PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA
Pengertian Pengumpulan Data
A. Pengertian Dasar
Pengumpulan data adalah suatu proses sistematis dan terstruktur yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang relevan dan akurat sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan penelitian, mendukung atau menolak hipotesis, serta memberikan landasan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, baik dalam konteks akademik, bisnis, maupun pemerintahan.
Data
yang dikumpulkan bisa bersifat kuantitatif (angka, statistik, ukuran)
maupun kualitatif (narasi, persepsi, opini). Proses ini adalah tahap
paling krusial dalam kegiatan penelitian atau pengambilan keputusan
berbasis data (data-driven decision making), karena kualitas data sangat
menentukan kualitas hasil analisis dan rekomendasi yang akan dihasilkan.
B. Unsur-Unsur Utama dalam Pengumpulan Data
- Sistematis: Harus mengikuti langkah yang runtut, mulai dari
perencanaan, pemilihan metode, penetapan instrumen, hingga pelaksanaan.
- Terencana: Ada tujuan yang jelas, yaitu untuk menjawab rumusan
masalah atau mencapai tujuan penelitian.
- Konsisten: Prosedur dan teknik yang digunakan harus diterapkan
secara seragam agar hasilnya valid dan dapat dibandingkan.
- Validitas: Mengukur apakah data benar-benar mewakili fenomena
yang ingin diteliti.
- Reliabilitas: Menunjukkan apakah data dapat dipercaya dan
menghasilkan hasil yang konsisten jika dikumpulkan ulang.
C. Tujuan Pengumpulan Data
- Menjawab pertanyaan penelitian: Seperti dalam penelitian tentang perilaku konsumen,
data dibutuhkan untuk menjawab misalnya, “Apa yang memengaruhi pelanggan
membeli produk A?”
- Mendukung atau menolak
hipotesis: Misalnya, hipotesis bahwa
peningkatan gaji berpengaruh positif terhadap produktivitas dapat diuji
dengan data produktivitas dan gaji.
- Mengidentifikasi masalah
organisasi: Misalnya, data tingkat
absensi karyawan digunakan untuk mengidentifikasi apakah ada masalah
motivasi kerja atau kepemimpinan.
- Membuat kebijakan: Pemerintah menggunakan data kemiskinan untuk menyusun
program bantuan sosial.
D. Pentingnya Pengumpulan Data yang Benar
Jika
data dikumpulkan secara asal-asalan atau tanpa metode yang tepat, maka hasil
analisis akan menyesatkan. Contoh nyata:
Sebuah
perusahaan ritel mengklaim bahwa 80% pelanggannya puas dengan layanan mereka.
Namun, saat ditelusuri, survei hanya dilakukan terhadap 20 pelanggan tetap di
cabang pusat, bukan secara acak di semua cabang. Akibatnya, kesimpulan
menjadi bias, karena tidak mencerminkan keseluruhan populasi pelanggan.
Hal
ini menegaskan bahwa pengumpulan data yang tidak valid akan menghasilkan
keputusan yang salah, dan bisa berakibat fatal dalam dunia bisnis,
keuangan, atau kebijakan publik.
E. Contoh Nyata dalam Konteks Manajemen
Contoh 1: Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
Sebuah
perusahaan ingin mengetahui tingkat kepuasan karyawan terhadap program
pelatihan yang baru diterapkan. Maka perusahaan perlu mengumpulkan data
melalui:
- Kuesioner tentang persepsi
karyawan
- Wawancara langsung dengan
beberapa staf
- Dokumentasi absensi pelatihan
dan hasil evaluasi
Tanpa
data ini, manajemen tidak dapat menentukan apakah program pelatihan tersebut efektif
atau perlu perbaikan.
Contoh 2: Manajemen Pemasaran
Tim
pemasaran ingin mengetahui alasan menurunnya penjualan produk tertentu.
Mereka mengumpulkan data dengan:
- Melakukan survei kepada
pelanggan yang berhenti membeli produk
- Melakukan observasi terhadap
strategi pesaing
- Mengkaji data historis
penjualan
Berdasarkan
data yang dikumpulkan, ditemukan bahwa produk pesaing lebih murah dan
memiliki fitur tambahan, sehingga tim pemasaran dapat menyesuaikan strategi.
F. Perbedaan Data Primer dan Sekunder dalam Pengumpulan
Aspek |
Data
Primer |
Data
Sekunder |
Sumber |
Langsung dari responden/objek
penelitian |
Sudah tersedia dari pihak lain |
Contoh |
Wawancara, kuesioner, observasi |
Buku, laporan pemerintah, database
online |
Kelebihan |
Spesifik, relevan, dapat
disesuaikan |
Cepat, hemat biaya, mudah diakses |
Kekurangan |
Mahal, butuh waktu dan tenaga |
Mungkin tidak sesuai tujuan, data
usang |
G. Tantangan dalam Pengumpulan Data
- Subjektivitas responden (terutama dalam survei opini)
- Sampel yang tidak representatif
- Kesalahan teknis dalam
pengisian instrumen
- Keterbatasan waktu dan biaya
- Etika pengumpulan data, seperti privasi dan persetujuan informasi
H. Prinsip-Prinsip Etika Pengumpulan Data
- Informed consent: Responden harus tahu bahwa mereka sedang diwawancarai
dan untuk tujuan apa
- Kerahasiaan: Data tidak boleh disalahgunakan
- Non-manipulatif: Tidak boleh mengarahkan jawaban responden
Contoh
Pelanggaran: Memberikan pernyataan “Kami hanya
akan mencatat jika Anda puas dengan layanan kami” — ini manipulatif dan membuat
data menjadi bias.
Pengumpulan
data bukan sekadar aktivitas teknis, melainkan merupakan pondasi utama
dari setiap kegiatan penelitian, evaluasi, maupun pengambilan keputusan. Data
yang dikumpulkan secara metodis, terencana, dan konsisten akan
memberikan gambaran yang jelas, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kualitas data menentukan kualitas informasi, dan kualitas informasi menentukan
kualitas keputusan.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Setelah
memahami pentingnya pengumpulan data yang sistematis, langkah berikutnya adalah
memilih teknik pengumpulan data yang sesuai. Pemilihan teknik ini sangat
tergantung pada tujuan penelitian, jenis data yang dibutuhkan, ketersediaan
sumber daya, serta kondisi lapangan.
Teknik
pengumpulan data dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu:
- Teknik Pengumpulan Data Primer
- Teknik Pengumpulan Data
Sekunder
Pada
bagian ini akan difokuskan terlebih dahulu pada Teknik Pengumpulan Data
Primer.
A. TEKNIK PENGUMPULAN DATA PRIMER
Data
primer adalah data asli yang dikumpulkan
langsung oleh peneliti dari sumber pertama. Teknik ini memungkinkan peneliti
untuk memperoleh informasi terkini, relevan, dan terkontrol,
sesuai kebutuhan riset. Teknik-teknik ini meliputi wawancara, kuesioner/angket,
observasi, dan eksperimen.
a. Wawancara (Interview)
Definisi: Teknik pengumpulan data di mana peneliti berkomunikasi
langsung dengan responden secara lisan untuk mendapatkan jawaban atas
pertanyaan yang telah disiapkan, baik secara terstruktur maupun tidak
terstruktur.
Jenis-jenis wawancara:
- Terstruktur: Pertanyaannya tetap dan sama untuk semua responden.
- Semi-terstruktur: Ada panduan pertanyaan tetapi terbuka untuk
eksplorasi lebih lanjut.
- Tidak terstruktur: Pertanyaan bersifat spontan dan bebas sesuai arah
pembicaraan.
Keuntungan:
- Mendapatkan data yang
mendalam dan kontekstual.
- Peneliti dapat menggali
lebih lanjut bila ada hal yang belum jelas.
- Bisa mendeteksi ekspresi
atau bahasa tubuh responden.
Kekurangan:
- Biaya tinggi dan memakan waktu lama, apalagi jika responden
banyak.
- Risiko bias pewawancara
(interviewer bias).
- Tidak efisien untuk jumlah
responden yang besar.
Contoh:
Seorang
manajer HRD ingin memahami mengapa tingkat turnover karyawan tinggi
dalam 6 bulan terakhir. Ia melakukan wawancara langsung terhadap beberapa karyawan
yang mengundurkan diri. Dari wawancara, diketahui bahwa kurangnya jenjang
karier dan beban kerja tinggi menjadi penyebab utama.
b. Kuesioner / Angket (Questionnaire)
Definisi: Teknik pengumpulan data di mana responden memberikan
jawaban tertulis terhadap sejumlah pertanyaan yang telah disusun secara
sistematis.
Jenis-jenis kuesioner:
- Tertutup: Responden memilih jawaban dari pilihan yang tersedia.
- Terbuka: Responden bebas menjawab dengan kata-kata mereka
sendiri.
- Campuran: Kombinasi pertanyaan tertutup dan terbuka.
Keuntungan:
- Efisien untuk menjangkau responden dalam jumlah besar.
- Biaya lebih rendah dibanding wawancara.
- Responden memiliki waktu untuk
menjawab dengan lebih santai dan jujur.
Kekurangan:
- Jika pertanyaan tidak jelas,
bisa menyebabkan interpretasi salah.
- Responden bisa tidak serius
menjawab atau tidak mengembalikan kuesioner.
- Tidak dapat menggali jawaban
lebih dalam.
Contoh:
Sebuah
perusahaan e-commerce ingin mengukur tingkat kepuasan pelanggan.
Mereka menyebarkan kuesioner online berisi 10 pertanyaan tentang pengalaman
berbelanja, kecepatan pengiriman, dan layanan pelanggan. Dari hasil kuesioner,
diketahui bahwa 90% pelanggan puas dengan kecepatan pengiriman, tetapi
hanya 60% puas terhadap layanan pelanggan.
c. Observasi (Observation)
Definisi: Teknik pengumpulan data di mana peneliti mengamati
secara langsung objek atau fenomena yang diteliti di lingkungan alamiahnya
tanpa intervensi.
Jenis-jenis observasi:
- Observasi partisipatif: Peneliti ikut terlibat dalam kegiatan yang diamati.
- Observasi non-partisipatif: Peneliti hanya sebagai pengamat pasif.
- Observasi terstruktur: Menggunakan format pengamatan yang sudah disiapkan.
- Observasi tidak terstruktur: Tidak ada format tetap; pengamatan fleksibel.
Keuntungan:
- Data yang diperoleh lebih
nyata dan akurat.
- Cocok untuk perilaku yang tidak
mudah dijelaskan secara verbal.
- Tidak dipengaruhi oleh persepsi
subjektif responden.
Kekurangan:
- Tidak cocok untuk fenomena yang
tidak bisa dilihat langsung (misalnya motivasi).
- Membutuhkan waktu lama
dan kesabaran tinggi.
- Sulit untuk menjangkau populasi
besar.
Contoh:
Dalam
penelitian perilaku konsumen, seorang peneliti mengamati bagaimana
pelanggan memilih produk makanan di supermarket. Ia mencatat apakah
pelanggan membaca label, membandingkan harga, atau hanya memilih berdasarkan
merek.
d. Eksperimen (Experiment)
Definisi: Teknik pengumpulan data di mana peneliti menciptakan
kondisi buatan untuk mengamati efek suatu variabel terhadap variabel lain.
Biasanya dilakukan dengan kontrol ketat terhadap variabel luar.
Keuntungan:
- Mampu menunjukkan hubungan
sebab-akibat.
- Hasil dapat direplikasi dan
diuji ulang.
Kekurangan:
- Sering kali tidak
mencerminkan kondisi nyata.
- Butuh perencanaan matang dan
etika yang ketat.
- Tidak semua variabel dapat
dikendalikan.
Contoh:
Sebuah
perusahaan ingin mengukur efektivitas dua metode pelatihan: pelatihan tatap
muka vs pelatihan online. Mereka membagi karyawan dalam dua kelompok
secara acak, lalu mengukur peningkatan produktivitas kerja setelah
pelatihan. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pelatihan tatap muka lebih
efektif untuk karyawan baru.
Tabel Ringkasan Teknik Data Primer
Teknik |
Keunggulan
Utama |
Kelemahan
Utama |
Contoh
Penggunaan |
Wawancara |
Data mendalam dan fleksibel |
Biaya & waktu tinggi |
Wawancara karyawan resign |
Kuesioner |
Efisien, banyak responden |
Risiko salah interpretasi |
Survei kepuasan pelanggan online |
Observasi |
Data nyata tanpa intervensi |
Sulit untuk variabel tersembunyi |
Mengamati kebiasaan belanja
konsumen |
Eksperimen |
Bisa menguji hubungan kausalitas |
Tidak alami, butuh kontrol |
Meneliti efek pelatihan terhadap
produktivitas |
Teknik
pengumpulan data primer memungkinkan peneliti mengakses data yang relevan,
mutakhir, dan kontekstual secara langsung. Namun, teknik yang dipilih harus
sesuai dengan tujuan penelitian, sumber daya yang tersedia, dan
karakteristik responden atau objek penelitian. Pemahaman terhadap kelebihan
dan keterbatasan masing-masing teknik sangat penting agar pengumpulan data
menjadi efektif dan hasilnya dapat digunakan sebagai dasar analisis yang kuat.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
Dalam
proses penelitian atau pengumpulan informasi untuk pengambilan keputusan, tidak
semua data harus diperoleh langsung dari responden atau objek penelitian secara
primer. Terkadang, data yang dibutuhkan sudah tersedia sebelumnya, baik
dalam bentuk cetak maupun digital, dan dapat digunakan kembali untuk keperluan
riset. Inilah yang disebut sebagai data sekunder.
Data
sekunder adalah data yang telah dikumpulkan
oleh pihak lain, bukan oleh peneliti sendiri, dan tersedia untuk digunakan dalam
penelitian baru dengan catatan relevansi dan validitasnya masih terjaga.
Karakteristik Data Sekunder:
- Telah dikumpulkan dan
dipublikasikan sebelumnya.
- Umumnya tersedia dalam bentuk dokumen,
laporan, publikasi ilmiah, atau basis data.
- Dapat bersumber dari instansi
pemerintah, lembaga riset, perusahaan, media massa, dan sebagainya.
- Bisa berbentuk data
kuantitatif maupun kualitatif.
Manfaat Data Sekunder:
- Menghemat waktu dan biaya, karena data sudah tersedia.
- Berguna untuk melengkapi
data primer atau sebagai dasar penyusunan kerangka penelitian.
- Menyediakan gambaran umum
atau tren jangka panjang.
- Bisa digunakan untuk perbandingan
lintas waktu atau antar wilayah.
A. Studi Literatur (Literature Review)
Definisi:
Studi
literatur adalah teknik pengumpulan data sekunder yang dilakukan dengan cara mengakses,
membaca, dan menganalisis literatur ilmiah atau akademik yang relevan
dengan topik penelitian. Literatur tersebut bisa berasal dari:
- Buku teks
- Jurnal ilmiah (nasional maupun
internasional)
- Artikel akademik
- Laporan hasil penelitian
- Disertasi dan tesis
- Makalah seminar atau konferensi
Tujuan Studi Literatur:
- Mengetahui pengetahuan dan
temuan terdahulu.
- Menentukan kesenjangan riset
(research gap).
- Memberikan kerangka teoritis
dan landasan konseptual.
- Mengembangkan hipotesis atau
pertanyaan penelitian.
Keuntungan:
- Memudahkan pemahaman teori
yang telah ada.
- Sumber tersedia secara luas
melalui perpustakaan atau repositori digital.
- Cocok untuk penelitian
teoritis atau eksploratif.
Kekurangan:
- Bisa terjadi bias seleksi
jika hanya memilih literatur yang mendukung asumsi sendiri.
- Tidak semua informasi terkini
tersedia, apalagi jika literaturnya sudah lama.
- Risiko plagiarisme bila
tidak dicantumkan sumber secara benar.
Contoh:
Seorang
mahasiswa menulis skripsi tentang pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kinerja karyawan. Ia melakukan studi literatur dengan mengumpulkan
teori-teori dari buku-buku manajemen organisasi dan jurnal-jurnal seperti Journal
of Leadership Studies atau Jurnal Manajemen Indonesia, serta
meninjau riset sebelumnya di ProQuest dan Google Scholar.
B. Dokumentasi
Definisi:
Teknik
dokumentasi adalah metode pengumpulan data sekunder dengan mengakses
berbagai dokumen atau arsip yang telah disusun dan disimpan oleh organisasi,
lembaga, atau pemerintah. Dokumen ini dapat berbentuk:
- Laporan keuangan tahunan
- Data statistik pemerintah
- Catatan notulen rapat
- Surat keputusan manajerial
- Buku besar, memo internal
- Data historis karyawan
- Foto, rekaman video, atau hasil
audit
Fungsi Utama:
- Memberikan fakta dan data
kuantitatif yang otentik.
- Mendukung validitas data
primer.
- Sebagai bukti administratif
dan legal.
Keuntungan:
- Data dokumentasi biasanya objektif
dan sudah tervalidasi.
- Sering digunakan untuk studi
longitudinal (jangka panjang).
- Sumber daya tersedia dan dapat
diakses jika peneliti memiliki izin.
Kekurangan:
- Tidak semua dokumen bersifat publik,
ada yang bersifat rahasia atau terbatas.
- Data bisa tidak lengkap,
tidak terbaru, atau tidak sesuai dengan kebutuhan riset.
- Harus hati-hati terhadap validitas
dan keakuratan isi dokumen.
Contoh:
- Dalam penelitian ekonomi,
mahasiswa menggunakan data Produk Domestik Bruto (PDB) dari Badan
Pusat Statistik (BPS) untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi Indonesia
selama 10 tahun terakhir.
- Seorang analis keuangan
mengambil data dari laporan tahunan PT Telkom Indonesia Tbk untuk
mengukur rasio profitabilitas selama 5 tahun terakhir.
- Dalam riset manajemen SDM,
peneliti menggunakan arsip absensi dan data turnover dari bagian
HRD perusahaan sebagai dasar analisis hubungan antara absensi dan loyalitas
karyawan.
Tabel Ringkasan Teknik Data Sekunder
Teknik |
Sumber
Data |
Keunggulan |
Kekurangan |
Contoh
Penggunaan |
Studi Literatur |
Buku, jurnal, laporan ilmiah |
Menyediakan teori & konsep
terdahulu |
Bisa bias seleksi, risiko
plagiarisme |
Studi teori motivasi dari jurnal
akademik |
Dokumentasi |
Arsip, data statistik, laporan
keuangan |
Objektif, historis, validasi kuat |
Tidak selalu lengkap atau mutakhir |
Menggunakan data BPS atau laporan
keuangan perusahaan |
Perbandingan Singkat: Data Primer vs Sekunder
Aspek |
Data
Primer |
Data
Sekunder |
Sumber |
Diperoleh langsung dari
responden/objek |
Diperoleh dari data yang telah
tersedia |
Biaya dan waktu |
Lebih mahal dan butuh waktu lebih
lama |
Lebih cepat dan efisien |
Kontrol Peneliti |
Tinggi (peneliti merancang
sendiri) |
Rendah (mengandalkan data yang
tersedia) |
Kesesuaian |
Lebih sesuai dengan kebutuhan
spesifik |
Terkadang tidak langsung sesuai |
Contoh |
Wawancara karyawan |
Laporan tahunan, data BPS |
Teknik
pengumpulan data sekunder adalah bagian penting dari proses penelitian,
terutama dalam fase pendahuluan dan penguatan data primer. Studi
literatur memberikan kerangka teoretis dan pengetahuan akademik,
sedangkan dokumentasi menyediakan data faktual dan historis yang kuat
untuk dianalisis. Pemanfaatan sumber data sekunder yang tepat dapat meningkatkan
kualitas penelitian dan efisiensi pelaksanaannya.
PENYAJIAN DATA
Setelah
proses pengumpulan data selesai—baik melalui teknik primer seperti wawancara
dan kuesioner, maupun teknik sekunder seperti studi literatur dan
dokumentasi—langkah selanjutnya adalah penyajian data. Tahap ini sangat
krusial karena data mentah tidak akan bermakna tanpa disusun dan ditampilkan
secara sistematis.
Penyajian
data adalah proses mengorganisasi,
mengelompokkan, dan menampilkan data dalam format tertentu agar informasi yang
terkandung di dalamnya dapat dibaca, dimengerti, dan dianalisis dengan mudah.
Penyajian data yang efektif memungkinkan peneliti untuk melihat pola, hubungan
antar-variabel, dan bahkan membuat prediksi.
Tujuan Penyajian Data
- Mempermudah pembacaan dan
pemahaman data.
- Membantu dalam proses analisis
statistik dan interpretasi.
- Menunjukkan pola atau tren dari
data yang dikumpulkan.
- Menyediakan dasar untuk menarik
kesimpulan dan mengambil keputusan.
1. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel
Salah
satu bentuk penyajian data yang paling umum dan banyak digunakan adalah tabel.
Tabel menyajikan data dalam bentuk baris dan kolom sehingga informasi dapat
dibandingkan dan dianalisis secara langsung.
a. Tabel Distribusi Frekuensi
Pengertian:
Tabel
distribusi frekuensi adalah jenis tabel yang menyajikan jumlah kejadian
(frekuensi) dari suatu data kuantitatif yang telah dikelompokkan ke
dalam kelas-kelas interval tertentu.
Distribusi
frekuensi sangat membantu untuk memahami sebaran data, terutama dalam
jumlah besar, dengan cara mengelompokkannya ke dalam range tertentu
(kelas interval). Tabel ini biasa digunakan dalam survei, analisis populasi,
statistik ekonomi, dan bidang-bidang lain yang memerlukan pengolahan data
numerik.
Komponen Utama:
- Kelas Interval: Rentang nilai yang dibentuk untuk mengelompokkan
data.
- Frekuensi: Jumlah data yang termasuk dalam masing-masing kelas
interval.
- (Opsional) Frekuensi Relatif,
Frekuensi Kumulatif, atau Persentase.
Contoh Tabel Distribusi Frekuensi
Data:
Penghasilan Bulanan Responden (dalam Rupiah)
Kelas
Pendapatan (Rp) |
Frekuensi |
< 1.000.000 |
5 |
1.000.000 – 2.999.999 |
12 |
3.000.000 – 4.999.999 |
20 |
≥ 5.000.000 |
8 |
Total |
45 |
Interpretasi:
- Mayoritas responden (20 orang)
memiliki pendapatan bulanan antara Rp3.000.000 – Rp4.999.999.
- Hanya 5 responden yang
berpenghasilan kurang dari Rp1.000.000.
- Hasil ini dapat digunakan untuk
menyusun strategi pemasaran berdasarkan daya beli target konsumen.
Aplikasi dalam Manajemen:
- Dalam studi kepuasan pelanggan:
mengelompokkan pengeluaran bulanan pelanggan.
- Dalam analisis SDM: melihat
distribusi gaji karyawan.
- Dalam riset keuangan:
menganalisis sebaran biaya operasional perusahaan per bulan.
b. Tabel Silang (Cross Tabulation atau Crosstab)
Pengertian:
Tabel
silang adalah penyajian data dua arah (dua dimensi), yang menggambarkan hubungan
antara dua variabel kategorikal atau frekuensi gabungan dari dua
variabel. Ini sangat berguna untuk menganalisis korelasi atau pola antar
dua kategori, seperti jenis kelamin dan preferensi produk, usia dan
kepuasan pelanggan, dan lain-lain.
Komponen Utama:
- Baris mewakili salah satu
variabel (misalnya: jenis kelamin).
- Kolom mewakili variabel lain
(misalnya: preferensi produk).
- Sel dalam tabel berisi frekuensi
gabungan (jumlah responden dengan karakteristik tertentu pada kedua
variabel).
- Total baris dan kolom
menunjukkan distribusi masing-masing variabel.
Contoh Tabel Silang: Jenis Kelamin dan Preferensi Produk
Jenis
Kelamin |
Suka
Produk A |
Suka
Produk B |
Total |
Laki-laki |
15 |
10 |
25 |
Perempuan |
20 |
5 |
25 |
Total |
35 |
15 |
50 |
Interpretasi:
- Sebanyak 15 laki-laki dan 20
perempuan menyukai Produk A.
- Produk A lebih disukai secara
keseluruhan, terutama oleh perempuan.
- Hasil ini dapat digunakan oleh
perusahaan untuk menyesuaikan kampanye pemasaran berdasarkan gender.
Aplikasi dalam Manajemen:
- Pemasaran: Mengukur hubungan antara usia dan keputusan
pembelian.
- SDM: Melihat hubungan antara tingkat pendidikan dan
kinerja karyawan.
- Operasi: Hubungan antara jenis produk dan jumlah keluhan
pelanggan.
Pentingnya Penyajian Data yang Efektif
Penyajian
data bukan hanya tentang merapikan angka, tetapi juga tentang menyampaikan
cerita di balik data. Sebuah data yang disajikan dengan baik akan:
- Memunculkan pola tersembunyi
yang sebelumnya tidak terlihat.
- Menjadi alat komunikasi yang
kuat dalam laporan riset, proposal, maupun strategi bisnis.
- Meningkatkan kepercayaan
pembaca atau pengambil keputusan terhadap hasil riset.
- Mendukung proses pengambilan
keputusan berbasis data (data-driven decision making).
Alternatif Penyajian Data (Selain Tabel)
Meskipun
fokus bahasan ini adalah bentuk tabel, penyajian data juga bisa dalam bentuk:
- Diagram Batang (Bar Chart) → untuk membandingkan antar kategori.
- Diagram Lingkaran (Pie Chart) → untuk melihat proporsi.
- Histogram → untuk distribusi data numerik.
- Diagram Garis (Line Chart) → untuk tren dari waktu ke waktu.
- Diagram Peta (Maps) → untuk data geografis atau spasial.
Penyajian
data adalah langkah penting yang menjembatani antara pengumpulan data dan
analisis data. Dua teknik penyajian tabel yang dibahas—tabel distribusi
frekuensi dan tabel silang—merupakan fondasi dasar dalam statistik deskriptif
yang sangat aplikatif di berbagai bidang manajemen. Kemampuan menyajikan data
secara sistematis dan menarik tidak hanya membantu dalam menyusun laporan
penelitian yang baik, tetapi juga sangat penting dalam praktik profesional
seperti presentasi manajerial, evaluasi proyek, dan strategi pemasaran berbasis
data.
PENYAJIAN DATA DALAM BENTUK GRAFIK
Dalam
dunia akademik, bisnis, dan pemerintahan, visualisasi data merupakan
bagian penting dari proses komunikasi informasi. Penyajian data dalam bentuk
grafik memungkinkan pembaca untuk:
- Melihat pola secara sekilas,
- Membandingkan antar kelompok,
- Mengidentifikasi tren atau
anomali,
- Dan mengambil keputusan secara
lebih cepat dan tepat.
Visualisasi
grafik tidak hanya meningkatkan pemahaman, tetapi juga meningkatkan daya
tarik presentasi data, menjadikannya lebih komunikatif daripada hanya
menggunakan angka atau tabel saja.
Jenis-Jenis Grafik dan Penjelasannya
a. Diagram Batang (Bar Chart)
Diagram
batang menyajikan data dalam bentuk batang vertikal atau horizontal, di
mana panjang batang mencerminkan besarnya nilai data. Grafik ini cocok untuk data
kategorikal yang tidak memiliki urutan alami.
Karakteristik:
- Masing-masing batang mewakili
satu kategori.
- Jarak antar batang sama.
- Cocok untuk membandingkan
jumlah antar kelompok.
Contoh:
Jumlah
Karyawan per Departemen
Departemen |
Jumlah
Karyawan |
Produksi |
50 |
Pemasaran |
30 |
SDM |
20 |
Keuangan |
25 |
Pada
grafik, akan terlihat batang tertinggi untuk departemen produksi, menunjukkan
jumlah karyawan terbanyak.
Aplikasi dalam Manajemen:
- Menyajikan jumlah pelanggan
berdasarkan daerah.
- Menampilkan hasil penjualan
produk per kuartal.
- Menganalisis jumlah keluhan
pelanggan menurut kategori masalah.
b. Diagram Lingkaran (Pie Chart)
Pengertian
Diagram
lingkaran menggambarkan proporsi atau persentase masing-masing kategori
terhadap total keseluruhan. Lingkaran dibagi menjadi irisan (slice) sesuai
dengan kontribusi setiap kategori.
Karakteristik:
- Cocok untuk satu variabel
kategorikal.
- Harus mewakili 100% atau
keseluruhan data.
- Ideal untuk menunjukkan
komposisi atau pembagian.
Contoh:
Persentase
Pengeluaran Rumah Tangga
Kategori |
Persentase
(%) |
Makanan |
35% |
Transportasi |
25% |
Pendidikan |
20% |
Kesehatan |
10% |
Lain-lain |
10% |
Pie
chart akan menampilkan irisan terbesar untuk makanan, menunjukkan bahwa rumah
tangga paling banyak membelanjakan dana untuk kategori tersebut.
Aplikasi dalam Manajemen:
- Menampilkan pembagian anggaran
perusahaan.
- Menunjukkan komposisi
portofolio investasi.
- Menggambarkan proporsi
segmentasi pelanggan.
c. Histogram
Pengertian
Histogram
hampir mirip dengan bar chart, namun digunakan untuk data numerik kontinu
atau interval, bukan kategorikal. Data diorganisir ke dalam kelas-kelas
interval dan tiap batang menyatakan jumlah data (frekuensi) dalam interval
tersebut.
Karakteristik:
- Tidak ada jarak antara batang
(karena data berkelanjutan).
- Digunakan untuk distribusi
data.
- Membantu menganalisis
penyebaran dan bentuk distribusi.
Contoh:
Distribusi
Nilai Ujian Mahasiswa
Rentang
Nilai |
Frekuensi |
40–49 |
5 |
50–59 |
8 |
60–69 |
15 |
70–79 |
12 |
80–89 |
6 |
90–100 |
4 |
Histogram
dapat menunjukkan apakah nilai menyebar secara normal, miring ke kanan
(positif), atau miring ke kiri (negatif).
Aplikasi dalam Manajemen:
- Menganalisis durasi pengerjaan
tugas oleh karyawan.
- Mengamati distribusi pendapatan
pelanggan.
- Mengukur variasi biaya proyek.
d. Diagram Garis (Line Chart)
Pengertian
Diagram
garis menyajikan data dalam bentuk titik-titik yang dihubungkan oleh garis.
Digunakan untuk data time series (berdasarkan waktu) dan sangat efektif
untuk menunjukkan tren, perubahan, atau pertumbuhan dari waktu ke waktu.
Karakteristik:
- Sumbu X biasanya menunjukkan
waktu.
- Sumbu Y menunjukkan variabel
yang diukur.
- Dapat digunakan untuk satu atau
beberapa variabel.
Contoh:
Perkembangan
Laba Perusahaan dari 2019–2024
Tahun |
Laba
(juta Rp) |
2019 |
1200 |
2020 |
1350 |
2021 |
1500 |
2022 |
1300 |
2023 |
1700 |
2024 |
2000 |
Diagram
garis akan memperlihatkan tren naik-turun laba dan memudahkan analisis
perbandingan antar tahun.
Aplikasi dalam Manajemen:
- Memonitor tren penjualan
bulanan.
- Menilai kinerja keuangan
perusahaan.
- Melacak pertumbuhan jumlah
pelanggan dari waktu ke waktu.
e. Piktogram (Pictogram)
Pengertian
Piktogram
menggunakan simbol atau gambar untuk mewakili data. Setiap gambar
memiliki nilai tertentu (misalnya 1 gambar = 10 orang). Piktogram sangat
berguna untuk menyampaikan informasi kepada audiens awam karena sifatnya
yang visual dan mudah dipahami.
Karakteristik:
- Sangat intuitif dan menarik
secara visual.
- Cocok untuk edukasi atau
presentasi publik.
- Cocok untuk data yang
sederhana.
Contoh:
Jumlah
Penduduk Kota
- Kota A: 🧍🧍🧍🧍🧍🧍
(6 gambar → 60.000 orang)
- Kota B: 🧍🧍🧍🧍
(4 gambar → 40.000 orang)
- Kota C: 🧍🧍🧍🧍🧍
(5 gambar → 50.000 orang)
Aplikasi dalam Manajemen:
- Untuk presentasi kepada
pemangku kepentingan non-teknis.
- Edukasi publik tentang
statistik sederhana.
- Infografis dalam laporan
tahunan perusahaan.
Penyajian
data dalam bentuk grafik tidak hanya meningkatkan daya visualisasi laporan,
tetapi juga membantu pengambilan keputusan yang lebih tepat, terutama di dunia
manajemen. Pemilihan jenis grafik yang sesuai bergantung pada:
- Jenis data (kategorikal vs numerik),
- Tujuan analisis (perbandingan, proporsi, distribusi, atau tren),
- Dan audiens (teknis atau
non-teknis).
Dengan
pemahaman yang baik tentang jenis-jenis grafik dan penerapannya, mahasiswa
manajemen diharapkan mampu menyusun laporan riset yang menarik, akurat, dan
informatif, baik dalam konteks akademik maupun profesional.
CONTOH KASUS
Studi
Kasus: Survei Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Pengiriman
Latar
Belakang
Sebuah perusahaan e-commerce nasional
ingin mengevaluasi kualitas layanan pengiriman yang selama ini
diberikan kepada pelanggan. Fokus survei adalah tingkat kepuasan
pelanggan terhadap ketepatan waktu pengiriman barang. Ketepatan waktu
dianggap sebagai indikator utama dalam menentukan kualitas logistik perusahaan.
Untuk itu, perusahaan melakukan survei terhadap
sebagian pelanggannya guna memperoleh data kuantitatif yang
dapat diolah dan disajikan sebagai dasar pengambilan keputusan perbaikan
layanan.
Teknik
Pengumpulan Data
·
Metode: Kuesioner online menggunakan
skala Likert 1–5, dengan arti sebagai berikut:
Skor |
Arti
Penilaian |
1 |
Sangat Tidak Puas |
2 |
Tidak Puas |
3 |
Netral / Biasa Saja |
4 |
Puas |
5 |
Sangat Puas |
·
Populasi: 1.000 pelanggan aktif
selama 3 bulan terakhir
·
Sampel: 200 pelanggan dipilih
secara acak sederhana (simple random sampling)
Pertanyaan
Survei
“Seberapa puas Anda terhadap ketepatan waktu
pengiriman dari pesanan Anda?”
Pelanggan diminta menjawab dengan memilih salah
satu skor dari 1 hingga 5.
Data
Hasil Survei
Skor Kepuasan |
Frekuensi (Jumlah Responden) |
1 (Sangat Tidak Puas) |
10 |
2 (Tidak Puas) |
25 |
3 (Netral) |
60 |
4 (Puas) |
70 |
5 (Sangat Puas) |
35 |
Total |
200 |
Analisis
Data
1.
Menghitung Skor Rata-rata (Mean)
Rumus:
xˉ=∑(xi×fi)n\bar{x}
= \frac{\sum (x_i \times f_i)}{n}xˉ=n∑(xi×fi)
Dengan:
·
xi
= skor kepuasan
·
fi
= frekuensi (jumlah responden)
·
n = total responden
xˉ=(1×10)+(2×25)+(3×60)+(4×70)+(5×35)200\bar{x} = \frac{(1 \times 10) +
(2 \times 25) + (3 \times 60) + (4 \times 70) + (5 \times 35)}{200}xˉ=200(1×10)+(2×25)+(3×60)+(4×70)+(5×35) xˉ=10+50+180+280+175200=695200=3.475\bar{x} = \frac{10 + 50
+ 180 + 280 + 175}{200} = \frac{695}{200} = 3.475xˉ=20010+50+180+280+175=200695=3.475Interpretasi:
Nilai rata-rata kepuasan pelanggan adalah 3,475,
mendekati angka 4 (Puas). Ini menunjukkan bahwa secara umum
pelanggan cukup puas terhadap ketepatan waktu pengiriman,
meskipun masih ada ruang perbaikan agar kepuasan mendekati skor 5.
Penyajian
Data dalam Bentuk Grafik
A.
Histogram
Histogram digunakan karena data skor kepuasan
bersifat ordinal dengan nilai kontinu dari 1 sampai 5.
Ciri Histogram:
·
Sumbu X menunjukkan skor kepuasan
·
Sumbu Y menunjukkan jumlah responden
·
Tidak ada jarak antar batang (karena urutan skor
berkesinambungan)
Gambaran Histogram:
Frekuensi
^
| █
| █ █
| █ █ █
| █ █ █
| █ █ █
| █ █ █ █
| █ █ █ █
| █ █ █ █
| █ █ █ █ █
+--------------------------------------------> Skor
1 2 3 4 5
Interpretasi
Histogram:
·
Puncak tertinggi pada skor 4 (Puas), disusul
skor 3 (Netral).
·
Relatif sedikit yang memberikan skor 1 (Sangat
Tidak Puas).
·
Distribusi data agak condong ke kanan,
artinya tren kepuasan pelanggan positif.
B.
Diagram Lingkaran (Pie Chart)
Digunakan untuk menampilkan proporsi
jumlah pelanggan pada tiap kategori skor kepuasan.
Perhitungan Persentase:
Skor |
Frekuensi |
Persentase
(%) |
1 |
10 |
(10/200) × 100 = 5% |
2 |
25 |
12.5% |
3 |
60 |
30% |
4 |
70 |
35% |
5 |
35 |
17.5% |
Total |
200 |
100% |
Visualisasi (Deskriptif):
·
Irisan terbesar pada skor 4 (35%).
·
Irisan kedua terbanyak pada skor 3 (30%).
·
Irisan terkecil pada skor 1 (5%).
Interpretasi
Pie Chart:
Mayoritas responden (52,5%) memberikan skor 4
dan 5, artinya lebih dari separuh pelanggan puas hingga sangat
puas. Hanya 17,5% yang tidak puas (skor 1 dan 2). Ini menunjukkan dominasi
persepsi positif terhadap pengiriman tepat waktu.
0 Response to "PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA"
Posting Komentar