  1. Transportasi
    • Uber, Grab, Gojek: Layanan ride-sharing yang memungkinkan individu menggunakan kendaraan pribadi untuk memberikan layanan transportasi berbasis aplikasi.
    • BlaBlaCar: Layanan carpooling yang memungkinkan pengguna berbagi perjalanan dengan orang lain untuk mengurangi biaya perjalanan.
  2. Akomodasi
    • Airbnb, RedDoorz: Platform yang memungkinkan individu menyewakan kamar atau seluruh properti mereka kepada wisatawan atau tamu dengan harga lebih fleksibel dibandingkan hotel konvensional.
  3. Co-Working Space
    • WeWork, Regus: Model berbagi ruang kerja yang memungkinkan perusahaan atau pekerja lepas menyewa ruang kerja bersama dengan biaya lebih murah dibandingkan menyewa kantor pribadi.
  4. Peer-to-Peer Lending
    • KoinWorks, Amartha: Platform pinjaman online yang menghubungkan peminjam dan pemberi pinjaman tanpa melalui perantara bank, sehingga menawarkan akses pendanaan yang lebih cepat dan fleksibel.
  5. Berbagi Barang dan Jasa
    • Spinlister: Platform yang memungkinkan pengguna menyewakan sepeda kepada orang lain.
    • TaskRabbit: Layanan berbagi tenaga kerja untuk pekerjaan rumah tangga seperti perbaikan rumah, belanja, atau pengiriman barang.

Keunggulan dan Tantangan Sharing Economy

Keunggulan Sharing Economy

  1. Biaya Lebih Rendah
    • Konsumen dapat mengakses layanan dengan harga lebih murah dibandingkan layanan konvensional, karena sharing economy menghilangkan biaya perantara yang tinggi.
  2. Pemanfaatan Aset yang Lebih Efisien
    • Aset yang sebelumnya tidak digunakan dapat dimanfaatkan secara optimal, misalnya rumah kosong yang disewakan atau kendaraan yang digunakan untuk layanan transportasi online.
  3. Fleksibilitas bagi Pekerja
    • Sharing economy memberikan kesempatan bagi individu untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan jam kerja yang fleksibel.
  4. Inovasi dan Kemudahan Akses
    • Pengguna dapat dengan mudah menemukan layanan yang mereka butuhkan melalui platform digital tanpa harus melalui proses birokrasi yang rumit.

Tantangan Sharing Economy

  1. Regulasi yang Belum Jelas
    • Banyak negara belum memiliki regulasi yang jelas untuk sharing economy, sehingga menimbulkan ketidakpastian hukum bagi penyedia layanan dan pengguna.
  2. Ketidakpastian Kualitas Layanan
    • Karena penyedia layanan berasal dari individu, bukan perusahaan profesional, kualitas layanan bisa bervariasi dan kurang konsisten.
  3. Isu Kepercayaan dan Keamanan
    • Tidak semua platform sharing economy memiliki sistem keamanan yang memadai, sehingga ada risiko penyalahgunaan atau penipuan antara pengguna dan penyedia layanan.
  4. Dampak terhadap Bisnis Konvensional
    • Model sharing economy dapat mengganggu industri tradisional, seperti transportasi umum dan perhotelan, yang harus beradaptasi dengan model bisnis baru ini.

Masa Depan Sharing Economy

Sharing economy diperkirakan akan terus berkembang dengan adopsi teknologi yang semakin luas, seperti kecerdasan buatan (AI), blockchain, dan Internet of Things (IoT). Di masa depan, kita mungkin akan melihat lebih banyak model bisnis berbasis ekonomi berbagi di berbagai sektor, termasuk kesehatan, pendidikan, dan manufaktur.

Untuk memastikan keberlanjutan sharing economy, penting bagi pemerintah dan regulator untuk menciptakan kebijakan yang seimbang antara mendukung inovasi dan melindungi hak serta kepentingan pengguna. Sementara itu, perusahaan sharing economy harus terus meningkatkan transparansi, keamanan, dan kualitas layanan agar dapat terus bersaing di pasar global.

Sharing economy adalah model bisnis yang memberikan akses terhadap barang dan jasa tanpa kepemilikan penuh, didukung oleh teknologi digital yang memungkinkan individu untuk berbagi aset dan layanan dengan lebih efisien. Model ini menawarkan berbagai keunggulan seperti biaya lebih rendah, fleksibilitas, dan pemanfaatan aset yang lebih optimal, tetapi juga menghadapi tantangan dalam hal regulasi, keamanan, dan persaingan dengan bisnis konvensional. Dengan perkembangan teknologi dan regulasi yang semakin matang, sharing economy diperkirakan akan terus menjadi bagian penting dalam ekosistem ekonomi global di masa depan.

MODEL BISNIS FREEMIUM

Model bisnis Freemium adalah strategi pemasaran digital yang mengombinasikan layanan gratis dengan opsi berbayar. Dalam model ini, perusahaan menawarkan versi dasar dari suatu produk atau layanan tanpa biaya untuk menarik pengguna dalam jumlah besar. Namun, untuk mendapatkan fitur tambahan, pengguna harus membayar biaya langganan atau melakukan pembelian dalam aplikasi.

Model bisnis ini sangat populer di era digital karena dapat meningkatkan adopsi layanan dengan cepat. Pendekatan freemium biasanya digunakan oleh perusahaan teknologi, terutama dalam sektor perangkat lunak (Software as a Service/SaaS), aplikasi seluler, dan platform hiburan. Istilah "Freemium" sendiri berasal dari gabungan kata "Free" (gratis) dan "Premium" (berbayar), mencerminkan dua tingkatan layanan yang disediakan.

Karakteristik Model Freemium

Model bisnis freemium memiliki beberapa karakteristik utama yang membedakannya dari model bisnis lainnya:

  1. Dua Tingkatan Layanan
    • Gratis: Pengguna dapat mengakses layanan dasar tanpa biaya, meskipun dengan keterbatasan fitur.
    • Berbayar (Premium): Pengguna yang menginginkan pengalaman tanpa batasan atau fitur tambahan dapat membayar untuk meningkatkan ke versi premium.
  2. Monetisasi dari Pengguna Premium
    • Hanya sebagian kecil dari total pengguna yang bersedia membayar untuk layanan premium.
    • Pendapatan perusahaan berasal dari pelanggan premium yang membiayai operasional layanan gratis.
  3. Skalabilitas Tinggi
    • Dengan menyediakan layanan dasar secara gratis, perusahaan dapat menarik lebih banyak pengguna tanpa harus mengeluarkan biaya pemasaran yang besar.
    • Semakin banyak pengguna yang bergabung, semakin besar potensi konversi ke layanan premium.
  4. Efek Jaringan
    • Ketika semakin banyak pengguna menggunakan versi gratis, akan semakin banyak interaksi dan nilai yang diciptakan dalam ekosistem platform.
    • Efek ini dapat meningkatkan daya tarik bagi pengguna lain dan meningkatkan kemungkinan konversi ke versi premium.

Contoh Model Bisnis Freemium

Beberapa perusahaan telah sukses menerapkan model freemium dalam berbagai sektor industri:

  1. Layanan Streaming
    • Spotify, YouTube: Menawarkan versi gratis dengan iklan dan akses terbatas. Pengguna dapat berlangganan layanan premium untuk menikmati fitur tanpa iklan dan opsi tambahan seperti offline mode dan kualitas audio/video yang lebih tinggi.
  2. Aplikasi SaaS (Software as a Service)
    • Dropbox, Google Drive: Memberikan kapasitas penyimpanan gratis dalam jumlah terbatas, dengan opsi upgrade ke kapasitas yang lebih besar melalui langganan berbayar.
  3. Game Mobile
    • Clash of Clans, PUBG Mobile: Game dapat dimainkan secara gratis, tetapi pengguna dapat melakukan pembelian dalam aplikasi untuk mendapatkan item eksklusif atau mempercepat progres permainan.
  4. Aplikasi Produktivitas
    • Zoom, Canva: Versi gratis menyediakan fitur dasar seperti konferensi video dengan durasi terbatas atau desain dengan template gratis. Pengguna yang ingin fitur lebih lengkap harus membayar untuk layanan premium.

Keunggulan dan Tantangan Model Freemium

Keunggulan Model Freemium

  1. Mempermudah Akuisisi Pengguna
    • Dengan memberikan layanan gratis, perusahaan dapat menarik lebih banyak pengguna dibandingkan model berbayar langsung.
  2. Mendorong Pengguna untuk Mencoba Sebelum Membeli
    • Pengguna dapat mencoba fitur dasar sebelum memutuskan untuk membayar layanan premium.
  3. Meningkatkan Loyalitas Pengguna
    • Pengguna yang merasa puas dengan layanan gratis lebih mungkin untuk tetap menggunakan platform dan pada akhirnya meningkatkan ke versi berbayar.

Tantangan Model Freemium

  1. Konversi Rendah ke Pengguna Berbayar
    • Hanya sebagian kecil pengguna yang akhirnya berlangganan layanan premium, sehingga perusahaan perlu strategi kuat untuk meningkatkan konversi.
  2. Biaya Operasional Tinggi
    • Menyediakan layanan gratis tetap membutuhkan biaya operasional, seperti server, pengembangan, dan pemeliharaan sistem.
  3. Risiko Ketergantungan pada Iklan atau Pembayaran Mikro
    • Banyak perusahaan freemium mengandalkan pendapatan dari iklan atau pembelian dalam aplikasi, yang dapat menyebabkan pengalaman pengguna terganggu jika tidak dikelola dengan baik.

Model bisnis Freemium merupakan strategi yang efektif untuk menarik pengguna dalam jumlah besar, meningkatkan loyalitas pelanggan, dan membangun komunitas pengguna yang aktif. Namun, untuk mencapai profitabilitas, perusahaan perlu memastikan bahwa proporsi pengguna yang beralih ke layanan premium cukup untuk menutupi biaya operasional layanan gratis. Dengan strategi pemasaran dan monetisasi yang tepat, model ini dapat menjadi pilihan bisnis yang sukses di era digital.

KESIMPULAN

Model bisnis digital telah membawa revolusi dalam dunia bisnis dengan memungkinkan perusahaan untuk beroperasi lebih efisien, menjangkau lebih banyak pelanggan, dan menciptakan ekosistem yang lebih interaktif. Model bisnis platform, sharing economy, dan freemium adalah beberapa contoh utama dari transformasi digital yang telah mengubah berbagai sektor industri.

Meskipun model bisnis digital menawarkan berbagai keuntungan, seperti biaya operasional yang lebih rendah, skalabilitas tinggi, dan akses pasar yang luas, ada pula tantangan yang harus dihadapi. Persaingan yang ketat, regulasi yang belum matang, keamanan data, serta kesulitan dalam mempertahankan loyalitas pengguna menjadi beberapa kendala yang harus diatasi agar bisnis digital tetap berkelanjutan.

Keberhasilan dalam menerapkan model bisnis digital tidak hanya bergantung pada teknologi yang digunakan, tetapi juga pada strategi inovatif dan pemahaman mendalam terhadap perilaku konsumen. Dengan terus beradaptasi terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar, perusahaan dapat mempertahankan daya saingnya serta menciptakan nilai jangka panjang dalam ekosistem bisnis digital.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Chaffey, D., & Ellis-Chadwick, F. (2020). Digital Marketing: Strategy, Implementation and Practice. Pearson Education.
  2. Osterwalder, A., & Pigneur, Y. (2010). Business Model Generation: A Handbook for Visionaries, Game Changers, and Challengers. Wiley.
  3. Parker, G. G., Van Alstyne, M. W., & Choudary, S. P. (2016). Platform Revolution: How Networked Markets Are Transforming the Economy and How to Make Them Work for You. W. W. Norton & Company.
  4. Rifkin, J. (2014). The Zero Marginal Cost Society: The Internet of Things, the Collaborative Commons, and the Eclipse of Capitalism. Palgrave Macmillan.
  5. Tapscott, D., & Tapscott, A. (2016). Blockchain Revolution: How the Technology Behind Bitcoin Is Changing Money, Business, and the World. Penguin.

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MODEL BISNIS DIGITAL"

Posting Komentar