JENIS-JENIS KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
PENDAHULUAN
Dalam suatu organisasi, pengambilan keputusan merupakan proses yang sangat krusial untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keputusan yang diambil oleh manajer dan pemimpin organisasi akan mempengaruhi efisiensi operasional, strategi bisnis, serta daya saing di pasar. Secara umum, keputusan dalam organisasi dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis, seperti keputusan terstruktur, tidak terstruktur, strategis, taktis, dan operasional. Setiap jenis keputusan memiliki karakteristik dan tingkat kompleksitas yang berbeda, tergantung pada tingkat kepastian dan peran manajerial yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Dengan memahami jenis-jenis keputusan dalam organisasi, manajer dapat menentukan pendekatan terbaik dalam menyusun strategi dan menyelesaikan berbagai tantangan bisnis yang dihadapi.
1. KEPUTUSAN TERSTRUKTUR DAN TIDAK TERSTRUKTUR
a. Keputusan Terstruktur
Dalam dunia bisnis dan
organisasi, pengambilan keputusan merupakan proses yang tidak terhindarkan.
Keputusan dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan tingkat
kompleksitas dan pola pengambilannya. Salah satu jenis keputusan yang umum
ditemui adalah keputusan terstruktur. Keputusan ini memainkan peran penting dalam
efisiensi operasional suatu organisasi karena sifatnya yang sistematis dan
dapat diotomatisasi.
Keputusan terstruktur adalah
keputusan yang bersifat rutin, dapat diprogram, dan memiliki prosedur yang
jelas dalam pengambilannya. Keputusan ini sering kali bersifat teknis dan dapat
diselesaikan dengan bantuan aturan, algoritma, atau sistem informasi. Dalam
situasi di mana keputusan memiliki pola tetap dan solusi yang terdokumentasi
dengan baik, keputusan terstruktur menjadi pilihan yang efisien dan efektif.
Karakteristik Keputusan Terstruktur
Beberapa karakteristik utama
dari keputusan terstruktur meliputi:
1. Bersifat
Rutin dan Berulang
Keputusan ini diambil secara
berkala berdasarkan data yang tersedia dan aturan yang telah ditentukan
sebelumnya.
2. Dapat
Diprogram
Keputusan ini dapat diproses
oleh sistem komputer atau perangkat lunak karena aturan dan parameter yang
digunakan dalam pengambilan keputusan sudah didefinisikan dengan jelas.
3. Menggunakan
Data yang Terdokumentasi
Data dan informasi yang
digunakan untuk pengambilan keputusan sudah tersedia dalam sistem dan tidak
memerlukan analisis kompleks.
4. Minim
Keterlibatan Manusia
Karena sifatnya yang otomatis,
keputusan ini sering kali diambil tanpa campur tangan manusia atau hanya
memerlukan sedikit intervensi.
5. Dapat
Dikuantifikasi
Keputusan ini didasarkan pada
data numerik atau kuantitatif yang bisa diukur dengan jelas.
Contoh Keputusan Terstruktur
Berikut adalah beberapa contoh
penerapan keputusan terstruktur dalam berbagai bidang:
1. Pemrosesan
Transaksi Keuangan di Bank
Dalam perbankan, banyak
transaksi keuangan seperti transfer dana, pembayaran tagihan, dan pencatatan
deposito yang dilakukan secara otomatis oleh sistem. Sistem informasi perbankan
telah diprogram untuk menangani transaksi ini dengan tingkat keakuratan yang
tinggi, sehingga proses berjalan efisien tanpa perlu campur tangan manusia
secara langsung.
2. Pengisian
Ulang Stok Barang di Gudang
Sistem manajemen inventaris
menggunakan aturan yang telah ditetapkan untuk mengisi kembali stok barang di
gudang. Misalnya, ketika jumlah stok suatu barang turun di bawah ambang batas
tertentu, sistem secara otomatis akan memesan barang tambahan dari pemasok yang
telah ditentukan.
3. Penentuan
Gaji Karyawan
Perusahaan biasanya memiliki
skala upah yang sudah ditetapkan berdasarkan jabatan, pengalaman, dan kinerja
karyawan. Sistem penggajian akan secara otomatis menghitung dan
mendistribusikan gaji sesuai dengan parameter yang telah ditentukan.
4. Pemberian
Diskon dalam Sistem E-Commerce
Dalam bisnis e-commerce,
sistem dapat secara otomatis menentukan diskon yang diberikan kepada pelanggan
berdasarkan jumlah pembelian, program loyalitas, atau promo yang sedang
berlangsung.
5. Penjadwalan
Produksi dalam Manufaktur
Sistem perencanaan produksi di
pabrik dapat menjadwalkan proses produksi berdasarkan jumlah pesanan,
ketersediaan bahan baku, dan kapasitas mesin tanpa perlu keputusan manual dari
manajer setiap saat.
Keputusan terstruktur
memainkan peran yang sangat penting dalam meningkatkan efisiensi dan akurasi
operasional suatu organisasi. Dengan adanya aturan yang jelas dan dapat
diprogram, keputusan ini memungkinkan otomatisasi dalam berbagai proses bisnis,
sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan manusia dan meningkatkan
produktivitas. Pemanfaatan teknologi informasi dan sistem berbasis data semakin
memperkuat efektivitas keputusan terstruktur dalam berbagai sektor industri.
b. Keputusan Tidak
Terstruktur
Dalam dunia bisnis dan
manajemen, pengambilan keputusan merupakan bagian integral dari operasional
suatu organisasi. Keputusan dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat
kepastian dan struktur yang ada dalam proses pengambilan keputusan. Salah satu
jenis keputusan yang sering dihadapi oleh manajer tingkat atas adalah keputusan
tidak terstruktur.
Keputusan tidak terstruktur
adalah jenis keputusan yang bersifat kompleks, tidak rutin, dan tidak memiliki
prosedur baku dalam proses pengambilannya. Keputusan ini sering kali melibatkan
banyak variabel dan faktor yang tidak pasti, sehingga tidak dapat diselesaikan
hanya dengan menggunakan metode analisis yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Sebaliknya, keputusan ini memerlukan intuisi, pengalaman, serta pertimbangan
subjektif dari pengambil keputusan.
Keputusan tidak terstruktur
sering muncul dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga
membutuhkan pendekatan yang fleksibel serta analisis mendalam terhadap berbagai
kemungkinan yang dapat terjadi.
Karakteristik
Keputusan Tidak Terstruktur
Beberapa karakteristik utama
dari keputusan tidak terstruktur antara lain:
1. Kompleksitas
Tinggi
– Keputusan ini melibatkan banyak variabel dan aspek yang saling berhubungan,
seperti faktor ekonomi, sosial, budaya, dan teknologi.
2. Ketidakpastian
yang Tinggi
– Tidak ada jaminan bahwa keputusan yang diambil akan menghasilkan hasil yang
diharapkan karena lingkungan bisnis yang selalu berubah.
3. Tidak
Memiliki Prosedur Standar – Berbeda dengan keputusan terstruktur
yang memiliki langkah-langkah tetap, keputusan tidak terstruktur memerlukan
pendekatan yang fleksibel dan inovatif.
4. Bersifat
Strategis
– Keputusan ini biasanya terkait dengan strategi jangka panjang organisasi atau
perusahaan.
5. Memerlukan
Analisis Mendalam – Data dan informasi harus dikumpulkan dan
dianalisis secara komprehensif untuk mengurangi risiko yang terkait dengan
keputusan tersebut.
6. Melibatkan
Banyak Pihak
– Keputusan ini sering kali membutuhkan masukan dari berbagai pemangku
kepentingan, termasuk manajemen, pemegang saham, dan ahli industri.
Contoh Keputusan
Tidak Terstruktur
Berikut adalah beberapa contoh
keputusan tidak terstruktur yang sering dihadapi dalam dunia bisnis dan
manajemen:
1. Pengembangan Strategi Bisnis Baru untuk
Meningkatkan Daya Saing
Sebuah perusahaan yang ingin
tetap kompetitif di pasar harus terus mengembangkan strategi bisnis yang
inovatif. Misalnya, sebuah perusahaan teknologi yang menghadapi persaingan
ketat mungkin mempertimbangkan untuk mengembangkan produk baru berbasis
kecerdasan buatan (AI). Keputusan ini memerlukan riset pasar, analisis tren
teknologi, serta evaluasi terhadap sumber daya yang tersedia. Karena tidak ada
formula pasti untuk menjamin keberhasilan strategi ini, keputusan harus dibuat
berdasarkan intuisi dan wawasan strategis dari para pemimpin perusahaan.
2. Ekspansi ke Pasar Internasional
Ketika sebuah perusahaan
mempertimbangkan untuk berekspansi ke pasar internasional, terdapat banyak
faktor yang harus dipertimbangkan, seperti regulasi pemerintah, preferensi
konsumen, kondisi ekonomi, serta tingkat persaingan di negara tujuan. Misalnya,
sebuah perusahaan makanan cepat saji yang ingin membuka cabang di Asia Tenggara
harus menyesuaikan menu mereka agar sesuai dengan budaya dan selera lokal.
Keputusan ini memerlukan analisis yang komprehensif terhadap berbagai faktor
eksternal serta kesiapan internal perusahaan.
3. Merger atau Akuisisi Perusahaan Lain
Merger dan akuisisi merupakan
keputusan strategis yang sangat kompleks karena melibatkan banyak aspek,
termasuk keuangan, budaya organisasi, serta prospek bisnis di masa depan.
Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan farmasi ingin mengakuisisi perusahaan
bioteknologi untuk memperluas portofolio produknya, manajemen harus
menganalisis aspek finansial perusahaan target, kompatibilitas budaya
organisasi, serta potensi sinergi yang dapat dihasilkan dari akuisisi tersebut.
Keputusan ini tidak dapat diambil hanya berdasarkan data kuantitatif, tetapi
juga memerlukan wawasan strategis serta negosiasi yang matang.
Keputusan tidak terstruktur
merupakan tantangan besar dalam dunia bisnis dan manajemen karena sifatnya yang
kompleks dan penuh ketidakpastian. Keputusan ini tidak dapat diselesaikan
dengan menggunakan prosedur standar, melainkan memerlukan intuisi, pengalaman,
serta analisis yang komprehensif. Dengan memahami karakteristik dan contoh
nyata dari keputusan tidak terstruktur, pemimpin bisnis dapat lebih siap dalam
menghadapi tantangan strategis yang muncul di lingkungan yang dinamis dan
berubah dengan cepat.
2.
KEPUTUSAN STRATEGIS
Keputusan strategis merupakan keputusan yang
diambil oleh manajemen tingkat atas dalam suatu organisasi atau perusahaan yang
memiliki dampak jangka panjang terhadap arah dan keberlanjutan bisnis.
Keputusan ini bersifat kompleks, melibatkan risiko tinggi, serta membutuhkan
alokasi sumber daya yang besar. Oleh karena itu, keputusan strategis harus
dibuat dengan pertimbangan yang matang, berdasarkan analisis mendalam terhadap
lingkungan internal dan eksternal perusahaan.
Ciri-Ciri Keputusan Strategis
Keputusan strategis memiliki beberapa
karakteristik utama yang membedakannya dari keputusan operasional atau taktis,
antara lain:
- Jangka
Panjang
– Keputusan ini berdampak pada arah perusahaan dalam periode waktu yang
lama, sering kali lebih dari lima tahun.
- Melibatkan
Risiko Tinggi – Karena berhubungan dengan masa depan
perusahaan, keputusan strategis memiliki potensi risiko yang besar.
- Sumber Daya
Besar
– Keputusan ini membutuhkan alokasi dana, tenaga kerja, serta teknologi
yang signifikan.
- Menentukan
Arah Organisasi – Keputusan strategis mengarahkan visi, misi,
serta tujuan utama perusahaan.
- Kompleksitas
Tinggi
– Keputusan ini sering kali membutuhkan analisis mendalam terhadap
berbagai faktor, termasuk kondisi pasar, tren industri, serta faktor
ekonomi global.
Contoh Keputusan Strategis dalam Organisasi
1. Menentukan Visi dan Misi Perusahaan
Visi dan misi perusahaan adalah landasan utama
yang memberikan arah bagi seluruh aktivitas organisasi. Visi menggambarkan
tujuan jangka panjang yang ingin dicapai, sedangkan misi menjelaskan bagaimana
perusahaan berencana mencapainya. Keputusan strategis ini penting untuk
memastikan seluruh pemangku kepentingan memiliki pemahaman yang jelas tentang
tujuan perusahaan.
2. Memilih Model Bisnis yang Efektif
Model bisnis menentukan bagaimana perusahaan
menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai dari produk atau layanan yang
ditawarkan. Misalnya, sebuah perusahaan dapat memilih model bisnis berbasis
langganan, e-commerce, atau manufaktur. Keputusan ini harus mempertimbangkan
faktor seperti keunggulan kompetitif, pasar sasaran, dan tren industri.
3. Mengalokasikan Anggaran untuk Investasi
Besar
Investasi dalam pengembangan teknologi,
infrastruktur, atau sumber daya manusia adalah salah satu keputusan strategis
yang sangat krusial. Contohnya, perusahaan teknologi yang berinvestasi dalam
kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan otomatisasi atau perusahaan ritel
yang memperluas jaringan gudangnya untuk meningkatkan distribusi.
4. Menentukan Kebijakan Diversifikasi Produk
atau Layanan
Diversifikasi merupakan strategi untuk memperluas
pangsa pasar dan mengurangi risiko bisnis. Perusahaan dapat memilih untuk menambah
lini produk baru, mengembangkan layanan tambahan, atau memasuki pasar yang
berbeda. Misalnya, perusahaan otomotif yang mulai mengembangkan kendaraan
listrik untuk mengikuti tren pasar global.
Dampak Keputusan Strategis terhadap Perusahaan
Keputusan strategis yang tepat dapat memberikan
berbagai manfaat bagi perusahaan, antara lain:
- Keunggulan
Kompetitif
– Keputusan strategis yang matang dapat membuat perusahaan lebih unggul
dibandingkan pesaingnya.
- Pertumbuhan
Berkelanjutan – Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat
berkembang secara berkelanjutan dan mencapai target bisnisnya.
- Manajemen
Risiko yang Lebih Baik – Diversifikasi dan inovasi dalam
strategi bisnis membantu perusahaan mengelola risiko lebih efektif.
- Peningkatan
Nilai Perusahaan – Keputusan yang tepat dapat meningkatkan
profitabilitas serta nilai saham perusahaan di mata investor.
Sebaliknya, keputusan strategis yang kurang tepat
dapat menyebabkan kerugian besar, mulai dari penurunan pangsa pasar,
ketidakmampuan bersaing, hingga potensi kebangkrutan. Oleh karena itu,
pengambilan keputusan strategis harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian,
berdasarkan data dan analisis yang mendalam.
Keputusan strategis adalah bagian integral dari
manajemen perusahaan yang menentukan arah dan keberlanjutan bisnis dalam jangka
panjang. Dengan mempertimbangkan visi dan misi perusahaan, memilih model bisnis
yang tepat, mengalokasikan anggaran dengan bijak, serta melakukan diversifikasi
produk atau layanan, perusahaan dapat memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan
dan daya saing yang kuat di pasar. Oleh karena itu, proses pengambilan
keputusan strategis harus dilakukan dengan analisis yang cermat dan strategi
yang terarah agar dapat mencapai tujuan bisnis yang optimal.
3. KEPUTUSAN TAKTIS
Keputusan taktis adalah keputusan yang diambil
oleh manajemen menengah dalam suatu organisasi untuk menerjemahkan strategi
perusahaan ke dalam langkah-langkah konkret. Keputusan ini bersifat jangka
menengah, dengan fokus pada optimalisasi operasi perusahaan agar tetap selaras
dengan tujuan strategis yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak. Keputusan
taktis berperan sebagai jembatan antara visi jangka panjang perusahaan dengan
implementasi operasional sehari-hari.
Manajemen menengah memiliki tanggung jawab utama
dalam memastikan bahwa kebijakan strategis dapat diimplementasikan secara
efektif. Hal ini melibatkan perencanaan dan pengambilan keputusan yang
mempertimbangkan efisiensi, efektivitas, serta fleksibilitas dalam merespons
perubahan di lingkungan bisnis. Keputusan taktis sering kali bersifat spesifik
untuk departemen tertentu, namun tetap harus selaras dengan visi dan misi
organisasi secara keseluruhan.
Karakteristik
Keputusan Taktis
Beberapa karakteristik utama dari keputusan
taktis meliputi:
- Jangka Menengah – Biasanya
keputusan ini diambil untuk periode beberapa bulan hingga beberapa tahun,
tidak secepat keputusan operasional, tetapi juga tidak sepanjang keputusan
strategis.
- Implementasi Strategi –
Keputusan ini bertujuan untuk menerapkan kebijakan strategis yang telah
ditetapkan oleh manajemen puncak.
- Fokus pada Efisiensi
dan Optimalisasi – Bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
proses bisnis tanpa mengubah arah strategi utama.
- Bersifat Departemental
atau Fungsional – Keputusan ini sering kali berkaitan dengan
aspek tertentu dari bisnis, seperti pemasaran, produksi, sumber daya
manusia, dan manajemen rantai pasokan.
Contoh Keputusan
Taktis
Berikut adalah beberapa contoh keputusan taktis
dalam berbagai bidang manajemen perusahaan:
1. Strategi
Pemasaran
- Menentukan
strategi pemasaran yang paling efektif untuk meningkatkan penjualan dan
memperkuat brand awareness.
- Mengalokasikan
anggaran pemasaran untuk berbagai kanal promosi seperti iklan digital,
media sosial, dan kampanye offline.
- Menetapkan
program loyalitas pelanggan untuk meningkatkan retensi dan kepuasan
pelanggan.
2. Manajemen
Sumber Daya Manusia (SDM)
- Menetapkan
kebijakan rekrutmen untuk menarik talenta terbaik sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
- Mengembangkan
program pelatihan dan pengembangan keterampilan karyawan agar sesuai
dengan tuntutan industri.
- Menyusun
kebijakan kompensasi dan tunjangan yang kompetitif untuk meningkatkan
motivasi dan produktivitas karyawan.
3. Operasional
dan Produksi
- Mengatur
jadwal produksi guna memenuhi permintaan pasar dengan efisien dan
menghindari masalah overstock atau understock.
- Menentukan
alokasi sumber daya dalam proses produksi agar kapasitas produksi dapat
dioptimalkan.
- Mengadopsi
teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi proses manufaktur dan
mengurangi biaya produksi.
4. Manajemen
Rantai Pasokan
- Mengelola
hubungan dengan pemasok untuk memastikan ketersediaan bahan baku dengan
kualitas terbaik dan harga yang optimal.
- Menetapkan
kebijakan penyimpanan dan distribusi barang agar dapat memenuhi permintaan
pelanggan dengan cepat.
- Mengembangkan
strategi pengadaan yang lebih fleksibel untuk menghadapi ketidakpastian
dalam rantai pasokan.
Keputusan taktis merupakan elemen penting dalam
operasional perusahaan karena menjadi penghubung antara strategi jangka panjang
dan pelaksanaan operasional harian. Dengan keputusan taktis yang tepat,
perusahaan dapat mengoptimalkan kinerja operasional, meningkatkan efisiensi,
serta memperkuat daya saing di pasar. Manajemen menengah harus memiliki
pemahaman yang kuat mengenai strategi perusahaan serta kemampuan analisis yang
baik agar dapat mengambil keputusan taktis yang selaras dengan tujuan
organisasi secara keseluruhan.
4. KEPUTUSAN OPERASIONAL
Dalam
dunia bisnis dan organisasi, pengambilan keputusan merupakan proses yang sangat
krusial untuk memastikan kelangsungan dan efisiensi operasional. Keputusan
dapat dikategorikan berdasarkan tingkatannya, mulai dari keputusan strategis,
taktis, hingga operasional. Keputusan operasional memiliki peran penting dalam
menjalankan kegiatan sehari-hari suatu organisasi, sehingga pemahaman yang
mendalam tentang keputusan ini sangat diperlukan.
Definisi Keputusan Operasional
Keputusan
operasional adalah keputusan yang bersifat harian dan rutin yang diambil oleh
manajemen tingkat bawah atau karyawan operasional. Keputusan ini memiliki sifat
jangka pendek dan bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh proses bisnis
berjalan lancar sesuai dengan standar dan prosedur yang telah ditetapkan oleh
manajemen.
Keputusan
operasional umumnya berfokus pada pelaksanaan tugas dan aktivitas yang
mendukung operasional bisnis. Dengan kata lain, keputusan ini bersifat praktis
dan langsung berpengaruh pada keberlangsungan kegiatan sehari-hari dalam suatu
organisasi.
Karakteristik Keputusan Operasional
- Bersifat Harian dan Rutin
- Keputusan ini diambil secara
berulang setiap hari untuk menjaga kelangsungan operasional.
- Diambil oleh Manajemen Tingkat
Bawah
- Biasanya diambil oleh
supervisor, manajer operasional, atau karyawan yang bertanggung jawab
atas tugas spesifik.
- Bersifat Jangka Pendek
- Fokus utama adalah
menyelesaikan masalah dalam waktu singkat agar operasional tetap berjalan
lancar.
- Berkaitan dengan Prosedur yang
Telah Ditetapkan
- Keputusan ini didasarkan pada
kebijakan dan pedoman yang telah ditentukan oleh manajemen tingkat atas.
Jenis-Jenis Keputusan Operasional dan Contoh Implementasinya
- Keputusan Penjadwalan Kerja
- Menentukan jadwal kerja harian
atau shift karyawan agar operasional bisnis dapat berjalan optimal.
- Contoh: Seorang supervisor di
sebuah restoran cepat saji menentukan rotasi kerja bagi pelayan dan kasir
agar jam sibuk dapat ditangani dengan baik.
- Keputusan Penanganan Masalah
Teknis
- Mengatasi kendala teknis atau
operasional dalam proses produksi atau layanan.
- Contoh: Seorang teknisi di
pabrik tekstil menangani gangguan mesin jahit agar produksi tidak
terhambat.
- Keputusan Pengelolaan
Persediaan
- Memastikan ketersediaan bahan
baku atau stok barang agar tidak terjadi kekurangan yang menghambat
produksi atau layanan.
- Contoh: Seorang manajer gudang
di sebuah perusahaan manufaktur memastikan bahwa stok bahan baku cukup
untuk kebutuhan produksi hari berikutnya.
- Keputusan Layanan Pelanggan
- Mengatasi keluhan, permintaan
informasi, atau masalah pelanggan dengan cepat dan efektif.
- Contoh: Seorang petugas
customer service di perusahaan telekomunikasi menangani keluhan pelanggan
terkait gangguan jaringan dengan memberikan solusi yang sesuai.
Pentingnya Keputusan Operasional dalam Bisnis
Keputusan
operasional memiliki dampak yang signifikan terhadap efisiensi dan keberlanjutan
bisnis. Beberapa alasan mengapa keputusan ini sangat penting adalah:
- Menjamin kelancaran operasional sehingga bisnis dapat berfungsi secara optimal.
- Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memberikan layanan yang cepat dan tepat.
- Mengurangi risiko operasional dengan menyelesaikan masalah sebelum menjadi lebih
besar.
- Memastikan penggunaan sumber
daya yang efisien
sehingga tidak terjadi pemborosan.
Keputusan
operasional merupakan bagian penting dari manajemen bisnis yang berfokus pada
tugas sehari-hari yang harus diselesaikan untuk menjaga keberlanjutan
perusahaan. Keputusan ini bersifat rutin, jangka pendek, dan diambil oleh
manajemen tingkat bawah atau karyawan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
operasional. Dengan pengambilan keputusan operasional yang tepat dan efisien,
sebuah organisasi dapat memastikan bahwa setiap aspek bisnis berjalan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan serta mencapai hasil yang optimal.
KESIMPULAN
Pengambilan keputusan merupakan aspek fundamental
dalam manajemen organisasi yang mencakup berbagai tingkat dan jenis keputusan.
Keputusan terstruktur bersifat rutin dan dapat diotomatisasi, sementara
keputusan tidak terstruktur membutuhkan analisis mendalam serta intuisi dalam
pengambilannya. Keputusan strategis menentukan arah jangka panjang organisasi,
keputusan taktis berfungsi untuk mengimplementasikan strategi secara lebih
spesifik, sedangkan keputusan operasional memastikan kelancaran kegiatan
sehari-hari. Dengan memahami perbedaan dan penerapan masing-masing jenis
keputusan, organisasi dapat meningkatkan efektivitas dalam menjalankan
operasionalnya serta mencapai tujuan bisnis yang lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
- Robbins, S. P., & Coulter, M. (2016). Management (13th ed.). Pearson Education.
- Mintzberg, H. (1973). The Nature of Managerial Work. Harper & Row.
- Simon, H. A. (1997). Administrative Behavior: A Study of Decision-Making Processes in Administrative Organizations. The Free Press.
- Drucker, P. F. (2001). Management Challenges for the 21st Century. HarperBusiness.
- Turban, E., Pollard, C., & Wood, G. (2018). Information Technology for Management: On-Demand Strategies for Performance, Growth and Sustainability (11th ed.). Wiley.
0 Response to "JENIS-JENIS KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI"
Posting Komentar