Sistem Informasi dalam Pengambilan Keputusan
Pendahuluan
Pengambilan keputusan merupakan
salah satu elemen penting dalam manajemen yang berperan besar dalam menentukan
keberhasilan suatu organisasi. Proses pengambilan keputusan melibatkan
pemilihan dari berbagai alternatif yang tersedia, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif, untuk menyelesaikan masalah tertentu atau mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Sistem Informasi Manajemen (SIM) menjadi alat yang
sangat penting dalam membantu proses ini, karena memberikan data yang relevan
dan terkini yang dapat digunakan untuk mendukung keputusan strategis, taktis,
maupun operasional.
Dalam organisasi modern, pengambilan
keputusan tidak hanya didasarkan pada intuisi atau pengalaman semata, tetapi
juga pada informasi yang akurat dan relevan. Oleh karena itu, memahami
bagaimana SIM dapat mendukung pengambilan keputusan menjadi esensial bagi
keberhasilan organisasi dalam menghadapi tantangan globalisasi dan kompleksitas
lingkungan bisnis.
Artikel ini akan membahas secara
mendalam tentang proses pengambilan keputusan, jenis-jenis keputusan, hubungan
pengambilan keputusan dengan SIM, hingga struktur SIM yang mendasari aktivitas
manajemen.
Proses
Pengambilan Keputusan
Menurut Herbert A. Simon, proses
pengambilan keputusan dapat dibagi menjadi empat tahap utama:
1.
Perancangan
Tahap perancangan adalah proses awal
untuk memahami masalah yang dihadapi. Pada tahap ini, manajer mencari cara
pemecahan masalah yang potensial dan menguji kelayakan solusi tersebut.
Contohnya, dalam perusahaan manufaktur, perancangan mungkin melibatkan
pengumpulan data tentang produksi yang mengalami penurunan dan mencari
penyebabnya, seperti gangguan mesin atau efisiensi pekerja.
2.
Pemahaman
Pemahaman melibatkan investigasi
terhadap kondisi lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan. Data
mentah dikumpulkan, diolah, dan diperiksa untuk memberikan panduan dalam
mengidentifikasi masalah. Sebagai contoh, seorang manajer pemasaran mungkin
menganalisis data penjualan, tren pasar, dan umpan balik pelanggan untuk
memahami mengapa terjadi penurunan penjualan pada produk tertentu.
3.
Pemilihan
Tahap pemilihan adalah proses
menentukan solusi terbaik dari semua alternatif yang telah diidentifikasi. Pada
tahap ini, manajer menggunakan data yang tersedia untuk mengevaluasi opsi yang
paling sesuai dengan tujuan organisasi. Misalnya, sebuah organisasi dapat
memilih untuk memperkenalkan teknologi baru setelah membandingkan biaya,
manfaat, dan dampaknya terhadap operasi.
4.
Penetapan
Tahap terakhir adalah implementasi
dari keputusan yang telah dipilih. Pilihan tindakan diambil, direncanakan, dan
dijalankan. Contohnya, setelah memilih teknologi baru, organisasi akan membeli
peralatan yang diperlukan, melatih karyawan, dan memastikan implementasi berjalan
sesuai rencana.
Unsur
dalam Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan yang
terstruktur melibatkan empat unsur utama:
1.
Model
Model memberikan representasi
kuantitatif atau kualitatif dari masalah yang dihadapi. Model ini dapat berupa
diagram alur, simulasi, atau algoritma yang membantu manajer memahami
kompleksitas masalah.
2.
Kriteria
Kriteria digunakan untuk menetapkan
tujuan dari keputusan. Jika terjadi konflik dalam penetapan kriteria, kompromi
perlu dirumuskan. Sebagai contoh, dalam memilih vendor, kriteria seperti harga,
kualitas, dan waktu pengiriman dapat menjadi pertimbangan utama.
3.
Pembatas
Pembatas adalah faktor tambahan yang
harus diperhatikan dalam proses pengambilan keputusan. Ini dapat berupa
anggaran, waktu, atau regulasi pemerintah yang membatasi solusi yang dapat
diimplementasikan.
4.
Optimalisasi
Optimalisasi adalah pencapaian
solusi terbaik berdasarkan model, kriteria, dan pembatas yang telah ditentukan.
Dalam sebuah proyek konstruksi, optimalisasi dapat berarti memilih desain yang
paling hemat biaya sekaligus memenuhi standar keselamatan.
Jenis-Jenis
Pengambilan Keputusan
1.
Pengambilan Keputusan Terprogram
Jenis keputusan ini melibatkan
tanggapan otomatis terhadap kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Masalah
yang bersifat rutin dan berulang biasanya diselesaikan melalui keputusan
terprogram. Sebagai contoh, sistem penggajian karyawan menggunakan formula yang
telah ditentukan sebelumnya.
2.
Pengambilan Keputusan Tidak Terprogram
Keputusan tidak terprogram berhubungan
dengan masalah yang tidak terstruktur dan tidak biasa. Masalah ini seringkali
kompleks, dengan banyak faktor yang tidak diketahui atau tidak pasti. Contohnya
adalah keputusan untuk merespon krisis keuangan global yang memerlukan analisis
mendalam dan pendekatan kreatif.
Hubungan
Pengambilan Keputusan dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen mendukung
setiap tahap dalam proses pengambilan keputusan:
- Pemahaman:
SIM membantu dalam pengumpulan dan analisis data melalui metode yang telah
ditentukan atau melalui teknik khusus.
- Perancangan:
SIM menyediakan model keputusan untuk memproses data dan menghasilkan
alternatif solusi.
- Pemilihan:
SIM menyajikan informasi yang relevan dalam format yang mudah dipahami,
membantu manajer memilih solusi terbaik.
- Penetapan:
SIM memfasilitasi pengumpulan data umpan balik untuk menilai efektivitas
keputusan yang diambil.
Struktur
Sistem Informasi Manajemen Berdasarkan Aktivitas Manajemen
1.
Pengambilan Keputusan Tingkat Strategis
Pada tingkat strategis, keputusan
berfokus pada penetapan tujuan jangka panjang, kebijakan, dan strategi
organisasi. Keputusan ini memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi dan
sangat mempengaruhi seluruh organisasi. Contoh: memutuskan untuk memasuki pasar
internasional.
2.
Pengambilan Keputusan Tingkat Taktis
Keputusan taktis berfokus pada
alokasi sumber daya dan penyusunan anggaran untuk mencapai tujuan organisasi.
Contoh: menyusun anggaran pemasaran untuk meningkatkan penjualan.
3.
Pengambilan Keputusan Tingkat Operasional
Keputusan operasional melibatkan
tugas-tugas spesifik yang bertujuan untuk memastikan kegiatan berjalan efektif
dan efisien. Contoh: menjadwalkan tugas karyawan untuk memastikan produksi
berjalan sesuai target.
Kesimpulan
Pengambilan keputusan yang efektif
membutuhkan pemahaman mendalam tentang proses, model, dan alat pendukung
seperti SIM. Dengan dukungan SIM, manajer dapat mengakses data yang relevan,
mengevaluasi alternatif secara objektif, dan mengimplementasikan keputusan
dengan efisien. Jenis keputusan, baik yang terprogram maupun tidak terprogram,
harus disesuaikan dengan kompleksitas masalah yang dihadapi.
Daftar
Pustaka
- Simon, H. A. (1997). Administrative Behavior: A
Study of Decision-Making Processes in Administrative Organization.
Macmillan.
- Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2020). Management
Information Systems: Managing the Digital Firm. Pearson.
- Turban, E., & Volonino, L. (2018). Information
Technology for Management: On-Demand Strategies for Performance, Growth,
and Sustainability. Wiley.
- Parker, C. (2000). Decision Support Systems and
Intelligent Systems. Prentice Hall.
Proses pengambilan keputusan melibatkan
pemilihan dari berbagai alternatif yang tersedia, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif, untuk menyelesaikan masalah tertentu atau mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Sistem Informasi Manajemen (SIM) menjadi alat yang
sangat penting dalam membantu proses ini, karena memberikan data yang relevan
dan terkini yang dapat digunakan untuk mendukung keputusan strategis, taktis,
maupun operasional.
Dalam organisasi modern, pengambilan
keputusan tidak hanya didasarkan pada intuisi atau pengalaman semata, tetapi
juga pada informasi yang akurat dan relevan. Oleh karena itu, memahami
bagaimana SIM dapat mendukung pengambilan keputusan menjadi esensial bagi
keberhasilan organisasi dalam menghadapi tantangan globalisasi dan kompleksitas
lingkungan bisnis.
Artikel ini akan membahas secara
mendalam tentang proses pengambilan keputusan, jenis-jenis keputusan, hubungan
pengambilan keputusan dengan SIM, hingga struktur SIM yang mendasari aktivitas
manajemen.
Proses
Pengambilan Keputusan
Menurut Herbert A. Simon, proses
pengambilan keputusan dapat dibagi menjadi empat tahap utama:
1.
Perancangan
Tahap perancangan adalah proses awal
untuk memahami masalah yang dihadapi. Pada tahap ini, manajer mencari cara
pemecahan masalah yang potensial dan menguji kelayakan solusi tersebut.
Contohnya, dalam perusahaan manufaktur, perancangan mungkin melibatkan
pengumpulan data tentang produksi yang mengalami penurunan dan mencari
penyebabnya, seperti gangguan mesin atau efisiensi pekerja.
2.
Pemahaman
Pemahaman melibatkan investigasi
terhadap kondisi lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan. Data
mentah dikumpulkan, diolah, dan diperiksa untuk memberikan panduan dalam
mengidentifikasi masalah. Sebagai contoh, seorang manajer pemasaran mungkin
menganalisis data penjualan, tren pasar, dan umpan balik pelanggan untuk
memahami mengapa terjadi penurunan penjualan pada produk tertentu.
3.
Pemilihan
Tahap pemilihan adalah proses
menentukan solusi terbaik dari semua alternatif yang telah diidentifikasi. Pada
tahap ini, manajer menggunakan data yang tersedia untuk mengevaluasi opsi yang
paling sesuai dengan tujuan organisasi. Misalnya, sebuah organisasi dapat
memilih untuk memperkenalkan teknologi baru setelah membandingkan biaya,
manfaat, dan dampaknya terhadap operasi.
4.
Penetapan
Tahap terakhir adalah implementasi
dari keputusan yang telah dipilih. Pilihan tindakan diambil, direncanakan, dan
dijalankan. Contohnya, setelah memilih teknologi baru, organisasi akan membeli
peralatan yang diperlukan, melatih karyawan, dan memastikan implementasi berjalan
sesuai rencana.
Unsur
dalam Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan yang
terstruktur melibatkan empat unsur utama:
1.
Model
Model memberikan representasi
kuantitatif atau kualitatif dari masalah yang dihadapi. Model ini dapat berupa
diagram alur, simulasi, atau algoritma yang membantu manajer memahami
kompleksitas masalah.
2.
Kriteria
Kriteria digunakan untuk menetapkan
tujuan dari keputusan. Jika terjadi konflik dalam penetapan kriteria, kompromi
perlu dirumuskan. Sebagai contoh, dalam memilih vendor, kriteria seperti harga,
kualitas, dan waktu pengiriman dapat menjadi pertimbangan utama.
3.
Pembatas
Pembatas adalah faktor tambahan yang
harus diperhatikan dalam proses pengambilan keputusan. Ini dapat berupa
anggaran, waktu, atau regulasi pemerintah yang membatasi solusi yang dapat
diimplementasikan.
4.
Optimalisasi
Optimalisasi adalah pencapaian
solusi terbaik berdasarkan model, kriteria, dan pembatas yang telah ditentukan.
Dalam sebuah proyek konstruksi, optimalisasi dapat berarti memilih desain yang
paling hemat biaya sekaligus memenuhi standar keselamatan.
Jenis-Jenis
Pengambilan Keputusan
1.
Pengambilan Keputusan Terprogram
Jenis keputusan ini melibatkan
tanggapan otomatis terhadap kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Masalah
yang bersifat rutin dan berulang biasanya diselesaikan melalui keputusan
terprogram. Sebagai contoh, sistem penggajian karyawan menggunakan formula yang
telah ditentukan sebelumnya.
2.
Pengambilan Keputusan Tidak Terprogram
Keputusan tidak terprogram berhubungan
dengan masalah yang tidak terstruktur dan tidak biasa. Masalah ini seringkali
kompleks, dengan banyak faktor yang tidak diketahui atau tidak pasti. Contohnya
adalah keputusan untuk merespon krisis keuangan global yang memerlukan analisis
mendalam dan pendekatan kreatif.
Hubungan
Pengambilan Keputusan dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen mendukung
setiap tahap dalam proses pengambilan keputusan:
- Pemahaman:
SIM membantu dalam pengumpulan dan analisis data melalui metode yang telah
ditentukan atau melalui teknik khusus.
- Perancangan:
SIM menyediakan model keputusan untuk memproses data dan menghasilkan
alternatif solusi.
- Pemilihan:
SIM menyajikan informasi yang relevan dalam format yang mudah dipahami,
membantu manajer memilih solusi terbaik.
- Penetapan:
SIM memfasilitasi pengumpulan data umpan balik untuk menilai efektivitas
keputusan yang diambil.
Struktur
Sistem Informasi Manajemen Berdasarkan Aktivitas Manajemen
1.
Pengambilan Keputusan Tingkat Strategis
Pada tingkat strategis, keputusan
berfokus pada penetapan tujuan jangka panjang, kebijakan, dan strategi
organisasi. Keputusan ini memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi dan
sangat mempengaruhi seluruh organisasi. Contoh: memutuskan untuk memasuki pasar
internasional.
2.
Pengambilan Keputusan Tingkat Taktis
Keputusan taktis berfokus pada
alokasi sumber daya dan penyusunan anggaran untuk mencapai tujuan organisasi.
Contoh: menyusun anggaran pemasaran untuk meningkatkan penjualan.
3.
Pengambilan Keputusan Tingkat Operasional
Keputusan operasional melibatkan
tugas-tugas spesifik yang bertujuan untuk memastikan kegiatan berjalan efektif
dan efisien. Contoh: menjadwalkan tugas karyawan untuk memastikan produksi
berjalan sesuai target.
Kesimpulan
Pengambilan keputusan yang efektif
membutuhkan pemahaman mendalam tentang proses, model, dan alat pendukung
seperti SIM. Dengan dukungan SIM, manajer dapat mengakses data yang relevan,
mengevaluasi alternatif secara objektif, dan mengimplementasikan keputusan
dengan efisien. Jenis keputusan, baik yang terprogram maupun tidak terprogram,
harus disesuaikan dengan kompleksitas masalah yang dihadapi.
Daftar
Pustaka
- Simon, H. A. (1997). Administrative Behavior: A
Study of Decision-Making Processes in Administrative Organization.
Macmillan.
- Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2020). Management
Information Systems: Managing the Digital Firm. Pearson.
- Turban, E., & Volonino, L. (2018). Information
Technology for Management: On-Demand Strategies for Performance, Growth,
and Sustainability. Wiley.
- Parker, C. (2000). Decision Support Systems and
Intelligent Systems. Prentice Hall.
0 Response to "Sistem Informasi dalam Pengambilan Keputusan"
Posting Komentar