JENIS-JENIS MODEL DALAM MANAJEMEN SAINS
PENDAHULUAN
Dalam dunia manajemen modern yang semakin kompleks dan dinamis, para pengambil keputusan menghadapi tantangan dalam mengelola sumber daya, mengantisipasi risiko, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang rasional dan sistematis adalah pemodelan ilmiah atau management science modeling. Model dalam manajemen sains merupakan representasi sistematis dari suatu sistem nyata atau proses bisnis yang disederhanakan ke dalam bentuk matematis, statistik, atau simulatif. Melalui model, para manajer dapat mengevaluasi alternatif keputusan, memperkirakan hasil, dan merancang strategi optimal berdasarkan data dan logika.
Secara umum, model dalam manajemen sains
diklasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu model deterministik dan model
probabilistik. Model deterministik digunakan ketika seluruh parameter dan data
input diketahui secara pasti tanpa adanya ketidakpastian. Sebaliknya, model
probabilistik mempertimbangkan unsur ketidakpastian dalam input atau proses
sistem dan menghasilkan output dalam bentuk distribusi probabilitas. Pemahaman
yang mendalam mengenai perbedaan, karakteristik, serta penerapan kedua jenis
model ini sangat penting bagi manajer dalam memilih pendekatan yang tepat untuk
menyelesaikan masalah spesifik yang dihadapi organisasi. Melalui pemaparan yang
sistematis, makalah ini menjelaskan secara terperinci kedua jenis model
tersebut, kelebihan dan keterbatasannya, serta contoh aplikasinya di berbagai
sektor.
Secara umum, model dalam manajemen sains
diklasifikasikan menjadi dua jenis utama:
1.
Model
Deterministik
Model
deterministik adalah suatu pendekatan pemodelan
matematis yang digunakan untuk merepresentasikan sistem atau proses nyata di
mana semua input dan parameter diketahui secara pasti dan tidak
melibatkan unsur ketidakpastian atau probabilitas. Artinya, jika input atau
kondisi awal diketahui, maka output atau hasil dari model tersebut selalu
dapat diprediksi dengan tepat tanpa adanya variasi atau perubahan karena
faktor acak.
Model
ini sering digunakan dalam situasi di mana lingkungan relatif stabil, data
lengkap dan akurat, serta tidak ada fluktuasi besar dalam variabel-variabel
eksternal yang dapat mempengaruhi hasil.
Ciri-Ciri Model Deterministik
Model
deterministik memiliki sejumlah ciri khas yang membedakannya dari model
stokastik (yang mengandung unsur probabilitas):
a. Input dan parameter diketahui dengan pasti
Setiap
nilai dari parameter dan input seperti jumlah sumber daya, waktu, biaya, dan
permintaan diketahui secara eksak.
b. Tidak ada elemen acak atau probabilistik
Model
ini tidak mempertimbangkan faktor ketidakpastian, variasi alamiah, atau risiko
dalam perhitungan.
c. Output model selalu sama untuk input yang sama
Jika
model dijalankan berulang kali dengan input yang sama, maka hasilnya akan
selalu sama.
d. Cocok untuk lingkungan yang stabil dan data lengkap
Biasanya
digunakan untuk sistem yang tidak kompleks secara dinamis, dan datanya
sudah mapan dan dapat dipercaya, seperti dalam kasus perencanaan produksi
jangka pendek, pengalokasian sumber daya tetap, dan distribusi logistik yang
pasti.
Kelebihan dan Kekurangan Model Deterministik
✅ Kelebihan:
- Sederhana dan mudah dianalisis, karena tidak ada ketidakpastian.
- Dapat memberikan hasil optimal jika input valid dan sesuai kondisi nyata.
- Efisien untuk permasalahan
berskala besar yang memiliki data pasti dan
deterministik.
❌ Kekurangan:
- Kurang fleksibel terhadap
perubahan atau ketidakpastian
di lingkungan nyata.
- Tidak mencerminkan kondisi
dunia nyata yang seringkali dinamis dan
penuh ketidakpastian.
Contoh Aplikasi Model Deterministik
Model
deterministik banyak digunakan dalam manajemen operasi, riset operasi,
logistik, keuangan, dan perencanaan produksi. Berikut adalah dua aplikasi
model deterministik yang umum dan relevan:
a.
Linear
Programming (Pemrograman Linier)
Deskripsi: Pemrograman linier adalah metode matematis yang digunakan
untuk menentukan alokasi sumber daya secara optimal guna mencapai tujuan
tertentu (misalnya memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan biaya), dengan
mempertimbangkan sejumlah kendala (constraints).
Contoh
Kasus: Seorang manajer produksi
memproduksi dua jenis produk: Produk X dan Produk Y. Setiap produk membutuhkan
waktu kerja mesin dan bahan baku yang terbatas jumlahnya. Tujuannya adalah
memaksimalkan keuntungan.
Model:
- Fungsi tujuan (Objective
Function):
Maksimalkan Z = 40x + 30y
(Z = total keuntungan; x = jumlah produk X; y = jumlah produk Y) - Kendala (Constraints):
- 2x + y ≤ 100 (keterbatasan jam
mesin)
- x + 2y ≤ 80 (keterbatasan
bahan baku)
- x ≥ 0; y ≥ 0 (jumlah produksi
tidak bisa negatif)
Interpretasi: Model ini dapat diselesaikan dengan metode grafik (jika
hanya 2 variabel), metode simpleks, atau perangkat lunak seperti Excel Solver
atau LINDO. Output dari model ini adalah jumlah unit produk X dan Y yang harus
diproduksi untuk memperoleh keuntungan maksimum tanpa melanggar batasan sumber
daya.
Catatan
Deterministik: Karena seluruh parameter seperti
keuntungan per unit, jam mesin, dan kebutuhan bahan baku diketahui secara
pasti, maka model ini bersifat deterministik. Jika input yang sama dimasukkan
lagi, hasilnya tidak akan berubah.
b.
Model
Transportasi
Deskripsi: Model transportasi merupakan jenis khusus dari pemrograman
linier yang digunakan untuk mengoptimalkan distribusi barang dari
beberapa sumber (misalnya gudang) ke beberapa tujuan (misalnya toko) dengan
biaya minimum.
Asumsi
dan karakteristik:
- Jumlah barang yang tersedia di
tiap gudang diketahui.
- Jumlah permintaan di tiap
tujuan diketahui.
- Biaya pengiriman per unit dari
masing-masing gudang ke tujuan diketahui.
- Tidak ada ketidakpastian dalam
biaya, permintaan, atau pasokan.
Contoh
Kasus:
Gudang |
Tujuan
A (biaya/unit) |
Tujuan
B (biaya/unit) |
Kapasitas |
G1 |
8 |
6 |
100 |
G2 |
10 |
7 |
150 |
Tujuan |
Permintaan |
A |
80 |
B |
170 |
Tujuan:
Tentukan jumlah barang yang harus dikirim dari masing-masing gudang ke
masing-masing tujuan untuk meminimalkan total biaya pengiriman.
Metode
Penyelesaian:
- Metode North-West Corner,
Least Cost, dan MODI (Modified Distribution) adalah teknik
klasik yang dapat digunakan.
- Dapat juga diselesaikan
menggunakan perangkat lunak seperti Excel Solver.
Catatan
Deterministik: Model ini bersifat deterministik
karena seluruh elemen seperti biaya, kapasitas, dan permintaan diketahui secara
pasti. Tidak ada variasi atau ketidakpastian yang mempengaruhi keputusan.
Model
deterministik merupakan alat penting dalam pengambilan keputusan yang
sistematis dan berbasis data. Model ini sangat bermanfaat jika semua
informasi dan parameter diketahui secara pasti, dan digunakan dalam
berbagai bidang mulai dari manufaktur, logistik, keuangan, hingga perencanaan
strategis.
Namun,
model ini tidak cocok untuk lingkungan yang dinamis, kompleks, dan penuh
ketidakpastian, karena tidak mempertimbangkan risiko dan variasi yang umum
terjadi di dunia nyata.
2.
Model
Probabilistik
Model probabilistik, juga dikenal sebagai model
stokastik, adalah jenis model matematis yang memperhitungkan unsur
ketidakpastian dalam input, parameter, atau proses sistem. Artinya,
output dari model ini tidak bersifat deterministik atau pasti, melainkan berupa
distribusi probabilitas yang mencerminkan berbagai kemungkinan hasil.
Model ini merepresentasikan sistem atau fenomena
nyata di mana beberapa elemen tidak bisa dipastikan sepenuhnya karena sifatnya
yang acak atau dinamis. Ketidakpastian tersebut dapat berasal dari variabilitas
alamiah (seperti waktu kedatangan pelanggan atau durasi proyek), keterbatasan
data, atau faktor eksternal yang sulit diprediksi.
Ciri-Ciri
Model Probabilistik
Model probabilistik memiliki sejumlah
karakteristik utama yang membedakannya dari model deterministik:
1.
Variabel Acak sebagai Input
Beberapa input dalam model bersifat acak dan digambarkan melalui distribusi
probabilitas (misalnya distribusi normal, Poisson, eksponensial, binomial,
dsb).
2.
Output dalam Bentuk Distribusi
Hasil dari model bukan angka tunggal, melainkan beragam kemungkinan hasil
yang memiliki probabilitas tertentu. Misalnya, bukan hanya "biaya proyek
adalah Rp100 juta", tetapi "biaya proyek berkisar antara Rp90–110
juta dengan probabilitas tertentu."
3.
Mengakomodasi Risiko dan Ketidakpastian
Sangat cocok untuk situasi yang kompleks dan tidak
pasti, seperti prediksi keuangan, manajemen proyek, sistem pelayanan,
atau pengambilan keputusan berbasis risiko.
4.
Diperlukan Teknik Statistik dan Simulasi
Analisis model ini biasanya menggunakan metode seperti simulasi Monte
Carlo, teori antrian, atau teori keputusan
untuk memproses variabel-variabel acak tersebut.
Contoh
Aplikasi Model Probabilistik
1. Simulasi Monte Carlo
Simulasi Monte Carlo adalah teknik probabilistik
yang digunakan untuk memodelkan ketidakpastian melalui
pengacakan input dan menjalankan ribuan iterasi untuk memperoleh distribusi
output.
Contoh Kasus: Manajemen Risiko Proyek
Konstruksi
Misalnya, dalam proyek pembangunan gedung
bertingkat:
·
Durasi pengerjaan pondasi diperkirakan antara 10–15
hari.
·
Biaya material bisa berkisar Rp100–120 juta
tergantung kondisi pasar.
·
Tenaga kerja tersedia antara 10–20 orang per
hari, tergantung cuaca dan logistik.
Setiap parameter di atas tidak pasti,
sehingga masing-masing diberi distribusi probabilitas (misal: durasi =
distribusi normal, biaya = distribusi triangular, tenaga kerja = distribusi
uniform).
Melalui Simulasi Monte Carlo, dilakukan ribuan
iterasi dengan mengacak nilai-nilai input berdasarkan distribusinya,
lalu dihitung output-nya:
·
Total durasi proyek
·
Total biaya
·
Risiko keterlambatan
Output akhir bukan hanya satu
angka, tapi kemungkinan distribusi seperti:
·
Peluang proyek selesai tepat waktu = 65%
·
Peluang biaya melebihi anggaran = 40%
Simulasi ini banyak digunakan dalam:
·
Perencanaan proyek (engineering &
konstruksi)
·
Peramalan keuangan
·
Manajemen risiko (perbankan, asuransi)
2. Model Antrian (Queueing Theory)
Model antrian adalah bagian dari model stokastik
yang digunakan untuk menganalisis sistem pelayanan yang melibatkan
kedatangan dan waktu layanan acak.
Contoh Kasus: Pelayanan di Bank
Sebuah bank memiliki satu teller.
·
Rata-rata pelanggan datang 10 orang per jam (distribusi
Poisson – model umum untuk kedatangan acak).
·
Waktu pelayanan rata-rata adalah 5 menit per
pelanggan (distribusi eksponensial – umum untuk layanan dengan
waktu acak).
Kita ingin mengetahui:
·
Berapa rata-rata waktu tunggu pelanggan?
·
Berapa panjang antrean rata-rata?
·
Berapa persen waktu teller aktif
melayani? (utilisasi)
Dengan teori antrian, digunakan
rumus atau simulasi untuk menghitung metrik tersebut. Model yang cocok adalah
model antrian M/M/1 (1 server, arrival dan service time masing-masing mengikuti
distribusi Poisson dan eksponensial).
Misalnya:
·
λ = 10 pelanggan/jam (arrival rate)
·
μ = 12 pelanggan/jam (service rate; karena 5
menit per pelanggan = 12 pelanggan per jam)
Dihitung:
·
Utilisasi teller: ρ = λ/μ = 10/12 = 83.33%
·
Rata-rata pelanggan dalam sistem: L = λ / (μ –
λ) = 10 / (2) = 5 orang
·
Rata-rata waktu tunggu pelanggan dalam sistem: W
= 1 / (μ – λ) = 0.1 jam (6 menit)
Model ini bisa digunakan untuk mengevaluasi:
·
Apakah perlu menambah teller?
·
Apa dampaknya terhadap waktu tunggu jika jumlah
pelanggan meningkat?
·
Berapa kapasitas layanan yang optimal?
Model ini banyak digunakan pada:
·
Rumah sakit (unit gawat darurat)
·
Call center
·
Restoran cepat saji
·
Layanan transportasi
Kelebihan
Model Probabilistik
·
Lebih realistis karena
mencerminkan ketidakpastian dunia nyata.
·
Membantu pengambilan keputusan berbasis
risiko.
·
Mampu mengevaluasi berbagai skenario
"what-if".
·
Bisa dikembangkan dalam berbagai skala
kompleksitas sesuai kebutuhan.
Keterbatasan
Model Probabilistik
·
Membutuhkan data statistik dan
pemahaman distribusi probabilitas.
·
Perhitungan bisa kompleks dan memerlukan
perangkat lunak atau simulasi komputer.
·
Interpretasi hasil harus mempertimbangkan
pemahaman terhadap variabilitas dan probabilitas, tidak hanya angka rata-rata.
Model probabilistik sangat penting dalam bidang
manajemen, teknik, ekonomi, keuangan, dan pelayanan publik. Ketika variabel dan
situasi tidak bisa diprediksi secara pasti, pendekatan stokastik memberikan
kerangka kerja yang fleksibel dan adaptif untuk memperkirakan hasil yang
mungkin terjadi dan mengambil keputusan secara bijaksana. Contoh seperti
simulasi Monte Carlo dalam proyek konstruksi dan teori antrian dalam sistem
layanan membuktikan bahwa model ini lebih mencerminkan kondisi nyata,
sekaligus membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen sumber
daya.
PERBANDINGAN
MODEL DETERMINISTIK VS PROBABILISTIK
Dalam dunia pengambilan keputusan, analisis
sistem, dan manajemen operasional, pemodelan (modeling) merupakan alat penting
untuk merepresentasikan sistem nyata secara matematis. Dua pendekatan utama
dalam pemodelan adalah model deterministik dan model
probabilistik. Keduanya memiliki karakteristik, asumsi, dan kegunaan
yang berbeda tergantung pada konteks serta tingkat ketidakpastian dalam sistem
yang dikaji.
1. Aspek
Ketidakpastian
Aspek |
Model
Deterministik |
Model
Probabilistik |
Ketidakpastian |
Tidak ada |
Ada (input tidak
pasti) |
Model Deterministik:
Model ini mengasumsikan bahwa semua
parameter dan data input diketahui secara pasti dan tidak berubah.
Tidak ada unsur ketidakpastian dalam model ini. Jika inputnya sama, maka hasil
(output)-nya pun akan selalu sama.
Contoh: Dalam perencanaan
produksi, jika diketahui bahwa mesin memproduksi 100 unit per hari dan
permintaan adalah 500 unit, maka model akan menunjukkan bahwa butuh 5 hari
produksi. Tidak ada variabel acak—semua input bersifat pasti.
Model Probabilistik:
Sebaliknya, model probabilistik mengakui bahwa banyak
variabel dalam kehidupan nyata bersifat acak atau tidak pasti. Model
ini memasukkan unsur ketidakpastian melalui penggunaan probabilitas atau
distribusi statistik.
Contoh: Dalam sistem antrian
(seperti antrian pelanggan di bank), waktu kedatangan pelanggan dan waktu
pelayanan bersifat acak. Model probabilistik menggunakan distribusi eksponensial
atau Poisson untuk memperkirakan waktu tunggu dan panjang antrian.
2. Aspek
Output
Aspek |
Model
Deterministik |
Model
Probabilistik |
Output |
Nilai pasti |
Nilai dalam bentuk
distribusi atau probabilitas |
Model Deterministik:
Memberikan hasil tunggal atau pasti.
Tidak ada variasi dalam hasil akhir bila input yang sama dimasukkan ke dalam
model.
Contoh: Dalam linear programming
(LP), tujuan seperti memaksimalkan keuntungan dengan batasan tertentu (misalnya
kapasitas mesin dan tenaga kerja) akan menghasilkan satu solusi optimal.
Model Probabilistik:
Menghasilkan hasil dalam bentuk rentang
nilai (distribusi) atau probabilitas terjadinya suatu output tertentu.
Hal ini mencerminkan kenyataan bahwa hasil dalam sistem nyata bisa bervariasi.
Contoh: Simulasi Monte Carlo
dapat digunakan untuk memperkirakan kemungkinan total biaya proyek konstruksi.
Output-nya adalah distribusi probabilitas dari berbagai kemungkinan biaya
akhir, bukan satu nilai tunggal.
3. Aspek
Aplikasi
Aspek |
Model
Deterministik |
Model
Probabilistik |
Aplikasi |
Produksi, logistik,
pemrograman linier |
Manajemen risiko,
sistem antrian, simulasi proyek |
Model Deterministik:
Banyak digunakan dalam sistem yang
stabil, terstruktur, dan dapat diprediksi, seperti:
·
Perencanaan produksi
·
Transportasi dan logistik
·
Jadwal proyek dengan waktu pasti
·
Pengalokasian sumber daya menggunakan metode
linear programming
Contoh Aplikasi: Seorang manajer
logistik menggunakan model deterministik untuk menentukan rute pengiriman
terpendek dari gudang ke beberapa titik distribusi menggunakan metode Shortest
Path dalam teori graf.
Model Probabilistik:
Digunakan pada sistem yang melibatkan
ketidakpastian, fluktuasi, atau risiko, misalnya:
·
Simulasi keuangan
·
Perkiraan durasi proyek dengan ketidakpastian
waktu (Project Evaluation and Review Technique – PERT)
·
Sistem layanan pelanggan dan antrian (misalnya
call center)
·
Penilaian risiko bencana atau kerugian
Contoh Aplikasi: Dalam manajemen
risiko, perusahaan asuransi menggunakan model probabilistik untuk memperkirakan
kerugian akibat kecelakaan berdasarkan data historis klaim dan probabilitas
terjadinya peristiwa.
4. Aspek
Contoh Teknik
Aspek |
Model
Deterministik |
Model
Probabilistik |
Contoh Teknik |
Linear Programming,
Integer Programming |
Monte Carlo
Simulation, Queueing Theory |
Model Deterministik:
·
Linear Programming (LP):
Mengoptimalkan fungsi tujuan (maksimum/minimum) dengan batasan linear.
·
Integer Programming: Seperti LP
tapi dengan syarat bahwa variabel keputusan hanya bisa berupa bilangan bulat.
Contoh Nyata: Sebuah perusahaan
manufaktur menggunakan LP untuk menentukan jumlah produk A dan B yang harus
diproduksi agar total keuntungan maksimal, dengan keterbatasan waktu mesin dan
bahan baku.
Model Probabilistik:
·
Monte Carlo Simulation:
Menggunakan eksperimen acak berulang-ulang untuk memperkirakan distribusi hasil
dari sistem kompleks.
·
Queueing Theory: Menganalisis
sistem antrian dengan memperhitungkan probabilitas kedatangan dan waktu layanan
pelanggan.
Contoh Nyata: Sebuah rumah sakit
menggunakan simulasi Monte Carlo untuk memperkirakan kebutuhan tempat tidur di
UGD selama musim flu, dengan memperhitungkan ketidakpastian jumlah pasien
harian.
Perbedaan utama antara model deterministik dan
probabilistik terletak pada perlakuan terhadap ketidakpastian.
Model deterministik bekerja dengan kepastian dan input pasti,
sementara model probabilistik mengakomodasi ketidakpastian dan variabel
acak. Oleh karena itu, pemilihan model yang digunakan sangat
tergantung pada konteks masalah dan karakteristik data.
Aspek |
Model
Deterministik |
Model
Probabilistik |
Ketidakpastian |
Tidak ada |
Ada |
Output |
Nilai pasti |
Distribusi
probabilitas |
Aplikasi |
Produksi, logistik,
jadwal proyek |
Risiko, antrian,
simulasi proyek |
Teknik |
Linear/Integer
Programming |
Monte Carlo, Teori
Antrian |
PENTINGNYA
PEMODELAN DALAM MANAJEMEN
Dalam dunia manajemen modern yang sangat dinamis
dan kompetitif, pengambilan keputusan yang tepat waktu dan berbasis informasi
menjadi sangat krusial. Di sinilah peran pemodelan (modeling) menjadi sangat
penting. Pemodelan dalam manajemen merujuk pada proses
pembuatan representasi sistematis dan terstruktur dari proses bisnis, fenomena
operasional, atau permasalahan manajerial, biasanya dalam bentuk matematis,
statistik, atau simulasi. Tujuannya adalah untuk membantu manajer memahami,
menganalisis, dan membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan data dan
logika, bukan intuisi semata.
1.
Menghemat Biaya Melalui Optimasi Sumber Daya
Salah satu manfaat utama dari pemodelan dalam
manajemen adalah efisiensi penggunaan sumber daya. Dengan
menggunakan model optimasi, manajer dapat menemukan kombinasi terbaik dari
input (misalnya tenaga kerja, bahan baku, waktu) untuk menghasilkan output yang
maksimal dengan biaya serendah mungkin.
Contoh:
Sebuah perusahaan logistik menggunakan model linear programming untuk menentukan
rute pengiriman yang paling hemat bahan bakar dan waktu. Dengan model ini,
mereka berhasil menurunkan biaya operasional transportasi sebesar 20% dalam
satu tahun.
Model seperti ini sangat berguna dalam
perencanaan produksi, distribusi barang, atau alokasi tenaga kerja, yang
semuanya bertujuan menekan biaya sambil tetap menjaga kualitas layanan.
2.
Meningkatkan Efisiensi Operasional
Model manajemen proses bisnis dapat menggambarkan
aliran kerja secara sistematis, sehingga organisasi dapat mengidentifikasi
titik-titik hambatan (bottleneck) dan menyederhanakan proses.
Contoh:
Dalam industri manufaktur, penggunaan model simulasi seperti Discrete
Event Simulation memungkinkan perusahaan memvisualisasikan jalannya proses
produksi, mengidentifikasi waktu tunggu yang tidak produktif, dan merancang
ulang alur kerja agar lebih cepat dan hemat waktu.
Model ini sering digunakan dalam Lean Management
atau Six Sigma untuk menilai efisiensi dan mengurangi pemborosan.
3.
Mengurangi Risiko Keputusan Melalui Simulasi dan Analisis Sensitivitas
Setiap keputusan manajerial pasti mengandung
risiko. Dengan simulasi dan analisis sensitivitas, manajer
dapat menguji dampak berbagai skenario sebelum membuat keputusan final. Hal ini
memungkinkan manajemen mengantisipasi risiko dan membuat strategi mitigasi.
Contoh:
Sebuah perusahaan investasi menggunakan Monte Carlo Simulation
untuk memproyeksikan berbagai kemungkinan return investasi dengan
mempertimbangkan volatilitas pasar. Dengan informasi ini, manajer investasi
bisa memilih portofolio yang seimbang antara risiko dan imbal hasil.
Simulasi seperti ini sangat berguna dalam
manajemen keuangan, proyek, dan supply chain.
4.
Memprediksi Masa Depan Berdasarkan Skenario dan Data Historis
Model prediktif berbasis data historis dan
algoritma statistik membantu manajer meramalkan tren masa depan,
termasuk permintaan pasar, perilaku pelanggan, dan kebutuhan sumber daya.
Contoh:
Dalam dunia retail, perusahaan menggunakan regresi time series
atau machine learning forecasting model untuk memperkirakan
permintaan barang berdasarkan data penjualan masa lalu, musim, dan tren pasar.
Hal ini memungkinkan mereka mengatur stok dengan lebih akurat dan menghindari
kekurangan atau kelebihan produk.
Kemampuan prediktif ini penting dalam manajemen
pemasaran, keuangan, maupun perencanaan kapasitas.
5.
Mendukung Perencanaan Strategis Jangka Panjang dan Pengendalian Operasional
Jangka Pendek
Model manajemen strategis seperti Balanced
Scorecard, SWOT analysis, atau Scenario
Planning membantu organisasi dalam menetapkan arah jangka panjang.
Sementara model operasional seperti control charts atau dashboard
KPI membantu manajemen mengendalikan kinerja harian dan menyesuaikan
tindakan dengan cepat.
Contoh
Strategis:
Perusahaan energi menggunakan model skenario untuk merancang strategi
menghadapi potensi perubahan harga minyak dunia, regulasi lingkungan, dan
perkembangan teknologi energi baru.
Contoh
Operasional:
Departemen layanan pelanggan menggunakan dashboard KPI harian untuk memantau
waktu tanggap layanan, kepuasan pelanggan, dan tingkat penyelesaian masalah.
Jika terjadi penyimpangan, manajer dapat segera mengambil tindakan korektif.
Pemodelan dalam manajemen adalah alat yang sangat
penting untuk menghadapi kompleksitas dan ketidakpastian dalam pengambilan
keputusan. Model bukan hanya sekadar alat bantu teknis, tetapi juga jembatan
antara data, logika, dan kebijakan manajerial. Dengan
mengadopsi pendekatan berbasis model, organisasi dapat meningkatkan efisiensi,
menekan biaya, mengurangi risiko, dan merancang strategi yang lebih adaptif
terhadap perubahan lingkungan bisnis.
CONTOH PENERAPAN
DALAM DUNIA NYATA
Berikut
ini penjelasan yang lebih terperinci dan lengkap mengenai contoh
penerapan model dalam dunia nyata, sesuai dengan sektor, aplikasi, dan
jenis model yang digunakan.
1. Sektor Manufaktur
Aplikasi
Model: Menentukan kombinasi produksi
optimal berdasarkan bahan baku dan waktu
Jenis Model: Deterministik
Model
deterministik digunakan ketika semua parameter yang terlibat dapat diketahui
secara pasti tanpa melibatkan ketidakpastian. Dalam konteks manufaktur, model
ini membantu perusahaan menentukan jumlah optimal dari berbagai produk
yang akan diproduksi agar menghasilkan keuntungan maksimal atau biaya
minimum, dengan mempertimbangkan keterbatasan sumber daya seperti bahan
baku, tenaga kerja, dan waktu produksi.
Contoh Riil:
Sebuah
pabrik roti memiliki 3 jenis produk: roti tawar, roti manis, dan kue bolu.
Dengan menggunakan model program linear (linear programming), manajer
produksi menghitung kombinasi jumlah masing-masing produk yang harus diproduksi
agar keuntungan maksimal, dengan syarat:
- Jumlah tepung dan gula
terbatas.
- Waktu kerja karyawan maksimal 8
jam per hari.
Dengan
software seperti Excel Solver atau LINGO, mereka memperoleh hasil bahwa
memproduksi 200 roti tawar, 150 roti manis, dan 80 kue bolu per hari merupakan
kombinasi optimal.
2. Sektor Logistik
Aplikasi
Model: Mengatur rute pengiriman untuk
meminimalkan biaya dan waktu
Jenis Model: Deterministik
Model
deterministik dalam logistik banyak digunakan untuk optimasi rute pengiriman,
seperti Vehicle Routing Problem (VRP). Semua data input diketahui secara
pasti seperti jumlah kendaraan, lokasi pelanggan, kapasitas kendaraan, dan
jarak antar titik.
Contoh Riil:
Perusahaan
ekspedisi seperti JNE atau SiCepat menggunakan algoritma optimasi
untuk menentukan rute paling efisien bagi kurir mereka. Misalnya, satu
kurir harus mengantar paket ke 10 alamat. Dengan software logistik berbasis GIS
dan model deterministik, sistem menghitung rute dengan jarak total terpendek
dan meminimalkan biaya bahan bakar serta waktu pengiriman.
3. Sektor Perbankan
Aplikasi
Model: Memprediksi waktu tunggu nasabah di
teller
Jenis Model: Probabilistik
Model
probabilistik digunakan ketika sistem melibatkan unsur ketidakpastian,
misalnya kedatangan nasabah tidak teratur. Di bank, model teori antrian
(queueing theory) dapat digunakan untuk memperkirakan waktu tunggu, panjang
antrian, dan jumlah teller yang optimal.
Contoh Riil:
Bank
BCA mengamati bahwa rata-rata nasabah datang setiap 4 menit, sedangkan satu teller
dapat melayani nasabah selama 5 menit. Dengan menggunakan model M/M/1
dalam teori antrian, manajer operasional dapat menghitung bahwa jika hanya
tersedia 1 teller, maka waktu tunggu akan lama, sehingga diputuskan menambah
teller pada jam sibuk agar waktu tunggu nasabah kurang dari 10 menit.
4. Sektor Kesehatan
Aplikasi
Model: Menyusun jadwal dokter dan pasien
secara efisien di rumah sakit
Jenis Model: Kombinasi (Deterministik dan Probabilistik)
Model
kombinasi melibatkan elemen kepastian dan ketidakpastian. Dalam
penyusunan jadwal rumah sakit, jumlah dokter dan ruangan adalah parameter
deterministik, tetapi waktu kedatangan pasien dan durasi pemeriksaan bersifat
probabilistik.
Contoh Riil:
Di
rumah sakit seperti RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, sistem penjadwalan
digunakan untuk mengatur jadwal praktik dokter spesialis dan alokasi ruang
periksa. Sistem ini juga memperhitungkan probabilitas ketidakhadiran pasien
(no-show) dan variasi durasi pemeriksaan. Dengan kombinasi model, jadwal dibuat
agar minim konflik, efisien, dan mengurangi waktu tunggu
pasien.
5. Sektor Proyek IT
Aplikasi
Model: Menganalisis kemungkinan
keterlambatan proyek dan menentukan strategi mitigasi
Jenis Model: Probabilistik
Proyek
teknologi informasi cenderung kompleks dan penuh ketidakpastian. Model
probabilistik seperti PERT (Program Evaluation and Review Technique)
digunakan untuk memperkirakan durasi proyek berdasarkan tiga estimasi
waktu: optimis, realistis, dan pesimis.
Contoh Riil:
Sebuah
perusahaan pengembang aplikasi, seperti Gojek Tech, sedang mengembangkan
fitur baru. Dengan menggunakan model PERT, manajer proyek menghitung estimasi
durasi setiap tahapan proyek seperti coding, testing, dan deployment. Jika
hasil perhitungan menunjukkan kemungkinan besar keterlambatan karena testing yang
memakan waktu, maka mereka memutuskan menambah tim QA (Quality Assurance) untuk
mengurangi risiko.
Model
dalam pengambilan keputusan sangat penting dalam berbagai sektor. Model deterministik
digunakan ketika semua variabel diketahui secara pasti, sedangkan probabilistik
digunakan ketika terdapat ketidakpastian. Model kombinasi menggabungkan
keduanya untuk menangani sistem kompleks.
Sektor |
Aplikasi
Model |
Jenis
Model |
Manufaktur |
Menentukan kombinasi produksi optimal
berdasarkan bahan baku dan waktu |
Deterministik |
Logistik |
Mengatur rute pengiriman untuk
meminimalkan biaya dan waktu |
Deterministik |
Perbankan |
Memprediksi waktu tunggu nasabah
di teller |
Probabilistik |
Kesehatan |
Menyusun jadwal dokter dan pasien
secara efisien di rumah sakit |
Kombinasi |
Proyek IT |
Menganalisis kemungkinan
keterlambatan proyek dan menentukan strategi mitigasi |
Probabilistik |
Kesimpulan
Model dalam manajemen sains memainkan peran
sentral dalam membantu organisasi memahami, menganalisis, dan menyelesaikan
permasalahan kompleks secara efisien dan efektif. Dua pendekatan utama dalam
pemodelan, yaitu model deterministik dan probabilistik, menawarkan cara pandang
yang berbeda dalam merepresentasikan realitas sistem. Model deterministik cocok
diterapkan pada situasi dengan parameter yang pasti dan dapat diprediksi,
seperti perencanaan produksi atau logistik. Sementara itu, model probabilistik
sangat berguna untuk menghadapi ketidakpastian dan variabilitas, seperti dalam
manajemen risiko, simulasi proyek, dan teori antrian.
Pemilihan jenis model yang tepat sangat
bergantung pada karakteristik masalah yang dihadapi, ketersediaan data, serta
tingkat ketidakpastian lingkungan. Di sisi lain, penerapan pemodelan yang tepat
dapat memberikan manfaat nyata bagi organisasi, mulai dari efisiensi biaya,
peningkatan pelayanan, pengendalian risiko, hingga perencanaan strategis yang
lebih adaptif. Oleh karena itu, penguasaan atas konsep dan teknik pemodelan
merupakan kompetensi penting bagi para manajer masa kini agar dapat mengambil
keputusan berbasis data dan berdaya saing tinggi.
Daftar
Pustaka
1. Taha,
H. A. (2010). Riset Operasi. Edisi ke-9. Jakarta: Salemba Empat.
2. Nasution,
M. N. (2005). Manajemen Operasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
3. Suharto,
E. (2005). Manajemen Strategis: Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
4. Kusrini.
(2007). Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta:
Andi.
5. Hillier,
F. S., & Lieberman, G. J. (2020). Introduction to Operations Research.
11th Edition. New York: McGraw-Hill Education.
6. Winston,
W. L. (2004). Operations Research: Applications and Algorithms. 4th
Edition. Belmont: Thomson Brooks/Cole.
7. Kelton,
W. D., Sadowski, R. P., & Zupick, N. B. (2015). Simulation with Arena.
6th Edition. New York: McGraw-Hill Education.
8. Chopra,
S., & Meindl, P. (2019). Supply Chain Management: Strategy, Planning,
and Operation. 7th Edition. Pearson.
0 Response to "JENIS-JENIS MODEL DALAM MANAJEMEN SAINS"
Posting Komentar