Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) dan Perilaku Organisasi
Pendahuluan
Perilaku dalam organisasi merupakan
aspek fundamental yang mencerminkan interaksi antara individu, sistem, dan
budaya dalam mencapai tujuan bersama. Konsep ini melibatkan berbagai disiplin
ilmu seperti sosiologi, antropologi, psikologi, dan manajemen. Perilaku
organisasi berperan penting dalam menentukan efektivitas, efisiensi, serta
kesuksesan sebuah organisasi. Dalam konteks ini, perilaku organisasi mencakup
dimensi konsep, sistem, dan manusia, yang saling terkait untuk membentuk
filosofi dasar dan operasional suatu organisasi.
Perilaku organisasi tidak hanya
berfokus pada tindakan individu atau kelompok tetapi juga bagaimana struktur,
budaya, dan sistem pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku manusia di
dalam organisasi. Lebih jauh lagi, fenomena keselarasan tujuan, mekanisme
formal dan informal, serta persepsi dan komunikasi memainkan peran krusial dalam
menciptakan harmoni antara individu dan organisasi.
Melalui pemahaman yang mendalam
mengenai perilaku organisasi, berbagai strategi dapat dirancang untuk
meningkatkan efektivitas organisasi. Topik ini akan menguraikan dimensi-dimensi
perilaku organisasi, sistem pengendalian manajemen, keselarasan tujuan,
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, serta jenis-jenis
pengendalian dalam organisasi. Untuk memberikan konteks yang lebih jelas,
beberapa contoh kasus nyata akan disajikan guna menggambarkan implementasi
konsep-konsep ini dalam praktik.
Dimensi-Dimensi
Perilaku Organisasi
Dimensi
Konsep
Dimensi ini mencakup disiplin ilmu
seperti sosiologi, antropologi, dan ilmu pengetahuan yang mempengaruhi perilaku
manusia dalam organisasi. Konsep ini membantu memahami bagaimana manusia dan
organisasi saling mempengaruhi melalui norma sosial, budaya, dan lingkungan
sekitar.
Contoh Kasus: Dalam sebuah perusahaan multinasional, perbedaan budaya
antara karyawan lokal dan manajemen asing seringkali menimbulkan konflik.
Misalnya, pendekatan manajemen dari negara barat yang lebih formal dan
struktural terkadang bertentangan dengan budaya kerja lokal yang lebih
fleksibel dan kekeluargaan. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan melakukan
pelatihan lintas budaya guna meningkatkan pemahaman antar individu.
Dimensi
Sistem
Dimensi sistem menekankan bagaimana
proses manajemen dirancang untuk memastikan efektivitas dan efisiensi
operasional organisasi. Proses ini seringkali menggunakan pendekatan matematis
dan logis untuk mengatur kegiatan.
Contoh Kasus: Sebuah perusahaan manufaktur menerapkan sistem kontrol
produksi berbasis teknologi ERP (Enterprise Resource Planning) untuk
meningkatkan efisiensi operasional. Dengan adanya sistem ini, aktivitas
produksi dapat dipantau secara real-time, mengurangi pemborosan dan
meningkatkan produktivitas.
Dimensi
Manusia
Dimensi ini menyoroti peran manusia
sebagai faktor penentu dalam organisasi. Ilmu psikologi menjadi landasan untuk
memahami perilaku individu dan kelompok dalam organisasi.
Contoh Kasus: Di sebuah organisasi nirlaba, motivasi karyawan menjadi
faktor utama keberhasilan proyek-proyek sosial. Dengan menerapkan teori
motivasi seperti Hierarki Kebutuhan Maslow, organisasi ini menyediakan
pengembangan diri dan pengakuan yang memadai bagi karyawan untuk meningkatkan
kinerja mereka.
Sistem
Pengendalian Manajemen (SPM) dan Perilaku Manusia
Sistem Pengendalian Manajemen (SPM)
dirancang untuk memastikan bahwa tujuan organisasi tercapai melalui
pengendalian perilaku manusia. SPM yang efektif memastikan keselarasan antara
kepentingan individu dan organisasi.
Keselarasan
Tujuan
Manajemen senior bertujuan agar
organisasi mencapai tujuan bersama, namun individu di dalam organisasi sering
memiliki tujuan pribadi yang berbeda. SPM berfungsi untuk meminimalkan
perbedaan ini dengan memastikan keselarasan tujuan atau goal congruence.
Contoh Kasus: Sebuah perusahaan menerapkan sistem insentif berbasis
kinerja untuk mendorong produktivitas karyawan. Namun, ketika sistem ini
terlalu menekan pengurangan biaya, manajer produksi cenderung mengorbankan
kualitas produk untuk mencapai target biaya. Ini menunjukkan bagaimana SPM
dapat mempengaruhi perilaku individu, kadang ke arah yang tidak diinginkan.
Faktor
Informal dalam Keselarasan Tujuan
Selain sistem formal, faktor-faktor
informal seperti budaya, etos kerja, dan gaya manajemen turut mempengaruhi
keselarasan tujuan.
- Faktor Eksternal:
Norma dan sikap masyarakat mempengaruhi etos kerja karyawan. Misalnya,
budaya kerja di negara Asia yang menekankan loyalitas dan kerja keras
berbeda dengan budaya kerja di negara Eropa yang lebih menekankan
keseimbangan kehidupan kerja.
- Faktor Internal:
Budaya organisasi, gaya manajemen, dan organisasi informal menjadi aspek
penting yang mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi.
Budaya
Organisasi
Budaya organisasi adalah kumpulan
keyakinan, nilai-nilai, dan norma yang dianut oleh anggota organisasi. Budaya
ini membentuk perilaku individu dan kelompok dalam menjalankan tugas.
Contoh Kasus: Perusahaan teknologi seperti Google menerapkan budaya kerja
yang inovatif dan fleksibel. Hal ini mendorong karyawan untuk berpikir kreatif
dan menghasilkan solusi inovatif tanpa merasa terbebani oleh struktur kerja
yang kaku.
Persepsi
dan Komunikasi dalam Organisasi
Persepsi dan komunikasi menjadi
elemen kunci dalam mencapai tujuan organisasi. Informasi yang diperoleh manajer
dari jalur formal dan informal seringkali mempengaruhi pengambilan keputusan.
Contoh Kasus: Dalam penyusunan anggaran tahunan, manajer operasional
sering dihadapkan pada dilema antara memenuhi target laba tahunan dan
mempertahankan pengeluaran yang diperlukan untuk investasi jangka panjang.
Kesalahpahaman komunikasi dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang
merugikan organisasi.
Sistem
Pengendalian Formal
Pengendalian formal melibatkan
berbagai aturan, manual, dan mekanisme fisik yang dirancang untuk menjaga
kinerja organisasi.
- Aturan-Aturan:
Pedoman kerja dan prosedur standar operasi.
- Pengendalian Fisik:
Pengamanan aset melalui penggunaan teknologi seperti CCTV dan password
komputer.
Contoh Kasus: Perusahaan perbankan menerapkan pengamanan fisik seperti
brankas dan sistem biometrik untuk melindungi data nasabah dan mencegah tindak
kecurangan.
Jenis-Jenis
Organisasi dan Pengaruhnya pada SPM
Strategi dan struktur organisasi
mempengaruhi desain sistem pengendalian manajemen. Organisasi yang
terdesentralisasi cenderung lebih fleksibel dalam penerapan aturan dibandingkan
organisasi yang tersentralisasi.
Kesimpulan
Perilaku organisasi adalah hasil
dari interaksi kompleks antara individu, sistem, dan budaya dalam suatu
organisasi. Dimensi konsep, sistem, dan manusia membentuk dasar perilaku
organisasi, sedangkan sistem pengendalian manajemen berperan dalam mengarahkan
perilaku individu agar selaras dengan tujuan organisasi. Faktor informal
seperti budaya dan gaya manajemen, serta mekanisme formal seperti aturan dan
pengendalian fisik, saling melengkapi dalam memastikan efektivitas organisasi.
Dengan memahami perilaku organisasi secara mendalam, manajemen dapat merancang
strategi yang tepat untuk mengatasi tantangan dan mencapai tujuan bersama.
Daftar
Pustaka
- Miftah Toha. (2003). Perilaku Organisasi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
- Reni Rosari. (2010). Manajemen Perilaku Organisasi.
Yogyakarta: UGM Press.
- Robbins, S.P., & Judge, T.A. (2017). Organizational
Behavior. New Jersey: Pearson Education.
- Luthans, F. (2011). Organizational Behavior: An
Evidence-Based Approach. New York: McGraw-Hill.
- Schermerhorn, J.R., Hunt, J.G., & Osborn, R.N.
(2008). Organizational Behavior. New York: Wiley.
0 Response to "Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) dan Perilaku Organisasi"
Posting Komentar