Soal Latihan Implementasi Strategik
Topik
1: Pihak yang Mengimplementasikan Strategi, dan Cara Mengimplementasikan
Strategi
1.
Siapa saja pihak yang terlibat dalam implementasi strategi di organisasi?
Jawaban: Pihak yang terlibat dalam implementasi strategi mencakup:
- Manajemen Puncak:
Bertanggung jawab untuk merumuskan dan memimpin strategi organisasi.
- Manajer Menengah:
Mengarahkan implementasi strategi di tingkat departemen atau unit.
- Karyawan:
Melaksanakan tugas yang mendukung pencapaian tujuan strategis.
- Pemangku Kepentingan Eksternal: Seperti pemasok, mitra bisnis, dan pelanggan yang
mempengaruhi keberhasilan implementasi.
Contoh: Di perusahaan teknologi, manajemen puncak merumuskan
strategi untuk meluncurkan produk baru, manajer menengah bertanggung jawab
untuk memimpin tim pemasaran dan pengembangan produk, sementara karyawan
mengimplementasikan rencana tersebut.
2.
Bagaimana cara organisasi mengimplementasikan strategi secara efektif?
Jawaban: Cara mengimplementasikan strategi secara efektif meliputi:
- Komunikasi yang jelas:
Menyampaikan visi dan tujuan strategis kepada seluruh anggota organisasi.
- Alokasi sumber daya:
Menyediakan sumber daya yang diperlukan, seperti anggaran, tenaga kerja,
dan teknologi.
- Struktur organisasi yang mendukung: Menyesuaikan struktur organisasi untuk mendukung
strategi yang diterapkan.
- Pemantauan dan evaluasi: Memantau kemajuan implementasi dan melakukan evaluasi
berkala untuk memastikan bahwa tujuan tercapai.
Contoh: Untuk implementasi strategi ekspansi pasar, perusahaan
harus memastikan bahwa tim pemasaran mendapatkan anggaran yang cukup, serta
mengubah struktur organisasi untuk memperkenalkan divisi internasional yang
baru.
3.
Apa yang dimaksud dengan "alignment" dalam implementasi strategi?
Jawaban: "Alignment" berarti menyelaraskan seluruh bagian
organisasi untuk mendukung pencapaian tujuan strategis. Semua fungsi dan
individu dalam organisasi harus bekerja menuju tujuan yang sama dan memastikan
bahwa sumber daya digunakan dengan efisien. Contoh: Jika strategi
perusahaan adalah untuk meningkatkan kualitas layanan pelanggan, maka seluruh
fungsi seperti SDM, pemasaran, dan operasional harus saling mendukung untuk
meningkatkan pengalaman pelanggan.
4.
Mengapa penting untuk memiliki kepemimpinan yang kuat dalam implementasi
strategi?
Jawaban: Kepemimpinan yang kuat penting karena mereka memotivasi
karyawan, memastikan komunikasi yang efektif, dan mengatasi hambatan yang
muncul selama implementasi strategi. Pemimpin juga bertanggung jawab untuk
menjaga konsistensi dan fokus terhadap tujuan strategis. Contoh: CEO
yang tegas dalam menetapkan arah dan memberikan dukungan kepada manajer
menengah dalam menghadapi tantangan implementasi strategi.
Topik
2: Pengukuran Prestasi Kerja Organisasi, Divisi, maupun Unit Fungsional
5.
Apa saja metrik yang digunakan untuk mengukur prestasi kerja organisasi?
Jawaban: Metrik yang digunakan untuk mengukur prestasi kerja
organisasi meliputi:
- Keuangan:
Laba bersih, ROI, dan margin keuntungan.
- Operasional:
Efisiensi produksi, waktu siklus, dan kualitas produk.
- Kepuasan pelanggan:
Survei kepuasan, net promoter score (NPS).
- Kinerja karyawan:
Produktivitas, retensi, dan tingkat absensi.
Contoh: Perusahaan manufaktur mengukur prestasi operasional melalui
efisiensi produksi dan kualitas produk, serta mengukur kepuasan pelanggan untuk
menilai apakah strategi yang diterapkan berhasil.
6.
Bagaimana cara mengukur prestasi kerja unit fungsional dalam organisasi?
Jawaban: Prestasi unit fungsional dapat diukur dengan menggunakan
Key Performance Indicators (KPIs) yang relevan dengan tujuan departemen. Contoh
unit fungsional yang dapat diukur antara lain:
- Divisi Pemasaran:
Metrik seperti pangsa pasar, ROI iklan, dan tingkat konversi pelanggan.
- Divisi Sumber Daya Manusia: Tingkat turnover, kepuasan karyawan, dan
produktivitas karyawan.
Contoh: Divisi pemasaran mungkin diukur berdasarkan jumlah leads
yang dihasilkan dan biaya per akuisisi pelanggan, sementara divisi SDM bisa diukur
berdasarkan tingkat retensi karyawan dan kepuasan dalam survei tahunan.
7.
Apa peran feedback dalam pengukuran prestasi organisasi?
Jawaban: Feedback berperan penting dalam memberikan wawasan tentang
apakah strategi yang diterapkan berhasil. Feedback dari karyawan, pelanggan,
dan mitra eksternal dapat membantu organisasi mengetahui kekuatan dan kelemahan
dalam implementasi strategi. Contoh: Jika perusahaan menerima feedback
negatif mengenai layanan pelanggan, maka perusahaan dapat segera mengambil
langkah untuk memperbaiki strategi pelayanannya.
8.
Bagaimana cara organisasi mengatasi masalah ketika prestasi tidak sesuai
harapan?
Jawaban: Organisasi perlu melakukan analisis penyebab kegagalan dan
mengambil langkah korektif, seperti:
- Meninjau kembali strategi: Apakah strategi yang diterapkan sudah tepat?
- Melakukan pelatihan tambahan: Jika masalah terletak pada keterampilan karyawan.
- Mengalokasikan kembali sumber daya: Jika sumber daya tidak digunakan secara efisien.
Contoh: Jika perusahaan tidak mencapai target penjualan, manajer
dapat mengevaluasi ulang kampanye pemasaran dan memberikan pelatihan kepada tim
penjualan untuk meningkatkan keterampilan mereka.
Topik
3: Sistem Informasi Strategik
9.
Apa yang dimaksud dengan sistem informasi strategik (SIS)?
Jawaban: Sistem Informasi Strategik (SIS) adalah sistem yang
mendukung pengambilan keputusan strategis di tingkat manajemen puncak dengan
menyediakan data yang relevan dan analisis untuk merumuskan dan
mengimplementasikan strategi. Contoh: Perusahaan dapat menggunakan SIS
untuk menganalisis data pasar, tren konsumen, dan kinerja pesaing guna
mendukung keputusan strategis seperti peluncuran produk baru.
10.
Bagaimana sistem informasi strategik dapat membantu dalam pengambilan keputusan
bisnis?
Jawaban: SIS menyediakan informasi yang tepat waktu, akurat, dan
relevan yang memungkinkan pengambilan keputusan lebih cepat dan berdasarkan
data. Hal ini sangat penting untuk mengidentifikasi peluang pasar, mengelola
risiko, dan menyesuaikan strategi organisasi. Contoh: Perusahaan dapat
menggunakan SIS untuk melacak performa produk di pasar dan membuat keputusan
tentang apakah akan memperkenalkan variasi produk baru atau tidak.
11.
Apa hubungan antara sistem informasi strategik dan pengukuran kinerja?
Jawaban: SIS dapat mengumpulkan data kinerja dari berbagai sumber
dan menganalisisnya untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang kemajuan
implementasi strategi. Ini memungkinkan manajer untuk menilai efektivitas
strategi secara real-time. Contoh: Dengan menggunakan SIS, perusahaan
dapat mengukur efisiensi operasional, kinerja penjualan, dan tingkat kepuasan
pelanggan secara bersamaan.
12.
Mengapa perusahaan perlu terus mengupdate sistem informasi strategik yang
mereka gunakan?
Jawaban: Karena lingkungan bisnis dan teknologi selalu berubah,
sistem informasi strategik perlu diupdate agar tetap relevan dan dapat
mengakomodasi data terbaru. Pembaruan ini penting untuk menangani perubahan
dalam permintaan pasar, kondisi ekonomi, atau teknologi baru. Contoh:
Perusahaan e-commerce harus terus memperbarui sistem informasi mereka untuk
mengelola perubahan tren belanja konsumen dan preferensi pengguna.
13.
Apa saja komponen utama dalam sistem informasi strategik?
Jawaban: Komponen utama dalam SIS meliputi:
- Basis data:
Tempat penyimpanan data penting untuk analisis.
- Perangkat lunak:
Alat untuk menganalisis dan memvisualisasikan data.
- Proses analisis:
Proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna.
- User interface:
Antarmuka yang memungkinkan manajer untuk mengakses informasi.
Contoh: Dalam perusahaan logistik, sistem informasi strategik dapat
mengintegrasikan data pengiriman, keuangan, dan pelanggan untuk memberikan
wawasan kepada manajer tentang efisiensi dan area yang perlu diperbaiki.
Topik
4: Masalah-Masalah yang Dihadapi dalam Pengukuran Prestasi
14.
Apa saja tantangan utama dalam mengukur prestasi organisasi?
Jawaban: Tantangan utama meliputi:
- Pengukuran yang tidak tepat: Sulit untuk mengukur beberapa faktor kualitatif
seperti inovasi atau budaya perusahaan.
- Keterbatasan data:
Data yang tidak lengkap atau tidak akurat dapat mempengaruhi keputusan.
- Subyektivitas:
Pengukuran yang bergantung pada persepsi atau opini individu dapat
mengarah pada bias.
Contoh: Perusahaan teknologi mungkin kesulitan mengukur tingkat
inovasi produk karena sebagian besar aspek inovasi bersifat subjektif dan tidak
mudah diukur dengan angka.
15.
Bagaimana perusahaan mengatasi masalah pengumpulan data dalam pengukuran
prestasi?
Jawaban: Perusahaan dapat mengatasi masalah ini dengan:
- Meningkatkan kualitas data: Menggunakan sistem yang lebih baik untuk mengumpulkan
dan mengolah data.
- Melakukan pelatihan kepada staf: Agar staf dapat mengumpulkan data dengan benar dan
akurat.
- Menggunakan data eksternal: Mengambil data dari sumber eksternal untuk memberikan
gambaran lebih lengkap.
Contoh: Perusahaan ritel menggunakan data dari survei pelanggan
serta data transaksi untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang kepuasan dan
perilaku konsumen.
16.
Mengapa pengukuran kinerja karyawan sering menjadi masalah dalam implementasi
strategi?
Jawaban: Karena pengukuran kinerja karyawan sering bersifat
subyektif dan dapat dipengaruhi oleh bias individu. Selain itu, kadang-kadang
sulit untuk mengukur kontribusi individu dalam tim yang besar. Contoh:
Manajer mungkin kesulitan untuk mengukur dampak langsung dari kontribusi
seorang karyawan dalam tim proyek besar.
17.
Apa yang dimaksud dengan "kesenjangan kinerja" dan bagaimana cara
mengatasinya?
Jawaban: Kesenjangan kinerja adalah perbedaan antara kinerja yang
diharapkan dan kinerja aktual. Cara mengatasinya adalah dengan menganalisis
penyebab kesenjangan dan kemudian melakukan perbaikan, seperti memberikan
pelatihan atau memperbarui strategi yang digunakan. Contoh: Jika target
penjualan tidak tercapai, perusahaan dapat melakukan analisis untuk melihat
apakah masalahnya ada pada tim penjualan atau pada strategi pemasaran yang
diterapkan.
18.
Bagaimana pengaruh lingkungan eksternal terhadap pengukuran prestasi
organisasi?
Jawaban: Lingkungan eksternal, seperti kondisi ekonomi atau
perubahan kebijakan pemerintah, dapat mempengaruhi hasil kinerja organisasi.
Oleh karena itu, organisasi harus memperhitungkan faktor-faktor eksternal saat
mengukur prestasi. Contoh: Jika ekonomi sedang mengalami resesi, target
penjualan mungkin tidak tercapai, meskipun organisasi telah mengimplementasikan
strategi yang baik.
Topik 4: Masalah-Masalah yang Dihadapi dalam Pengukuran Prestasi
(Lanjutan)
19. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap pengukuran prestasi?
Jawaban: Budaya organisasi dapat mempengaruhi cara
pengukuran prestasi dilakukan, baik dalam menentukan indikator keberhasilan
maupun dalam menerima hasil pengukuran. Dalam budaya yang terbuka, pengukuran
prestasi cenderung dilakukan dengan transparansi, sementara dalam budaya yang
tertutup, pengukuran bisa dipenuhi bias atau manipulasi.
Contoh: Di perusahaan dengan budaya transparansi tinggi,
hasil survei kepuasan karyawan akan diterima apa adanya, bahkan jika hasilnya
menunjukkan perlunya perbaikan manajemen.
20. Apa hubungan antara target yang tidak realistis dan masalah dalam
pengukuran prestasi?
Jawaban: Target yang tidak realistis dapat membuat
pengukuran prestasi tidak relevan karena hasil yang diukur tidak mungkin
dicapai. Hal ini dapat menurunkan motivasi karyawan dan menghambat upaya untuk
memperbaiki kinerja.
Contoh: Jika sebuah divisi pemasaran diberi target
meningkatkan penjualan sebesar 200% dalam waktu satu bulan tanpa dukungan
tambahan, target tersebut tidak realistis dan dapat membuat hasil pengukuran tidak
berarti.
21. Mengapa kurangnya pelatihan dapat menjadi hambatan dalam pengukuran
prestasi?
Jawaban: Kurangnya pelatihan dapat menghambat karyawan
dalam memahami cara kerja sistem pengukuran atau cara mengumpulkan data yang
relevan, sehingga hasil pengukuran bisa tidak akurat atau tidak sesuai.
Contoh: Karyawan yang tidak dilatih dalam penggunaan sistem
manajemen kinerja mungkin salah memasukkan data atau gagal mengidentifikasi
metrik yang tepat untuk diukur.
22. Bagaimana cara memastikan bahwa indikator kinerja utama (Key
Performance Indicators/KPIs) sesuai dengan tujuan strategi?
Jawaban: KPIs harus dirancang untuk mencerminkan tujuan
strategis organisasi dan diturunkan dari visi serta misi perusahaan. Selain
itu, KPIs harus SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound).
Contoh: Jika tujuan strategis perusahaan adalah meningkatkan
loyalitas pelanggan, KPI yang relevan mungkin berupa tingkat retensi pelanggan
atau skor kepuasan pelanggan.
23. Bagaimana masalah koordinasi antar divisi dapat memengaruhi pengukuran
prestasi organisasi?
Jawaban: Kurangnya koordinasi antar divisi dapat
menyebabkan data yang tidak konsisten atau tumpang tindih, yang akhirnya
memengaruhi akurasi pengukuran kinerja organisasi secara keseluruhan.
Contoh: Jika divisi pemasaran dan divisi penjualan tidak
berkoordinasi dengan baik, data mengenai konversi pelanggan mungkin tidak
sesuai, mengakibatkan analisis yang salah dalam pengukuran kinerja.
Topik 2: Pengukuran Prestasi Kerja Organisasi, Divisi, maupun Unit
Fungsional (Lanjutan)
24. Apa manfaat menggunakan benchmarking dalam pengukuran prestasi organisasi?
Jawaban: Benchmarking memberikan pembanding antara kinerja
organisasi dengan standar industri atau pesaing. Ini membantu organisasi
mengidentifikasi area yang membutuhkan peningkatan.
Contoh: Sebuah perusahaan ritel dapat membandingkan tingkat
konversi pelanggan mereka dengan pesaing utama untuk mengetahui apakah strategi
pemasaran mereka efektif.
25. Bagaimana pengukuran prestasi dapat membantu dalam pengambilan
keputusan strategis?
Jawaban: Pengukuran prestasi memberikan data faktual yang
dapat digunakan untuk menilai efektivitas strategi, mengidentifikasi area yang
perlu diperbaiki, dan membuat keputusan strategis yang lebih baik.
Contoh: Jika data menunjukkan bahwa lini produk tertentu
mengalami penurunan penjualan, manajemen dapat memutuskan untuk menghentikan
produk tersebut atau menginvestasikan kembali sumber daya ke lini yang lebih
menguntungkan.
26. Apa yang dimaksud dengan Balanced Scorecard (BSC) dalam konteks
pengukuran prestasi?
Jawaban: Balanced Scorecard adalah alat manajemen strategis
yang mengukur kinerja organisasi dari empat perspektif utama: keuangan,
pelanggan, proses internal, dan pembelajaran & pertumbuhan.
Contoh: Dalam perspektif keuangan, perusahaan dapat
mengukur ROI; dalam perspektif pelanggan, dapat mengukur tingkat kepuasan
pelanggan.
27. Bagaimana mengukur efektivitas strategi berdasarkan feedback pelanggan?
Jawaban: Strategi dapat dianggap efektif jika feedback
pelanggan menunjukkan peningkatan dalam kepuasan, loyalitas, atau pengalaman
secara keseluruhan. Data ini bisa diperoleh melalui survei, ulasan online, atau
wawancara langsung.
Contoh: Jika survei pelanggan menunjukkan bahwa 90%
pelanggan merasa puas dengan produk baru yang diluncurkan, ini menunjukkan
bahwa strategi peluncuran berhasil.
28. Apa peran teknologi dalam meningkatkan akurasi pengukuran prestasi?
Jawaban: Teknologi membantu mengumpulkan, menganalisis, dan
memvisualisasikan data dengan lebih cepat dan akurat, sehingga meningkatkan
keandalan pengukuran kinerja.
Contoh: Perusahaan dapat menggunakan perangkat lunak
analitik untuk memantau KPI secara real-time dan mengidentifikasi tren kinerja.
Topik 3: Sistem Informasi Strategik (Lanjutan)
29. Apa peran data analytics dalam sistem informasi strategik?
Jawaban: Data analytics memungkinkan organisasi untuk menganalisis
data besar (big data) guna mengidentifikasi pola, tren, dan wawasan strategis
yang dapat digunakan untuk mendukung keputusan.
Contoh: Perusahaan e-commerce menggunakan data analytics
untuk memahami perilaku pelanggan dan mempersonalisasi penawaran produk.
30. Bagaimana cara perusahaan memitigasi risiko keamanan data dalam sistem
informasi strategik?
Jawaban: Perusahaan dapat memitigasi risiko keamanan data
dengan menerapkan enkripsi, membatasi akses berdasarkan peran, melakukan audit
berkala, dan melatih karyawan tentang pentingnya keamanan data.
Contoh: Sebuah perusahaan fintech mengimplementasikan
enkripsi end-to-end untuk melindungi data transaksi pelanggan.
31. Mengapa visualisasi data penting dalam sistem informasi strategik?
Jawaban: Visualisasi data membantu manajer untuk memahami
informasi dengan lebih cepat dan membuat keputusan berdasarkan data secara
lebih efisien.
Contoh: Dashboard yang menampilkan grafik tentang penjualan
bulanan membantu manajer dengan cepat mengidentifikasi tren pertumbuhan.
32. Bagaimana integrasi sistem informasi strategik dengan ERP (Enterprise
Resource Planning) dapat meningkatkan efektivitas organisasi?
Jawaban: Integrasi ini memungkinkan data dari berbagai
fungsi, seperti keuangan, operasional, dan sumber daya manusia, untuk diakses
secara terpadu, sehingga meningkatkan efisiensi dan koordinasi.
Contoh: Perusahaan manufaktur dapat memanfaatkan ERP untuk
memantau kinerja produksi dan distribusi dalam satu sistem.
Topik
4: Masalah-Masalah yang Dihadapi dalam Pengukuran Prestasi (Lanjutan)
33.
Apa dampak jika pengukuran prestasi tidak dilakukan secara konsisten?
Jawaban: Jika pengukuran prestasi tidak dilakukan secara konsisten,
organisasi dapat kehilangan kejelasan tentang kemajuan strategi, membuat
keputusan berdasarkan data yang salah, dan gagal mencapai tujuan strategis.
Contoh: Jika kinerja pemasaran hanya diukur setiap enam bulan,
perusahaan mungkin tidak menyadari adanya tren penurunan konversi pelanggan
hingga terlambat.
34.
Bagaimana cara memastikan bahwa pengukuran prestasi tidak bias?
Jawaban: Pengukuran prestasi dapat dipastikan tidak bias dengan:
- Menggunakan indikator kuantitatif yang objektif.
- Mengumpulkan data dari berbagai sumber.
- Melibatkan pihak independen untuk menilai hasil.
Contoh: Perusahaan dapat menggunakan sistem survei anonim untuk
mengevaluasi kinerja manajer, sehingga feedback lebih jujur dan bebas dari
bias.
35.
Apa peran audit kinerja dalam mengatasi masalah pengukuran prestasi?
Jawaban: Audit kinerja bertujuan untuk memeriksa akurasi,
konsistensi, dan relevansi dari data yang digunakan dalam pengukuran prestasi.
Audit ini membantu mengidentifikasi kesalahan atau kelemahan dalam proses
pengukuran.
Contoh: Perusahaan manufaktur dapat melakukan audit kinerja untuk
memastikan bahwa laporan efisiensi produksi sesuai dengan kondisi lapangan.
36.
Apa saja masalah umum yang dihadapi dalam mengukur kinerja SDM?
Jawaban: Masalah umum meliputi:
- Sulitnya mengukur kontribusi individu dalam tim.
- Ketergantungan pada penilaian subyektif.
- Tidak adanya indikator yang jelas untuk aspek-aspek
seperti inovasi atau kepemimpinan.
Contoh: Dalam proyek tim, sulit menentukan sejauh mana kontribusi
masing-masing anggota terhadap keberhasilan proyek.
Topik
1: Pihak yang Mengimplementasikan Strategi, dan Cara Mengimplementasikan
Strategi (Lanjutan)
37.
Mengapa penting untuk melibatkan karyawan dalam implementasi strategi?
Jawaban: Keterlibatan karyawan meningkatkan rasa memiliki terhadap
strategi, memotivasi mereka untuk bekerja lebih keras, dan memastikan bahwa
tujuan strategis dipahami di seluruh organisasi.
Contoh: Perusahaan yang mengadakan lokakarya strategi untuk semua
level karyawan dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang peran dalam
mendukung tujuan organisasi.
38.
Bagaimana cara memastikan komunikasi yang efektif selama implementasi strategi?
Jawaban: Komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan:
- Menyampaikan informasi secara jelas dan teratur.
- Menggunakan berbagai saluran komunikasi, seperti email,
rapat, dan intranet.
- Memastikan umpan balik dari karyawan didengar dan
ditindaklanjuti.
Contoh: Perusahaan dapat mengadakan rapat mingguan untuk
memperbarui status implementasi strategi dan mendengarkan masukan dari tim.
39.
Apa peran manajer menengah dalam implementasi strategi?
Jawaban: Manajer menengah bertanggung jawab untuk menjembatani
strategi dari manajemen puncak ke tim operasional, memastikan bahwa setiap
divisi memahami peran mereka, dan memantau pelaksanaan di tingkat unit.
Contoh: Dalam peluncuran produk baru, manajer menengah di
departemen pemasaran bertugas memimpin tim untuk mengimplementasikan kampanye
promosi sesuai strategi yang dirumuskan.
40.
Mengapa fleksibilitas diperlukan selama implementasi strategi?
Jawaban: Fleksibilitas diperlukan untuk menyesuaikan strategi dengan
perubahan kondisi eksternal atau internal yang tidak terduga, seperti perubahan
pasar, teknologi, atau regulasi.
Contoh: Perusahaan ritel yang menghadapi gangguan rantai pasokan
harus menyesuaikan strategi logistik mereka untuk tetap memenuhi permintaan
pelanggan.
Topik
2: Pengukuran Prestasi Kerja Organisasi, Divisi, maupun Unit Fungsional
(Lanjutan)
41.
Bagaimana memastikan pengukuran prestasi organisasi relevan dengan strategi
jangka panjang?
Jawaban: Pengukuran prestasi harus disesuaikan dengan visi dan misi
organisasi serta fokus pada indikator yang mendukung tujuan strategis jangka
panjang, seperti pertumbuhan pasar atau inovasi.
Contoh: Perusahaan teknologi yang berfokus pada inovasi akan
mengukur jumlah paten yang diajukan dan tingkat adopsi teknologi baru.
42.
Apa manfaat dari pengukuran kinerja berbasis waktu?
Jawaban: Pengukuran kinerja berbasis waktu memungkinkan organisasi
untuk memantau kemajuan strategi secara berkala, sehingga masalah dapat
diidentifikasi dan diperbaiki lebih awal.
Contoh: Perusahaan memantau penjualan setiap bulan untuk
mengevaluasi efektivitas kampanye promosi musiman.
43.
Mengapa transparansi penting dalam pengukuran prestasi?
Jawaban: Transparansi memastikan bahwa semua pihak memahami
bagaimana kinerja diukur dan mengurangi potensi konflik atau ketidakpercayaan
dalam organisasi.
Contoh: Laporan keuangan yang terbuka memungkinkan karyawan untuk
memahami kontribusi mereka terhadap keberhasilan organisasi.
Topik
3: Sistem Informasi Strategik (Lanjutan)
44.
Bagaimana peran sistem informasi strategik dalam manajemen risiko?
Jawaban: SIS dapat membantu mengidentifikasi, memantau, dan
mengelola risiko dengan menganalisis data internal dan eksternal secara
real-time.
Contoh: Bank menggunakan SIS untuk mendeteksi transaksi mencurigakan
yang dapat menjadi ancaman keamanan.
45.
Apa tantangan utama dalam implementasi sistem informasi strategik?
Jawaban: Tantangan utama meliputi biaya tinggi, resistensi karyawan
terhadap teknologi baru, dan kebutuhan akan pelatihan serta integrasi dengan
sistem yang sudah ada.
Contoh: Sebuah perusahaan manufaktur mungkin menghadapi kendala
biaya dalam mengintegrasikan sistem informasi dengan perangkat lunak ERP yang
ada.
46.
Bagaimana teknologi cloud mendukung sistem informasi strategik?
Jawaban: Teknologi cloud memungkinkan akses data yang lebih cepat
dan fleksibel, memungkinkan manajer untuk mengambil keputusan strategis di mana
saja.
Contoh: Perusahaan ritel dapat memantau stok dan penjualan secara
real-time melalui sistem berbasis cloud.
Topik
4: Masalah-Masalah yang Dihadapi dalam Pengukuran Prestasi (Lanjutan)
47.
Apa peran motivasi karyawan dalam keberhasilan pengukuran prestasi?
Jawaban: Motivasi karyawan berkontribusi pada keakuratan data dan
komitmen terhadap target kinerja. Jika karyawan termotivasi, mereka lebih
cenderung mendukung proses pengukuran dengan jujur dan penuh tanggung jawab.
Contoh: Karyawan yang memahami bagaimana hasil kerja mereka
memengaruhi tujuan organisasi lebih cenderung berkontribusi secara maksimal.
48.
Bagaimana bias personal memengaruhi hasil pengukuran prestasi individu?
Jawaban: Bias personal, seperti favoritisme atau prasangka, dapat
menyebabkan hasil pengukuran yang tidak adil, sehingga mengurangi kepercayaan
karyawan terhadap sistem penilaian.
Contoh: Jika seorang manajer memberikan penilaian tinggi hanya pada
karyawan yang disukai, hasil pengukuran kinerja menjadi tidak objektif.
49.
Mengapa penting untuk mengintegrasikan data eksternal dalam pengukuran prestasi
organisasi?
Jawaban: Data eksternal memberikan konteks yang lebih luas untuk
mengukur kinerja organisasi dibandingkan dengan pesaing atau tren industri.
Contoh: Perusahaan dapat menggunakan data pasar untuk mengevaluasi
apakah peningkatan penjualan mereka sejalan dengan pertumbuhan pasar.
50.
Bagaimana cara mengatasi konflik antar divisi terkait hasil pengukuran
prestasi?
Jawaban: Organisasi dapat mengatasi konflik dengan mendefinisikan
peran yang jelas, menggunakan indikator kinerja lintas divisi, dan mengadakan
diskusi terbuka untuk menyelaraskan pandangan.
Contoh: Dalam kasus penurunan laba, divisi pemasaran dan produksi
dapat bekerja sama untuk menganalisis kontribusi masing-masing terhadap masalah
dan mencari solusi bersama.
0 Response to "Soal Latihan Implementasi Strategik"
Posting Komentar