Aspek Teknis/Operasi dalam Studi Kelayakan Bisnis
Pengertian Aspek Teknis/Operasi
Aspek teknis/operasi dalam studi kelayakan bisnis mencakup evaluasi terhadap semua elemen yang terkait dengan bagaimana bisnis akan memproduksi dan menyediakan produk atau layanan. Ini melibatkan analisis tentang proses produksi, kebutuhan teknologi, fasilitas, dan manajemen operasional. Fokus utama dari aspek teknis/operasi adalah memastikan bahwa bisnis memiliki kemampuan dan sumber daya yang diperlukan untuk beroperasi secara efisien, memenuhi standar kualitas, dan menghasilkan produk atau layanan yang dapat diterima oleh pasar.
Aspek teknis/operasi merujuk pada semua faktor yang mempengaruhi bagaimana produk atau layanan akan diproduksi dan disampaikan kepada konsumen. Ini termasuk teknologi yang digunakan, proses produksi, fasilitas, sumber daya manusia, dan sistem operasional. Evaluasi aspek ini penting untuk menentukan apakah bisnis dapat memproduksi produk atau layanan dengan cara yang efisien dan efektif, serta untuk memastikan bahwa operasional bisnis dapat berjalan dengan lancar dan memenuhi tujuan strategis.
Analisis Proses Produksi
Analisis proses produksi adalah penilaian mendalam terhadap langkahlangkah yang diperlukan untuk mengubah bahan baku menjadi produk akhir. Ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana produk akan diproduksi, teknologi yang diperlukan, dan alur kerja yang efisien.
Komponen Utama:
- Desain Proses: Rencana rinci tentang bagaimana produk akan diproduksi, termasuk urutan kegiatan dan peralatan yang digunakan.
- Teknologi: Teknologi dan peralatan yang diperlukan untuk produksi, serta inovasi atau perbaikan yang mungkin diperlukan.
- Sumber Daya: Bahan baku, tenaga kerja, dan energi yang dibutuhkan untuk proses produksi.
Contoh:
Jika sebuah perusahaan memproduksi elektronik konsumen, mereka harus menganalisis proses produksi mulai dari perakitan komponen elektronik, pengujian kualitas, hingga pengemasan dan distribusi produk akhir. Mereka juga harus mempertimbangkan teknologi otomatisasi yang dapat meningkatkan efisiensi produksi.
Kebutuhan Teknologi
Kebutuhan teknologi mencakup perangkat keras, perangkat lunak, dan sistem informasi yang diperlukan untuk mendukung operasional bisnis. Ini melibatkan penilaian tentang teknologi yang ada saat ini dan teknologi baru yang mungkin diperlukan untuk meningkatkan efisiensi atau kualitas produk.
Komponen Utama:
- Perangkat Keras: Mesin, peralatan, dan infrastruktur fisik yang dibutuhkan.
- Perangkat Lunak: Sistem manajemen produksi, perangkat lunak perencanaan sumber daya perusahaan (ERP), dan alat analisis data.
- Sistem Informasi: Sistem yang digunakan untuk mengelola informasi, komunikasi, dan koordinasi dalam operasional bisnis.
Contoh:
Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur mungkin memerlukan sistem ERP untuk mengelola inventaris, pengadaan bahan baku, dan jadwal produksi. Mereka juga mungkin memerlukan perangkat lunak desain produk untuk merancang dan mengembangkan prototipe.
Fasilitas dan Lokasi
Fasilitas dan lokasi mencakup evaluasi terhadap tempat di mana operasi bisnis akan dilakukan, termasuk pabrik, gudang, dan kantor. Ini melibatkan analisis tentang ukuran, kapasitas, dan kondisi fasilitas serta lokasi yang strategis untuk mendukung operasional bisnis.
Komponen Utama:
- Ukuran dan Kapasitas: Fasilitas yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan produksi dan penyimpanan.
- Lokasi: Aksesibilitas ke pasar, pemasok, dan sumber daya, serta faktorfaktor logistik.
- Kondisi Fasilitas: Kualitas dan keamanan fasilitas, termasuk kepatuhan terhadap peraturan dan standar.
Contoh:
Sebuah perusahaan pakaian mungkin memilih lokasi pabrik yang dekat dengan pusat distribusi utama dan pemasok bahan baku untuk mengurangi biaya pengiriman dan waktu produksi. Mereka juga perlu memastikan fasilitas tersebut memenuhi standar keselamatan dan kualitas.
Manajemen Operasional
Manajemen operasional adalah proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian aktivitas produksi dan layanan. Ini melibatkan pengelolaan tenaga kerja, peralatan, dan proses untuk memastikan operasi berjalan dengan efisien dan efektif.
Komponen Utama:
- Perencanaan Operasional: Pengaturan jadwal produksi, pengelolaan rantai pasokan, dan alokasi sumber daya.
- Pengendalian Kualitas: Sistem dan prosedur untuk memastikan produk memenuhi standar kualitas.
- Manajemen Tenaga Kerja: Perekrutan, pelatihan, dan pengelolaan tenaga kerja yang terampil dan kompeten.
Contoh:
Perusahaan yang memproduksi makanan siap saji harus memiliki sistem pengendalian kualitas yang ketat untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar keamanan pangan. Mereka juga harus mengelola jadwal produksi untuk memastikan bahwa produk tersedia di pasar tepat waktu.
Analisis Kebutuhan Sumber Daya
Analisis kebutuhan sumber daya mencakup penilaian terhadap semua sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan bisnis, termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan energi. Ini membantu dalam merencanakan pengadaan dan penggunaan sumber daya secara efisien.
Komponen Utama:
- Bahan Baku: Jenis dan jumlah bahan baku yang diperlukan untuk produksi.
- Tenaga Kerja: Jumlah dan keterampilan tenaga kerja yang dibutuhkan.
- Energi: Kebutuhan energi untuk proses produksi dan operasional.
Contoh:
Jika perusahaan memproduksi kosmetik, mereka perlu mengidentifikasi dan mengelola sumber bahan baku seperti bahan kimia dan kemasan, serta memastikan ketersediaan tenaga kerja terampil untuk formulasi dan pengemasan produk.
Evaluasi dan Pengendalian Risiko Operasional
Evaluasi dan pengendalian risiko operasional adalah proses identifikasi dan mitigasi risiko yang dapat mempengaruhi operasi bisnis. Ini melibatkan analisis potensi masalah yang dapat mempengaruhi produksi dan layanan, serta pengembangan strategi untuk mengurangi risiko tersebut.
Komponen Utama:
- Identifikasi Risiko: Mengenali potensi risiko seperti kegagalan peralatan, gangguan rantai pasokan, atau masalah tenaga kerja.
- Evaluasi Risiko: Menilai dampak dan kemungkinan risiko terhadap operasional.
- Pengendalian Risiko: Menerapkan langkahlangkah untuk mengurangi atau mengelola risiko, seperti pemeliharaan preventif atau rencana kontinjensi.
Contoh:
Perusahaan yang memproduksi barang elektronik mungkin menghadapi risiko dari kegagalan peralatan atau keterlambatan pengiriman komponen. Mereka dapat menerapkan pemeliharaan preventif untuk peralatan dan memiliki rencana kontinjensi untuk mengatasi gangguan pasokan.
Kesimpulan
Aspek teknis/operasi dalam studi kelayakan bisnis mencakup analisis mendalam tentang proses produksi, kebutuhan teknologi, fasilitas, manajemen operasional, dan risiko. Evaluasi ini penting untuk memastikan bahwa bisnis dapat menjalankan operasional secara efisien, memenuhi standar kualitas, dan mengelola sumber daya dengan baik. Dengan pemahaman yang mendalam tentang aspek teknis/operasi, bisnis dapat merencanakan dan melaksanakan strategi yang mendukung keberhasilan dan pertumbuhan jangka panjang.
Daftar Pustaka
- Heizer, J., & Render, B. (2017). Operations Management. Pearson Education.
- Stevenson, W. J. (2018). Operations Management. McGrawHill Education.
- Slack, N., BrandonJones, A., & Burgess, N. (2020). Operations Management. Pearson Education.
- Hill, A., & Hill, T. (2018). Operations Management. Palgrave Macmillan.
- Krajewski, L. J., Ritzman, L. P., & Malhotra, M. K. (2016). Operations Management: Processes and Supply Chains. Pearson Education.
0 Response to "Aspek Teknis/Operasi dalam Studi Kelayakan Bisnis"
Posting Komentar