Sarana belajar yang memadukan teori akademis dengan pendekatan praktis dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara pemahaman konseptual dan penerapannya di dunia nyata. Serta memberikan kerangka berpikir yang kuat melalui teori-teori dasar, sementara praktiknya memberikan wawasan tentang bagaimana konsep tersebut digunakan dalam konteks nyata.

Kepuasan Kerja, Stress, Dan Disiplin

 


Pendahuluan

Ada banyak faktor yang memengaruhi prestasi kerja karyawan. Karyawan bekerja secara produktif atau tidak tergantung pada motivasi, kepuasan kerja, tingkat stres, kondisi fisik pekerjaan, sistem kompensasi, desain pekerjaan, dan aspek-aspek ekonomi, teknis, serta keperilakuan lainnya. Pemahaman terhadap faktor-faktor yang memengaruhi produktivitas ini sangat penting karena fungsi personalia dapat menentukan langkah peningkatan produktivitas yang sesuai dengan situasi tertentu.

A. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, yang mencerminkan bagaimana karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.

1. Fungsi Kepuasan Kerja

Para karyawan yang merasa puas cenderung melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik. Namun, hubungan antara kepuasan kerja tinggi dengan prestasi kerja tinggi tidak selalu kuat dan signifikan. Prestasi kerja yang baik sering kali memengaruhi tingkat kepuasan kerja, karena penghargaan yang diperoleh sesuai dengan prestasi kerja mereka. Sebaliknya, penghargaan yang tidak adil dapat menimbulkan ketidakpuasan kerja. Oleh karena itu, hubungan antara kepuasan kerja dan prestasi kerja bersifat timbal balik dan berkelanjutan.

2. Kepuasan Kerja, Perputaran Karyawan, dan Absensi

Kepuasan kerja memengaruhi tingkat perputaran karyawan dan absensi. Karyawan yang merasa tidak puas lebih cenderung meninggalkan perusahaan dan mencari kesempatan di tempat lain. Ketidakpuasan juga sering menyebabkan absensi yang lebih tinggi.

3. Kepuasan Kerja Berdasarkan Umur dan Jenjang Pekerjaan

Karyawan yang lebih tua cenderung lebih puas karena memiliki ekspektasi yang lebih realistis dan pengalaman kerja yang lebih baik. Sebaliknya, karyawan yang lebih muda sering merasa kurang puas karena harapan mereka yang tinggi. Karyawan dengan jenjang pekerjaan yang lebih tinggi biasanya lebih puas karena mereka menerima kompensasi yang lebih baik dan pekerjaan mereka memungkinkan penggunaan keterampilan yang lebih maksimal.

4. Besar Organisasi dan Kepuasan Kerja

Ukuran organisasi memengaruhi kepuasan kerja. Semakin besar organisasi, kepuasan kerja cenderung menurun karena hambatan komunikasi, partisipasi, dan koordinasi. Oleh karena itu, organisasi besar perlu mengambil langkah-langkah untuk mempertahankan kepuasan kerja karyawan.

B. Stres Karyawan

1. Pengertian Stres

Stres adalah kondisi ketegangan yang memengaruhi emosi, pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Stres yang terlalu besar dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan kerja.

2. Penyebab Stres

Penyebab stres dibagi menjadi dua kategori, yaitu on the job (di tempat kerja) dan off the job (di luar pekerjaan):

  • Penyebab di tempat kerja meliputi beban kerja berlebihan, tekanan waktu, kualitas supervisi yang buruk, konflik antarpribadi, dan perubahan organisasi.
  • Penyebab di luar pekerjaan meliputi masalah finansial, konflik keluarga, kesehatan pribadi, dan perubahan lingkungan.

3. Stres dan Prestasi Kerja

Stres memiliki potensi untuk meningkatkan atau menurunkan prestasi kerja. Dalam kadar moderat, stres dapat mendorong karyawan untuk berprestasi. Namun, jika stres terlalu besar, prestasi kerja akan menurun.

C. Disiplin

Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar organisasi. Ada dua jenis disiplin: preventif dan korektif.

1. Disiplin Preventif

Disiplin preventif bertujuan mendorong karyawan agar mematuhi aturan tanpa paksaan. Manajemen harus menciptakan iklim kerja yang mendukung dengan menetapkan standar yang jelas dan positif.

2. Disiplin Korektif

Disiplin korektif adalah tindakan yang diambil untuk menangani pelanggaran aturan dan mencegah pelanggaran di masa mendatang. Tindakan ini bertujuan memperbaiki perilaku karyawan secara konstruktif, misalnya melalui peringatan atau skorsing. Dalam kasus ekstrem, pemecatan dapat menjadi langkah terakhir jika perbaikan tidak memungkinkan.

Penutup

Faktor-faktor seperti kepuasan kerja, stres, dan disiplin memainkan peran penting dalam menentukan produktivitas karyawan. Organisasi perlu memahami dan mengelola faktor-faktor ini untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif, meminimalkan stres, serta mendorong

Daftar Pustaka

  1. Davis, K., & Newstrom, J. W. (1989). Organizational Behavior: Human Behavior at Work. McGraw-Hill.
  2. Robbins, S. P. (2003). Organizational Behavior. Prentice Hall.
  3. Mangkunegara, A. A. A. P. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya.
  4. Handoko, T. H. (2001). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE Yogyakarta.

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kepuasan Kerja, Stress, Dan Disiplin"

Posting Komentar