Pusat Laba
Pendahuluan
Dalam upaya menilai kinerja dan
prospek suatu perusahaan, analisis keuangan merupakan salah satu metode yang
digunakan, baik oleh manajemen internal maupun pihak eksternal seperti
investor. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah analisis rasio keuangan,
yang mencakup pengukuran profitabilitas sebagai indikator penting bagi
perusahaan. Profitabilitas perusahaan sering kali dijadikan ukuran efisiensi
dan efektivitas suatu unit bisnis, karena laba merupakan tujuan utama
perusahaan untuk mencapai pertumbuhan dalam jangka pendek maupun panjang.
Pusat laba (profit center) menjadi
salah satu konsep yang membantu perusahaan dalam mengukur kinerja unit-unit
bisnis secara spesifik. Pusat laba berfokus pada pengendalian pendapatan dan
biaya, yang pada akhirnya menghasilkan laba bersih sebagai ukuran keberhasilan
manajerial. Dalam hal ini, evaluasi pendapatan dan pengeluaran harus
mempertimbangkan kebijakan akuntansi yang berlaku, metode pengakuan pendapatan,
hingga pengalokasian biaya.
Dengan memahami konsep pusat laba,
perusahaan dapat lebih efektif dalam mengidentifikasi kontribusi masing-masing
unit bisnis terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan. Artikel ini akan
membahas pengertian pusat laba, manfaat dan kesulitannya, serta cara pengukuran
profitabilitas dalam suatu organisasi.
A. Pengertian Pusat Laba
Pusat laba merupakan unit bisnis
atau departemen dalam perusahaan yang bertanggung jawab atas pengendalian pendapatan
dan biaya. Namun, pusat laba tidak memiliki kewenangan untuk mengambil
keputusan terkait investasi. Dalam struktur organisasi, pusat laba sering kali
dikelola oleh manajer divisi atau kepala departemen yang bertanggung jawab atas
laba unit tersebut.
Contoh Kasus
Nokia Corporation pada tahun 2001 mengalami penurunan penjualan signifikan.
Untuk mengatasi hal ini, pada tahun 2002 Nokia memecah unit bisnis telepon
genggam menjadi 9 pusat laba. Setiap pusat laba memiliki tanggung jawab atas
segmen pasar tertentu. Langkah ini memungkinkan Nokia untuk lebih fokus pada
masing-masing segmen dan meningkatkan efisiensi operasional.
B. Manfaat dan Kesulitan pada Pusat
Laba
1. Manfaat Pusat Laba
Beberapa manfaat dari penerapan
pusat laba adalah:
- Kualitas Keputusan Lebih Baik: Keputusan dibuat oleh manajer yang paling dekat
dengan aktivitas operasional.
- Kecepatan Pengambilan Keputusan: Tidak perlu persetujuan dari kantor pusat.
- Manajemen Lebih Fokus:
Kantor pusat dapat berfokus pada strategi perusahaan secara keseluruhan.
- Tempat Pelatihan Manajemen: Pusat laba berfungsi sebagai sarana pelatihan bagi
calon pemimpin perusahaan.
2. Kesulitan yang Dihadapi Pusat
Laba
Namun, terdapat beberapa tantangan
dalam penerapan pusat laba:
- Pengendalian Terdesentralisasi: Manajemen puncak kehilangan kontrol langsung.
- Konflik Antar Unit:
Kompetisi antar unit dapat menghambat sinergi perusahaan.
- Tekanan Profitabilitas Jangka Pendek: Fokus pada laba jangka pendek bisa mengorbankan
strategi jangka panjang.
Contoh Kasus
Dalam perusahaan manufaktur besar,
salah satu divisi meningkatkan laba dengan menekan biaya produksi. Namun,
keputusan ini mengakibatkan penurunan kualitas produk, yang pada akhirnya
berdampak negatif pada reputasi perusahaan secara keseluruhan.
C. Unit Bisnis sebagai Pusat Laba
Hampir semua unit bisnis dapat
dijadikan pusat laba, terutama jika unit tersebut memiliki kendali atas
pengembangan produk, produksi, dan pemasaran. Namun, kewenangan manajer unit
bisnis sering kali dibatasi oleh manajemen korporat atau unit bisnis lainnya.
Batasan Wewenang
- Batasan dari Unit Lain: Jika unit bisnis saling bergantung, pengambilan
keputusan dapat menjadi rumit.
- Batasan dari Manajemen Korporat: Kebijakan strategis perusahaan sering kali membatasi
otonomi unit bisnis.
Contoh Kasus
Sebuah unit bisnis dalam perusahaan
ritel memiliki kewenangan penuh atas pemasaran produknya. Namun, keputusan
terkait produk tertentu harus disetujui oleh manajemen pusat untuk memastikan
keseragaman strategi merek.
D. Pengukuran Profitabilitas
Profitabilitas diukur dengan
membandingkan pendapatan dan biaya yang dihasilkan oleh unit bisnis. Beberapa
indikator yang digunakan adalah:
- Margin Laba Operasi:
Mengukur laba operasi dibandingkan dengan pendapatan.
- Return on Investment (ROI): Menilai efisiensi penggunaan aset oleh unit bisnis.
- Residual Income (RI):
Selisih antara laba operasi dan biaya modal yang digunakan.
Contoh Kasus
Sebuah divisi perusahaan teknologi
menghasilkan pendapatan sebesar Rp10 miliar dengan biaya operasional Rp7
miliar. Margin laba operasi divisi tersebut adalah 30%, yang menunjukkan
efisiensi dalam pengelolaan biaya.
Kesimpulan
Pusat laba merupakan salah satu
pendekatan penting dalam mengukur kinerja unit bisnis dalam suatu organisasi.
Dengan memberikan tanggung jawab atas pengendalian pendapatan dan biaya kepada
manajer unit bisnis, pusat laba memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih
cepat dan efisien. Namun, penerapan pusat laba juga memiliki tantangan, seperti
hilangnya kontrol langsung oleh manajemen pusat dan potensi konflik antar unit.
Melalui pengukuran profitabilitas
seperti margin laba operasi, ROI, dan residual income, perusahaan dapat menilai
sejauh mana unit bisnis berkontribusi terhadap laba keseluruhan. Oleh karena
itu, perusahaan perlu merancang sistem pusat laba yang seimbang agar dapat
mengoptimalkan kinerja seluruh unit bisnis.
Daftar Pustaka
- Anthony, R. N., & Govindarajan, V. (2011). Management
Control Systems. New York: McGraw-Hill.
- Horngren, C. T., Datar, S. M., & Rajan, M. V.
(2015). Cost Accounting: A Managerial Emphasis. Upper Saddle River,
NJ: Pearson.
- Mulyadi. (2014). Akuntansi Manajemen. Jakarta:
Salemba Empat.
- Supriyono, R. A. (2017). Sistem Pengendalian
Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
0 Response to "Pusat Laba"
Posting Komentar