Sarana belajar yang memadukan teori akademis dengan pendekatan praktis dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara pemahaman konseptual dan penerapannya di dunia nyata. Serta memberikan kerangka berpikir yang kuat melalui teori-teori dasar, sementara praktiknya memberikan wawasan tentang bagaimana konsep tersebut digunakan dalam konteks nyata.

Hubungan Industrial dan Negosiasi Global


Hubungan antara Manajemen dan Serikat Pekerja Internasional
Hubungan antara manajemen dan serikat pekerja internasional merupakan aspek penting dalam manajemen sumber daya manusia global. Dalam konteks global, hubungan industrial tidak hanya melibatkan interaksi antara manajemen dan serikat pekerja di satu negara, tetapi juga melibatkan koordinasi dan negosiasi di tingkat internasional. Hal ini menjadi semakin kompleks karena melibatkan berbagai hukum, budaya, dan peraturan yang berbeda di setiap negara. Memahami dinamika hubungan ini penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif di tingkat global.

Karakteristik Hubungan Industrial Internasional
  1. Perbedaan Hukum dan Regulasi: Setiap negara memiliki hukum dan regulasi yang berbeda mengenai hubungan industrial. Misalnya, di Eropa, serikat pekerja memiliki hak yang lebih kuat dibandingkan di Amerika Serikat. Di Inggris, hukum perburuhan seperti Employment Rights Act memberikan perlindungan yang berbeda dibandingkan dengan hukum yang berlaku di negaranegara Asia Tenggara. Unilever menghadapi tantangan ini ketika beroperasi di berbagai negara, harus menyesuaikan kebijakan hubungan industrial mereka dengan peraturan lokal yang berbeda.
  2. Budaya Kerja yang Berbeda: Budaya kerja juga bervariasi antara negara. Di negaranegara Skandinavia, seperti Swedia dan Norwegia, hubungan antara manajemen dan serikat pekerja cenderung lebih kolaboratif, sedangkan di negaranegara seperti India, hubungan tersebut mungkin lebih adversarial. Ericsson mengelola perbedaan budaya ini dengan membentuk strategi komunikasi yang sensitif terhadap normanorma lokal di setiap negara tempat mereka beroperasi.
Koordinasi Serikat Pekerja Internasional
  1. Organisasi Serikat Pekerja Global: Beberapa serikat pekerja internasional, seperti IndustriALL Global Union, memainkan peran penting dalam mengkoordinasikan aktivitas serikat pekerja di berbagai negara. Mereka membantu dalam perundingan global dan menyusun kebijakan yang bisa diterapkan di berbagai negara. Nestlé bekerja sama dengan serikat pekerja internasional untuk menyelaraskan kebijakan hubungan industrial mereka dengan standar global yang diusulkan oleh serikat pekerja internasional.
  2. Perundingan Kolektif Internasional: Perundingan kolektif internasional melibatkan diskusi antara manajemen dan serikat pekerja dari berbagai negara untuk menetapkan standar kerja global. Siemens terlibat dalam perundingan kolektif internasional untuk menyepakati kebijakan yang mencakup hakhak pekerja di semua lokasi internasional mereka.
Contoh Kasus:
  1. Kasus Perusahaan Multinasional: Microsoft menghadapi tantangan dalam mengelola hubungan industrial ketika memasuki pasar Eropa yang memiliki serikat pekerja yang kuat. Mereka beradaptasi dengan melakukan negosiasi langsung dengan serikat pekerja lokal untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum perburuhan yang ketat di Eropa dan menciptakan hubungan yang positif dengan serikat pekerja.
  2. Kasus Serikat Pekerja Internasional: Volkswagen menghadapi tantangan dengan serikat pekerja di pabrikpabrik mereka di berbagai negara. Dengan adanya serikat pekerja global, mereka harus menyesuaikan kebijakan mereka untuk mencerminkan perbedaan hukum dan budaya di berbagai lokasi pabrik mereka, seperti yang terjadi ketika mereka harus menyesuaikan perjanjian kerja di Jerman dan Amerika Serikat.
Contoh
IBM adalah contoh perusahaan yang efektif dalam mengelola hubungan industrial internasional. Mereka berpartisipasi dalam dialog sosial global dengan serikat pekerja internasional, memastikan bahwa kebijakan mereka memenuhi standar internasional sambil menghormati peraturan lokal. IBM memfasilitasi diskusi yang terstruktur dan kooperatif dengan serikat pekerja di seluruh dunia untuk menjaga hubungan yang harmonis dan produktif.

Teknik Negosiasi dan Penyelesaian Konflik Global
Teknik negosiasi dan penyelesaian konflik global adalah keterampilan yang sangat penting dalam manajemen sumber daya manusia internasional. Proses negosiasi di tingkat global sering kali lebih kompleks karena melibatkan berbagai budaya, bahasa, dan peraturan hukum yang berbeda. Penyelesaian konflik yang efektif memerlukan pemahaman mendalam tentang perbedaan budaya dan kemampuan untuk mengelola perbedaan dengan cara yang produktif dan adil.

Teknik Negosiasi Global
  1. Negosiasi Multikultural: Negosiasi di tingkat global memerlukan pemahaman tentang budaya yang berbeda dan cara bernegosiasi yang khas di masingmasing negara. Misalnya, di negaranegara Asia, pendekatan negosiasi cenderung lebih tidak langsung dan berbasis konsensus dibandingkan dengan pendekatan yang lebih langsung di negaranegara Barat. Google melatih manajer mereka dalam teknik negosiasi multikultural untuk memastikan bahwa mereka dapat beradaptasi dengan berbagai pendekatan negosiasi saat berinteraksi dengan mitra internasional.
  2. Strategi Win Win: Mengadopsi strategi winwin dalam negosiasi global membantu menciptakan solusi yang menguntungkan bagi semua pihak. Apple menggunakan strategi winwin dalam negosiasi dengan pemasok internasional untuk memastikan kerjasama jangka panjang yang bermanfaat bagi kedua belah pihak.
Penyelesaian Konflik Global
  1. Pendekatan Mediasi dan Arbitrase Internasional: Mediasi dan arbitrase internasional adalah teknik penting dalam penyelesaian konflik global. Organisasi seperti International Chamber of Commerce (ICC) menawarkan layanan mediasi dan arbitrase untuk menyelesaikan sengketa antar perusahaan internasional. IBM sering menggunakan mediasi internasional untuk menyelesaikan konflik dengan mitra global mereka secara efektif.
  2. Program Penyelesaian Konflik Internal: Perusahaan multinasional harus memiliki program penyelesaian konflik yang efektif untuk menangani perselisihan internal. Siemens memiliki program penyelesaian konflik yang mencakup pelatihan bagi karyawan dan manajer tentang cara menangani konflik di lingkungan kerja global dengan pendekatan yang adil dan terstruktur.
Contoh Kasus:
  1. Kasus Mediasi Internasional: Shell terlibat dalam sengketa dengan mitra bisnis internasional yang memerlukan mediasi oleh pihak ketiga. Dengan menggunakan layanan mediasi dari ICC, Shell dapat menyelesaikan sengketa dengan cara yang cepat dan adil, meminimalkan dampak terhadap hubungan bisnis mereka.
  2. Kasus Arbitrase Internasional: Pfizer menghadapi sengketa kontrak dengan distributor di luar negeri yang diselesaikan melalui arbitrase internasional. Proses arbitrase membantu menyelesaikan sengketa secara efektif tanpa perlu menghadapi litigasi yang mahal dan memakan waktu.
Contoh
Microsoft adalah contoh perusahaan yang berhasil dalam penerapan teknik negosiasi dan penyelesaian konflik global. Microsoft memiliki program pelatihan untuk karyawan dan manajer yang meliputi teknik negosiasi multikultural dan penyelesaian konflik, memungkinkan mereka untuk menangani perbedaan dengan mitra dan karyawan internasional secara efektif.


Daftar Pustaka
  1. Fisher, R., Ury, W., & Patton, B. (2011). Getting to Yes: Negotiating Agreement Without Giving In. Penguin Books.
  2. Lewicki, R. J., Saunders, D. M., & Barry, B. (2015). Negotiation. McGrawHill Education.
  3. Meyer, E. (2014). The Culture Map: Breaking Through the Invisible Boundaries of Global Business. PublicAffairs.
  4. Susskind, L., & Cruikshank, J. (2006). Breaking the Impasse: Consensual Approaches to Resolving Public Disputes. Basic Books.
  5. Williamson, O. E. (2008). Outsourcing: Theoretical Perspectives and Practical Applications. Routledge.




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hubungan Industrial dan Negosiasi Global"

Posting Komentar