Penentuan Harga Jasa Korporat
Pendahuluan
Dalam dunia bisnis yang kompleks,
penentuan harga jasa korporat menjadi elemen krusial untuk menjaga efisiensi
dan keadilan antar unit usaha dalam suatu perusahaan. Harga jasa yang tepat
memungkinkan perusahaan mengontrol penggunaan sumber daya dan memastikan
profitabilitas optimal. Artikel ini membahas teori penentuan harga jasa,
administrasi harga transfer, penyelesaian konflik, serta metode yang digunakan
dalam konteks domestik maupun multinasional. Contoh kasus yang relevan juga
akan disertakan untuk memperkaya pemahaman mengenai praktik ini.
Pengendalian atas Jumlah Jasa
Unit usaha dalam organisasi sering
diharuskan menggunakan jasa korporat, seperti teknologi informasi, riset, dan
pengembangan. Terdapat tiga pendekatan teori utama dalam menentukan biaya jasa
tersebut:
1. Teori Biaya Variabel Standar
Menurut teori ini, unit usaha harus
membayar biaya variabel standar atas jasa yang diberikan. Jika pembayaran
kurang dari biaya ini, unit usaha cenderung menggunakan jasa secara berlebihan,
yang tidak efisien secara ekonomis.
Contoh Kasus: Sebuah perusahaan teknologi menetapkan biaya variabel
standar untuk layanan IT sebesar Rp10 juta per proyek. Jika unit usaha hanya
membayar Rp7 juta, mereka cenderung menggunakan lebih banyak layanan IT karena
dianggap murah, menyebabkan overload pada departemen IT.
2. Teori Biaya Penuh (Full Cost)
Teori kedua menyarankan penetapan
harga berdasarkan biaya variabel standar ditambah bagian yang wajar dari biaya
tetap standar. Dengan ini, harga penuh jasa dapat mencakup semua elemen biaya.
Contoh Kasus: Jika biaya variabel suatu layanan IT sebesar Rp10 juta dan
biaya tetap sebesar Rp5 juta, maka harga layanan yang dibebankan adalah Rp15
juta untuk menjaga keseimbangan biaya.
3. Teori Harga Pasar
Pendekatan ini menggunakan harga
pasar sebagai patokan. Jika harga pasar tidak tersedia, biaya penuh standar
ditambah margin laba (ROI) digunakan untuk menentukan harga.
Contoh Kasus: Sebuah unit usaha membutuhkan jasa riset dari departemen
internal. Jika harga pasar untuk jasa serupa adalah Rp20 juta, maka harga yang
dibebankan bisa mengacu pada harga pasar tersebut.
Administrasi Harga Transfer
Negosiasi Harga Transfer
Dalam banyak perusahaan, harga
transfer ditentukan melalui negosiasi antar unit usaha, bukan oleh kantor
pusat. Hal ini mencerminkan semangat desentralisasi dan membangun rasa tanggung
jawab manajerial.
Contoh Kasus: Divisi A (penjual) menawarkan layanan dengan harga Rp12
juta, sementara Divisi B (pembeli) ingin membayar Rp10 juta. Melalui negosiasi,
kedua pihak menyepakati harga transfer sebesar Rp11 juta.
Kebebasan Bertransaksi
Beberapa perusahaan memperbolehkan
unit usaha untuk bertransaksi dengan pihak luar jika harga yang ditawarkan
lebih efisien. Namun, jika impas, bisnis tetap harus dilakukan di dalam
perusahaan.
Contoh Kasus: Jika divisi produksi internal menawarkan harga Rp15 juta,
sedangkan vendor eksternal menawarkan harga Rp14 juta, perusahaan bisa
membiarkan unit usaha bertransaksi dengan vendor eksternal untuk efisiensi.
Arbitrase dan Penyelesaian Konflik
Dalam situasi konflik harga
transfer, arbitrase menjadi solusi yang umum diterapkan. Arbitrase dapat
bersifat formal maupun informal:
Proses Arbitrase
- Forcing:
Penyelesaian konflik dengan pemaksaan keputusan dari pihak berwenang.
- Smoothing:
Mengabaikan masalah utama demi menjaga hubungan antar pihak.
- Bargaining:
Negosiasi untuk mencapai solusi win-win.
- Problem Solving:
Penyelesaian berdasarkan analisis data dan fakta.
Contoh Kasus: Divisi penjualan dan pembelian gagal menyepakati harga
transfer. Arbitrator memutuskan harga yang adil berdasarkan biaya produksi dan
margin wajar.
Klasifikasi Produk dalam Transfer
Harga
Beberapa perusahaan mengelompokkan
produk berdasarkan kepentingan manajemen:
- Kelas I:
Produk dengan volume besar, produksi terkontrol, dan kualitas penting.
- Kelas II:
Produk yang dapat diproduksi secara eksternal tanpa mengganggu operasi
perusahaan.
Contoh Kasus: Produk A (kelas I) diproduksi internal dengan kontrol
ketat untuk menjaga kualitas, sementara produk B (kelas II) diproduksi oleh
vendor eksternal karena volume kecil dan biaya lebih efisien.
Metode Penentuan Harga Transfer
1. Harga Transfer Berdasarkan Harga
Pasar
Harga transfer menggunakan harga
pasar sebagai referensi, jika tersedia.
Kelemahan: Tidak semua produk memiliki harga pasar, seperti barang
setengah jadi.
Contoh Kasus: Divisi kertas setengah jadi menetapkan harga transfer sama
dengan harga pasar kertas mentah yang dapat ditemukan di pasar lokal.
2. Harga Transfer Berdasarkan Biaya
Harga transfer ditetapkan
berdasarkan biaya produksi (variabel dan tetap), dengan opsi markup untuk
margin keuntungan.
Contoh Kasus: Jika biaya produksi kertas adalah Rp8 juta dan perusahaan
menambahkan markup 20%, maka harga transfer menjadi Rp9,6 juta.
3. Harga Transfer Negosiasi
Harga transfer ditentukan melalui
negosiasi antara unit usaha.
Contoh Kasus: Divisi penjual dan pembeli menyepakati harga transfer yang
mencerminkan biaya produksi ditambah margin laba.
Harga Transfer pada Perusahaan
Multinasional
Dalam konteks perusahaan
multinasional, transfer pricing memiliki tujuan tambahan, seperti meminimalkan
pajak dan memanfaatkan perbedaan tarif antar negara.
Contoh Kasus: Sebuah perusahaan multinasional membebankan harga transfer
rendah pada anak perusahaan di negara A untuk mengurangi bea impor, tetapi
membebankan harga tinggi di negara B untuk meminimalkan pajak penghasilan.
Organisasi seperti OECD
merekomendasikan penerapan standar arm’s length untuk memastikan harga
transfer sesuai dengan harga transaksi antar pihak independen.
Kesimpulan
Penentuan harga jasa korporat
memainkan peran penting dalam menjaga efisiensi dan transparansi antar unit
usaha. Metode penetapan harga seperti harga pasar, biaya, dan negosiasi
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung pada kondisi internal
maupun eksternal perusahaan. Dalam konteks multinasional, transfer pricing
menjadi alat strategis untuk meminimalkan pajak dan memaksimalkan keuntungan
global. Dengan pengelolaan yang tepat, harga transfer dapat menjadi instrumen
penting untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Daftar Pustaka
- Anthony, R. N., & Govindarajan, V. (2007). Management
Control Systems. McGraw-Hill Education.
- OECD. (2017). Transfer Pricing Guidelines for
Multinational Enterprises and Tax Administrations. OECD Publishing.
- Mardiasmo. (2018). Perpajakan. Yogyakarta: Andi
Publisher.
- Krugman, P., & Obstfeld, M. (2014). International
Economics: Theory and Policy. Pearson Education.
- Horngren, C. T., Datar, S. M., & Rajan, M. V.
(2018). Cost Accounting: A Managerial Emphasis. Pearson Education.
0 Response to "Penentuan Harga Jasa Korporat"
Posting Komentar