Tantangan dan Peluang Daya Saing Global Indonesia
Pentingnya Kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM)
Salah satu persoalan mendasar dalam
pembangunan ekonomi Indonesia adalah kualitas sumber daya manusia (SDM).
Kualitas SDM yang rendah telah menjadi penghambat utama dalam meningkatkan daya
saing global bangsa. Sebagaimana diungkapkan oleh Todaro, keberhasilan
pembangunan suatu bangsa terletak pada pemenuhan core values
pembangunan, yakni:
- Sustenance
– kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar,
- Freedom
– kebebasan dari tekanan atau hambatan,
- Self-esteem
– pengakuan akan jati diri, serta
- Choice
– adanya ragam pilihan dalam kehidupan.
Namun, indikator yang ada
menunjukkan bahwa Indonesia masih berada dalam fase pemenuhan kebutuhan dasar.
Fenomena seperti operasi pasar oleh Bulog mencerminkan bahwa kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar saja masih menjadi tantangan besar.
Dampak Kolonialisme terhadap
Mentalitas Bangsa
Rendahnya kualitas SDM Indonesia
juga tak lepas dari jejak sejarah panjang kolonialisme. Penjajahan selama lebih
dari 3,5 abad meninggalkan warisan berupa pembodohan sistematis yang
menciptakan mentalitas inferior dan sikap pasrah pada keadaan. Dalam konteks
ini, Human Development Index (HDI) Indonesia pada tahun 2006 berada di
peringkat ke-69 dari 104 negara, menunjukkan adanya kesenjangan besar dalam
kualitas SDM dibandingkan negara lain.
Keterbatasan pendidikan selama masa
kolonial membuat mayoritas masyarakat Indonesia buta huruf dan tidak memiliki
akses terhadap pendidikan. Mereka yang berpendidikan rendah pun cenderung
diarahkan untuk mendukung birokrasi pemerintah kolonial. Selepas kolonialisme,
prioritas pendidikan dalam pembangunan nasional masih rendah. Selama era Orde
Baru, misalnya, alokasi anggaran pendidikan hanya berkisar antara 2,5–4% dari
total APBN, jauh di bawah standar yang ideal.
Kebijakan seperti Normalisasi
Kehidupan Kampus (NKK) dan Badan Koordinasi Kampus (BKK) yang
diterapkan pada masa itu menunjukkan bahwa pendidikan lebih diarahkan sebagai
alat kendali politik daripada sebagai sarana peningkatan kualitas SDM.
Akibatnya, potensi besar yang dimiliki Indonesia dari sisi demografi dan
kekayaan alam tidak mampu dimaksimalkan.
Potret Daya Saing Global Indonesia
Menurut laporan Global
Competitiveness Index (GCI) tahun 2006 yang dirilis oleh World Economic
Forum (WEF), daya saing global Indonesia berada pada posisi yang kurang
menggembirakan. Daya saing sebuah negara dipengaruhi oleh kombinasi berbagai
faktor seperti kebijakan, institusi, dan produktivitas. Produktivitas menjadi
kunci dalam menentukan pertumbuhan ekonomi jangka menengah dan panjang, serta
menarik investasi.
Sayangnya, Indonesia menghadapi berbagai
kendala yang melemahkan daya saingnya, di antaranya:
- Birokrasi yang rumit dan tidak efisien – Proses perizinan usaha yang panjang menghambat
investasi.
- Infrastruktur yang buruk – Rusaknya jalan, pelabuhan, dan fasilitas publik
lainnya menurunkan daya tarik Indonesia di mata investor.
- Ketidakpastian hukum
– Lemahnya penegakan hukum membuat pelaku usaha ragu untuk berinvestasi.
Sebagai perbandingan, negara-negara
dengan daya saing tinggi seperti Finlandia, Amerika Serikat, dan Swedia
menunjukkan adanya supremasi hukum yang kuat, rendahnya tingkat korupsi, dan
inovasi teknologi yang terus berkembang.
Pelajaran dari Negara-Negara Lain
Negara-negara Asia seperti Taiwan
dan Singapura telah mencapai daya saing yang tinggi dengan fokus pada inovasi
dan pengembangan SDM. Bahkan negara seperti Estonia, yang keluar dari sistem
pemerintahan korup dalam waktu 15 tahun, mampu meraih peringkat ke-20 dalam
indeks daya saing global.
Dalam sektor agribisnis, misalnya,
Thailand dan Vietnam berhasil memanfaatkan potensi mereka untuk memasarkan
produk unggulan seperti durian Bangkok yang kini mendominasi pasar
internasional. Hal ini menunjukkan pentingnya strategi berbasis inovasi dan
kualitas produk dalam memenangkan persaingan global.
Peluang dan Langkah Strategis
Indonesia memiliki potensi besar
dengan kekayaan sumber daya alam dan jumlah penduduk yang besar. Namun, potensi
ini hanya dapat dimanfaatkan jika disertai dengan langkah-langkah strategis,
seperti:
- Meningkatkan pendidikan dan pelatihan keterampilan – Fokus pada keahlian teknis, profesionalisme, dan
inovasi.
- Memperbaiki infrastruktur – Pembangunan jalan, pelabuhan, dan transportasi untuk
menunjang konektivitas.
- Meningkatkan tata kelola pemerintahan – Mengurangi korupsi dan menciptakan kebijakan yang
konsisten.
- Mendorong kewirausahaan dan inovasi – Menciptakan produk dengan tingkat keunikan tinggi
untuk pasar global, sebagaimana diungkapkan oleh Michael E. Porter.
Penutup
Meningkatkan daya saing global
Indonesia bukanlah tugas yang mudah, namun bukan pula hal yang mustahil. Dengan
strategi yang tepat, komitmen yang kuat, dan kerja sama antara pemerintah,
sektor swasta, serta masyarakat, Indonesia dapat keluar dari kategori negara
berpenghasilan rendah dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia.
Daftar Pustaka
- Porter, M. E. (1990). The Competitive Advantage of
Nations. New York: Free Press.
- Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2012). Economic
Development. Boston: Pearson Education.
- World Economic Forum. (2006). Global Competitiveness
Report 2006-2007. Geneva: WEF.
- Central Bureau of Statistics Indonesia. (2023). Human
Development Index Data. Jakarta: BPS.
- Hill, H. (2000). The Indonesian Economy: Prospects
and Challenges. Cambridge: Cambridge University Press.
0 Response to "Tantangan dan Peluang Daya Saing Global Indonesia"
Posting Komentar