Sarana belajar yang memadukan teori akademis dengan pendekatan praktis dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara pemahaman konseptual dan penerapannya di dunia nyata. Serta memberikan kerangka berpikir yang kuat melalui teori-teori dasar, sementara praktiknya memberikan wawasan tentang bagaimana konsep tersebut digunakan dalam konteks nyata.

Tantangan dan Peluang Daya Saing Global Indonesia

 


Pentingnya Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

Salah satu persoalan mendasar dalam pembangunan ekonomi Indonesia adalah kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM yang rendah telah menjadi penghambat utama dalam meningkatkan daya saing global bangsa. Sebagaimana diungkapkan oleh Todaro, keberhasilan pembangunan suatu bangsa terletak pada pemenuhan core values pembangunan, yakni:

  1. Sustenance – kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar,
  2. Freedom – kebebasan dari tekanan atau hambatan,
  3. Self-esteem – pengakuan akan jati diri, serta
  4. Choice – adanya ragam pilihan dalam kehidupan.

Namun, indikator yang ada menunjukkan bahwa Indonesia masih berada dalam fase pemenuhan kebutuhan dasar. Fenomena seperti operasi pasar oleh Bulog mencerminkan bahwa kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar saja masih menjadi tantangan besar.

Dampak Kolonialisme terhadap Mentalitas Bangsa

Rendahnya kualitas SDM Indonesia juga tak lepas dari jejak sejarah panjang kolonialisme. Penjajahan selama lebih dari 3,5 abad meninggalkan warisan berupa pembodohan sistematis yang menciptakan mentalitas inferior dan sikap pasrah pada keadaan. Dalam konteks ini, Human Development Index (HDI) Indonesia pada tahun 2006 berada di peringkat ke-69 dari 104 negara, menunjukkan adanya kesenjangan besar dalam kualitas SDM dibandingkan negara lain.

Keterbatasan pendidikan selama masa kolonial membuat mayoritas masyarakat Indonesia buta huruf dan tidak memiliki akses terhadap pendidikan. Mereka yang berpendidikan rendah pun cenderung diarahkan untuk mendukung birokrasi pemerintah kolonial. Selepas kolonialisme, prioritas pendidikan dalam pembangunan nasional masih rendah. Selama era Orde Baru, misalnya, alokasi anggaran pendidikan hanya berkisar antara 2,5–4% dari total APBN, jauh di bawah standar yang ideal.

Kebijakan seperti Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) dan Badan Koordinasi Kampus (BKK) yang diterapkan pada masa itu menunjukkan bahwa pendidikan lebih diarahkan sebagai alat kendali politik daripada sebagai sarana peningkatan kualitas SDM. Akibatnya, potensi besar yang dimiliki Indonesia dari sisi demografi dan kekayaan alam tidak mampu dimaksimalkan.

Potret Daya Saing Global Indonesia

Menurut laporan Global Competitiveness Index (GCI) tahun 2006 yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF), daya saing global Indonesia berada pada posisi yang kurang menggembirakan. Daya saing sebuah negara dipengaruhi oleh kombinasi berbagai faktor seperti kebijakan, institusi, dan produktivitas. Produktivitas menjadi kunci dalam menentukan pertumbuhan ekonomi jangka menengah dan panjang, serta menarik investasi.

Sayangnya, Indonesia menghadapi berbagai kendala yang melemahkan daya saingnya, di antaranya:

  1. Birokrasi yang rumit dan tidak efisien – Proses perizinan usaha yang panjang menghambat investasi.
  2. Infrastruktur yang buruk – Rusaknya jalan, pelabuhan, dan fasilitas publik lainnya menurunkan daya tarik Indonesia di mata investor.
  3. Ketidakpastian hukum – Lemahnya penegakan hukum membuat pelaku usaha ragu untuk berinvestasi.

Sebagai perbandingan, negara-negara dengan daya saing tinggi seperti Finlandia, Amerika Serikat, dan Swedia menunjukkan adanya supremasi hukum yang kuat, rendahnya tingkat korupsi, dan inovasi teknologi yang terus berkembang.

Pelajaran dari Negara-Negara Lain

Negara-negara Asia seperti Taiwan dan Singapura telah mencapai daya saing yang tinggi dengan fokus pada inovasi dan pengembangan SDM. Bahkan negara seperti Estonia, yang keluar dari sistem pemerintahan korup dalam waktu 15 tahun, mampu meraih peringkat ke-20 dalam indeks daya saing global.

Dalam sektor agribisnis, misalnya, Thailand dan Vietnam berhasil memanfaatkan potensi mereka untuk memasarkan produk unggulan seperti durian Bangkok yang kini mendominasi pasar internasional. Hal ini menunjukkan pentingnya strategi berbasis inovasi dan kualitas produk dalam memenangkan persaingan global.

Peluang dan Langkah Strategis

Indonesia memiliki potensi besar dengan kekayaan sumber daya alam dan jumlah penduduk yang besar. Namun, potensi ini hanya dapat dimanfaatkan jika disertai dengan langkah-langkah strategis, seperti:

  1. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan keterampilan – Fokus pada keahlian teknis, profesionalisme, dan inovasi.
  2. Memperbaiki infrastruktur – Pembangunan jalan, pelabuhan, dan transportasi untuk menunjang konektivitas.
  3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan – Mengurangi korupsi dan menciptakan kebijakan yang konsisten.
  4. Mendorong kewirausahaan dan inovasi – Menciptakan produk dengan tingkat keunikan tinggi untuk pasar global, sebagaimana diungkapkan oleh Michael E. Porter.

Penutup

Meningkatkan daya saing global Indonesia bukanlah tugas yang mudah, namun bukan pula hal yang mustahil. Dengan strategi yang tepat, komitmen yang kuat, dan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, serta masyarakat, Indonesia dapat keluar dari kategori negara berpenghasilan rendah dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia.

Daftar Pustaka

  • Porter, M. E. (1990). The Competitive Advantage of Nations. New York: Free Press.
  • Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2012). Economic Development. Boston: Pearson Education.
  • World Economic Forum. (2006). Global Competitiveness Report 2006-2007. Geneva: WEF.
  • Central Bureau of Statistics Indonesia. (2023). Human Development Index Data. Jakarta: BPS.
  • Hill, H. (2000). The Indonesian Economy: Prospects and Challenges. Cambridge: Cambridge University Press.

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tantangan dan Peluang Daya Saing Global Indonesia"

Posting Komentar