Proses Penyusunan Anggaran
1. Organisasi
a.
Departemen Anggaran
Departemen anggaran memiliki peran
sentral dalam mengelola dan mengawasi proses penyusunan anggaran. Biasanya
departemen ini melapor kepada kontroler korporat. Mereka menangani aliran
informasi dari sistem pengendalian anggaran dan memastikan bahwa setiap langkah
berjalan sesuai prosedur. Tugas utama departemen anggaran meliputi:
- Penerbitan Prosedur dan Formulir Departemen anggaran bertanggung jawab untuk
menyediakan prosedur dan formulir yang diperlukan oleh manajer dalam
proses penyusunan anggaran. Ini bertujuan untuk memastikan keseragaman dan
kejelasan di seluruh organisasi.
- Koordinasi Asumsi Dasar Setiap tahun, departemen anggaran mengembangkan dan menyebarluaskan
asumsi dasar tingkat korporat. Asumsi ini mencakup prediksi inflasi,
kebijakan promosi karyawan, dan lain sebagainya yang menjadi dasar
perencanaan anggaran.
- Penghubung Antar Unit Organisasi Departemen ini berperan sebagai penghubung antara
berbagai unit organisasi untuk memastikan informasi disampaikan secara
efektif dan efisien.
- Bantuan Teknis
Departemen anggaran menyediakan bantuan teknis kepada pembuat anggaran,
termasuk penjelasan prosedur dan penilaian kebutuhan anggaran.
- Analisis dan Rekomendasi Setiap anggaran yang diajukan dianalisis secara
mendalam. Berdasarkan analisis tersebut, departemen anggaran memberikan
rekomendasi kepada manajemen senior untuk pengambilan keputusan.
- Pengelolaan Revisi Anggaran Departemen ini juga bertanggung jawab untuk mengelola
revisi anggaran agar tetap relevan dengan kondisi terkini.
Dengan perkembangan teknologi
komputer dan internet, fungsi-fungsi ini dapat dilakukan lebih akurat, cepat,
dan dengan risiko kesalahan yang lebih kecil. Sebagai contoh, sistem perangkat
lunak Enterprise Resource Planning (ERP) kini sering digunakan untuk
mengotomatisasi sebagian besar proses ini.
Contoh
Kasus
Di sebuah perusahaan multinasional,
departemen anggaran menggunakan perangkat lunak berbasis cloud untuk menyusun
anggaran tahunan. Dengan perangkat lunak tersebut, asumsi inflasi dan biaya
tenaga kerja yang dihasilkan oleh tim riset ekonomi dapat langsung diunggah dan
digunakan oleh manajer di seluruh dunia. Hal ini mempercepat proses sekaligus
mengurangi risiko kesalahan data manual.
b.
Komite Anggaran
Komite anggaran terdiri dari anggota
manajemen senior yang bertanggung jawab untuk meninjau, menyetujui, atau
menyesuaikan anggaran yang diajukan oleh masing-masing unit bisnis. Dalam beberapa
perusahaan, peran komite digantikan oleh CEO yang membuat keputusan langsung
tanpa melalui komite. Tugas utama komite anggaran meliputi:
- Peninjauan Anggaran
Meninjau anggaran dari setiap unit bisnis atau kelompok unit bisnis untuk
memastikan keselarasan dengan tujuan strategis perusahaan.
- Penyelarasan Strategi
Komite bertugas menyelaraskan anggaran dengan rencana strategis
perusahaan. Dalam perusahaan besar yang terdiversifikasi, ini termasuk
meninjau anggaran unit bisnis yang berbeda-beda.
Contoh
Kasus
Di sebuah perusahaan teknologi,
komite anggaran bertemu setiap kuartal untuk membahas usulan anggaran dari
unit-unit yang menangani pengembangan produk baru. Komite tersebut mengevaluasi
anggaran berdasarkan potensi pasar, kebutuhan investasi, dan risiko yang
mungkin terjadi.
2. Penerbitan Pedoman
Langkah awal dalam penyusunan
anggaran adalah penerbitan pedoman yang berisi aturan dan arahan bagi para
manajer dalam menyusun anggaran. Pedoman ini biasanya didasarkan pada rencana
strategis perusahaan, yang mencakup:
- Asumsi inflasi umum dan khusus untuk pos tertentu
seperti upah.
- Kebijakan promosi dan pengembangan karyawan.
- Kebijakan pengendalian biaya, termasuk pembekuan
perekrutan jika diperlukan.
Contoh
Kasus
Di sebuah perusahaan manufaktur,
pedoman anggaran mencakup asumsi inflasi bahan baku sebesar 3% per tahun,
kebijakan pembekuan perekrutan untuk posisi administratif, dan alokasi tambahan
untuk pelatihan teknis di pabrik.
3. Usulan Awal Anggaran
Berdasarkan pedoman tersebut,
manajer bertanggung jawab untuk mengembangkan usulan anggaran. Usulan ini
biasanya dimulai dari level anggaran saat ini, yang kemudian disesuaikan
dengan:
- Perubahan Kekuatan Eksternal Seperti perubahan dalam tingkat kegiatan ekonomi,
harga bahan baku, dan biaya tenaga kerja.
- Perubahan Kebijakan Internal Seperti pengenalan peralatan baru atau perubahan dalam
strategi pemasaran.
Contoh
Kasus
Sebuah unit bisnis di sektor retail
menyusun anggaran berdasarkan prediksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5% dan
rencana pembukaan 10 toko baru. Anggaran tersebut mencakup biaya renovasi,
perekrutan staf, dan kampanye pemasaran.
4. Negosiasi
Usulan anggaran dibahas antara
pembuat anggaran dan atasannya untuk menilai validitas dan kesesuaian dengan
tujuan organisasi. Negosiasi ini sering kali mencakup diskusi tentang alasan di
balik perubahan anggaran dari tahun sebelumnya.
Contoh
Kasus
Seorang manajer pemasaran mengajukan
peningkatan anggaran iklan sebesar 20%. Atasan menilai bahwa peningkatan ini
hanya akan disetujui jika manajer dapat menunjukkan proyeksi peningkatan
penjualan yang sebanding.
5. Slack dalam Anggaran
Slack adalah kelebihan anggaran yang
disisipkan untuk membuat target lebih mudah dicapai. Atasan biasanya mencoba
mengidentifikasi dan mengurangi slack untuk memastikan efisiensi penggunaan
sumber daya.
Contoh
Kasus
Seorang manajer operasional
memasukkan biaya tak terduga yang berlebihan dalam anggaran. Setelah ditinjau,
slack tersebut dihapus untuk menyeimbangkan alokasi dana ke unit lain.
6. Tinjauan dan Persetujuan
Setelah melalui proses negosiasi,
usulan anggaran ditinjau di tingkat yang lebih tinggi sebelum mencapai
manajemen senior. Pada tahap ini, anggaran biasanya dianalisis secara agregat
untuk memastikan konsistensi dan kesesuaian dengan tujuan strategis.
Contoh
Kasus
Anggaran divisi penjualan direvisi
setelah diketahui bahwa proyeksi volume penjualan terlalu optimistis. Revisi
dilakukan untuk menyelaraskan anggaran dengan data pasar terbaru.
7. Revisi Anggaran
Revisi anggaran dapat dilakukan
melalui dua cara utama:
- Revisi Sistematis
Dilakukan secara berkala, seperti setiap triwulan.
- Revisi Situasional
Dilakukan hanya dalam kondisi tertentu, seperti perubahan drastis dalam
ekonomi.
Contoh
Kasus
Perusahaan energi melakukan revisi
anggaran triwulanan setelah terjadi kenaikan harga bahan bakar global.
8. Anggaran Kontinjensi
Anggaran ini disusun untuk
mengantisipasi situasi tak terduga, seperti penurunan penjualan drastis.
Anggaran ini memuat langkah-langkah yang dapat diambil jika kondisi tersebut
terjadi.
Contoh
Kasus
Perusahaan otomotif menyusun
anggaran kontinjensi yang mencakup pengurangan produksi jika penjualan mobil
turun lebih dari 30%.
Aspek-aspek
Keperilakuan
Partisipasi
dalam Proses Penyusunan Anggaran
Partisipasi manajer tingkat bawah
dalam proses anggaran meningkatkan motivasi dan komitmen mereka untuk mencapai
target.
Tingkat
Kesulitan Target Anggaran
Anggaran yang terlalu mudah atau
terlalu sulit dapat memengaruhi kinerja. Oleh karena itu, target harus
realistis dan menantang.
Keterlibatan
Manajemen Senior
Keterlibatan aktif manajemen senior
dalam proses anggaran sangat penting untuk mencegah manipulasi dan memastikan
keselarasan dengan tujuan perusahaan.
Kesimpulan
Penyusunan anggaran adalah proses
kompleks yang melibatkan berbagai tahap dan pertimbangan. Dengan pendekatan
yang terstruktur, partisipasi yang efektif, dan penggunaan teknologi modern,
perusahaan dapat mengelola sumber daya mereka dengan lebih efisien.
Daftar
Pustaka
- Anthony, R. N., & Govindarajan, V. (2007). Management
Control Systems. McGraw-Hill.
- Horngren, C. T., Datar, S. M., & Rajan, M. V.
(2015). Cost Accounting: A Managerial Emphasis. Pearson.
0 Response to "Proses Penyusunan Anggaran"
Posting Komentar