1.
Apa yang dimaksud dengan incremental budgeting?
Jawaban:
Incremental budgeting adalah metode penyusunan anggaran yang menambah atau
mengurangi alokasi anggaran berdasarkan anggaran tahun sebelumnya.
Penjelasan:
Dalam metode ini, anggaran sebelumnya digunakan sebagai dasar, dan penyesuaian
dilakukan berdasarkan perubahan yang diinginkan, seperti kenaikan biaya atau
pengurangan dana. Pendekatan ini sederhana dan cepat, namun mungkin tidak
mencerminkan perubahan atau kebutuhan yang signifikan.
Contoh:
Jika anggaran untuk pemasaran tahun lalu adalah Rp 1.000.000 dan perusahaan
menginginkan penambahan 5% untuk biaya kampanye iklan, maka anggaran pemasaran
tahun ini menjadi Rp 1.050.000.
2.
Apa kelebihan dari incremental budgeting?
Jawaban:
Kelebihan dari incremental budgeting adalah kemudahan dalam penerapannya dan
minimnya waktu yang dibutuhkan untuk menyusunnya, karena hanya perlu melakukan
penyesuaian berdasarkan anggaran sebelumnya.
Penjelasan:
Metode ini relatif mudah dan tidak membutuhkan banyak analisis atau perubahan
mendalam, cocok digunakan dalam organisasi yang stabil dan tidak mengalami
perubahan besar.
Contoh:
Sebuah perusahaan yang beroperasi secara stabil setiap tahun dengan perubahan
minimal dapat dengan mudah menggunakan incremental budgeting karena mereka
hanya perlu menyesuaikan sedikit angka dari tahun lalu.
3.
Apa kekurangan dari incremental budgeting?
Jawaban:
Kekurangan dari incremental budgeting adalah tidak memperhitungkan perubahan
signifikan dalam kebutuhan atau prioritas organisasi, sehingga bisa menyebabkan
pemborosan atau alokasi dana yang tidak efisien.
Penjelasan:
Karena menggunakan anggaran tahun lalu sebagai dasar, metode ini mungkin tidak
mencerminkan kebutuhan baru atau perubahan dalam strategi organisasi.
Contoh:
Jika perusahaan mulai mengembangkan produk baru yang membutuhkan investasi
besar, incremental budgeting tidak akan cukup untuk mencakup biaya tersebut
karena lebih fokus pada alokasi berdasarkan anggaran tahun lalu.
4.
Apa yang dimaksud dengan zero-based budgeting (ZBB)?
Jawaban:
Zero-based budgeting (ZBB) adalah metode penyusunan anggaran yang memulai
setiap anggaran dari nol, tanpa mempertimbangkan anggaran tahun sebelumnya, dan
setiap pengeluaran harus dibenarkan berdasarkan kebutuhan saat ini.
Penjelasan:
Dalam ZBB, setiap departemen atau unit harus menyusun anggaran mereka dari nol,
yang berarti semua kegiatan dan biaya harus dianalisis dan disetujui secara
rinci. Pendekatan ini membantu mengidentifikasi biaya yang tidak perlu dan
mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
Contoh:
Sebuah departemen IT harus menyusun anggaran dengan menjelaskan secara rinci
kebutuhan perangkat keras, perangkat lunak, dan pelatihan tanpa
mempertimbangkan anggaran dari tahun sebelumnya.
5.
Apa kelebihan dari zero-based budgeting (ZBB)?
Jawaban:
Kelebihan ZBB adalah kemampuannya untuk mengidentifikasi pemborosan dan alokasi
sumber daya yang lebih efisien, serta mendorong setiap departemen untuk
memprioritaskan kegiatan yang paling penting.
Penjelasan:
ZBB memastikan bahwa setiap biaya harus dibenarkan, mengurangi pemborosan dan
alokasi yang tidak efisien. Pendekatan ini juga memberi fleksibilitas untuk
merespons perubahan prioritas.
Contoh:
Perusahaan dapat menggunakan ZBB untuk menentukan apakah sebuah proyek atau
departemen masih membutuhkan dana yang sama seperti tahun lalu atau perlu
penyesuaian berdasarkan tujuan baru.
6.
Apa kekurangan dari zero-based budgeting (ZBB)?
Jawaban:
Kekurangan ZBB adalah proses yang memakan waktu dan membutuhkan analisis yang
sangat rinci, yang bisa membebani organisasi dalam jangka pendek.
Penjelasan:
Meskipun ZBB memberikan kontrol yang lebih ketat atas pengeluaran,
penyusunannya memerlukan waktu dan tenaga yang besar untuk memeriksa dan
membenarkan setiap pengeluaran.
Contoh:
Proses ZBB untuk menyusun anggaran departemen pemasaran memerlukan evaluasi
mendalam tentang semua kegiatan pemasaran, termasuk riset pasar, iklan, dan
promosi, yang bisa memakan waktu berhari-hari atau bahkan minggu.
7.
Apa yang dimaksud dengan activity-based budgeting (ABB)?
Jawaban:
Activity-based budgeting (ABB) adalah metode anggaran yang berfokus pada biaya
yang terkait dengan aktivitas atau proses tertentu dalam organisasi, bukan
hanya pada anggaran untuk masing-masing departemen.
Penjelasan:
Dalam ABB, anggaran didasarkan pada pemahaman tentang aktivitas apa yang
diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dan bagaimana aktivitas-aktivitas
ini mengonsumsi sumber daya.
Contoh:
Perusahaan manufaktur mungkin membuat anggaran berdasarkan aktivitas produksi,
distribusi, dan pemasaran. Setiap aktivitas tersebut memiliki anggaran terpisah
untuk mencocokkan alokasi sumber daya dengan hasil yang diinginkan.
8.
Apa kelebihan dari activity-based budgeting (ABB)?
Jawaban:
Kelebihan ABB adalah dapat memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai biaya
yang sebenarnya terkait dengan aktivitas tertentu, sehingga organisasi dapat
mengalokasikan sumber daya dengan lebih tepat.
Penjelasan:
ABB memungkinkan organisasi untuk lebih fokus pada efisiensi operasional dengan
memahami biaya yang terkait dengan masing-masing aktivitas, sehingga lebih
mudah untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.
Contoh:
Jika sebuah perusahaan manufaktur tahu bahwa biaya terbesar berasal dari proses
pengemasan produk, mereka bisa fokus mengoptimalkan atau mengurangi biaya
pengemasan untuk efisiensi biaya.
9.
Apa kekurangan dari activity-based budgeting (ABB)?
Jawaban:
Kekurangan ABB adalah prosesnya yang lebih kompleks dan membutuhkan pengumpulan
data yang lebih rinci, yang bisa menjadi beban bagi organisasi.
Penjelasan:
ABB memerlukan data yang sangat rinci tentang setiap aktivitas dalam
organisasi, yang bisa membuat proses penyusunan anggaran menjadi lebih rumit
dan memakan waktu.
Contoh:
Perusahaan yang memiliki banyak aktivitas dan proses yang saling terhubung
harus mengumpulkan data yang sangat rinci, misalnya, berapa banyak tenaga kerja
yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas, berapa biaya peralatan, dll.
10.
Apa yang dimaksud dengan performance budgeting?
Jawaban:
Performance budgeting adalah metode penyusunan anggaran yang menghubungkan
pengeluaran anggaran dengan pencapaian tujuan atau hasil yang diinginkan,
berfokus pada evaluasi kinerja.
Penjelasan:
Dalam performance budgeting, setiap unit atau departemen diberi anggaran
berdasarkan seberapa baik mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Anggaran yang diberikan akan berbanding lurus dengan hasil yang
dicapai.
Contoh:
Jika departemen penjualan berhasil mencapai target penjualan tahun lalu, mereka
mungkin diberikan anggaran yang lebih besar untuk ekspansi dan promosi di tahun
mendatang.
11.
Apa kelebihan dari performance budgeting?
Jawaban:
Kelebihan performance budgeting adalah dapat meningkatkan efisiensi dan
akuntabilitas dengan memastikan bahwa pengeluaran berhubungan langsung dengan
hasil yang dicapai.
Penjelasan:
Pendekatan ini memastikan bahwa setiap biaya yang dikeluarkan menghasilkan
kinerja yang lebih baik dan lebih terukur. Ini dapat meningkatkan motivasi dan
kinerja di seluruh organisasi.
Contoh:
Jika sebuah proyek pengembangan produk berhasil melampaui target kualitas,
mereka mungkin diberi anggaran tambahan untuk mengembangkan varian produk baru.
12.
Apa kekurangan dari performance budgeting?
Jawaban:
Kekurangan dari performance budgeting adalah sulitnya mengukur hasil atau
kinerja dengan tepat, terutama dalam hal aktivitas yang tidak dapat dihitung
secara kuantitatif.
Penjelasan:
Kadang-kadang, kinerja tidak dapat diukur secara langsung atau tepat, terutama
untuk fungsi atau kegiatan yang lebih bersifat kualitatif. Ini bisa menyulitkan
penyusunan anggaran yang adil dan akurat.
Contoh:
Untuk proyek penelitian dan pengembangan (R&D), sulit mengukur keberhasilan
atau kinerja dengan cara yang jelas dan terukur, sehingga menyusun anggaran
berbasis kinerja bisa menjadi tantangan.
13.
Apa hubungan antara zero-based budgeting (ZBB) dan aktivitas dalam organisasi?
Jawaban:
Zero-based budgeting (ZBB) berfokus pada penganggaran setiap aktivitas secara
independen, tanpa mengandalkan anggaran tahun lalu, dan hanya memberikan dana
untuk aktivitas yang dianggap penting.
Penjelasan:
Dengan ZBB, setiap aktivitas harus dibenarkan secara terpisah, yang
memungkinkan alokasi sumber daya yang lebih tepat. Hal ini berhubungan langsung
dengan identifikasi aktivitas mana yang memberikan nilai lebih besar bagi
organisasi.
Contoh:
Jika sebuah perusahaan memutuskan bahwa sebuah kampanye iklan tidak lagi
memberikan nilai yang signifikan, mereka dapat memutuskan untuk mengurangi
anggaran untuk kampanye tersebut dan mengalokasikannya ke aktivitas lain yang
lebih produktif.
14.
Bagaimana metode zero-based budgeting membantu dalam mengurangi pemborosan?
Jawaban:
Zero-based budgeting membantu mengurangi pemborosan dengan mengharuskan setiap
departemen atau unit untuk membenarkan setiap pengeluaran, bukan hanya
mengandalkan alokasi anggaran yang diterima sebelumnya.
Penjelasan:
Dengan cara ini, setiap biaya yang tidak memberikan kontribusi langsung terhadap
tujuan perusahaan dapat diidentifikasi dan dikurangi atau dihilangkan.
Contoh:
Jika perusahaan melihat bahwa beberapa kegiatan operasional tidak efektif,
seperti program pelatihan yang tidak memberikan hasil, mereka dapat mengurangi
anggaran
untuk program tersebut.
15.
Mengapa incremental budgeting lebih mudah diterapkan daripada zero-based
budgeting (ZBB)?
Jawaban:
Incremental budgeting lebih mudah diterapkan karena hanya membutuhkan
penyesuaian kecil berdasarkan anggaran tahun lalu, sedangkan ZBB memerlukan
pembenaran untuk setiap aktivitas yang ada.
Penjelasan:
Incremental budgeting tidak memerlukan analisis mendalam dan pembenaran setiap
biaya, sedangkan ZBB membutuhkan evaluasi mendalam terhadap setiap pengeluaran,
yang bisa lebih memakan waktu.
Contoh:
Jika sebuah perusahaan sudah terbiasa dengan anggaran tahunan yang konsisten,
mereka akan lebih mudah menggunakan incremental budgeting untuk membuat
penyesuaian kecil daripada memulai dari nol.
16.
Apa perbedaan utama antara zero-based budgeting (ZBB) dan incremental
budgeting?
Jawaban:
Perbedaan utama antara ZBB dan incremental budgeting adalah ZBB dimulai dari
nol, dan setiap pengeluaran harus dibenarkan, sedangkan incremental budgeting
hanya menambah atau mengurangi anggaran berdasarkan alokasi tahun sebelumnya.
Penjelasan:
ZBB membutuhkan analisis mendalam tentang setiap kegiatan, sementara
incremental budgeting hanya melakukan penyesuaian berdasarkan anggaran
sebelumnya tanpa pertimbangan mendalam.
Contoh:
Perusahaan A menggunakan incremental budgeting untuk menambah 5% biaya
operasional, sedangkan Perusahaan B menggunakan ZBB dan memulai perencanaan
anggaran dari nol dengan memeriksa setiap kegiatan dan pembiayaan.
17.
Bagaimana pendekatan incremental budgeting dapat mempengaruhi efisiensi
penggunaan sumber daya?
Jawaban:
Incremental budgeting dapat mengurangi efisiensi karena tidak selalu
mengidentifikasi pemborosan atau ketidakefisienan dalam pengalokasian anggaran
yang ada.
Penjelasan:
Dengan menggunakan anggaran tahun sebelumnya sebagai dasar, pendekatan ini
mungkin terus mendanai aktivitas yang tidak memberikan kontribusi optimal
terhadap tujuan organisasi.
Contoh:
Jika suatu departemen terus mendapat alokasi anggaran meskipun mereka tidak
memanfaatkan dana tersebut dengan efektif, maka sumber daya bisa terbuang
sia-sia.
18.
Bagaimana ZBB dapat membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan aktual
organisasi?
Jawaban:
Zero-based budgeting dapat membantu mengidentifikasi kebutuhan aktual dengan
memaksa setiap unit untuk menjelaskan dan membenarkan setiap biaya yang
diperlukan untuk mendukung aktivitas mereka.
Penjelasan:
Dengan memulai dari nol, ZBB memastikan bahwa hanya aktivitas yang relevan dan
penting yang dibiayai, sementara yang tidak diperlukan dapat dihilangkan atau
dikurangi.
Contoh:
Sebuah departemen SDM mungkin membuktikan bahwa pelatihan keterampilan teknis
baru lebih relevan dan penting dibandingkan pelatihan keterampilan manajerial
yang tidak dibutuhkan, sehingga anggaran dialihkan.
19.
Apa yang dimaksud dengan cost-driver dalam activity-based budgeting (ABB)?
Jawaban:
Cost-driver dalam ABB adalah faktor atau aktivitas yang menyebabkan biaya
tertentu dalam organisasi, seperti jam tenaga kerja, penggunaan mesin, atau
jumlah produk yang diproduksi.
Penjelasan:
Dalam ABB, biaya dikelompokkan berdasarkan aktivitas dan cost-driver yang
mempengaruhinya, yang membantu organisasi dalam mengalokasikan biaya lebih
tepat sasaran.
Contoh:
Jika perusahaan manufaktur menggunakan mesin tertentu untuk memproduksi produk,
maka biaya yang terkait dengan penggunaan mesin tersebut akan menjadi
cost-driver yang mempengaruhi anggaran untuk aktivitas produksi.
20.
Mengapa performance budgeting penting dalam organisasi?
Jawaban:
Performance budgeting penting karena memastikan bahwa anggaran dialokasikan
berdasarkan kinerja dan hasil yang dicapai, sehingga meningkatkan efisiensi dan
akuntabilitas dalam penggunaan dana.
Penjelasan:
Dengan menghubungkan anggaran dengan kinerja, organisasi dapat memastikan bahwa
dana digunakan secara efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Contoh:
Departemen yang mencapai target penjualan lebih tinggi dapat diberikan anggaran
lebih besar untuk ekspansi lebih lanjut, sedangkan departemen dengan kinerja
buruk mungkin diberi anggaran yang lebih rendah.
21.
Bagaimana performance budgeting mendorong peningkatan kinerja organisasi?
Jawaban:
Performance budgeting mendorong peningkatan kinerja dengan memberi insentif
kepada departemen atau unit yang mencapai atau melebihi target kinerja,
sehingga mereka termotivasi untuk bekerja lebih efisien dan efektif.
Penjelasan:
Dengan memperhitungkan kinerja dalam penyusunan anggaran, organisasi memastikan
bahwa sumber daya diberikan kepada area yang memberikan hasil yang lebih baik,
sehingga meningkatkan hasil secara keseluruhan.
Contoh:
Jika departemen produksi berhasil meningkatkan efisiensi dengan menurunkan
biaya per unit, mereka mungkin mendapatkan anggaran lebih untuk meningkatkan
fasilitas produksi atau memperkenalkan teknologi baru.
22.
Apa tantangan utama dalam implementasi zero-based budgeting?
Jawaban:
Tantangan utama dalam implementasi ZBB adalah kebutuhan untuk melakukan
analisis mendalam terhadap setiap kegiatan dan biaya, yang bisa sangat memakan
waktu dan memerlukan sumber daya yang banyak.
Penjelasan:
ZBB mengharuskan setiap aktivitas untuk dibenarkan dari awal, yang membutuhkan
data yang sangat rinci dan dapat menghabiskan waktu yang cukup lama, terutama
dalam organisasi besar.
Contoh:
Perusahaan yang memiliki banyak departemen dan aktivitas harus menghabiskan
waktu berhari-hari untuk menyusun anggaran yang valid dan berdasarkan kebutuhan
nyata, yang bisa sangat mempengaruhi efisiensi penyusunan anggaran.
23.
Mengapa activity-based budgeting lebih cocok untuk perusahaan dengan banyak
aktivitas dan biaya yang bervariasi?
Jawaban:
Activity-based budgeting lebih cocok untuk perusahaan dengan banyak aktivitas
dan biaya yang bervariasi karena metode ini memungkinkan perusahaan untuk
mengalokasikan dana berdasarkan aktivitas spesifik yang mempengaruhi biaya.
Penjelasan:
ABB membantu organisasi mengidentifikasi biaya yang terkait langsung dengan
masing-masing aktivitas dan mengalokasikan sumber daya dengan lebih tepat,
sesuai dengan aktivitas yang benar-benar membutuhkan pembiayaan.
Contoh:
Perusahaan manufaktur yang memiliki berbagai proses produksi, distribusi, dan
layanan purna jual akan lebih efektif menggunakan ABB untuk mengalokasikan
anggaran pada setiap aktivitas sesuai dengan kontribusinya terhadap biaya.
24.
Apa yang dimaksud dengan "performance indicators" dalam konteks
performance budgeting?
Jawaban:
Performance indicators adalah ukuran kinerja yang digunakan untuk mengevaluasi
sejauh mana tujuan organisasi atau departemen tercapai, yang menjadi dasar
dalam menentukan anggaran dalam performance budgeting.
Penjelasan:
Indikator kinerja ini digunakan untuk menilai apakah aktivitas atau departemen
memenuhi standar yang ditetapkan, sehingga mempengaruhi alokasi anggaran yang
diberikan untuk tahun berikutnya.
Contoh:
Indikator kinerja untuk departemen penjualan bisa mencakup jumlah unit yang
terjual, sementara indikator kinerja untuk departemen produksi bisa mencakup
jumlah produk yang diproduksi dalam waktu tertentu.
25.
Apa saja keuntungan menggunakan activity-based budgeting (ABB) dalam penyusunan
anggaran?
Jawaban:
Keuntungan menggunakan ABB adalah memberikan pemahaman yang lebih rinci tentang
bagaimana aktivitas-aktivitas tertentu mengonsumsi sumber daya dan biaya, serta
memungkinkan alokasi dana yang lebih tepat untuk setiap aktivitas.
Penjelasan:
ABB memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi pemborosan dan
ketidakefisienan dalam biaya yang terkait dengan aktivitas tertentu, serta
meningkatkan kontrol terhadap pengeluaran.
Contoh:
Sebuah perusahaan distribusi bisa menggunakan ABB untuk mengetahui bahwa biaya
terbesar berasal dari pengiriman produk, dan dengan demikian dapat merencanakan
anggaran yang lebih efisien untuk proses pengiriman dan logistik.
26.
Bagaimana zero-based budgeting membantu dalam pengambilan keputusan strategis?
Jawaban:
Zero-based budgeting membantu dalam pengambilan keputusan strategis dengan
memastikan bahwa hanya aktivitas yang penting dan relevan yang mendapatkan
alokasi dana, yang memungkinkan pengambilan keputusan lebih fokus dan
berdampak.
Penjelasan:
Dengan memulai dari nol, ZBB memungkinkan manajer untuk lebih selektif dalam
mengalokasikan dana, sesuai dengan prioritas strategis organisasi.
Contoh:
Perusahaan yang mengutamakan inovasi produk bisa memilih untuk mengalokasikan
anggaran lebih besar pada riset dan pengembangan, sementara menurunkan anggaran
untuk aktivitas lain yang kurang prioritas.
27.
Apa peran analisis cost-driver dalam activity-based budgeting?
Jawaban:
Analisis cost-driver dalam ABB berperan untuk mengidentifikasi dan memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi biaya aktivitas, yang kemudian digunakan untuk
mengalokasikan anggaran dengan lebih tepat.
Penjelasan:
Cost-driver membantu organisasi untuk mengetahui faktor-faktor utama yang
menyebabkan biaya, sehingga dana dapat dialokasikan pada area yang lebih
membutuhkan atau lebih efisien dalam penggunaan sumber daya.
Contoh:
Jika perusahaan memutuskan untuk mengurangi jam kerja di departemen produksi
untuk menurunkan biaya tenaga kerja, analisis cost-driver akan mengidentifikasi
apakah hal ini mengurangi biaya secara signifikan atau tidak.
28.
Apa tantangan utama dalam menggunakan performance budgeting?
Jawaban:
Tantangan utama dalam menggunakan performance budgeting adalah sulitnya
menetapkan indikator kinerja yang jelas dan mengukur hasil yang bersifat
kualitatif.
Penjelasan:
Indikator kinerja yang tidak jelas atau sulit diukur dapat membuat alokasi
anggaran berdasarkan kinerja menjadi tidak akurat, terutama untuk kegiatan yang
bersifat non-teknis atau tidak terukur secara kuantitatif.
Contoh:
Untuk sebuah proyek penelitian dan pengembangan, sulit untuk mengukur kinerja
hanya berdasarkan output finansial, karena hasilnya mungkin baru terlihat dalam
jangka panjang.
29.
Apa yang dimaksud dengan “incremental budgeting” dalam penyusunan anggaran?
Jawaban:
Incremental budgeting adalah pendekatan dalam penyusunan anggaran di mana
anggaran tahun berjalan digunakan sebagai dasar, dan penyesuaian dilakukan
dengan menambah atau mengurangi jumlah yang ada berdasarkan estimasi perubahan
kebutuhan.
Penjelasan:
Pendekatan ini sering digunakan karena mudah diterapkan dan lebih cepat
dibandingkan metode lainnya. Namun, kelemahannya adalah tidak memaksa evaluasi
mendalam terhadap pemborosan atau efisiensi.
Contoh:
Jika anggaran tahun sebelumnya adalah Rp 10 juta dan diputuskan untuk menambah
5% untuk pengeluaran, anggaran baru menjadi Rp 10,5 juta tanpa memeriksa secara
detail apakah ada aktivitas yang dapat dikurangi atau dihapus.
30.
Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari zero-based budgeting (ZBB).
Jawaban:
Kelebihan ZBB adalah dapat mengidentifikasi pemborosan dan memastikan dana
digunakan hanya untuk aktivitas yang benar-benar diperlukan. Kekurangannya
adalah memerlukan waktu yang lebih lama dan sumber daya yang banyak untuk
menganalisis setiap aktivitas secara mendalam.
Penjelasan:
ZBB sangat berguna untuk organisasi yang ingin memaksimalkan efisiensi
penggunaan sumber daya. Namun, analisis mendalam setiap aktivitas dapat
menghabiskan waktu dan biaya.
Contoh:
Sebuah perusahaan yang memutuskan untuk mengurangi pengeluaran di divisi yang
tidak memberikan kontribusi besar pada laba dapat menghemat biaya, namun
membutuhkan waktu yang panjang untuk menganalisis setiap lini.
31.
Apa yang dimaksud dengan activity-based budgeting (ABB)?
Jawaban:
Activity-based budgeting (ABB) adalah pendekatan penyusunan anggaran yang
didasarkan pada biaya aktivitas yang dilakukan dalam organisasi, bukan hanya
pada departemen atau divisi.
Penjelasan:
ABB berfokus pada pengidentifikasian dan analisis setiap aktivitas yang
mengeluarkan biaya dan bagaimana aktivitas tersebut berkontribusi terhadap
biaya total, sehingga dapat lebih tepat mengalokasikan anggaran berdasarkan
kebutuhan riil.
Contoh:
Perusahaan manufaktur dapat menggunakan ABB untuk memisahkan biaya terkait
proses produksi, pemasaran, dan distribusi untuk mengetahui mana yang
memerlukan lebih banyak investasi.
32.
Jelaskan bagaimana performance budgeting dapat meningkatkan efisiensi
penggunaan anggaran.
Jawaban:
Performance budgeting meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran dengan
mengaitkan pengalokasian dana langsung dengan hasil atau kinerja yang
dihasilkan. Anggaran diberikan berdasarkan pencapaian target kinerja, sehingga
sumber daya hanya dialokasikan untuk area yang memberikan hasil nyata.
Penjelasan:
Dengan fokus pada kinerja, organisasi dapat memastikan bahwa dana hanya
digunakan untuk kegiatan yang memberikan nilai tambah dan hasil yang sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Contoh:
Jika departemen pemasaran berhasil meningkatkan penjualan 10% lebih dari
target, maka mereka bisa mendapatkan tambahan anggaran untuk melanjutkan
inisiatif yang sama pada tahun berikutnya.
33.
Apa keuntungan menggunakan zero-based budgeting dibandingkan dengan incremental
budgeting?
Jawaban:
Keuntungan utama ZBB dibandingkan dengan incremental budgeting adalah ZBB
memungkinkan organisasi untuk memulai perencanaan anggaran dari nol, memeriksa
kembali setiap biaya dan kegiatan, dan hanya mengalokasikan dana untuk
aktivitas yang benar-benar diperlukan.
Penjelasan:
Incremental budgeting hanya menyesuaikan anggaran berdasarkan tahun sebelumnya
tanpa mengevaluasi ulang aktivitas yang ada, sedangkan ZBB memberikan
kesempatan untuk menghapus pemborosan dan fokus pada prioritas yang lebih
penting.
Contoh:
Dalam perusahaan yang menggunakan ZBB, biaya untuk pengeluaran yang tidak
relevan atau tidak efisien bisa dihapus, seperti pengeluaran untuk perjalanan
bisnis yang berlebihan, sehingga anggaran lebih terkendali.
34.
Bagaimana pendekatan incremental budgeting dapat menghambat inovasi dalam
organisasi?
Jawaban:
Pendekatan incremental budgeting dapat menghambat inovasi karena tidak
mendorong evaluasi menyeluruh terhadap aktivitas dan biaya yang ada. Dengan
hanya menyesuaikan anggaran yang ada, organisasi mungkin melewatkan peluang
untuk berinovasi atau berinvestasi dalam hal-hal yang baru.
Penjelasan:
Karena anggaran lebih banyak dipengaruhi oleh angka tahun lalu, alokasi dana
untuk eksperimen atau inovasi baru mungkin terbatas, bahkan jika hal tersebut
bisa meningkatkan kinerja atau efisiensi.
Contoh:
Sebuah perusahaan yang hanya mengalokasikan anggaran berdasarkan penjualan
tahun lalu mungkin tidak memberikan cukup dana untuk penelitian dan
pengembangan produk baru, yang berpotensi membawa keuntungan lebih besar.
35.
Apa tujuan utama dari menggunakan performance budgeting dalam organisasi?
Jawaban:
Tujuan utama dari performance budgeting adalah untuk memastikan bahwa alokasi
anggaran didasarkan pada pencapaian hasil atau kinerja yang jelas, meningkatkan
akuntabilitas dan efisiensi dalam penggunaan dana.
Penjelasan:
Dengan mengaitkan alokasi dana dengan pencapaian target atau hasil yang sudah
ditentukan, organisasi dapat memastikan bahwa sumber daya digunakan secara optimal
dan tidak terbuang sia-sia pada aktivitas yang tidak memberikan hasil yang
baik.
Contoh:
Jika suatu departemen berhasil meningkatkan efisiensi operasional dan
mengurangi biaya produksi, mereka mungkin mendapat tambahan anggaran untuk
memperluas proyek tersebut.
36.
Bagaimana proses penyusunan anggaran berbeda antara incremental budgeting dan
zero-based budgeting?
Jawaban:
Proses penyusunan anggaran dalam incremental budgeting hanya melibatkan
penyesuaian anggaran yang ada, sedangkan dalam zero-based budgeting, setiap
aktivitas dan biaya harus dibenarkan dan dipertimbangkan ulang dari awal tanpa
referensi pada anggaran tahun sebelumnya.
Penjelasan:
Incremental budgeting lebih sederhana karena hanya membutuhkan penyesuaian
jumlah anggaran tahun lalu, sedangkan ZBB memerlukan analisis dan evaluasi
mendalam terhadap setiap kegiatan dan biaya untuk memutuskan apakah anggaran
tersebut masih relevan dan diperlukan.
Contoh:
Jika perusahaan menggunakan ZBB, departemen pemasaran harus menjelaskan dengan
rinci setiap biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuannya, sementara dengan
incremental budgeting, mereka hanya mendapatkan tambahan anggaran dari tahun
sebelumnya.
37.
Mengapa penting bagi organisasi untuk menggunakan pendekatan activity-based
budgeting (ABB) dalam alokasi anggaran?
Jawaban:
Penting bagi organisasi untuk menggunakan ABB karena pendekatan ini
memungkinkan perusahaan untuk lebih akurat mengalokasikan dana berdasarkan
aktivitas yang benar-benar mempengaruhi biaya, sehingga mengurangi pemborosan
dan meningkatkan efisiensi.
Penjelasan:
Dengan ABB, organisasi dapat mengidentifikasi aktivitas mana yang memerlukan
biaya terbesar dan memastikan bahwa sumber daya dialokasikan dengan lebih tepat
berdasarkan hasil yang diinginkan.
Contoh:
Sebuah perusahaan teknologi menggunakan ABB untuk menentukan bahwa biaya
terbesar berasal dari pengembangan perangkat lunak, sehingga dana lebih banyak
dialokasikan untuk riset dan pengembangan produk baru.
38.
Apa saja tantangan dalam menerapkan performance budgeting dalam sebuah
organisasi?
Jawaban:
Tantangan dalam menerapkan performance budgeting termasuk kesulitan dalam
menetapkan indikator kinerja yang tepat, kesulitan dalam mengukur hasil yang
kualitatif, dan ketidakpastian dalam menetapkan target yang realistis.
Penjelasan:
Kinerja yang tidak dapat diukur secara jelas atau tidak dapat dihitung dengan
mudah bisa menjadi hambatan dalam penerapan performance budgeting, terutama
untuk fungsi yang tidak langsung terkait dengan pendapatan atau output
finansial.
Contoh:
Dalam departemen HR, meskipun mereka berhasil mengurangi tingkat turnover
karyawan, sulit untuk menetapkan target kinerja yang lebih spesifik terkait
dengan pengelolaan sumber daya manusia.
39.
Apa yang dimaksud dengan “cost-driver” dalam activity-based budgeting (ABB)?
Jawaban:
Cost-driver dalam ABB adalah faktor yang mempengaruhi jumlah biaya yang terkait
dengan suatu aktivitas, seperti jumlah unit yang diproduksi, jam kerja, atau
tingkat penggunaan sumber daya.
Penjelasan:
Identifikasi cost-driver sangat penting dalam ABB karena membantu organisasi
memahami aktivitas mana yang paling banyak mengonsumsi biaya dan dengan
demikian harus mendapatkan perhatian khusus dalam alokasi anggaran.
Contoh:
Jika suatu perusahaan menggunakan mesin tertentu untuk produksi, jumlah jam
mesin beroperasi bisa menjadi cost-driver yang mempengaruhi biaya produksi.
40.
Bagaimana performance budgeting dapat mendorong budaya akuntabilitas dalam
organisasi?
Jawaban:
Performance budgeting mendorong budaya akuntabilitas dengan memastikan bahwa
setiap unit atau departemen bertanggung jawab atas penggunaan anggaran mereka
dan hanya menerima dana berdasarkan hasil yang tercapai.
Penjelasan:
Dengan mengaitkan anggaran dengan kinerja, setiap departemen atau unit merasa
lebih bertanggung jawab untuk mencapai target yang telah ditetapkan agar bisa
mendapatkan alokasi anggaran yang lebih besar pada tahun berikutnya.
Contoh:
Jika departemen penjualan berhasil mencapai atau melebihi target penjualannya,
mereka akan diberikan anggaran lebih besar untuk memperluas pemasaran dan
kegiatan lain yang mendukung pertumbuhan bisnis.
41.
Apa yang membedakan antara incremental budgeting dan zero-based budgeting dalam
hal efisiensi biaya?
Jawaban:
Incremental budgeting cenderung kurang efisien dalam hal biaya karena hanya
menyesuaikan anggaran tahun sebelumnya tanpa mempertimbangkan apakah
pengeluaran tersebut masih relevan. Sedangkan zero-based budgeting lebih
efisien karena setiap pengeluaran harus dibenarkan dari awal, menghilangkan
pemborosan.
Penjelasan:
Zero-based budgeting mendorong evaluasi lebih mendalam terhadap pengeluaran
yang ada, sehingga organisasi dapat menyesuaikan anggaran hanya untuk kebutuhan
yang benar-benar penting. Sebaliknya, incremental budgeting bisa mengarah pada
alokasi dana yang tidak optimal karena hanya menambah atau mengurangi anggaran
tanpa mengevaluasi kembali kegiatan.
Contoh:
Sebuah organisasi yang menggunakan zero-based budgeting mungkin akan mengurangi
biaya untuk peralatan yang sudah usang, sedangkan organisasi dengan incremental
budgeting mungkin akan terus menganggarkan dana untuk perangkat tersebut tanpa
mengevaluasi fungsinya.
42.
Mengapa penggunaan zero-based budgeting (ZBB) dapat membantu organisasi
menghadapi ketidakpastian ekonomi?
Jawaban:
ZBB membantu organisasi menghadapi ketidakpastian ekonomi karena dengan memulai
dari nol, setiap pengeluaran dievaluasi berdasarkan kebutuhan yang paling
mendesak, memastikan pengalokasian dana lebih fleksibel dan adaptif terhadap
perubahan kondisi ekonomi.
Penjelasan:
Pada saat ketidakpastian ekonomi, organisasi perlu menyesuaikan anggarannya
dengan cepat. ZBB memungkinkan organisasi untuk hanya membiayai aktivitas yang
mendesak dan menghentikan yang tidak perlu, membuat anggaran lebih responsif
terhadap perubahan pasar.
Contoh:
Selama resesi, perusahaan yang menerapkan ZBB bisa dengan cepat mengurangi
biaya yang tidak esensial seperti perjalanan bisnis dan event perusahaan,
alih-alih hanya mengurangi anggaran secara proporsional seperti pada
incremental budgeting.
43.
Bagaimana activity-based budgeting (ABB) dapat membantu mengurangi pemborosan
dalam organisasi?
Jawaban:
Activity-based budgeting (ABB) membantu mengurangi pemborosan dengan
mengidentifikasi dan menganalisis setiap aktivitas yang menghasilkan biaya. Ini
memungkinkan organisasi untuk mengalokasikan dana hanya untuk aktivitas yang
memberikan kontribusi signifikan terhadap tujuan bisnis.
Penjelasan:
Dengan ABB, organisasi dapat lebih tepat dalam memetakan biaya aktivitas
tertentu, sehingga memungkinkan mereka untuk menghentikan atau memperbaiki
aktivitas yang tidak efisien atau terlalu mahal, mengurangi pemborosan sumber
daya.
Contoh:
Jika analisis ABB menunjukkan bahwa aktivitas pelatihan tertentu tidak
memberikan hasil yang diinginkan, organisasi bisa memutuskan untuk mengurangi
anggarannya atau mengalihkannya ke pelatihan yang lebih efektif.
44.
Apa saja keuntungan menggunakan performance budgeting dalam sektor publik?
Jawaban:
Keuntungan menggunakan performance budgeting dalam sektor publik adalah
meningkatkan akuntabilitas, memastikan pengeluaran pemerintah dilakukan dengan
efisien, dan memastikan bahwa dana publik digunakan untuk mencapai hasil yang
lebih baik dan tepat sasaran.
Penjelasan:
Dengan performance budgeting, sektor publik dapat memastikan bahwa setiap
proyek atau program yang dibiayai dengan dana publik diukur berdasarkan hasil
dan dampaknya, bukan hanya berdasarkan alokasi anggaran yang diterima.
Contoh:
Pada anggaran pemerintah untuk pendidikan, jika tujuan utama adalah meningkatkan
tingkat kelulusan siswa, maka alokasi anggaran akan disesuaikan dengan upaya
yang benar-benar mendukung pencapaian tersebut, seperti peningkatan kualitas
guru atau fasilitas.
45.
Jelaskan keuntungan menggunakan metode incremental budgeting dalam organisasi
dengan anggaran yang stabil.
Jawaban:
Incremental budgeting sangat menguntungkan dalam organisasi dengan anggaran
yang stabil karena pendekatan ini lebih cepat dan mudah diterapkan, serta
meminimalkan perubahan besar pada struktur anggaran yang sudah ada.
Penjelasan:
Bagi organisasi yang memiliki pola pendapatan dan biaya yang relatif stabil,
incremental budgeting memungkinkan mereka untuk hanya menyesuaikan anggaran
dengan faktor eksternal kecil (seperti inflasi), tanpa perlu melakukan analisis
mendalam setiap tahun.
Contoh:
Sebuah organisasi nirlaba yang mendapatkan alokasi dana tahunan tetap dari
sponsor dapat dengan mudah menerapkan incremental budgeting dengan hanya
menambah sedikit anggaran untuk kenaikan biaya operasional yang diperkirakan.
46.
Apa saja tantangan dalam menerapkan zero-based budgeting dalam organisasi
besar?
Jawaban:
Tantangan utama dalam menerapkan ZBB dalam organisasi besar adalah kebutuhan
untuk melakukan analisis yang sangat rinci terhadap setiap aktivitas dan biaya,
yang bisa sangat memakan waktu dan sumber daya.
Penjelasan:
Organisasi besar sering kali memiliki banyak divisi dan aktivitas yang
kompleks. Menerapkan ZBB membutuhkan pengumpulan data yang ekstensif dan
peninjauan mendalam terhadap setiap bagian organisasi, yang dapat mempengaruhi
kecepatan dan efisiensi proses penyusunan anggaran.
Contoh:
Perusahaan multinasional yang memiliki banyak cabang di berbagai negara mungkin
kesulitan untuk menyusun ZBB karena perbedaan dalam kebutuhan dan kegiatan di
setiap negara, serta waktu yang diperlukan untuk menganalisis semua data
tersebut.
47.
Jelaskan mengapa activity-based budgeting (ABB) lebih tepat untuk perusahaan
manufaktur dibandingkan dengan layanan jasa.
Jawaban:
Activity-based budgeting lebih tepat untuk perusahaan manufaktur karena biaya
aktivitas yang dapat diukur dan dikontrol lebih mudah diidentifikasi, seperti
biaya bahan baku, tenaga kerja, dan penggunaan mesin.
Penjelasan:
Perusahaan manufaktur memiliki aktivitas yang lebih konkret dan terukur yang langsung
mempengaruhi biaya produksi. ABB memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan
lebih tepat biaya yang terkait dengan setiap tahap produksi, sehingga lebih
mudah mengelola biaya secara efisien.
Contoh:
Sebuah pabrik otomotif dapat menggunakan ABB untuk menganalisis biaya perakitan
setiap komponen mobil, dan memutuskan untuk mengurangi penggunaan komponen
tertentu yang tidak efisien dalam produksinya.
48.
Apa yang dimaksud dengan "cost driver" dalam konteks performance
budgeting?
Jawaban:
"Cost driver" dalam performance budgeting merujuk pada faktor atau
variabel yang menyebabkan biaya suatu kegiatan atau operasi meningkat. Dengan
mengidentifikasi cost driver, organisasi dapat menargetkan penghematan biaya
yang lebih efektif.
Penjelasan:
Dalam performance budgeting, cost driver membantu manajemen untuk
mengidentifikasi area yang mempengaruhi biaya yang tidak perlu dan dapat
dikelola dengan lebih baik untuk meningkatkan efisiensi anggaran.
Contoh:
Jika dalam proyek pembangunan, penggunaan tenaga kerja overtime menjadi cost
driver, maka pengaturan jadwal kerja yang lebih baik dapat mengurangi biaya
tersebut.
49.
Mengapa penting bagi organisasi untuk memilih metode budgeting yang tepat
sesuai dengan jenis industri?
Jawaban:
Memilih metode budgeting yang tepat penting karena setiap industri memiliki
karakteristik biaya dan alur operasi yang berbeda. Memilih metode yang tepat
membantu organisasi mengalokasikan anggaran dengan cara yang paling efisien dan
relevan dengan kebutuhan spesifik mereka.
Penjelasan:
Metode budgeting yang sesuai dengan industri akan membantu mengidentifikasi
sumber daya yang dibutuhkan, meminimalkan pemborosan, dan memaksimalkan hasil
yang diinginkan sesuai dengan kondisi dan tuntutan sektor tersebut.
Contoh:
Industri manufaktur mungkin lebih cocok dengan activity-based budgeting karena
memiliki biaya yang dapat diukur secara langsung, sementara sektor jasa lebih
sesuai dengan zero-based budgeting yang dapat menilai setiap pengeluaran dengan
cermat.
50.
Bagaimana pengaruh ketidakpastian pasar terhadap keputusan dalam penerapan
metode zero-based budgeting?
Jawaban:
Ketidakpastian pasar dapat mempengaruhi penerapan zero-based budgeting karena
memerlukan lebih banyak analisis dan perencanaan yang sangat mendetail.
Organisasi perlu menyesuaikan anggaran dengan cepat sesuai dengan perubahan
kondisi pasar, yang dapat mengganggu proses ZBB yang biasanya memakan waktu
lebih lama.
Penjelasan:
Dalam kondisi pasar yang tidak stabil, ZBB bisa menjadi lebih sulit untuk
diterapkan secara efektif karena proses evaluasi menyeluruh terhadap setiap
aktivitas dan biaya menjadi sangat dinamis dan berubah cepat, membutuhkan
penyesuaian terus-menerus.
Contoh:
Jika perusahaan menghadapi krisis ekonomi yang tiba-tiba, penggunaan ZBB
mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk mengidentifikasi dan menyesuaikan
anggaran dengan cepat dibandingkan dengan metode lain yang lebih cepat seperti
incremental budgeting.
0 Response to "Soal Jawab Pendekatan dan Metode Penyusunan Anggaran."
Posting Komentar