Sarana belajar yang memadukan teori akademis dengan pendekatan praktis dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara pemahaman konseptual dan penerapannya di dunia nyata. Serta memberikan kerangka berpikir yang kuat melalui teori-teori dasar, sementara praktiknya memberikan wawasan tentang bagaimana konsep tersebut digunakan dalam konteks nyata.

Soal Latihan Hukum dan Kebijakan Ketenagakerjaan

 Subtopik 1: UU Ketenagakerjaan di Indonesia

Soal 1:
Apa tujuan utama dari Undang-Undang Ketenagakerjaan di Indonesia?

Jawaban:
Tujuan utama dari UU Ketenagakerjaan adalah untuk melindungi hak dan kewajiban pekerja serta pemberi kerja, menciptakan hubungan kerja yang harmonis, dan memastikan kesejahteraan serta keadilan dalam hubungan industrial.

Penjelasan:
UU Ketenagakerjaan di Indonesia, seperti yang diatur dalam UU Nomor 13 Tahun 2003, dirancang untuk memberikan landasan hukum yang jelas bagi para pihak dalam hubungan kerja. UU ini mencakup hak-hak dasar pekerja, jam kerja, upah, dan perlindungan keselamatan kerja.

Contoh:
Seorang pekerja memiliki hak untuk menerima upah yang sesuai dengan ketentuan upah minimum daerah, seperti yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan.


Soal 2:
Sebutkan tiga hal utama yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003!

Jawaban:
Tiga hal utama yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 adalah:

  1. Hubungan kerja (termasuk hak dan kewajiban pekerja serta pengusaha).
  2. Perlindungan tenaga kerja (termasuk keselamatan dan kesehatan kerja).
  3. Pengupahan dan kesejahteraan tenaga kerja.

Penjelasan:
UU ini menjadi pedoman utama dalam mengatur semua aspek hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha di Indonesia.

Contoh:
Pasal 88 UU No. 13 Tahun 2003 mengatur tentang hak pekerja untuk mendapatkan penghasilan yang layak.


Soal 3:
Apa yang dimaksud dengan upah minimum regional (UMR), dan bagaimana penetapannya diatur dalam UU Ketenagakerjaan?

Jawaban:
Upah minimum regional (UMR) adalah batas upah terendah yang wajib dibayarkan oleh pemberi kerja kepada pekerjanya berdasarkan wilayah tertentu. Penetapan UMR diatur oleh pemerintah daerah dengan mempertimbangkan rekomendasi dari Dewan Pengupahan, sesuai dengan Pasal 89 UU No. 13 Tahun 2003.

Penjelasan:
UMR bertujuan untuk memastikan bahwa pekerja mendapatkan penghasilan yang layak sesuai dengan biaya hidup minimum di wilayah tersebut.

Contoh:
Di Jakarta, UMR tahun tertentu ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan perhitungan kebutuhan hidup layak dan pertumbuhan ekonomi.


Soal 4:
Apa saja hak dasar pekerja yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan?

Jawaban:
Hak dasar pekerja yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan meliputi:

  1. Hak atas upah yang layak.
  2. Hak atas jam kerja yang manusiawi.
  3. Hak atas jaminan sosial.
  4. Hak atas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
  5. Hak atas cuti tahunan dan cuti khusus.

Penjelasan:
Hak-hak ini dimaksudkan untuk melindungi pekerja dari eksploitasi dan memastikan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Contoh:
Seorang pekerja memiliki hak untuk menerima jaminan sosial ketenagakerjaan seperti BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan UU.


Soal 5:
Bagaimana pengaturan mengenai pekerja perempuan dalam UU Ketenagakerjaan?

Jawaban:
UU Ketenagakerjaan memberikan perlindungan khusus bagi pekerja perempuan, termasuk:

  1. Hak atas cuti hamil dan melahirkan selama 3 bulan.
  2. Hak untuk tidak bekerja pada malam hari jika membahayakan kesehatan.
  3. Hak atas fasilitas yang mendukung kesehatan reproduksi, seperti ruang menyusui.

Penjelasan:
Perlindungan ini bertujuan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan pekerja perempuan, terutama selama masa kehamilan dan menyusui.

Contoh:
Seorang pekerja perempuan yang sedang hamil berhak mengambil cuti melahirkan selama 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan setelah melahirkan, sesuai Pasal 82 UU No. 13 Tahun 2003.


Subtopik 2: Perjanjian Kerja dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Soal 6:
Apa yang dimaksud dengan perjanjian kerja menurut UU Ketenagakerjaan?

Jawaban:
Perjanjian kerja adalah kesepakatan antara pekerja dan pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban kedua belah pihak.

Penjelasan:
Perjanjian kerja dapat dibuat secara tertulis atau lisan, namun perjanjian tertulis lebih dianjurkan karena memiliki kekuatan hukum yang lebih jelas.

Contoh:
Perusahaan A membuat perjanjian kerja tertulis yang mencantumkan rincian upah, jam kerja, dan jaminan sosial bagi pekerjanya.


Soal 7:
Sebutkan jenis-jenis perjanjian kerja yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan!

Jawaban:
Jenis-jenis perjanjian kerja yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan adalah:

  1. Perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT).
  2. Perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT).

Penjelasan:
PKWT berlaku untuk pekerjaan yang sifatnya sementara, sedangkan PKWTT berlaku untuk pekerjaan tetap.

Contoh:
Seorang pekerja kontrak dipekerjakan selama 6 bulan dengan PKWT. Jika kontraknya berakhir dan tidak diperpanjang, hubungan kerja juga berakhir.


Soal 8:
Jelaskan prosedur yang harus diikuti dalam pemutusan hubungan kerja (PHK) menurut UU Ketenagakerjaan!

Jawaban:
Prosedur PHK menurut UU Ketenagakerjaan adalah:

  1. Memberikan pemberitahuan tertulis kepada pekerja.
  2. Melakukan perundingan bipartit antara pekerja dan pengusaha.
  3. Jika perundingan gagal, penyelesaian dilakukan melalui mediasi atau pengadilan hubungan industrial.

Penjelasan:
PHK tidak boleh dilakukan secara sepihak dan harus berdasarkan alasan yang sah, seperti efisiensi perusahaan atau pelanggaran berat oleh pekerja.

Contoh:
Perusahaan B melakukan PHK dengan memberikan kompensasi pesangon sesuai dengan ketentuan Pasal 156 UU Ketenagakerjaan.


Soal 9:
Apa hak-hak yang dimiliki pekerja yang terkena PHK?

Jawaban:
Hak pekerja yang terkena PHK meliputi:

  1. Pesangon sesuai ketentuan UU Ketenagakerjaan.
  2. Uang penghargaan masa kerja.
  3. Uang penggantian hak, seperti sisa cuti tahunan.

Penjelasan:
Hak-hak ini diatur untuk memastikan bahwa pekerja yang terkena PHK tetap mendapatkan kompensasi yang layak.

Contoh:
Seorang pekerja yang telah bekerja selama 10 tahun berhak mendapatkan pesangon sebesar 9 kali upah bulanan.


Subtopik 3: Aspek Legal dalam Manajemen SDM

Soal 10:
Mengapa penting bagi perusahaan untuk memahami aspek legal dalam manajemen SDM?

Jawaban:
Memahami aspek legal dalam manajemen SDM penting agar perusahaan dapat menghindari sengketa hukum, menjaga hubungan kerja yang harmonis, dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan.

Penjelasan:
Ketidakpatuhan terhadap hukum ketenagakerjaan dapat mengakibatkan denda, sanksi administratif, atau kerugian reputasi bagi perusahaan.

Contoh:
Perusahaan yang tidak mendaftarkan karyawannya ke BPJS Ketenagakerjaan dapat dikenai sanksi administratif sesuai UU.


Soal 11:
Apa saja peraturan pemerintah yang harus diperhatikan dalam pengelolaan upah karyawan?

Jawaban:
Dalam pengelolaan upah karyawan, perusahaan harus memperhatikan:

  1. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
  2. Peraturan Pemerintah (PP) No. 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.
  3. Peraturan terkait upah minimum (UMR/UMP).

Penjelasan:
Peraturan ini mengatur kewajiban perusahaan untuk membayar upah karyawan minimal sesuai standar daerah, transparansi pembayaran, serta sanksi jika terjadi pelanggaran.

Contoh:
Perusahaan di DKI Jakarta harus membayar gaji karyawan minimal sesuai UMP Jakarta yang ditetapkan setiap tahun.


Soal 12:
Bagaimana undang-undang mengatur jam kerja karyawan?

Jawaban:
Jam kerja karyawan diatur dalam Pasal 77 UU No. 13 Tahun 2003, yaitu:

  1. 7 jam sehari dan 40 jam seminggu untuk 6 hari kerja per minggu.
  2. 8 jam sehari dan 40 jam seminggu untuk 5 hari kerja per minggu.

Penjelasan:
Aturan ini bertujuan untuk melindungi keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi karyawan. Jam kerja melebihi ketentuan di atas harus dihitung sebagai lembur.

Contoh:
Jika seorang karyawan bekerja lebih dari 8 jam sehari dalam sistem 5 hari kerja, perusahaan wajib membayar upah lembur sesuai ketentuan.


Soal 13:
Jelaskan pengaturan mengenai cuti tahunan bagi pekerja menurut UU Ketenagakerjaan!

Jawaban:
Menurut Pasal 79 UU No. 13 Tahun 2003, setiap pekerja berhak atas cuti tahunan minimal 12 hari kerja setelah bekerja selama 12 bulan berturut-turut.

Penjelasan:
Cuti tahunan diberikan untuk memberikan waktu istirahat kepada pekerja agar dapat menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kesehatan.

Contoh:
Seorang karyawan yang sudah bekerja selama 1 tahun di perusahaan A berhak mengambil cuti tahunan selama 12 hari kerja.


Soal 14:
Apa yang dimaksud dengan tenaga kerja asing (TKA), dan bagaimana regulasinya di Indonesia?

Jawaban:
Tenaga Kerja Asing (TKA) adalah warga negara asing yang dipekerjakan di Indonesia untuk posisi tertentu yang memerlukan keahlian khusus. Regulasi mengenai TKA diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2021, yang mensyaratkan:

  1. Izin tertulis dari Kementerian Ketenagakerjaan.
  2. Wajib memiliki Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA).

Penjelasan:
Aturan ini bertujuan untuk mengendalikan penggunaan TKA agar tidak mengurangi kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal.

Contoh:
Seorang ahli teknologi asal Jepang dipekerjakan di Indonesia untuk mengisi posisi konsultan teknologi dengan izin Kemenaker.


Soal 15:
Apa sanksi yang dikenakan jika perusahaan tidak mematuhi aturan jaminan sosial tenaga kerja?

Jawaban:
Perusahaan yang tidak mematuhi aturan jaminan sosial tenaga kerja (BPJS Ketenagakerjaan) dapat dikenakan:

  1. Sanksi administratif berupa teguran tertulis atau denda.
  2. Pembekuan kegiatan usaha oleh pemerintah.

Penjelasan:
Sanksi ini bertujuan untuk memastikan perusahaan memenuhi kewajiban memberikan perlindungan sosial bagi karyawan.

Contoh:
Perusahaan yang tidak membayar iuran BPJS Ketenagakerjaan selama beberapa bulan dapat dikenakan denda sesuai ketentuan hukum.


Soal 16:
Apa yang dimaksud dengan mediasi dalam penyelesaian sengketa ketenagakerjaan?

Jawaban:
Mediasi adalah proses penyelesaian sengketa ketenagakerjaan melalui pihak ketiga (mediator) yang netral untuk membantu kedua belah pihak mencapai kesepakatan.

Penjelasan:
Mediasi diatur dalam UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Tujuannya adalah mencari solusi yang adil tanpa harus membawa kasus ke pengadilan.

Contoh:
Perselisihan tentang pembayaran lembur antara karyawan dan perusahaan diselesaikan melalui mediasi di dinas ketenagakerjaan.


Soal 17:
Sebutkan jenis-jenis sengketa ketenagakerjaan yang diatur dalam UU No. 2 Tahun 2004!

Jawaban:
Jenis-jenis sengketa ketenagakerjaan adalah:

  1. Perselisihan hak.
  2. Perselisihan kepentingan.
  3. Perselisihan pemutusan hubungan kerja (PHK).
  4. Perselisihan antar serikat pekerja di satu perusahaan.

Penjelasan:
Setiap jenis sengketa memiliki mekanisme penyelesaian yang berbeda, mulai dari mediasi, konsiliasi, hingga pengadilan hubungan industrial.

Contoh:
Sengketa mengenai pembayaran pesangon setelah PHK dapat dikategorikan sebagai perselisihan hak.


Soal 18:
Jelaskan pentingnya Peraturan Perusahaan (PP) dalam aspek legal manajemen SDM!

Jawaban:
Peraturan Perusahaan (PP) adalah dokumen resmi yang mengatur syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban pekerja serta pengusaha. PP wajib disahkan oleh dinas ketenagakerjaan dan menjadi pedoman hubungan kerja di perusahaan.

Penjelasan:
PP penting untuk memberikan kepastian hukum bagi kedua belah pihak dan mengurangi potensi sengketa.

Contoh:
Perusahaan X mencantumkan aturan tentang jam kerja, lembur, dan tata tertib dalam PP yang telah disahkan.


Soal 19:
Apa yang dimaksud dengan Serikat Pekerja, dan apa fungsi utamanya?

Jawaban:
Serikat Pekerja adalah organisasi yang dibentuk oleh pekerja untuk memperjuangkan, melindungi, dan meningkatkan hak serta kepentingan anggotanya.

Penjelasan:
Serikat pekerja berfungsi sebagai wadah komunikasi antara pekerja dan perusahaan serta dapat berperan dalam perundingan perjanjian kerja bersama (PKB).

Contoh:
Serikat pekerja membantu anggotanya dalam negosiasi kenaikan upah tahunan dengan pihak perusahaan.


Soal 20:
Bagaimana pengaturan mengenai outsourcing dalam UU Ketenagakerjaan?

Jawaban:
Outsourcing diatur dalam UU Cipta Kerja (UU No. 11 Tahun 2020), yang menyebutkan bahwa:

  1. Outsourcing hanya boleh digunakan untuk pekerjaan tertentu yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan utama perusahaan.
  2. Penyedia jasa outsourcing harus berbadan hukum dan terdaftar di Kementerian Ketenagakerjaan.

Penjelasan:
Pengaturan ini bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada pekerja outsourcing agar hak-hak mereka tetap terjamin.

Contoh:
Perusahaan A menggunakan jasa outsourcing untuk layanan kebersihan, yang diatur dalam kontrak dengan penyedia jasa outsourcing resmi.


Soal 21:
Apa yang dimaksud dengan perjanjian kerja bersama (PKB), dan apa manfaatnya bagi pekerja dan perusahaan?

Jawaban:
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) adalah perjanjian yang dihasilkan melalui negosiasi antara serikat pekerja dan perusahaan yang memuat syarat-syarat kerja serta hak dan kewajiban kedua belah pihak.

Penjelasan:
PKB memberikan kepastian hukum dalam hubungan kerja dan menjadi pedoman yang adil bagi pekerja serta perusahaan. Hal ini mengurangi potensi konflik karena semua aturan telah disepakati bersama.

Contoh:
PKB antara serikat pekerja perusahaan X dan manajemen mencakup ketentuan tentang kenaikan gaji tahunan berdasarkan inflasi.


Soal 22:
Sebutkan tiga alasan yang sah menurut UU untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)!

Jawaban:
Tiga alasan sah untuk melakukan PHK menurut UU Ketenagakerjaan adalah:

  1. Pekerja melakukan pelanggaran berat, seperti tindak pidana di tempat kerja.
  2. Perusahaan melakukan efisiensi karena alasan keuangan.
  3. Perusahaan mengalami keadaan force majeure, seperti kebangkrutan.

Penjelasan:
PHK harus didasarkan pada alasan yang jelas dan sah serta sesuai prosedur hukum untuk melindungi hak pekerja dan menghindari perselisihan.

Contoh:
Perusahaan A yang mengalami kerugian besar terpaksa melakukan PHK terhadap sebagian pekerja setelah negosiasi dan pemberian pesangon.


Soal 23:
Apa kewajiban perusahaan dalam memberikan pesangon bagi pekerja yang terkena PHK?

Jawaban:
Perusahaan wajib memberikan pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak sesuai Pasal 156 UU Ketenagakerjaan. Besarnya pesangon tergantung pada masa kerja pekerja.

Penjelasan:
Pemberian pesangon bertujuan untuk memberikan perlindungan finansial kepada pekerja setelah berakhirnya hubungan kerja.

Contoh:
Pekerja dengan masa kerja 5 tahun berhak atas pesangon sebesar 6 kali upah bulanan sesuai tabel ketentuan UU.


Soal 24:
Apa saja yang termasuk dalam hak-hak pekerja berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003?

Jawaban:
Hak-hak pekerja mencakup:

  1. Upah yang layak.
  2. Jaminan kesehatan dan keselamatan kerja.
  3. Hak atas cuti dan waktu istirahat.
  4. Hak berserikat dan berorganisasi.
  5. Hak atas pesangon setelah PHK.

Penjelasan:
Hak-hak ini dirancang untuk melindungi pekerja dari eksploitasi dan memastikan kesejahteraan selama masa kerja.

Contoh:
Seorang pekerja yang mengalami kecelakaan kerja berhak mendapatkan perawatan medis dan santunan dari BPJS Ketenagakerjaan.


Soal 25:
Bagaimana perusahaan harus menangani perselisihan hak antara pekerja dan pemberi kerja?

Jawaban:
Perselisihan hak harus diselesaikan melalui:

  1. Perundingan bipartit antara pekerja dan pemberi kerja.
  2. Mediasi oleh dinas ketenagakerjaan jika perundingan gagal.
  3. Pengadilan hubungan industrial jika mediasi tidak menghasilkan kesepakatan.

Penjelasan:
Mekanisme ini bertujuan untuk mencari solusi damai sebelum masalah masuk ke ranah hukum formal.

Contoh:
Jika seorang karyawan menuntut pembayaran lembur yang tidak diberikan, masalah dapat dibawa ke dinas ketenagakerjaan untuk mediasi.


Soal 26:
Apa kewajiban perusahaan terkait keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menurut UU?

Jawaban:
Perusahaan wajib:

  1. Memberikan fasilitas kerja yang aman.
  2. Melakukan pelatihan K3 bagi pekerja.
  3. Menyediakan alat pelindung diri (APD).
  4. Melaporkan kecelakaan kerja sesuai ketentuan hukum.

Penjelasan:
Ketentuan ini bertujuan untuk melindungi pekerja dari risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat pekerjaan.

Contoh:
Perusahaan konstruksi wajib menyediakan helm, sepatu safety, dan pelatihan penggunaan alat berat kepada pekerjanya.


Soal 27:
Jelaskan ketentuan tentang jam kerja lembur menurut UU Ketenagakerjaan!

Jawaban:
Jam kerja lembur diatur sebagai berikut:

  1. Maksimal 3 jam per hari dan 14 jam per minggu.
  2. Lembur harus mendapat persetujuan pekerja.
  3. Upah lembur dihitung berdasarkan jam kerja yang melebihi waktu kerja normal.

Penjelasan:
Perusahaan wajib memberikan kompensasi lembur sesuai ketentuan hukum untuk melindungi hak pekerja.

Contoh:
Seorang karyawan yang bekerja lembur selama 2 jam di hari kerja berhak mendapatkan tambahan upah lembur sebesar 1,5 kali tarif upah per jam untuk jam pertama dan 2 kali tarif untuk jam berikutnya.


Soal 28:
Apa yang dimaksud dengan mogok kerja, dan bagaimana aturan legalnya?

Jawaban:
Mogok kerja adalah tindakan terorganisir yang dilakukan oleh pekerja untuk menekan pemberi kerja dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Aturan legal mogok kerja diatur dalam Pasal 137 UU No. 13 Tahun 2003, yang menyatakan bahwa mogok kerja harus dilakukan secara sah, tertib, dan sesuai prosedur.

Penjelasan:
Mogok kerja sah jika diberitahukan kepada pengusaha dan dinas ketenagakerjaan setidaknya 7 hari sebelum pelaksanaan.

Contoh:
Pekerja pabrik A mogok kerja secara sah untuk menuntut pembayaran upah lembur yang tertunda.


Soal 29:
Bagaimana peraturan tentang pekerja anak di Indonesia?

Jawaban:
Peraturan tentang pekerja anak diatur dalam Pasal 68-75 UU No. 13 Tahun 2003, yang menyatakan bahwa pekerja anak dilarang kecuali untuk pekerjaan ringan yang tidak mengganggu perkembangan fisik, mental, dan sosial anak.

Penjelasan:
Pekerja anak harus berusia minimal 13 tahun dan dipekerjakan maksimal 3 jam sehari dengan izin orang tua.

Contoh:
Anak usia 14 tahun bekerja membantu usaha keluarga sebagai kasir dengan izin tertulis dari orang tua.


Soal 30:
Apa pentingnya audit hukum (legal audit) dalam pengelolaan SDM?

Jawaban:
Legal audit adalah pemeriksaan menyeluruh terhadap kepatuhan perusahaan terhadap hukum ketenagakerjaan. Pentingnya adalah:

  1. Mengidentifikasi potensi pelanggaran hukum.
  2. Mengurangi risiko sengketa hukum.
  3. Memastikan kelayakan sistem SDM perusahaan.

Penjelasan:
Legal audit membantu perusahaan mengevaluasi dan memperbaiki kebijakan SDM agar sesuai dengan peraturan.

Contoh:
Audit hukum menemukan bahwa perusahaan belum mendaftarkan seluruh pekerjanya ke BPJS, sehingga perusahaan segera memperbaiki hal tersebut.


Subtopik 3: Aspek Legal dalam Manajemen SDM (Lanjutan)


Soal 31:
Apa yang dimaksud dengan perlindungan hukum terhadap pekerja perempuan?

Jawaban:
Perlindungan hukum terhadap pekerja perempuan mencakup hak-hak khusus yang diberikan oleh UU, seperti:

  1. Hak atas cuti hamil dan melahirkan selama 3 bulan (Pasal 82 UU No. 13 Tahun 2003).
  2. Hak atas cuti haid jika tidak mampu bekerja (Pasal 81 UU No. 13 Tahun 2003).
  3. Larangan pemberhentian kerja karena hamil atau menikah.

Penjelasan:
Perlindungan ini bertujuan untuk memastikan pekerja perempuan dapat bekerja dengan aman tanpa diskriminasi.

Contoh:
Seorang pekerja perempuan yang hamil tetap berhak mendapatkan cuti melahirkan dan tidak boleh diberhentikan karena alasan tersebut.


Soal 32:
Bagaimana peran BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan dalam perlindungan pekerja?

Jawaban:

  1. BPJS Kesehatan: Menjamin pelayanan kesehatan bagi pekerja dan keluarganya.
  2. BPJS Ketenagakerjaan: Memberikan perlindungan terhadap risiko kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan kematian, dan jaminan pensiun.

Penjelasan:
Kedua program ini bertujuan untuk memberikan jaminan sosial kepada pekerja sehingga mereka memiliki perlindungan yang memadai.

Contoh:
Seorang karyawan yang mengalami kecelakaan kerja dapat mendapatkan pengobatan gratis dan santunan melalui BPJS Ketenagakerjaan.


Soal 33:
Apa sanksi yang dapat dikenakan pada perusahaan yang tidak memberikan hak cuti kepada karyawannya?

Jawaban:
Sanksi dapat berupa:

  1. Teguran tertulis dari dinas ketenagakerjaan.
  2. Denda administratif.
  3. Penghentian sementara kegiatan usaha hingga pelanggaran diperbaiki.

Penjelasan:
Hak cuti adalah bagian dari perlindungan pekerja, dan pelanggarannya dianggap sebagai bentuk ketidakpatuhan terhadap UU.

Contoh:
Perusahaan yang menolak memberikan cuti tahunan kepada karyawan melanggar Pasal 79 UU No. 13 Tahun 2003.


Soal 34:
Apa saja hak pekerja kontrak (PKWT) menurut UU Ketenagakerjaan?

Jawaban:
Hak pekerja kontrak (PKWT) meliputi:

  1. Upah sesuai kesepakatan.
  2. Hak atas jaminan sosial tenaga kerja.
  3. Hak atas perlindungan keselamatan kerja.
  4. Hak atas kompensasi jika kontrak berakhir (sesuai Pasal 61A UU Cipta Kerja).

Penjelasan:
Meskipun pekerja kontrak memiliki batasan masa kerja, hak-haknya tetap dilindungi oleh UU.

Contoh:
Seorang pekerja kontrak dengan durasi kerja 2 tahun berhak atas kompensasi berupa uang pengganti saat kontraknya berakhir.


Soal 35:
Apa saja kewajiban perusahaan dalam menyusun peraturan perusahaan (PP)?

Jawaban:
Kewajiban perusahaan dalam menyusun PP adalah:

  1. Melibatkan perwakilan pekerja dalam penyusunan.
  2. Memastikan PP sesuai dengan ketentuan UU Ketenagakerjaan.
  3. Mendapatkan pengesahan dari dinas ketenagakerjaan setempat.

Penjelasan:
PP penting untuk menjamin transparansi hubungan kerja dan mencegah terjadinya konflik.

Contoh:
Perusahaan A membuat PP yang mencakup aturan jam kerja, lembur, dan cuti tahunan, lalu mengajukannya ke dinas ketenagakerjaan.


Soal 36:
Bagaimana UU mengatur pembayaran upah yang terlambat?

Jawaban:
Pasal 93 UU No. 13 Tahun 2003 menyatakan bahwa perusahaan wajib membayar upah tepat waktu. Jika terjadi keterlambatan, perusahaan dapat dikenai denda, yaitu:

  1. 5% dari upah untuk keterlambatan 4 hari pertama.
  2. 2% tambahan untuk 30 hari berikutnya.

Penjelasan:
Aturan ini dibuat untuk memastikan pekerja mendapatkan haknya tanpa penundaan.

Contoh:
Jika upah bulan Januari dibayarkan pada tanggal 10 Februari, perusahaan harus membayar denda keterlambatan sebesar 5%.


Soal 37:
Apa fungsi utama dari pengadilan hubungan industrial?

Jawaban:
Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) berfungsi untuk menyelesaikan:

  1. Perselisihan hak.
  2. Perselisihan kepentingan.
  3. Perselisihan pemutusan hubungan kerja (PHK).
  4. Perselisihan antar serikat pekerja dalam satu perusahaan.

Penjelasan:
PHI menjadi forum terakhir bagi pekerja dan pengusaha untuk menyelesaikan konflik jika mediasi gagal.

Contoh:
Kasus perselisihan PHK tanpa pesangon dapat diajukan ke PHI untuk memperoleh keadilan.


Soal 38:
Apa saja yang termasuk pelanggaran berat menurut UU Ketenagakerjaan?

Jawaban:
Pelanggaran berat mencakup:

  1. Tindak pidana seperti pencurian, penipuan, atau penggelapan di tempat kerja.
  2. Kekerasan fisik terhadap rekan kerja atau atasan.
  3. Penggunaan narkotika di tempat kerja.

Penjelasan:
Pelanggaran berat dapat menjadi alasan sah untuk PHK tanpa pesangon, dengan bukti yang kuat.

Contoh:
Seorang karyawan yang terbukti mencuri aset perusahaan dapat langsung di-PHK setelah melalui proses hukum.


Soal 39:
Jelaskan konsep asas non-diskriminasi dalam UU Ketenagakerjaan!

Jawaban:
Asas non-diskriminasi berarti semua pekerja memiliki hak yang sama tanpa membedakan suku, agama, ras, jenis kelamin, atau status sosial.

Penjelasan:
Aturan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan adil.

Contoh:
Perusahaan tidak boleh memberikan gaji berbeda untuk pekerjaan yang sama hanya karena jenis kelamin pekerja.


Soal 40:
Bagaimana prosedur perusahaan dalam mempekerjakan penyandang disabilitas?

Jawaban:
Menurut UU No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, perusahaan wajib mempekerjakan minimal 1% tenaga kerja dari kelompok disabilitas.

Penjelasan:
Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kerja yang setara bagi penyandang disabilitas.

Contoh:
Perusahaan besar yang memiliki 500 karyawan wajib mempekerjakan setidaknya 5 orang penyandang disabilitas.


Soal 41:
Apa tanggung jawab perusahaan dalam memberikan pelatihan kerja menurut UU Ketenagakerjaan?

Jawaban:
Perusahaan bertanggung jawab untuk:

  1. Memberikan pelatihan kerja kepada karyawan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
  2. Menyediakan pelatihan bagi pekerja yang akan dipindahtugaskan.
  3. Memastikan pelatihan dilakukan sesuai standar kerja yang berlaku.

Penjelasan:
Pelatihan kerja bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan keterampilan pekerja, sehingga mereka dapat memenuhi tuntutan pekerjaan dengan lebih baik.

Contoh:
Perusahaan manufaktur memberikan pelatihan tentang pengoperasian mesin baru kepada pekerja bagian produksi.


Soal 42:
Jelaskan ketentuan mengenai masa percobaan kerja dalam kontrak kerja!

Jawaban:
Masa percobaan kerja diatur sebagai berikut:

  1. Hanya berlaku untuk pekerja tetap (PKWTT).
  2. Durasi maksimal masa percobaan adalah 3 bulan.
  3. Selama masa percobaan, pekerja tetap mendapatkan hak penuh, termasuk upah minimum.

Penjelasan:
Masa percobaan memberi kesempatan bagi perusahaan untuk mengevaluasi kemampuan pekerja sebelum mengangkatnya sebagai karyawan tetap.

Contoh:
Seorang pekerja yang direkrut sebagai staf administrasi menjalani masa percobaan selama 2 bulan sebelum resmi diangkat sebagai karyawan tetap.


Soal 43:
Apa saja kewajiban perusahaan terkait pekerja yang mengalami kecelakaan kerja?

Jawaban:
Kewajiban perusahaan adalah:

  1. Memberikan pertolongan medis secepatnya.
  2. Melaporkan kecelakaan kerja kepada BPJS Ketenagakerjaan.
  3. Memberikan santunan jika pekerja tidak dapat bekerja akibat kecelakaan.

Penjelasan:
Kewajiban ini untuk memastikan pekerja terlindungi secara finansial dan kesehatan selama masa pemulihan.

Contoh:
Seorang pekerja pabrik mengalami kecelakaan di tempat kerja dan mendapatkan pengobatan gratis serta santunan dari BPJS.


Soal 44:
Apa saja ketentuan tentang outsourcing menurut UU Cipta Kerja?

Jawaban:
Ketentuan outsourcing menurut UU Cipta Kerja adalah:

  1. Hanya boleh dilakukan untuk pekerjaan di luar aktivitas utama perusahaan.
  2. Perusahaan outsourcing wajib terdaftar di pemerintah.
  3. Pekerja outsourcing berhak atas perlindungan yang sama seperti pekerja tetap.

Penjelasan:
Aturan ini bertujuan untuk memastikan pekerja outsourcing mendapatkan perlakuan adil dan tidak menjadi korban eksploitasi.

Contoh:
Perusahaan A menggunakan jasa outsourcing untuk tenaga keamanan dan kebersihan.


Soal 45:
Jelaskan konsep pengupahan minimum menurut UU Ketenagakerjaan!

Jawaban:
Pengupahan minimum adalah standar upah terendah yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pekerja, ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan rekomendasi Dewan Pengupahan.

Penjelasan:
Tujuan pengupahan minimum adalah melindungi pekerja dari upah yang tidak layak dan memastikan kebutuhan hidup minimum terpenuhi.

Contoh:
Di tahun tertentu, UMP DKI Jakarta ditetapkan sebesar Rp4.900.000, dan semua perusahaan wajib mematuhinya.


Soal 46:
Bagaimana proses penyelesaian sengketa perjanjian kerja yang tidak disepakati kedua belah pihak?

Jawaban:
Proses penyelesaian sengketa adalah:

  1. Perundingan bipartit antara pekerja dan pengusaha.
  2. Jika gagal, melibatkan mediator dari dinas ketenagakerjaan.
  3. Jika mediasi gagal, sengketa diajukan ke Pengadilan Hubungan Industrial.

Penjelasan:
Proses ini bertujuan untuk mencari solusi damai sebelum membawa sengketa ke jalur hukum.

Contoh:
Seorang pekerja menuntut pembayaran bonus yang dijanjikan dalam kontrak, tetapi perusahaan tidak membayar. Masalah ini diajukan ke mediator.


Soal 47:
Apa tanggung jawab perusahaan dalam melindungi privasi data karyawan?

Jawaban:
Tanggung jawab perusahaan adalah:

  1. Menjaga kerahasiaan data pribadi karyawan.
  2. Tidak membagikan data karyawan kepada pihak ketiga tanpa izin.
  3. Menggunakan data karyawan hanya untuk keperluan yang sah.

Penjelasan:
Pelindungan privasi data adalah bagian dari hak pekerja, dan pelanggarannya dapat berujung pada tuntutan hukum.

Contoh:
Perusahaan memastikan data karyawan seperti nomor rekening dan alamat tidak dibocorkan atau digunakan tanpa izin.


Soal 48:
Apa yang dimaksud dengan union busting, dan bagaimana sanksinya menurut UU?

Jawaban:
Union busting adalah upaya pemberi kerja untuk menghalangi atau melemahkan serikat pekerja, seperti ancaman PHK atau diskriminasi terhadap anggotanya.

Penjelasan:
Union busting dilarang menurut Pasal 28 UU No. 21 Tahun 2000. Pelanggaran dapat dikenai sanksi berupa denda atau pidana penjara.

Contoh:
Seorang manajer yang memecat karyawan karena aktif di serikat pekerja dapat dikenai tuntutan hukum.


Soal 49:
Jelaskan mekanisme pengaduan bagi pekerja yang merasa haknya dilanggar!

Jawaban:
Mekanisme pengaduan adalah:

  1. Pekerja melaporkan pelanggaran kepada dinas ketenagakerjaan.
  2. Dinas ketenagakerjaan melakukan investigasi dan mediasi.
  3. Jika pelanggaran serius, kasus dapat dibawa ke pengadilan hubungan industrial.

Penjelasan:
Mekanisme ini memberikan jalur hukum bagi pekerja untuk memperjuangkan hak-haknya.

Contoh:
Seorang pekerja yang tidak dibayar selama 2 bulan mengajukan laporan ke dinas ketenagakerjaan untuk penyelesaian masalah.


Soal 50:
Bagaimana perusahaan harus menangani kasus diskriminasi di tempat kerja?

Jawaban:
Perusahaan harus:

  1. Menyelidiki laporan diskriminasi dengan adil.
  2. Memberikan sanksi kepada pelaku diskriminasi.
  3. Membuat kebijakan anti-diskriminasi untuk mencegah kejadian serupa.

Penjelasan:
Diskriminasi menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat dan melanggar prinsip kesetaraan.

Contoh:
Perusahaan yang menerima laporan diskriminasi gender memberikan sanksi tegas kepada karyawan yang terbukti melakukan diskriminasi tersebut.

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Soal Latihan Hukum dan Kebijakan Ketenagakerjaan"

Posting Komentar