Harga Pokok Bersama
Pendahuluan
Dalam dunia industri, sering kali
ditemukan bahwa proses produksi menghasilkan lebih dari satu produk secara
bersamaan. Produk-produk ini dikenal sebagai produk bersama dan
melibatkan pembebanan biaya produksi yang sama. Untuk memahami konsep ini
secara menyeluruh, penting untuk mempelajari bagaimana biaya bersama
dialokasikan, karakteristik produk bersama, serta perlakuan akuntansi yang
tepat.
Dalam artikel ini, kita akan
membahas mengenai produk bersama, biaya bersama dan titik pisah, metode alokasi
biaya bersama, serta perlakuan akuntansi untuk produk sampingan. Pembahasan ini
diuraikan secara terperinci beserta contoh kasus agar lebih mudah dipahami.
1. Produk Bersama
Produk bersama adalah dua atau lebih
produk yang dihasilkan dari bahan baku, tenaga kerja, dan fasilitas produksi
yang sama secara simultan. Karakteristik utama produk bersama adalah:
- Hubungan fisik antarproduk: Jika salah satu produk bersama selesai diproduksi,
maka produk lainnya juga ikut selesai dalam proses yang sama. Jika
kuantitas salah satu produk bertambah, maka produk lainnya akan bertambah
secara proporsional.
- Titik pisah (split-off point): Proses produksi memiliki titik di mana produk bersama
dapat diidentifikasi secara terpisah.
- Nilai jual yang relatif sama: Produk-produk bersama memiliki nilai jual yang tidak
jauh berbeda.
Contoh Kasus: Dalam industri pengolahan minyak bumi, dari satu proses
produksi dapat dihasilkan bensin, minyak tanah, dan minyak kerosin. Ketiga
produk ini berasal dari bahan baku yang sama dan diproses secara bersamaan
hingga titik pisah tertentu.
2. Biaya Bersama dan Titik Pisah
Biaya bersama adalah biaya produksi yang digunakan secara bersamaan untuk
menghasilkan produk bersama. Biaya ini meliputi:
- Biaya bahan baku
- Biaya tenaga kerja langsung
- Biaya overhead pabrik
Biaya bersama terjadi hingga titik
pisah, yaitu titik di mana produk bersama dapat dijual langsung atau diproses
lebih lanjut. Jika produk diproses lebih lanjut, maka biaya tambahan ini dapat
diidentifikasi langsung ke produk tersebut.
Contoh Kasus: Di sebuah pabrik pengolahan susu, produk bersama berupa
susu cair dapat dipisahkan menjadi keju, yoghurt, dan mentega pada titik pisah
tertentu. Jika susu cair diproses lebih lanjut menjadi yoghurt, maka biaya
tambahan setelah titik pisah dapat dihitung secara langsung.
3. Akuntansi Produk Bersama
Alokasi biaya bersama dilakukan
untuk menentukan harga pokok masing-masing produk bersama. Ada tiga metode yang
umum digunakan:
3.1 Metode Satuan Fisik (Physical
Output Method)
Dalam metode ini, alokasi biaya
bersama didasarkan pada kuantitas produk yang dihasilkan. Kuantitas ini harus
diukur dalam satuan yang sama seperti kilogram, liter, atau unit ekuivalen.
- Kelebihan: Mudah diterapkan jika semua produk memiliki satuan yang
sama.
- Kekurangan: Mengabaikan kemampuan produk untuk menghasilkan
pendapatan.
Contoh Kasus: Jika dari satu proses produksi dihasilkan 200 liter produk
A dan 300 liter produk B, maka biaya bersama akan dialokasikan berdasarkan
proporsi kuantitas tersebut.
3.2 Metode Nilai Pasar (Market
Value at Split-Off Method)
Metode ini mengalokasikan biaya
berdasarkan harga pasar produk pada titik pisah. Biaya dibagi proporsional
sesuai nilai jual masing-masing produk.
- Kelebihan: Memperhitungkan kemampuan produk untuk menghasilkan
pendapatan.
Contoh Kasus: Jika produk A memiliki harga jual Rp20.000 per liter dan
produk B memiliki harga jual Rp10.000 per liter, maka biaya bersama
dialokasikan sesuai dengan proporsi nilai jual.
3.3 Metode Nilai Realisasi Neto (Net
Realizable Value Method)
Metode ini digunakan jika harga
pasar pada titik pisah tidak diketahui. Biaya bersama dihitung berdasarkan
harga jual akhir dikurangi biaya tambahan setelah titik pisah.
Contoh Kasus: Produk C dijual dengan harga Rp50.000 setelah diproses
lebih lanjut dengan biaya tambahan Rp10.000. Nilai realisasi neto produk C
adalah Rp40.000.
4. Produk Sampingan
Produk sampingan adalah produk ikutan yang dihasilkan dari proses produksi
utama. Nilai jual produk sampingan relatif lebih rendah dibandingkan dengan
produk utama. Produk sampingan biasanya bukan tujuan utama produksi, namun
tetap memiliki nilai ekonomi.
Contoh Kasus: Dalam produksi gula, ampas tebu dapat menjadi produk
sampingan yang dijual sebagai bahan bakar atau pakan ternak.
5. Akuntansi Produk Sampingan
Akuntansi produk sampingan berkaitan
dengan pengakuan dan perlakuan terhadap harga pokok serta hasil penjualan
produk sampingan. Ada dua metode yang digunakan:
5.1 Pengakuan pada Saat Dijual
Produk sampingan diakui saat
berhasil dijual karena nilainya dianggap tidak material. Penjualan produk
sampingan dapat dicatat sebagai:
- Pendapatan lain-lain (other income)
- Pengurang harga pokok penjualan
5.2 Pengakuan pada Saat Selesai
Diproduksi
Jika nilai produk sampingan dianggap
material, maka produk sampingan diakui saat selesai diproduksi. Nilainya
dihitung menggunakan:
- Metode Nilai Realisasi Neto: Harga jual dikurangi biaya tambahan.
- Metode Biaya Reversal:
Harga jual dikurangi biaya tambahan dan laba kotor.
Contoh Kasus: Produk sampingan berupa limbah kayu dijual dengan harga
Rp1.000.000 setelah mengeluarkan biaya tambahan sebesar Rp200.000. Harga pokok
limbah dihitung dengan metode realisasi neto sebesar Rp800.000.
Kesimpulan
Konsep produk bersama dan biaya
bersama penting dalam industri yang menghasilkan lebih dari satu produk dalam
satu proses produksi. Pemilihan metode alokasi biaya bersama yang tepat akan
mempengaruhi akurasi perhitungan harga pokok produk. Selain itu, produk
sampingan juga memerlukan perlakuan akuntansi khusus agar nilainya dapat diakui
dengan tepat.
Dengan memahami konsep ini,
perusahaan dapat menyusun laporan keuangan yang lebih akurat dan mendukung
pengambilan keputusan yang lebih baik terkait produksi dan pemasaran produk.
Daftar Pustaka
- Hansen, D. R., & Mowen, M. M. (2006). Cost
Management: Accounting and Control. Cengage Learning.
- Mulyadi. (2010). Akuntansi Biaya. Jakarta:
Salemba Empat.
- Carter, W. K., & Usry, M. F. (2002). Akuntansi
Biaya: Perencanaan dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.
- Garrison, R. H., Noreen, E. W., & Brewer, P. C.
(2018). Managerial Accounting. New York: McGraw-Hill Education.
0 Response to "Harga Pokok Bersama"
Posting Komentar